Laporan Fisika

29 October 2015 01:59:20 Dibaca : 1588

1. .PENGUKURAN CARA STATISUntuk mengukur volume zat padat yang teratur bentuknya (kontinu) dapat pula dilakukan secaratidak langsung dengan mengukur perubah (variabel) yang membangunnya.Volume balok dapat juga dilakukan dengan cara mengukur panjang lebar dan tinggi dari balokitu sehingga :
2. 4. Vbalok = p x l x tDengan;p = panjang balokl = lebar balokt = tinggi balokSedangkan volume silinder pejal dapat juga dilakukan dengan mengukur diameter dan panjangsilinder itu sehingga: Vsilinder = ¼ π d2 .pDengan;d = diameter silinderp = panjang silinderDalam menentukan massa jenis suatu benda pada percobaan ini, akan menerapkan HukumArchimmides :setiap benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya keatas sebesar beratfluida yang dipindahkan oleh benda itu.Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga massa jenis yang dihitung secarakonfensional (hitung massa dan volume) dan dengan menerapkan hukum Archimides.PENGUKURAN CARA DINAMISUntuk mengukur benda dengan cara dinamis, maka benda harus dicari dahulu masa di udara danmasa di air dengan menggunakan neraca teknis.Massa jenis (rapat massa) suatu zat adalah massa tiap satuan volume atau dapat dirumuskan: V = Mu – MaDengan ;Mu = Massa udaraMa = Massa air ρ= –Dengan ;ρ = massa jenis (g/cm3)M = massa zat (g)V = volume zat (cm3)Jika massa dan volume dapat diketahui dengan cara menimbang zat itu dengan timbangan atauneraca teknis sehingga besaran massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya. Untukmengukur langsung volume zat padat dapat dilakukan dengan memasukkan zat padat itu ke
dalam gelas ukur yang berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka perubahanpenunjukan volume itu dari zat padat tersebut.Tetapi untuk mengukur volume zat padat besarannya tidak selalu dapat diukur langsung sepertiitu karena terdapat zat padat yang massa jenisnya lebih kecil dari zat cair sehingga kalau zatpadat tersebut dimasukkan ke dalam zat cair akan mengapung atau melayang ( tidak tenggelamseluruhnya)
http://www.slideshare.net/hanifahipeh/laporan-praktikum-fisika-dasar-pengukuran-dasar-benda-padat

Pengamatan suatu gejala umumnya tidak lengkap bila tidak menghasilkan informasi kuantitatif. Untuk memperoleh informasi semacam ini dibutuhkan pengukuran suatu sifat fisis, dan karenanya pengukuran merupakan suatu bagian besar dari kegiatan rutin para ahli fisika eksperimen. Lord Kevin mengatakan bahwa pengetahuan kita memuaskan hanya bila kita mampu menyatakan dalam bilangan. Meskipun tuntutan ini mungkin berlebihan, hal ini menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan membutuhkan tidak hanya penggunaan matematika untuk menunjukan hubungan antara berbagai besaran, tetapi juga untuk mengolah hubungan-hubungan ini. Matematika adalah bahasa dari fisika.
Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengkaitkan suatu bilangan pada suatu sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatusatuan. Sebelum mengukur sesuatu, pertama-tama kita harus memiliki suatu satuan bagi masing-masing besaran yang akan di ukur.
Hukum-hukum fisika menyatakan hubungan antara besaran-besaran fisik, seperti panjang, waktu, gaya, energi, dan suhu. Jadi, kemampuan untuk mendefinisikan besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukur secara teliti merupakan suatu syarat dalam fisika. Pengukuran setiap besaran fisik mencakup perbandingan besaran tersebut dengan beberapa nilai satuan besaran tersebut, yang telah didefinisikan secara tepat.
Semua besaran fisik dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai contoh, kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya meter per sekon atau mil per jam. Banyak besaran seperti gaya, momentum, kerja, energi, dan daya, dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok–panjang, waktu dan massa. Pemilihan satuan standar untuk besaran-besaran pokok ini mengahasilkan suatu sistem satuan. Sistem satuan yang digunakan secara universal dalam masyrakat ilmiah adalah Sistem Internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter, satuan untuk waktu adalah sekon dan standar satuan untuk massa adalah kilogram.
Alat yang digunakan dalam pengukuran :
a. Jangka sorong
Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu benda. Rahang luar untuk mengukur diameter luar atau sisi luar suatu benda. Sedangkan penduga digunakan untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm.
b. Mikrometer Skrup
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur panjangnya dijepit diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan bagian B anda harus memutar sekrup bagian C. Pada micrometer sekrup dalam 0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50 skala putar, dan pada setiap penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang berimpit dengan skala putar.
c. Neraca Teknis
Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatu benda. Massa tiap benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram (kg).Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca ohauss, neraca lengan, neraca langkan, neraca pasar, neraca tekan, neraca badan, dan neraca elektronik. Setiap neraca memiliki spesifikasi penggunaan yang berbeda-beda. Jenis neraca yang umum ada adalah neraca tiga lengan dan empat lengan. Pada neraca tiga lengan, lengan paling depan memuat angka satuan dan sepersepuluhan, lengan tengah memuat angka puluhan, dan lengan paling belakang memuat angka ratusan.

Terdapat 2 cara untuk mengukur besaran fisis volume zat yaitu pengukuran langsung (untuk benda dengan bentuk teratur) dan pengukuran tak langsung. Pengukuran secara langsung dikenal sebagai cara statis, sedangkan pengukuran tak langsung dikenal sebagai cara dinamis dan menggunakan hukum-hukum fisika seperti hukum Archimedes sebagai bantuan. Akibat cara langsung tersebut, maka ketelitian dan kesalahan pengukuran volume bergantung pada kesalahan dan ketelitian pengukuran rusuk-rusuknya.
Massa jenis adalah massa per satuan volume dari suatu zat. Jika benda mempunyai struktur dalam homogeny (mungkin sebagai anggapan saja), maka :

Dimana ρ = massa jenis (kg/m3)
m = massa benda (kg)
V = volume benda(m3)
Pengukuran massa benda diukur dengan alat yang disebut neraca. Seperti juga alat ukur lain, neraca juga bermacam-macam dan tiap-tiap macam mempunyai ketelitian sendiri-sendiri.

Hukum Archimedes
Suatu benda yang terbenam dalam fluida akan terangkat ke atas oleh gaya yang sama besar dengan berat fluida yang dipindahkan, dijabarkan oleh Archimedes (287 – 212 SM) yang disebut Hukum Archimedes.

FA = Vb .ρf.g
Dimana :
FA : gaya ke atas (gaya angkat Archimedes) (Newton)
Vb : volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
ρf : massa jenis fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
Hukum ini selain untuk menghitung volume juga dapat untuk mengukur massa jenis zat cairatau zat padat.
Disamping menggunakan prinsip Archimedes, massa jenis zat cair dapat ditentukan dengan alat yang disebut Aerometer. Pengukuran massa jenis zat cair dengan Aerometer menggunakan prinsip-prinsip hokum Archimedes
Jika sebuah tangki berisi air diletakan di atas sebuah timbangan pegas missal beratnya W. sebuah benda yang beratnya w yang tergantung pada seutas tali diturunkan masuk ke dalam air tadi (tanpa menyinggung dinding dan dasar tangki), perhatikan gambar 4.

F pegas + F apung = w

Dengan :
F pegas : gaya tegangan dalam tali
F apung : gaya apung
w : berat benda

Jika S adalah gaya yang dikerjakan terhadap sistem. Menurut hukum ketiga Newton, gaya ini sama besar dan berlawanan arah dengan gaya yang bekerja terhadap timbangan.
Artinya, jarum skala timbangan menunjukan pertambahan berat sebesar gaya apung
http://sesaat-fajar29.blogspot.co.id/2011/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-tentang.html

PKN ( LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA)

29 October 2015 01:54:13 Dibaca : 833

TUGAS
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA

Landasan pendidikan pancasila, antara lain landasan filosofis, landasan kultural landasan historis, dan landasan yurudis
1. Landasan filososfis
adalah filsafat pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional maka pendidikan pancasila dilandasi pancasila dan UUD 1945. Pancasila sebgai dasar kerohanian dan dasar Negara tercantum pada paragraph ke 4 pembukaan UUD 1945, melandasi jalannya pemerintahan Negara, melandasi hukumnya, dan melandasi setiap kegiatan operasinal dalam Negara termasuk pendidikan nasional di dalammnya, serta pedidikan pancasila dan segenap pendidikan mata kuliah yang lainnya.

2. Landasan kulturan
Landasan kultural adalah landasan yang digali dari nilai-nilai luhur budaya bangsa yang sudah ada semenjak beabad abad lamamnya di Indonesia. Sama tuanya dengan beradaban yang ada pada manusia Indonesia. Semenjak zaman Indonesia masih bernama bumi nusantara, perumusan nilai-nilai pancasila diambil dari nilai darimkehidupan nenek moyang yang telah menyatu dalam pandangan hidup atau kepribadian bangsa setrta terpelihara secara baik sebagai milik bangsa yang sangat berharga, sepeti nilai nilai kemanusiaan, kegotong royongan, nilai persatuan kesatuan, dan toleransi tinggi dalam perbedaan pendapat maupun pergaulan dalam hidup bermasyakat samapai kepada nilai religious dan keagamaan. Dengan demikian, factor nilai budaya bangsa sangat mentukan lahirnya nilai-nilai kerohanian pancasila karena telah dijiwai karakter bangsa yang secara keseluruhan memiliki nilai kepribadian serta menjadi kesepakatan besama seluruh bangsa.
3. Landasan historis
Landasan historis adalah landasan sejarah, terutama dalam rangka perjuangan bangsa dalam membebaskan diri dari segenap penderitaan selama berabad abad dalam penjajahan. Sejak jatuhnya kerajaan majapahit, bangsa Indonesia hidup dalam penekanan, penindasan, kemiskinan, politik, social budaya, dan kehidupan mental masyarakat. Dengan berjalannya waktu, masih dalam kondisi kehidupan yang serba sulit, melalui berbagai cara yang ditempuh dan dilakukan oleh para tokoh pejuang bangsa bersama seluruh rakyat berusaha terus untuk bisa bangkit melepaskan diri dai cengkeraman penjajah. Selain itu, berjuang menegakan kehidupan yang bebas dalam Negara yang merdeka, bersatu, dan berdaulat dengan mendasarkan kepada suatu landasan kerohanian yang akan disusun dengan diilhami oleh fakta sejarah perjuangan bangsa yang dialami bangsa selama ini, dengan tetap bepegang pada kepribadian dan karakter bangsa secara keseluruhan.
4. Landasan yurudis

a. UUD 1945, pasal 31, ayat 1 isinya adalah bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.
b. Keputusan direktur jendral pendidikan tinggi no 38/dikti/kep/2002, Tgl 18 juli 2002, tentang pelaksanaan mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi.
c. Undang-undang repoblik Indonesia No 20, tahun 2003, tentang system pendidikan nasional. Pendidikan pancasila secara eksplisit tidak tercantum di dalamnya sebai bagian dari mata kuliah pengembangan kepribadian ( MPK ), namun pancasila tetap menjadi landasan filosofi bagi system pendidikan nasional.

Penyusun buku revisi ini ini juga atas berkat bantuan segenap pihak dan rekan sesama pengajar matakuliah pendidikan pancasila. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bepartisipasi atas terlaksananya penyusunan revisi buku yang berjudul PENDIDIKAN PANCASILA. Khususya kepada pihak penerbit PT gramedia widasarana Indonesia, Jakarta 2007
Penyusun
panji setijo

SIMPULAN
LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA
A. Landasan historis, yaitu bahwa nilai nilai pancasila itu ada sejak zaman dahulu dimana proses panjang sejarah mulai pada zaman kerajaan kutai, sriwijaya, majapahit bahakan samai pada proses perjuanagn bangsa melawan penjajah.
B. Lanadasan kultural, bahwa nilai – nilai luhur pancasila itu ada sejak nenek moyang kita dulu dan itu sudah berurat akar dalam budaya bangsa Indonesia, maka diharapkan masiswa dapat meneruskan bahwa mengembangkan budaya tersebut sesui dengan tuntunan zaman.
C. Landasan yuridis, bahwa pendidikan pancasila harus di ajarkan diperguruan tinggi sesui dengan UUD N0 2 tahun 1989 tentang system pendidikan nasional pasal 39 yang menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama dan pendidikan kewarganegaraan juga. Juga dalam SK mentri pendidikan nasional RI N0.232/U/2000, tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar dan SK N0 38/DIKTI/KEP/2000 tentang rambu-rambu pelaksanaan mata kuliah pengembanagn kepribadian.
D. Landasan filosis, secara filosis Negara berpersatuan dan berkerakyatan dan konsekuensinya adalah rakyat merupakan dasat ontologism demokrasi karna rakyat merupakan asal mula kekuasaan Negara.

Sumber Bacaan :
Achmad, Muchji. 2008. Diktat kuliah pendidikan pancasila, Gramedia Jakarta.

Kaclan 2010, pendidikan pancasila paradigma : Yogyakarta

Noor. Ms bakry 2011. Pendidikan kewarganegaraan pustaka Yogyakarta.

Editor
Dr.sukarman kamuli, m.si

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong