Pengamatan Bentuk Sel Darah Manusia Melalui Metode Pewarnaan Giemsa
A. Judul
Pengamatan Bentuk Sel Darah Manusia Melalui Metode Pewarnaan Giemsa
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa terampil membuat apusan darah yang dapat memberi gambaran yang jelas mengenai bentuk-bentuk sel darah
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Kerja
Hasil Pengamatan
Hasil Dan Pembahasan
Pada praktikum pertama praktikan melakukan pengamatan bentuk sel darah manusia melalui petide pewarnaan giemsa.Metode pewarnaan Giemsa adalah teknik yang umum digunakan untuk mengamati bentuk dan struktur sel darah manusia di bawah mikroskop. Pewarna Giemsa mengandung campuran azure, eosin, dan methylene blue yang memungkinkan pewarnaan kontras antara berbagai komponen sel darah, seperti inti dan sitoplasma. Pewarnaan ini menghasilkan warna biru atau ungu pada inti sel karena afinitas methylene blue dan azure terhadap DNA, sementara eosin mewarnai sitoplasma dengan warna merah muda. Pada sel darah merah (eritrosit), pewarnaan Giemsa memberikan warna merah muda atau oranye, dengan bentuk bulat tanpa inti, yang tampak seperti cakram bikonkaf. Sementara itu, sel darah putih (leukosit) menunjukkan ciri khas masing-masing jenisnya: neutrofil dengan inti bersegmen dan granula ungu muda, eosinofil dengan granula merah terang, basofil dengan granula besar biru tua, limfosit dengan inti bulat besar dan sitoplasma biru muda, serta monosit dengan inti berbentuk ginjal. Trombosit tampak sebagai fragmen kecil berwarna ungu tanpa inti. Dengan pewarnaan Giemsa, variasi struktur dan bentuk sel darah dapat diamati dengan jelas, memudahkan identifikasi dan diagnosis kondisi hematologi atau infeksi parasite (Murray,2015). Pengamatan sel darah manusia ini, dilakukan dengan metode apus (olesan/oles). Sampel darah yang digunakan yaitu darah manusia. Berdasarkan hasil dan foto yang diperoleh saat pemeriksaan di bawah mikroskop, preparat apus darah dengan pewarnaan giemsa ini terlihat cukup baik dan dapat terlihat adanya eritrosit dan beberapa macam leukosit yang tampak menonjol dengan warna ungu. Jumlah eritrosit tampak paling banyak jika dibandingkan dengan leukosit (Subowo,2020). Eritrosit tampak dimikroskop berwarna merah transparan dengan bulatan ditengah yang sebenarnya adalah cekungan dan tidak berinti. Leukosit, terdapat bagian yang berwarna lebih gelap, yaitu inti sel. Jenis leukosit yang tampak pada pengamatan yang adalah neutrofil (paling banyak) dan limfosit (Marianti, 2015). Pada pengamatan sel darah manusia ini menggunakan beberapa larutan, diantaranya yaitu alkohol, yang berfungsi untuk mensterilkan jari tengah dan peralatan seperti jarum franke dan gelas benda. Metil alkohol berfungsi untuk fiksator dalam proses fiksasi, dan larutan giemsa berfungsi untuk melakukan pewarnaan seluruh permukaan film darah. Maksud dari pembuangan tetesan darah pertama saat pembuatan film darah yaitu agar darah tidak terkontaminasi dengan alkohol sewaktu jari tengah dibersihkan dan tetesan kedua dan ketiga dianggap sudah steril dan baru bisa diambil untuk dijadikan sampel dan diamati bagian-bagian maupun morfologinya (Rudyatmi, 2018).
Dokumentasi
(Melakukan Pengamatan Dibawah Mikroskop)
Pengamatan Organ Dan Sistem Organ Pada Tumbuhan Dan Hewan
A. Judul Praktikum
Pengamatan Organ Dan Sistem Organ Pada Tumbuhan Dan Hewan
B. Tujuan Praktikum
- Menjelaskan derivate-derivat organ pokok tumbuhan
- Menjelaskan bagian-bagian akar pada tumbuhan
- Menjelaskan bagian-bagian batang pada tumbuhan
- Menejelaskan bagian-bagian daun pada tumbuhan
- Menyebutkan bagian-bagian dari alat reproduksi pada tumbuhan
- Menjelaskan bagian-bagian pada cyprinus carpio
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Kerja
Hasil Dan Pembahasan
Pembahasan
Pada praktikum pertama praktikan melakukan pengamatan organ dan sistem organ pada tanaman Amaranthus spinosus, Zea mays, Musa paradisiaca, Caesalpinia pulcherima.
Tanaman merupakan organisme yang bersifat autotrof serta mampu menghasilkan bahan makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman yang dibudidaya tumbuh dengan normal merupakan salah satu target yang ideal bagi para petani dalam memproduksi yang tentunya dapat dimanfaatkan bagi dirinya sendiri, pemenuhan kebutuhan industri pada bidang food funtional maupun farmaseutikal. Berbicara mengenai tanaman dalam agronomi terdapat beberapa komoditas yang mudah rusak, tidak tahan simpan bahkan klimaterik salah satunya adalah komoditas hortikultura. Tanaman dengan komoditas hortikultura banyak dimanfaatkan dalam food functional maupun farmaseutikal dari kegiatan hasil pertanian. Tanaman yang berasal dari komoditas hortikultura disisi lain sangat berpotensi terserang hama maupun penyakit baik karena faktor abiotic maupun biotik. Faktor biotik merupakan salah satu faktor yang paling sering terjadi dalam mendistribusikan penyakit tanaman yaitu berasal dari komoditas hortikultura, sehingga berpotensi dalam menurunkan produktivitas tanaman yang menjadi penghambat bagi para petani dalam memenuhi kebutuhan pangan fungsional dan farmaseutikal. Fusarium solani merupakan salah satu faktor biotik yang dominan ditemukan dalam mendistribusikan penyakit dan infeksi pada tanaman yang berasal dari komoditas hortikultura bakteri adalah mikroorganisme prokariotik yang memiliki struktur sederhana namun efektif. Mereka tidak memiliki organel yang terkait membran dan materi genetiknya tidak berada dalam nukleus (Irianto, 2016).
struktur organ pada tumbuhan dan hewan memiliki peran yang khas dalam menjaga kelangsungan hidup. Pada tumbuhan, jaringan xilem dan floem penting dalam distribusi udara dan nutrisi, sedangkan pada hewan, sistem peredaran darah membantu distribusi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Perbandingan ini menunjukkan adanya perbedaan mendasar dalam cara tumbuhan dan hewan mempertahankan fungsinya, namun tetap memiliki prinsip dasar yang sama, yaitu keberlangsungan hidup (Nuraini & Setiawan, 2020).
Pada pengamatan kedua praktikan mengamati morfologi dan anatomi pada hewan, hewan yang digunakan yaitu Cyprinus carpio dan Oreochrmis niloticus.
Hewan atau binatang atau marga satwa atau satwa saja adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan animalia atau metozoa, adalah satu dari berbagai makhluk hidup yang terdapat dialam semesta (Yohana, Dkk, 2017).
Ikan mas (Cyprinus carpio) adalah spesies ikan air tawar yang termasuk dalam keluarga Cyprinidae. Ikan ini dikenal luas sebagai ikan hias dan juga sebagai sumber pangan. Ikan mas memiliki tubuh yang robust, warna yang bervariasi, dan dapat tumbuh hingga ukuran besar. Selain itu, ikan mas juga sering dibudidayakan dalam kolam atau akuarium. Ikan mas memiliki beberapa varietas, termasuk ikan mas koi yang sering dipelihara di kolam hias (Suyatno, 2015).
Ikan nila (oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan yang produksi yang sudah cukup lama dikenal oleh masyarakat Indonesia pertama kali ikan nila didatangkan ke Indonesia dari Taiwan pada tahun 1967 kemudian nilai merah NIFI tahun 1981 dan nilai hitam Chitralada tahun 1984 (Arifin dan Kurniasih, 2017).
Dokumentasi:
(Melakukan Pengukuran Tinggi Batang Pada Tanaman Caesalpinia pulcherima)
Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri Dan Jamur.
A. Judul Praktikum
Analisis Perbedaan Struktur Morfologi Pada Bakteri Dan Jamur.
B. Tujuan Praktikum
- Untuk Morfologi Koloni Bakteri
- Untuk Mempelajari Morfologi Koloni Jamur (Kapang dan Khamir).
C. Alat dan Bahan
D. Prosedur Kerja
Hasil Dan Pembahasan
Hasil:
Pembahasan:
Pada hari selasa tanggal 15 oktober 2024, kami sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok melakukan pra-lab untuk membuat media sediaan bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus Aureus. Bahan yang kami gunakan yaitu 150 ml aquadest, 3 gr NA, dan 1 gr bubuk powder. Sebelumnya alat yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dalam laminar air flow. Kemudian 150 ml aquadest, 3 gr NA, dan 1 gr bubuk powder dicampur dalam tabung erlenmeyer yang sudah disterilkan. Selanjutnya dipanaskan pada hot plate selama 10 menit dengan suhu 60°. Setelah itu media yang dibuat di sterilkan pada auto clave pada suhu 121° selama 15 menit. Setelah media disterilkan, kemudian dimasukkan dalam laminar air flow. Setelah itu dimasukkan kedalam inkubator dan didiamkan selama 1x24 jam.
Kemudian pada rabu 16 oktober kami melakukan pengamatan pada bentuk, margin, ukuran, warna serta jumlah pada bakteri Escherichia coli dan bakteri Staphylococcus aureus yang telah kami buat pada Selasa 12 oktober 2024 yang kami diamkan selama 1x24 jam. Dimana kami mendapatkan jumlah bakteri Escherichia Coli sebanyak 35, dan bakteri Staphylococcus aureus sebanyak 637 yang dihitung menggunakan colony counter.
Bakteri adalah mikroorganisme prokariotik yang memiliki struktur sederhana namun efektif. Mereka tidak memiliki organel yang terkait membran dan materi genetiknya tidak berada dalam nukleus (Irianto, 2016).
Langkah pertama yang dilakukan oleh praktikan pada morfologi jamur yaitu mengambil sampel jamur pada roti menggunakan pinset, yang kemudian diletakkan pada kaca preparat yang sudah disterilkan menggunakan alkohol. Setelah itu sampel diteteskan larutan pewarna giemsa, yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan cover glass dan kemudian diamati dibawah mikroskop.
Menurut Syaifuddin (2017) Kerusakan roti tawar umumnya disebabkan oleh pertumbuhan kapang yaitu Aspergilus Flavus dan Rhizopus sp. Beberapa kapang dapat menimbulkan aflatoksin yang berbahaya untuk manusia. Salah satunya spesies kapang yang memiliki sifat merugikan adalah Aspergilus Flavus. Kapang Aspergilus Flavus merupakan kapang penghasil utama mikotoksin yaitu aflatoksin. Aflatoksin merupakan toksin yang berasal dari fungi yang diketahui mematikan dan karsinogenik untuk manusia. Tingginya kandungan aflatoksin pada makanan bisa mengakibatkan keracunan.
Jamur (Fungi) adalah organisme eukariotik yang memiliki struktur sel kompleks dengan inti sejati dan organel yang terikat membran. Mereka termasuk dalam kingdom Fungi, yang terpisah dari kingdom tanaman, hewan, dan bakteri. Jamur dapat bersifat uniseluler, seperti ragi, atau multiseluler, seperti kapang dan cendawan. Mereka memperoleh nutrisi dengan cara heterotrof, yaitu dengan menyerap bahan organik dari lingkungannya melalui sekresi enzim ekstraseluler (Blackwell, 2017). Jamur memainkan peran penting dalam ekosistem sebagai dekomposer, dan beberapa di antaranya juga digunakan dalam industri bioteknologi untuk produksi obat-obatan dan makanan (Cubillos-Ruiz et al., 2021).
Dokumentasi:
(Melakukan Perhitungan Koloni Bakteri)
(Melakukan Pengamatan Koloni Jamur Dibawah Mikroskop).
Simulasi Percobaan Hukum Mendel Dengan Menggunakan kancing Genetika Pada Persilangan Monohibrid Dan Dihibrid
A. Judul
Simulasi Percobaan Hukum Mendel Dengan Menggunakan Kancing Genetika Pada Persilangan Monohibrid Dan Dihibrid
B. Tujuan Praktikum
- Mendefinisikan istilah gen, lokus, genotife, fenotife,dominan dan resesif.
- Menyusun persilangan dengan satu sifat beda (Monohibrid)
- Menyusun persilangan dengan dua sifat beda (Dihibrid)
C. Alat dan Bahan
•Kantong Jas Laboratorium
•Kancing Genetika (Model Gen)
D. Prosedur Kerja
Hasil Dan Pembahasan
Tabel Hasil Pengamatan Monohibrid:
Tabel Hasil Pengamatan Dihibrid:
Pembahasan
Dalam Praktikum diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan jumlah sifat yang disilangkan, terdapat dua macam persilangan yaitu persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid. Persilangan monohibrid merupakan persilangan dengan satu sifat beda sedangkan persilangan dihibrid merupakan persilangan dengan dua sifat beda. Persilangan dihibrid ini lebih rumitdibandingkan dengan persilangan monohibrid karena pada persilangan dihibrid melibatkan dua lokus. Konsep penting dalam berbicara genetika populasi yang melibatkan dua lokus adalah adanya keterkaitan antar keduanya (Wijayanto,dkk. 2015).
Hukum Mendel I menyatakan bahwa pewarisan sifat dari kedua gen induk yang berupa pasangan alel yang akan mengalami pemisahan. Pemisahan tersebut akan diterima oleh setiap gamet dengan jumlah satu gen induk yang diterimanya. Hukum Mendel I dapat disebut dengan hukum Segregasi bebas yang menyatakan pewarisan sifat induk pada pembentukan gamet keturunan akan melalui pembelahan gen induk yakni terjadi pada persilangan monohibrid. Monohibrid adalah persilangan antar dua individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki satu sifat yang berbeda. Monohibrid menghasilkan keturunan pertama (F1) yang seragam. Keturunan pertama (F1) monohibrid mempunyai fenotip yang serupa dengan induknya yang dominan jika dominansi tampak sepenuhnya. Pemisahan alel terjadi saat keturunan pertama (F1) heterozigot membentuk gamet-gamet yang akan menyebabkan gamet hanya memiliki salah satu alel saja (Akbar et al 2015).
Dalam percobaan dihibrid dapat diketahui bahwa persilangan dihibrid adalah perkawinan antara dua individu dari spesies yang sama yang memiliki dua sifat berbeda. Persilangan Dihibrid sangat berhubungan dengan hukum Mendel II yang berbunyi independen tassortment of gen atau pengelompokan gen secara bebas. Hukum ini berlaku ketika pembentukan gamet, dimana gen sel alel secara bebas pergi kemasing-masing kutub ketika meiosis. Hukum Mendel II disebut juga hukum asortasi. Sama halnya dengan monohibrid, dihibrid pun mengenal sifat dominan dan intermediet (Suryo, 2016).
persilangan dihibrid, yaitu persilangan antara dua individu yang memiliki dua sifat berbeda yang masing-masing dikendalikan oleh sepasang gen. Persilangan ini didasarkan pada Hukum Mendel II (Hukum Asortasi Bebas), yang menjelaskan bahwa gen-gen yang mengontrol sifat-sifat berbeda akan bersegregasi atau terpisah secara independen selama pembentukan gamet (Pierce, 2017).
Dokumentasi
Pengamatan Fase Mitosis dan Letak Kromosom Pada Allium Cepa L.
A. Tujuan Praktikum
1. Mengenal fase-fase mitosis dengan mengamati letak kromosom
2. Mengenal tahapan dalam pembuatan preparat metode squash yang digunakan dalam pengamatan mikroskop
B. Alat dan Bahan
a. Ujung akar bawang merah (Allium cepa L.)
b. Botol Flakon
c. Larutan H202
d. Alkohol 70%
e. Acetocarmin
f. Cutter berkarat
g. Tisu
h. Kaca Preparat
i. Cover glass
j. Bunsen
k. Spritus
l. Korek api
m. Cawan petri
C. Prosedur Kerja
Hasil dan Pembahasan
Pembahasan:
Pada pengamatan ini didapatkan hasilnya adalah fase profase dan telofase. Pada fase profase yaitu didalamnya kita melihat nukleus atau inti sel dan dinding sel. Pada fase ini profase adalah tahap awal dari fase mitosis dan pada fase ini benang spindel mulai terbentuk,dan membran inti sel mulai menghilang, sedangkan pada fase telofase kita hanya mendapatkan nukleus dan fase ini kromosom yang telah terpisah akan mulai mulai dekondensasi kembali menjadi kromatin, dan membran inti akan terbentuk kembali di sekitar kromosom.
Sel sebagai unit fungsional memiliki kemampuan bereproduksi yang pada umumnya dikenal dengan Mitosis dan Meiosis.Mitosis berfungsi dalam pertambahan jumlah sel yang terdapat pada jaringan meristematik seperti ujung akar bawang.Preparat diberikan H202 untuk melunakkan dinding sel dan diberi pewarna agar benang-benang kromatin terlihat jelas.Pada pembelahan mitosis terdiri dari empat tahap yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Pada mitosis tidak terjadi proses pindah silang seperti pada meiosis tetapi kromoson dari induk akan diturunkan secara identik kepada sel anak. Hasil dari mitosis berupa dua sel anak yang memiliki kromosom yang identik dengan induknya.Hasil pengamatan pada mikroskop menunjukkan hasil yang mirip dengan gambar pustaka untuk tahap profase dan telofase.
Proses penumbuhan akar menggunakan media air pada gelas plastik selama 1 minggu atau akar tumbuh setidaknya berukuran 2-3 cm dan pemotongan dilakukan pada pukul 24:00. Menurut Abdullah et al., (2017).
Penggunaan pewarna dalam preparat bertujuan untuk mempertajam dan memperjelas gambaran sel sehingga mudah diteliti dibawah mikroskop (Gresbi dalam Jannah et al., 2019).
Dokumentasi:
(Melakukan pemotongan akar pada bawang merah pada pukul 00:00)
(Mengambil sampel dari dalam botol flakon)
(Melakukan pemotongan pada akar bawang merah)
Hasil:
(Hasil dari fase profase dibawah mikroskop)
(Hasil dari fase telofase dibawah mikroskop)
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong