Pintu Memasuki Hati

10 September 2013 12:58:39 Dibaca : 1053

Membuka pintu hati yang baru adalah pekerjaan yang sulit dan membingungkan. Memang tidaklah masuk akal bila engkau bertemu seseorang yang sama sekali belum kamu kenal lalu kamu katakan, "Maaf, saya ingin berkenalan dengan Anda?" Tentu orang itu akan memandangmu dengan penuh keheranan dan asing, bahkan boleh jadi akan memandangmu dengan sinis. Hal itu terjadi jika pertemuan itu terjadi di tempat umum. Lain halnya jika hal itu terjadi di masjid, pada waktu-waktu menjelang atau usai shalat, sampai batas tertentu masih bisa diterima dan masuk akal. Karena orang yang datang ke masjid tentu tidak memiliki prasangka sebagaimana orang di tempat umum tadi. Sama halnya jika hal itu terjadi di suatu acara resepsi, misalnya. Pada saat itu, ada perasaan saling berdekatan dan akrab. Lalu bagaimana jika kita tidak menemukan kondisi seperti ini? Bagaimana caranya? Inilah yang diarahkan Rasulullah saw. kepada kita dengan sabdanya, "Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di Tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga beriman, dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian saya tunjukkan suatu amal yang bila dikerjakan maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!" Sungguh benar Rasulullah saw.
Langkah awal menuju hati adalah, "ucapkan salam kepadanya", baik orang itu kau kenal atau belum kau kenal, karena dakwah Islam ditujukan untuk semua dan engkau menginginkan mereka. Bila engkau telah meng-ucapkan salam kepadanya, hukumnya sunah, maka dia harus menjawabnya, karena menjawab salam hukumnya
fardhu 'ain. Allah swt. berfirman,
"Apabila kalian dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (dengan yang serupa)," (An-Nisaa: 86)