Simulasi Percobaan Hukum Mendel Dengan Menggunakan kancing Genetika Pada Persilangan Monohibrid Dan Dihibrid

14 October 2024 15:59:32 Dibaca : 20

A. Judul

 Simulasi Percobaan Hukum Mendel Dengan Menggunakan Kancing Genetika Pada Persilangan Monohibrid Dan Dihibrid 

B. Tujuan Praktikum

  1. Mendefinisikan istilah gen, lokus, genotife, fenotife,dominan dan resesif.
  2. Menyusun persilangan dengan satu sifat beda (Monohibrid)
  3. Menyusun persilangan dengan dua sifat beda (Dihibrid)

C. Alat dan Bahan 

   •Kantong Jas Laboratorium 

   •Kancing Genetika (Model Gen)

D. Prosedur Kerja

Hasil Dan Pembahasan

Tabel Hasil Pengamatan Monohibrid:

Tabel Hasil Pengamatan Dihibrid:

Pembahasan 

   Dalam Praktikum diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid. Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih rumitdibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus. Konsep penting dalam berbicara genetika populasi yang melibatkan dua lokus adalah adanya keterkaitan antar keduanya (Wijayanto,dkk. 2015).

   Hukum Mendel I menyatakan bahwa pewarisan sifat dari kedua gen induk yang berupa pasangan alel yang akan mengalami pemisahan. Pemisahan tersebut akan diterima oleh setiap gamet dengan jumlah satu gen induk yang diterimanya. Hukum Mendel I dapat disebut dengan hukum Segregasi bebas yang menyatakan pewarisan sifat induk pada pembentukan gamet keturunan akan melalui pembelahan gen induk yakni terjadi pada persilangan monohibrid. Monohibrid adalah persilangan antar dua individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki satu sifat yang berbeda. Monohibrid menghasilkan keturunan pertama (F1) yang seragam. Keturunan pertama (F1) monohibrid mempunyai fenotip yang serupa dengan induknya yang dominan jika dominansi tampak sepenuhnya. Pemisahan alel terjadi saat keturunan pertama (F1) heterozigot membentuk gamet-gamet yang akan menyebabkan gamet hanya memiliki salah satu alel saja (Akbar et al 2015).

   Dalam percobaan dihibrid dapat diketahui bahwa persilangan dihibrid adalah perkawinan antara dua individu dari spesies yang sama yang memiliki dua sifat berbeda. Persilangan Dihibrid sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi independen tassortment of gen atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sel alel secara bebas pergi kemasing-masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Sama halnya dengan monohibrid, dihibrid pun mengenal sifat dominan dan intermediet (Suryo, 2016).

   persilangan dihibrid, yaitu persilangan antara dua individu yang memiliki dua sifat berbeda yang masing-masing dikendalikan oleh sepasang gen. Persilangan ini didasarkan pada Hukum Mendel II (Hukum Asortasi Bebas), yang menjelaskan bahwa gen-gen yang mengontrol sifat-sifat berbeda akan bersegregasi atau terpisah secara independen selama pembentukan gamet (Pierce, 2017).

 

Dokumentasi 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong