Literatur yang mendukung kerangka dasar hukum islam

09 October 2022 14:48:01 Dibaca : 35

Nama: Regina malaka

Nim   : 452422073

Prodi : Teknik geologi

Kelas : C

Islam merupakan agama samawi yang memiliki ajaran yang sangat sempurna. Semua masalah diatur dalam Islam, sehingga tidak ada satu pun masalah yang tidak ada ketentuannya dalam Islam. Kesempurnaan Islam ini ditunjang oleh ketiga sumber ajarannya, yakni al-Quran dan Sunnah sebagai sumber ajaran pokoknya serta ijtihad sebagai sumber penegkapnya

Literatur yang mendukung kerangka dasar hukum islam Dikatakan bahwa praktik peradilan menggambarkan bahwa Peradilan Agama menerapkan Syari'at baik dalam pengertian hukum Syara yang siap pakai dan tetap, maupun dengan jalan menggali hukum yang belum jelas diletapkan oleh Syara, baik hal itu telah ditetapkan dalam flqh atau belum. Hal itu tampak berkembang lebih pesat setelah diperluasnya referensi untuk Pengadilan Agama. Dibidang hukum waris umpamanya melalui fatwa oleh salah satu Pengadilan Agama di Jawa Tengah telah terungkap cepatnya perkembangan pemikiran hakim Pengadilan Agama untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sesuai dengan ketentuan zaman sekarang ini. Secara diam-diam tampaknya teori mawali dari Prof. Hazairin telah ditetapkan melalui fatwanya, walaupun melalui dasar pegangan yang lain, yaitu sistem tanzil seperti tersebut dalam kitab Bidayatul Mujtahid.

Islam bermakna sebagai sebuah ketundukan dan penyerahan diri seorang hamba saat berhadapan dengan Tuhannya. Hal ini berarti bahwa manusia dalam berhadapan dengan Tuhannya (Allah) haruslah merasa kerdil, bersikap mengakui kelemahan dan membenarkan kekuasaan Allah swt. Kemampuan akal dan budi manusia yang berwujud dalam ilmu pengetahuan tidaklah sebanding dengan ilmu dan kemampuan Allah swt. Kemampuan manusia bersifat kerdil dan sangat terbatas, semisal hanya terbatas pada kemampuan menganalisis, menyusun kembali bahan-bahan alamiah yang telah ada untuk diolah menjadi bahan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi tidak mampu menciptakan dalam arti mengadakan dari yang tidak ada menjadi ada (invention).

 

 

 

 

 

 

Artikel tentang ketuhanan

09 October 2022 14:40:14 Dibaca : 279

Nama: Regina malaka

Nim   : 452422073

Prodi : Teknik geologi

Kelas : C

Semua umat manusia mempercayai adanya Tuhan sebagai Pencipta yang sekaligus mengatur alam raya ini. Karena ini merupakan sebuah fitrah yang dimiliki manusia. Kalau kita menengok sejarah, banyak sekali konsep Tuhan kepercayaan manusia. Di antaranya seperti orang-orang Yunani yang menganut paham politeisme (keyakinan banyak Tuhan) Bintang adalah Tuhan (Dewa). Venus adalah Dewa Kecantikan, Mars adalah Dewa Peperangan, sedangkan Tuhan Tertinggi adalaha Apollo atau Matahari. Selain itu ada orang-orang Hindu yang menyakini bahwa dewa-dewa dianggap sebagai tuhan-tuhan mereka. Hal itu terlihat dalam Hikayat Mahabarata. Masyarakat Mesir tidak terkecuali, mereka menyakini adanya Dewa Iziz, Dewi Oziris dan yang tertinggi adalah Ra’. Masyarakat Persia pun demikian menyakini bahwa ada tuhan Gelap dan Tuhan Terang. Keyakinan tentang adanya Maha Penguasa ini juga dimiliki oleh masyarakat Arab, mereka lebih bersifat politeisme. Agama Islam melalui kitab suci Al-Quran datang dengan membawa ajaran tauhid untuk meluruskan keyakinan yang salah. Sebagaimana tujuan diturunkannya Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia. Dimana Al-Quran mengarahkan kita kepada tujuan hidup yang benar dan mampu membebaskan diri dari kegelapan menuju terang benderang

Allah adalah sebutan atau nama Tuhan (tiada Tuhan selain Allah); wujud tertinggi, terunik; Zat Yang Maha Suci , Yang Maha Mulia; daripada-Nya kehidupan berasal dan kepada-Nya kehidupan kembali. Para filsuf dizaman kuno menamai Allah SWT dengan nama Pencipta, Akal Pertama, Penggerak pertama, Penggerak Yang tiada Bergerak, Puncak Cinta, dan Wajib al-Wujud. Allah SWT. adalah tuntutan setiap jiwa manusia. Setiap puak dan bangsa manusia merasakan dan menyadari kehadiran-Nya sejak masa yang paling awal dan menamai-Nya menurut istilah-istilah yang mereka tentukan.  Agama Islam adalah agama yang mengenalkan Tuhan dengan melalui isi kandungan ayat-ayat Al-Quran. Kata “Allah “ dalam Al-Quran terulang sebanyak 2697 kali. Belum lagi kata-kata semacam wahid, ahad, ar-Rabb, Al-Ilah atau kalimat yang menafikan adanya sekutu bagi-Nya dalam perbuatan atau wewenang menetapkan hukum atatu kewajaran beribadah kepada selain-Nya serta penegasan lain yang semuanya mengarah kepada penjelesan tentang tauhid, Kata Tuhan Dalam Al-Quran berasal dari kata ilahun terdiri atas tiga huruf: hamzah, lam, ha, sebagai pecahan dari kata laha –yalihu–laihan, yang berarti Tuhan yang Maha Pelindung, Maha Perkasa. Ilahun, jamaknya alihatun, bentuk kata kerjanya adalah alaha, yang artinya sama dengan ‘abada, yaitu‘mengabdi’.Dengan demikian ilahun artinya sama dengan ma‘budun, ‘yang diabdi’. Lawannya adalah ‘abdun, ‘yang mengabdi’, atau ‘hamba’, atau ‘budak’.Dalam kamus besar bahasa Arab Lisan Al-‘Arab karya Ibn Manzhur, kata kata ilahun masih umum, ketika ditambah dengan lam ma‘rifah maka menjadi Alilahun yang tiada lain adalah Allah Swt, yaitu zat yang disembah oleh semua selain-Nya, jamaknya alihatun. Dengan demikian ilahun artinya sama dengan ma‘budun, ‘yang diabdi.18 Quraish Shihab mengatakan kata Ilah (disebut ulang sebanyak 111 kali dalam bentuk mufrad, ilahaini dalam bentuk tatsniyah 2 kali dan alihah dalam bentukjamak disebut ulang sebanyak 34 kali.19Kata ilah (tanpa dhamir) dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 80 kali.Selain ilahun, dalam al-Quran juga terdapat kata rabbun yang digunakan untuk menyebut Tuhan. Kata rabbun terdiri atas dua huruf: ra dan ba, adalah pecahan dari kata tarbiyah, yang artinya Tuhan yang Maha Pengasih. Konsep ketuhanan Yang Maha Esa dalam islam dikembalikan pada wahyu Allah dan risalah yang diterima Rasul. Ke-Esaan menurut knsep ini bukan saja Esa dalam jumlahnya,melainkan Esa dalam segala-galanya. Misalnya Esa dalam wujud-Nya,sifat-Nya dan kehendak-Nya  Tidak ada sekutu bagi Allah dan tidak ada serupa dengannya.Nabi Musa As. suatu ketika pernah bermohon agar Tuhan menampakkan diri-Nya kepadanya, sehingga Tuhan berfirman sebagai jawaban atas permohonannya.

Peristiwa ini membuktikan bahwa manusia agung pun tidak berkemampuan untuk melihat-Nya dalam kehidupan dunia ini. Bukankah kita mengakui adanya angin, hanya dengan merasakan atau melihat bekas-bekasnya? Bukankah kita mengakui adanya “nyawa” bukan saja tanpa melihatnya bahkan tidak mengetahui substansinya?Di sisi lain ada dua faktor yang menjadikan makhluk tidak dapat melihat sesuatu. Pertama, karena sesuatu yang akan dilihat terlalu kecil apalagi dalam kegelapan. Sebutir pasir lebih-lebih di malam yang kelam tidak mungkin ditemukan oleh seseorang. Namun kegagalan itu tidak berarti pasir yang dicari tidak ada wujudnya. Kedua, karena sesuatu itu sangat terang. Demikian pula manusia tidak sanggup menatap matahari dalam beberapa saat saja, bahkan sesaat setelah menatapnya ia akan menemukan kegelapan. Kalau demikian wajar jika mata kepalanya tak mampu melihat Tuhan Pencipta matahari itu. Al-Quran menggunakan seluruh wujud sebagai bukti khususnya keberadaan alam raya ini dengan segala isinya. Berkali-kali manusia diperintah untuk melakukan nadzar, fikr,’aql, serta berjalan di permukaan bumi, guna melihat betapa alam raya ini tidak mungkin terwujud tanpa ada yang mewujudkan. jika masing-masing Pencipta menghendaki sesuatu yang tidak dikehendak oleh pencipta yang lain. Maka seandainya keduanya berkuasa, ciptaan pun akan kacau atau tidak akan mewujud. Kalau salah satu mengalahkan yang lain, maka itu merupakan bukti kebutuhan dan kelemahan mereka, sehingga keduanya bukan Tuhan, karena Tuhan tidak mungkin membutuhkan sesuatu atau lemah atas sesuatu.Dalam al-Quran kata “Tuhan” dipakai untuk sebutan tuhan selain Allah, seperti menyebut berhala, hawa nafsu, dan dewa. Namun kata “Allah” adalah sebutan khusus dan tidak dimiliki oleh kata lain selain-Nya, kerena hanya Tuhan Yang Maha Esa yang wajib wujud-Nya itu yang berhak menyandang nama tersebut, selain-Nya tidak ada, bahkan tidak Boleh. Hanya Dia juga yang berhak memperoleh keagungan dan kesempurnaan mutlak, sebagaimana tidak ada nama yang lebih agung dari nama-Nya itu. Karena kesempunaan Allah itulah maka makhluk-Nya termasuk menusia tidak mampu melihat wujud Allah.  Namun bukan berarti wujud Allah tidak ada, justru al-Qur’an mengisyaratkan kehadiran Tuhan ada dalam diri setiap insan, dan hal tersebut merupakan fitrah (bawaan) manusia sejak asal kejadiannya, wujud Tuhan dapat juga dibuktikan lewat ciptaan-Nya, dan bukti wujud Tuhan juga dapat dibuktikan bahwa Allah Swt. sebagai sebab dasar dari segala sebab. Allah Swt dalam pandangan Islam adalah Allah Ahad, bermakna bahwa Tuhan esa dalam segala aspek, dan tak pernah sekalipun mengandung pluralitas. Dalam surat-surat dan ayat-ayat di dalam Al-Quran banyak yang menerangkan tetang konsep ketuhanan yaitu Allah sebagai Rabb yang pencipta alam raya dan seisinya. Selain dari hal tersebut Al-Quran menerangkan keesaan Allah sebagai wujud konsep ketuhanan dalam agama Islam. Manusia tidak akan bias lepas dari konsep ketuhanan, karena manusia akan berfikir dan mencerna apa yang terjadi di sekelilingnya. Bahwa adanya ciptaan adanya perwujudan manuasia dan alam seisinya sebagai bentuk rasa Rahman dan Rahim dari Allah dan setiap manusia akan selalu berhubungan dengan tuhan sebagai bentuk keyakinan atau ketauhidan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami dan menafsirkan istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis merasa perlu untuk menegaskan istilah-istilah dalam judul tersebut yaitu: 

Konsep ketuhanan : Kepercayaan (kebaktian) kepada tuhan, dasar dasar percaya kepada Tuhan Yang      Maha Esa.

Agama Budha : Tradisi pemikiran dan praktek yang di jelaskan oleh sang Budha (Sidharta Gautama).

Agama Khonghucu : Agama yang di yakini di indonesia di percayai oleh penganutnya yang rata-rata     penganut dari Agama ini adalah orang Tionghoa, kita wajib mengimani Khonghucu sebagai suatu agama dan negara tidak mempunyai hak untuk menentukan pilihan agama atau kepercayaan seseorang.

Paham manusia tentang Tuhan meliputi berbagai jenis kepercayaan seperti kepercayaan Monotheisme, Polyteisme, Monisme Dan Henotheisme. Monotheisme berasal dari kata yunani Monos berarti tunggal, sendirian, satu- satunya, tidak ada yang lain dan theos yang berarti tuhan. Monotheisme adalah paham yang berpendapat bahwa tuhan itu satu, Esa, Tunggal.Tak terbilang. Polyteisme, berasal dari kata yunani Poly yang berarti terbilang, lebih dari satu , beberapa atau banyak dan Theos berarti Tuhan. Polyteisme berarti paham yang . mengimani, menyembah dan memuja banyak Tuhan. Polyteisme disebut juga sebagai paham primitif karena belum bisa membedakan hakikat Tuhan dengan fenomena alam sebagai manifestasi keberadaan tuhan. Dalam Polyteisme terdapat Animism, Dinamisme, Paganisme Yang intinya berpendapat bahwa penguasa-penguasa lain didunia ini selain Allah yang berupa benda-benda alam, roh-roh halus, dewa-dewa,makhluk halus, bahkan manusia. Henotheisme pula adalah paham yang mengkonsentrasikan diri pada tuhan yang tunggal tetapi dalam mitos masih mengakui adanya tuhan-tuhan lain.

Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang bersifat di antara keduanya. Sebab timbulnya aliran tersebut adalah karena adanya perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran dan Hadis dengan pendekatan kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat tradisional. Sedang sebagian umat Islam yang lain memahami dengan pendekatan antara kontektual dengan tektual sehingga lahir aliran yang bersifat antara liberal dengan tradisional.

A. Mu’tazilah yang merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan dalam Islam. Orang islam yang berbuat dosa besar, tidak kafir dan tidak mukmin. Ia berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal manzilatain).Dalam menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani, satu sistem teologi untuk mempertahankan kedudukan keimanan. Hasil dari paham Mu’tazilah yang bercorak rasional ialah muncul abad kemajuan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun kemajuan ilmu pengetahuan akhirnya menurun dengan kalahnya mereka dalam perselisihan dengan kaum Islam ortodoks. Mu’tazilah lahir sebagai pecahan dari kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawarij.

B. Qodariah yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan kafir atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya.

Semua aliran itu mewarnai kehidupan pemikiran ketuhanan dalam kalangan umat islam periode masa lalu. Pada prinsipnya aliran-aliran tersebut di atas tidak bertentangan dengan ajaran dasar Islam. Oleh karena itu umat Islam yang memilih aliran mana saja diantara aliran-aliran tersebut sebagai teologi mana yang dianutnya, tidak menyebabkan ia keluar dari islam. Menghadapi situasi dan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini, umat Islam perlu mengadakan koreksi ilmu berlandaskan al-Quran dan Sunnah Rasul, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu. Di antara aliran tersebut yang nampaknya lebih dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan etos kerja adalah aliran Mu’tazilah dan Qadariah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

pengalaman saat pkkmb

21 August 2022 14:09:29 Dibaca : 22

seru, bisa saling kenal dengan teman baru apalagi mc yang sangat komunikatif.sesi sesi yang di berikan pun benar benar membantu saya sebagai mahasiswa baru sehingga saya bisa mengetahui bagaimana ung dan sistem perkuliahan yang ada.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong