ANALISIS PERBEDAAN STRUKTUR MORFOLOGI PADA BAKTERI DAN JAMUR

18 October 2024 12:11:29 Dibaca : 6

A. Judul

    Analisis perbedaan struktur morfologi pada bakteri dan jamur

B. Tujuan 

  1. Untuk morfologi koloni bakteri
  2. Untuk mempelajari morfologi jamur (kapang dan khamir)

C. Alat dan Bahan 

D. Prosedur kerja

E. Tabel hasil pengamatan

F. Pembahasan 

     Pada hari selasa tanggal 15 oktober 2024, kami sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok melakukan pra-lab untuk membuat media sediaan bakteri Escherichia Coli dan Staphylococcus Aureus. Bahan yang kami gunakan yaitu 150 ml aquadest, 3 gr NA, dan 1 gr bubuk powder.      Sebelumnya alat yang digunakan terlebih dahulu disterilkan dalam laminar air flow. Kemudian 150ml aquadest, 3 gr NA, dan 1 gr bubuk powder dicampur dalam tabung erlenmeyer yang sudah disterilkan.Selanjutnya dipanaskan pada hot plate selama 10 menit dengan suhu 60°.Setelah itu media yang dibuat di sterilkan pada auto clave pada suhu 121° selama 15 menit 2 sampai 3 menit. Tuang media 1/4 dari 150 ke 10 cawan petri (15 mm percawan petri). Setelah media disterilkan, kemudian dimasukkan dalam laminar air flow. Setelah itu dimasukkan kedalam inkubator dan didiamkan selama 1x24 jam.

    Pada hari Rabu tanggal 16 Oktober kami melakukan pengamatan pada bentuk,margin,ukuran,warna dan jumlah pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang telah kami diamkan selama 1x24 jam.Dimana kami mendapatkan jumlah bakteri Staphylococcus aureus sebanyak 554 dan bakteri Escherichia coli sebanyak 63 menggunakan alat colony counter. Langkah pertama yang dilakukan oleh praktikan pada morfologi jamur yaitu mengambil sampel jamur pada roti menggunakan pinset, yang kemudian diletakkan pada kaca preparat yang sudah disterilkan menggunakan alkohol. Setelah itu sampel diteteskan larutan pewarna giemsa, yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan cover glass dan kemudian diamati dibawah mikroskop.

     Koloni bakteri merupakan populasi sel bakteri yang sangat banyak yang berkembang biak dari satu bakteri, yang hidup secara kompak pada media yang bergizi. Populasi mikroba dalam koloni ini secara genetik serupa, sehingga koloni ini mirip dengan klon. Banyak koloni bakteri yang menunjukkan morfologi bulat atau tidak beraturan, sementara yang lain menyerupai bentuk filamen atau miselium yang mirip dengan aktinomisetes. Koloni yang tak terhitung jumlahnya menggambarkan kehalusan yang ekstrem, dengan diameter berukuran kurang dari 1 milimeter, sehingga mereka mendapat julukan "punctiform," atau titik-titik. Untuk memudahkan pengamatan cetakan kecil tersebut, penggunaan mikroskop direkomendasikan. Pewarnaan koloni sering kali bervariasi, tergantung spesies, dengan rona mulai dari putih mencolok hingga penampakan kuning pucat, dengan nuansa ungu dan ungu yang diselingi.

    Koloni bakteri dapat menunjukkan berbagai macam tekstur permukaan mungkin berkilap dan permukaannya halus, kasar, dengan hasil akhir matte, atau menunjukkan ketidakrataan yang menyerupai kerutan. Sifat taktil koloni ini dapat sangat berbeda dari konsistensi seperti mentega, hingga tekstur lengket yang melekat kuat pada loop dan sulit dilepas, hingga sifat rapuh atau mudah pecah, yang dapat mengindikasikan pengeringan atau fragmentasi, dan terakhir, hingga tekstur kental seperti lendir. (Sri Noviawati, 2018) 

    Jamur, yang meliputi ragi, jamur berfilamen, dan jamur, merupakan kumpulan spesies eukariotik. Berkembang biak paling baik dalam kondisi lembap dan hangat, jamur dapat diklasifikasikan berdasarkan atribut morfologi dan molekulernya. Membudidayakan jamur pada media padat, seperti Potato Dextrose Agar (PDA), memungkinkan karakterisasi morfologi yang jelas, menjadikan PDA alat yang sering digunakan untuk kultur jamur di laboratorium. Selama pertumbuhan stabil pada media tersebut, jamur membentuk koloni, masing-masing dengan morfologi yang khas. Koloni jamur menunjukkan morfologi yang berbeda jika dibandingkan dengan koloni bakteri. Mereka muncul sebagai koloni bertekstur tepung atau berbulu. Hifa jamur menembus media padat membentuk akar semu atau koloni berfilamen yang berlawanan dengan muncul sebagai koloni bakteri yang mungkin direpresentasikan sebagai titik-titik minyak kecil. Pigmentasi hifa dan spora juga sangat bervariasi di antara spesies jamur yang berbeda. (Hartuti, 2016).

 

Dokumentasi

Bakteri sebagai objek pengamatan

jamur sebagai objek pengamatan

mengamati jamur menggunakan mikroskop

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong