Percobaan Difusi dan Osmosis Berdasarkan Pada Solanum tuberosum. Sifat Zat dan Konsentrasi larutan Berbeda
A. Tujuan Praktikum
Mengamati proses terjadinya difusi dan osmosis
B. Alat dan Bahan
C. Prosedur Kerja
Hasil Dan Pembahasan :
Hasil
Menuangkan kristal CuSO4 (Nutrisari)
Mengukur berat kentang (Solanum tuberosum)
Melihat berapa lama waktu yang diperlukan untuk melarutkan larutan kristal CuSO4 yang diaduk.
Pembahasan
Pada praktikum kedua ini, praktikan mengamati proses terjadinya difusi pada kristal CuSO4 (Nutrisari) dan Larutan eosin (Pewarna makanan), Serta proses terjadinya osmosis pada kentang (solanum tuberosum).
Pada percobaan kali ini diperlukan alat yaitu gelas Beker, pipet tetes, pengadukan, dan stopwatch. Sedangkan bahan yang diperlukan yaitu Larutan NaCl 50%, kristal CuSO4 (Nutrisari), aquadest, larutan eosin (pewarna makanan), dan solanum tuberosum.
Menurut Loveless (2015) Difusi adalah penyebaran molekul suatu zat yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetik. Konsentrasi larutan itu sendiri merupakan banyaknya jumlah zat terlarut dalam pelarut. Cepat lambatnya difusi dan osmosis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara lain perbedaan konsentrasi, suhu, tekanan, dan matrik atau bahan penyusun.
Tanaman kentang merupakan komoditas hortikultura yang cukup strategis dalam penyediaan bahan pangan untuk mendukung ketahanan pangan (Karjadi, 2016).
Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membran semipermeable (selektif permeable) dari larutan berkadar rendah menuju larutan berkadar tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler permeable terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh di seluruh bagian tubuh sama (Anthara dan Suartha, 2021).
Dari hasil pengamatan ini kita dapat melihat bahwa ada perbedaan perlakuan dari proses difusi baik larutan di aduk dan tidak di aduk, begitupun pada percobaan osmosis dimana kentang memiliki bentuk dan hasil yang berbeda baik yang direndam aquadest dan larutan NaCl.
Analisis Perbedaan Struktur Sel Hewan dan Sel tumbuhan
A. Tujuan Praktikum
- Menjelaskan struktur sel hewan dan sel tumbuhan
- Menyebutkan bagian-bagian sel hewan dan tumbuhan
- Menjelaskan perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
B. Alat dan Bahan
- Mikroskop
- Pipet tetes
- Gelas objek
- Gelas penutup
- Tusuk gigi
- selaput dalam umbi lapis Allium cepa
- Aquadest
- Mukosa pipi
C. Prosedur Kerja
Hasil dan Pembahasan:
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh praktikan yaitu mengamati pertumbuhan preparat hewan dan pertumbuhan preparat tumbuhan. Dimana pengamatan ini bertujuan untuk mengamati struktur dan bagian-bagian sel allium cepa, dan sel mukosa pipi. Alat yang diguanakan antara lain mikroskop, pinset tetes, gelas objek, kaca preparat, tusuk gigi, dan alat dokumentasi. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain selaput dalam umbi lapis Allium cepa, mukosa pipi, dan aquadest.
Pada pengamatan yang pertama praktikan mengamati struktur serta bagian-bagian selaput dalam umbi lapis Allium cepa dengan menggunakan pinset sebagai alat yang digunakan untuk mengambil selaput bagian dalam umbi lapis dan diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 100 x 10.
Bawang merah dilaporkan kaya akan serat makanan dan gula, serta kandungan air yang tinggi dengan kandungan natrium yang rendah tetapi kaya akan kalium, magnesium, fosfor kalsium, asam folat dan vitamin B6. Selain itu, bawang merah memiliki kadar asam glutamat dan arginin yang tinggi dengan kandungan lipid yang relatif rendah (Suleriat et al., 2015).
Pada pengamatan kedua praktikan mengamati struktur serta bagian-bagian dari mukosa pipi dengan menggunakan tusuk gigi sebagai alat untuk mengorek bagian dalam pipi yang kemudian diamati dibawah mikroskop dengan menggunakan perbesaran 4 x 10.
Sel mukosa pipi tidak memiliki dinding sel dan mengandung kelenjar campuran, serta bentuk selnya yang tidak beraturan (beracak).
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong