Bagaimana Membuat Foto Bokeh yang Creamy
Bagaimana Membuat Foto Bokeh yang Creamy
oleh jakfoto.net pada 20 Agustus 2011 jam 3:58
Salah satu perbedaan utama antara indera mata dan lensa kamera anda adalah bahwa mata memiliki depth of field (DOF) hampir tanpa batas sementara lensa terbatas, ini membawa konsekuensi bahwa bidang fokus lensa tidaklah seluas mata. Dan fotografer terdahulu telah memutuskan untuk justru memanfaatkan kelemahan ini menjadi senjata. Lahirlah apa yang kemudian disebut bokeh.
Bokeh aslinya adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti ‘menjadi kabur’, jadi foto bokeh adalah karakteristik foto yang menonjolkan sebuah oyek utama yang fokusnya sangat tajam sementara latar belakang (dan atau depan) yang sangat kabur, atau dalam bahasa Inggris selective focusing. Dalam contoh foto cantik diatas (karya Sektor Dua), obyek utama muka model amatlah tajam, namun latarbelakang pintu menjadi tampak amat kabur (blur). Nah, sifat kabur inilah yang disebut bokeh. Bagaimana caranya supaya kita bisa menghasilkan foto bokeh yang seperti ini. Berikut yang bisa anda lakukan:
1. Pilih mode manual atau Aperture Priority
2. Pilih setting aperture sebesar mungkin.
Lihat tulisan f/x di lensa anda, semakin kecil x, semakin besar aperture dan semakin sempit bidang fokusnya
3. Pikirkan tentang faktor jarak, yakni jarak didepan dan dibelakang bidang obyek.
Misalnya anda berdiri 1 meter didepan teman (jarak depan = 1 meter) dan anda menjatuhkan titik fokus lensa pada mukanya. Teman anda berdiri sekitar 10 meter dari background terdekat (jarak belakang = 10 meter), maka background ini akan terlihat sangat kabur. Intinya, semakin kecil jarak depan (jarak antara lensa dan obyek) dan semakin besar jarak belakang (jarak antara obyek dan background) semakin kabur backgorund anda.
4. Banyak berlatih dan usahakan anda membeli lensa dengan kemampuan aperture sebesar mungkin.
Tip: Jika anda memang menyukai bokeh, lensa non-zoom dengan aperture super besar adalah cara tercepat mendapat bokeh (misal: 85mm f/1.8 & 50mm f/1.8, dua lensa ini adalah lensa super cepat dan super murah juga penghasil bokeh yang luar biasa)
TEKNIK FOTOGRAFI MALAM
TEKNIK FOTOGRAFI MALAM
oleh jakfoto.net pada 21 Agustus 2011 jam 5:15
Mari kita sedikit lebih mengetahui beberapa teknik & tips fotografi malam. Terlepas dari tipe kamera yang anda gunakan apakah itu kamera DSLR yang cukup mahal, kamera saku, atau bahkan ponsel, anda akan bisa mengambil foto lebih baik jika anda belajar tentang pencahayaan dan mengetahui kamera anda.
Memotret dengan flash tak jarang membawa hasil yang tidak baik. Wajah yang datar dan terlihat tidak alami karena penggunaan flash dalam fotografi malam dapat merusak kenangan tertentu. Latar belakangnya begitu gelap dan seakan tak ada gunanya. Berikut merupakan cara bagaimana menghasilkan foto potret yang kelihatan alami dan memotret dalam kondisi rendah atau sangat rendah pencahayaan.
Keseluruhan strateginya ialah pengontrolan dan kompensasi rendah pencahayaan, dan menggunakan perangkat sederhana yang sudah terpasang pada kamera anda.
Untuk pencahayaan, anda dapat dengan sengaja menyetel kamera anda untuk menggunakan flash atau tidak. Cari tahu bagaimana mematikan flash dan menggunakan cahaya alami untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam fotografi malam. Ikon standarnya bergambar petir (flash hidup) dan gambar petir dengan garis melintang (flash mati). Potret satu foto dengan flash lalu satunya lagi tanpa flash, dan anda akan melihat perbedaan besar.
Flash yang lebih canggih akan mencoba untuk melakukan kompensasi pada jarak tertentu, tapi terlalu dekat artinya terlalu dekat dan terlalu jauh memang terlalu jauh.
Dalam pembahasan fotografi malam ini anda dapat mengabaikan setelan flash untuk menghindarkan mata merah dalam foto. Hindari penyetelan otomatis, yang secara otomatis memutuskan kapan menggunakan flash dan kapan tidak, tergantung pada pencahayaan yang ada. Ada setelan lain (gambar bulan dan bintang mungkin merupakan tanda setelan untuk fotografi malam, cobalah).
Hal yang seharusnya anda ketahui pertama ialah tentang kamera anda. Bagi kebanyakan orang, lebih gampang mencarinya pada softcopy yang terdapat dalam CD daripada mencarinya pada buku manual. Banyak kamera yang bahkan tidak disertai dengan buku manual hanya dalam CD. Untuk mendownload file softcopynya cari saja di Google, ketikkan model kamera anda. File softcopy biasanya dalam format PDF, jadi kata kunci yang digunakan misalnya samsung E5-7 manual download pdf.
Beberapa kamera telah dipasangi layar bantuan untuk beberapa fitur. Banyak yang menampilkan berbagai penyetelan otomatis. Lihat kamera anda.
Kenalkan diri anda dengan beberapa setelan yang barvariasi tergantung model kamera. Bereksperimen dan ujilah sebelum anda memerlukan penyetelan-penyetelan tersebut agar anda dapat mengetahui kemampuan atau apa yang dapat dilakukan oleh kamera anda dan bagaimana cara melakukannya. Kebanyakan penyetelan yang anda temui bisa diabaikan karena untuk hal lain. Atur ulang jam yang terdapat pada kamera agar foto-foto anda sesuai dengan tanggal dan waktu.
Mengubah ISO pada kamera digital atau ASA yang non digital, ke angka yang lebih tinggi menyebabkan kamera lebih sensitif terhadap cahaya. Jika anda melihat informasi internal (klik kanan lalu property) mungkin di dalamnya akan terdapat angka ISO yang digunakan untuk foto itu. Pada umumnya berada pada 100 atau 200. Angka yang lebih rendah berarti pencahayaannya cukup sehingga tidak memerlukan sensitifitas sensor atau film tinggi yang dapat meningkatkan noise pada hasil foto. Jika kamera anda bisa disetel ke ISO 50 berarti kamera anda mampu untuk memberikan hasil yang terbaik pada angka tersebut. Jika anda secara manual menaikkan ISO ke lebih dari 800 atau 1600 berarti sensor anda lebih sensitif terhadap cahaya dan mengorbankan tonal warna dan kedalaman, tapi foto anda tidak akan penuh dengan warna hitam dan gelap. Jangan lupa untuk mengembalikan setelannya ke otomatis ketika mematikan kamera. Cobalah untuk mempraktekannya.
Tempatkan kamera pada bidang yang tak mudah bergerak, misalnya kursi, meja, dinding, apapun yang dapat menghindarkan atau membatasi blur atau foto kabur yang dihasilkan oleh getaran atau pergerakan kamera.
Anda dapat memilih setelan Shutter Speed dan Apertura pada kamera saku yang lebih canggih dan semua kamera DSLR. Bukaan shutter yang lama (1/8 detik, 125 milidetik) akan membuat lebih banyak cahaya yang masuk, tapi gampang menjadi kabur. Waktu yang lebih cepat (1/100 detik) dapat mencegah kekaburan tapi membutuhkan pencahayaan yang lebih besar. Anda dapat memilih ukuran apertura (bukaan lensa) untuk mengontrol cahaya, yang juga mengontrol depth-of-field atau jangkauan fokus. Apertura kecil (angka f tinggi, misalnya f/16, f/22), jangkauan fokus tinggi, memungkinkan anda untuk membuat latar belakang foto menjadi jelas dalam fokus tapi memerlukan pencahayaan yang lebih banyak. Bukaan apertura besar (f/2 atau f/5,6) membatasi fokus hanya kepada subyek anda, mengaburkan yang lain, tapi hanya membutuhkan sedikit pencahayaan. Cobalah untuk kreatif, pelajari cara kerjanya, dan miliki lebih banyak kontrol terhadap foto-foto anda.
Jadi, memotret pada 1/8 detik di f/1,4 akan memanfaatkan pencahayaan yang ada secara maksimum tapi akan bersifat kabur dan rendah jangkauan fokus kecuali anda benar-benar serius melakukannya. Hal ini lebih gampang diperoleh melalui kamera daripada menggunakan perangkat lunak setelahnya. Banyak berlatih akan menghasilkan foto yang lebih baik dalam fotografi malam anda.
Jika anda memiliki fitur 'image stabilization', mungkin saja bisa mengaktifkan flash atau tidak. Uji kamera anda untuk melihat apakah anda dapat menghidupkannya tanpa flash dan masih mendapatkan stabilisasi atau tidak.
Perhatikan pencahayaan yang ada dan lampu dalam ruangan. Anda bisa secara dramatis meningkatkan cahaya pada wajah subyek anda hanya dengan memintanya bergeser sedikit. Jika cahayanya langsung dari atas, bayangan gelap di bawah hidung dan mata akan nampak tidak baik, minta agar mereka mundur sedikit untuk hasil yang lebih alami.
Carilah setelan untuk color balance. Jika tidak disetel dengan benar, foto yang diambil dengan pencahayaan bersumber dari lampu pijar akan menjadi terlalu merah atau jingga, lampu neon akan membuat semuanya kelihatan hijau atau biru. Cara gampangnya, ketika anda membuka setelan color balance carilah warna yang mirip dengan warna ruangan tersebut. Penyetelan color balance akan memberikan hasil yang lebih baik jika anda memilih setelan terbaik yang sesuai.
Milikilah tripod kecil, dengan harga yang cukup ringan di kantong. Lakukan penyetalan ISO, color balance, zoom dan lain sebagainya. Taruh kamera anda pada tripod di atas meja, atur self-timer 10 detik atau kurang (hampir semua kamera memiliki fitur ini) dan biarkan kamera menekan dan melepas tombol shutter sendiri untuk mencegah goyangan. Jelaskan pada subyek anda bahwa kamera akan memberikan tanda sebelum mengambil foto.
Jika kamera anda memiliki lensa zoom, berikut beberapa trik yang dapat anda lakukan. Atur flash hidup, tapi mundur dari subyek. Kemudian zoom agar sesuai dalam frame atau bingkai. Anda bisa mendapatkan cahaya flash yang lebih rendah, tapi dengan gambar yang sama. Menggunakan cahaya yang lebih alami akan membuat warna kulit lebih asli dan lembut serta lingkungan sekitarnya akan terlihat lebih baik daripada sekadar hitam. Cobalah.
Flash berfungsi mulai dari minimum 1,5 meter hingga maksimum 3 meter lebih, jadi anda akan mendapatkan hasil berbeda hanya dengan mundur beberapa langkah. Hal ini juga berarti bahwa menggunakan flash pada jarak 5 meter lebih akan membuat kamera menghasilkan gambar yang tidak sesuai. Jika anda mengambil foto dari jarak yang agak jauh misalnya dalam sebuah auditorium, matikanlah flash untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, karena flashnya tidak akan berarti apa-apa kecuali membuat terang berlebihan pada obyek yang lebih dekat dan membuat kamera berpikir bahwa ada lebih banyak pencahayaan yang ada pada subyek daripada yang sebenarnya.
Pegang kamera sejajar dengan ketinggian subyek anda. Distorsi terjadi jika anda berdiri dan subyek anda duduk. Hal itu membuat subyek anda terlihat gemuk. Banyak orang tidak mau difoto karena mereka selalu terlihat gemuk (karena mereka selalu duduk). Posisikan diri anda agak ke bawah atau berlutut untuk mengambil foto. Foto anda biasanya akan terlihat lebih menarik jika anda melakukan zoom atau mendekat untuk memenuhi frame atau bingkainya dengan wajah, kecuali latarnya penting. Orang ingin melihat wajah bukan jari kaki.
Jika anda memiliki kamera DSLR, anda bisa memiliki flash eksternal dengan kepala yang dapat diputar. Arahkan flash ke atas sekitar 45 derajat jadi mengarah ke langit-langit di antara anda dan subyek anda. Ini disebut "bounce flash" dan menghasilkan efek yang lebih lembut dan lebih baik. Anda juga dapat bereksperimen dengan diffuser, tissue, sapu tangan atau benda lainnya untuk menutupi flash agar intensitasnya berkurang dan melibatkan lebih banyak cahaya alami.
Memahami Konsep ISO
Memahami Konsep ISO
oleh jakfoto.net pada 23 Agustus 2011 jam 3:24
Web
Secara definisi ISO adalah ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhada cahaya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas lebah. Sebuah ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya saya memiliki 100 lebah pekerja. Dan jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya mengeset ISO saya di 200 sementara anda 100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang akan lebih cepat selesai?
Secara garis besar, saat kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 ( dalam aperture yang selalu konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority – A atau Av) , kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2kali lebih cepat), dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik. Saat kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai separuhnya lagi:1/500 detik. Setiap kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh , kita namakan menaikkan esksposur sebesar 1stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2; missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.
Tips Foto Hitam Putih
oleh jakfoto.net pada 23 Agustus 2011 jam 3:44
Foto hitam putih adalah salah satu jenis foto yang tak lekang oleh waktu. Tanpa adanya elemen warna yang mengganggu, kadang foto hitam putih justru lebih kuat membekas di benak yang melihatnya. Orang sering bilang lebih dramatis dan elegan (itulah kenapa fotografer wedding selalu menyertakan beberapa foto hitam putih dalam album yang diserahkan ke klien). Berikut adalah tips memotret foto hitam putih yang mungkin berguna bagi anda:
1. Potretlah dalam mode warna – Kamera digital menghasilkan rentang tone yang lebih lebar dalam mode warna karena dalam mode ini sensor mengambil data dari 3 channel – Red, Green dan Blue atau RGB. Untuk itulah, foto hitam yang dihasilkan dari pengolahan foto warna menggunakan photo editor di komputer akan cenderung lebih baik kualitasya
2. Setting ISO serendah mungkin – Noise (bintik-bintik kecil putih yang muncul di foto anda) akan tampak lebih menonjol dalam foto hitam putih dibanding dalam foto warna. Gunakan ISO serendah mungkin supaya pada saat foto di proses nantinya, noise bisa diminimalkan.
1. Mendung adalah saat terbaik – Adanya mendung akan membuat kontras lebih rendah, dan ini adalah saat terbaik untuk membuat foto hitam – putih. Anda tidak akan terlalu perduli warna langit yang abu – abu, toh dalam foto hitam putih tidak akan terlalu terlihat.
2. Eksploitasi tekstur, pola dan garis – Dalam foto hitam putih, tekstur – pola dan garis akan lebih terlihat menonjol dan semakin menarik. Untuk itu eksploitasi-lah jika anda menemukan adanya komponen tersebut.
3. Sidelighting adalah cahaya terbaik – Ketika memotret di luar ruangan untuk foto hitam putih anda, tonjolkan bentuk secara maksimal dengan mengandalkan pencahayaan samping (sidelighting), sehingga jatuh bayangan jadi sangat menarik. Sidelighting terjadi saat anda memotret di pagi atau sore hari.
KONSEP EKSPOSUR
Seringkali setelah membeli kamera digital baik slr maupun point & shoot, kita terpaku pada mode auto untuk waktu yang cukup lama. Mode auto memang paling mudah dan cepat, namun tidak memberikan kepuasan kreatifitas.
Bagi yang ingin “lulus dan naik kelas” dari mode auto serta ingin meyalurkan jiwa kreatif kedalam foto-foto yang dihasilkan, ada baiknya kita pahami konsep eksposur. Fotografer kenamaan, Bryan Peterson, telah menulis sebuah buku berjudul Understanding Exposure yang didalamnya diterangkan konsep eskposur secara mudah.
Peterson member ilustrasi tentang tiga elemen yang harus diketahui untuk memahami eksposur, dia menamai hubungan ketiganya sebagai sebuah Segitiga Fotografi. Setiap elemen dalam segitiga fotografi ini berhubungan dengan cahaya, bagaimana cahaya masuk dan berinteraksi dengan kamera.
Ketiga elemen tersebut adalah:
1. ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera terhadap cahaya
2. Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
3. Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka
Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut eksposur. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan dalam elemen lainnya.
Perumpamaan Segitiga Eksposur
Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami eksposur adalah dengan memberikan sebuah perumpamaan. Dalam hal ini saya menyukai perumpamaan segitiga eksposur seperti halnya sebuah keran air. Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran, aperture adalah seberapa lebar kita membuka keran dan ISO adalah kuatnya dorongan air dari PDAM, dan air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya yang diterima sensor kamera. Tentu bukan perumpamaan yang sempurna, tapi paling tidak kita mendapat ide dasarnya.
MENAJAMKAN FOTO
Menghasilkan foto yang tajam setajam silet adalah keinginan banyak pecinta fotografi, dan beragam fitur kamera serta aksesoris tambahan sudah diciptakan untuk membantu kita menghasilkan foto yang tajam ini. Dari tripod, stabiliser (lensa ataupun kamera) sampai dengan software editor foto yang dilengkapi tool untuk mempertajam hasil akhir foto.
Artikel ini akan merangkum beberapa tips agar foto anda lebih tajam.
Shutter Speed.
Jika anda mempercepat shutter speed, maka foto anda akan semakin tajam. Ingat aturan baku agar foto tajam saat anda memotret handheld : ” gunakan shutter speed yang lebih cepat dibanding panjang fokal lensa anda”. Begini penjabarannya:
• Jika panjang lensa anda 50mm, potretlah dengan shutter speed 1/60 detik atau lebih cepat
• Jika panjang lensa anda 100mm, gunakan shutter speed 1/125 detik atau lebih cepat
• Jika panjang lensa anda 200mm, gunakan shutter speed 1/250 detik atau lebih cepat
Aperture
Aperture berpengaruh pada depth of field (daerah fokus dalam foto anda). Mengurangi aperture (memperbesar angkanya, misal anda memilih f/22) akan menambah depth of field, artinya area tajam dalam foto akan semakin besar meliputi obyek yang dekat maupun jauh, sehingga ketajaman foto secara keseluruhan justru berkurang.
Maka lakukan sebaliknya, pilih aperture yang besar (angkanya kecil, misal f/4), maka anda akan memusatkan area tajam hanya didekat fokus. Memilih aperture yang besar memungkinkan anda mendapatkan shutter speed yang lebih cepat.
ISO
Menambah ISO akan mempercepat shutter speed serta memungkinkan anda memilih aperture yang lebih besar. Jika anda memotret di dalam ruangan, perbesar-lah ISO, tapi jangan berlebihan (misal: pilih ISO 600 untuk memotret didalam rumah). memilih ISO yang terlalu tinggi (diatas 800), bisa menyebabkan noise (bintik hitam kecil) dalam foto mulai terlihat.
Fokus
Jangan hanya percaya dengan autofokus kamera, periksalah secara cermat menggunakan mata dimata titik fokus anda berada. Ketika memotret wajah dalam jarak dekat, pastikan fokusnya jatuh diarea mata. Ketika memotret obyek, pastikan fokusnya memang ada dimana anda ingin area tersebut paling tajam. Autofokus kamera bisa saja salah dan justru menjatuhkan fokus disamping obyek yang anda inginkan.
Lensa
Jika anda kebetulan memiliki kamera SLR, pilihlah lensa terbaik yang bisa anda beli. Lensa yang berkualitas baik bisa secara drastis meningkatkan ketajaman foto anda. Lensa KIT yang biasanya ditawarkan dijual sebagai paket komplit bersama kamera biasanya kualitas-nya payah. Saran saya, jika anda baru akan membeli kamera SLR, belilah secara terpisah antara kamera (body only) dan lensa. Jangan membeli paket KIT. Lensa dengan kualitas bagus biasanya ditandai dengan aperture yang besar (misal f/2.8).
Sweet Spot Lensa
Lensa memiliki sweet spot-nya masing-masing. Sweet spot adalah aperture tertentu dimana lensa akan menghasilkan foto yang paling tajam. Sweet spot lensa biasanya berada dua stop diatas batas maksimal kemampuan aperture lensa. Misal, untuk lensa f/2.8 maka sweet spot-nya ada di f/5.6. Maka gunakan aperture f/5.6 jika anda memotret dengan lensa itu, foto anda akan tajam setajam silet.
Tripod
Tripod memang tidak praktis dan merepotkan, namun jika anda “sudi” membawanya, anda akan memperoleh foto yang lebih tajam. Terutama jika anda ingin menghasilkan foto HDR atau panorama, relakanlah membawa tripod.