“Ini adalah catatan akhir tahun yang tidak boleh terlupakan, apapun alasannya, menyerang kampus, apalagi sampai memukuli mahasiswa di dalamnya, merupakan pelanggaran berat, karena kampus adalah zona ilmiah yang menjamin kebebasan berpendapat,” kata anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Gorontalo, Elnino M.Hussein Mohi, dikutip dari AntaraNews. 

Perkataan tersebut bukan tanpa sebab dia katakan. Pada tahun 2009 terjadi insiden kemanusiaan terburuk menimpa Universitas Negeri Gorontalo. Serangan polisi ke Universitas Negeri Gorontalo, yang disertai pemukulan puluhan mahasiswa sehingga mencoret kebebasan berpendapat dan institusi penegak hukum. 

Pengamat masalah pendidikan dan sosial serta kolumnis Elnino M.Hussein Mohi menilai, penyerangan yang banyak memakan korban orang tak bersalah itu melukai citra polisi sebagai sosok yang seharusnya melindungi dan mengayomi masyarakat.

Dikutip dari AntaraNews, Fajar seorang saksi mata yang berada di lapangan menjelaskan bahwa bukan mahasiswa saja yang dipukuli tapi juga orang-orang yang tidak tau apa-apa pun juga ikut dipukuli; “Yang dipukuli itu bukan hanya mahasiswa, tapi juga Siswa SMA, pengemudi becak motor, bahkan masyarakat biasa,” Kata Fajar.

Saksi mata lainnya, Ema mengungkapkan, tidak sedikit anggota polisi yang mendatangi tempat kos mahasiswa dan langsung memukuli siapa saja yang berada di dalamnya; "Pokoknya main pukul, kemudian ditinggal begitu saja," ujarnya.

Kasus ini pun menuai banyak kecaman dari orang-orang. Sebelumnya tawuran dipicu oleh pembubaran paksa polisi terhadap demonstrasi mahasiswa menentang kedatangan Wapres Boediono di Gorontalo.

Kapolda Gorontalo, Brigjen Sunarjono menyatakan permohonan maafnya kepada semua pihak yang dirugikan dan bersedia menanggung semua kerugian yang ada.

Tetapi, rektorat UNG dan seluruh perguruan tinggi di Gorontalo, akan menuntut dan melaporkan tindakan polisi itu ke Komnas HAM, kementerian terkait, dan Presiden RI. M.Hussein Mohi juga melaporkan insiden ini kepadaKomisi Polisi Nasional, agar dapat diadili atas perbuatan pelaku tersebut.  

Pada 2017 lalu sempat dikabarkan Universitas Negeri Gorontalo akan diganti namanya menjadi Universitas BJ Habibie yang diputuskan oleh senat Universitas Negeri Gorontalo (UNG).

Keputusan tersebut membuat para mahasiswanya melakukan aksi damai menyalakan lilin di depan gerbang kampus (28/8/17).

Mahasiswa menilai bahwa penggantian nama tersebut sangat tidak substansial dan malah akan memperberat pendanaan, karena akan ada perubahan ataupun pengantian fasilitas yang masih mengenakan nama UNG. 

Sebelum berganti nama menjadi UNG, universitas ini memiliki nama : FKIP, IKIP, STKIP, dan terakhir adalah UNG. Dari beberapa perubahan tersebut muncul pertanyaan, “Kenapa ganti nama?”.

Tidak ada yang tau pasti tentang penggantian nama ini. Sehingga opini pun bermunculan mulai dari; nama sang mantan presiden BJ Habibie yang telah mendunia sampai dengan  ingin meningkatkan kualitas pendidikan.

Dari dua opini tadi, pasti anda akan mengetahui maksud yang ingin dicurahkan. Apapun itu yang ingin direncanakan entahlah tiada yang tau...

“Apa sih yang harus dipersiapkan sebelum masuk perguruan tinggi?”, merupakan pertanyaan yang umum ditanyakan calon mahasiswa baru (disingkat camaba) kepada kakak-kakak mahasiswa sudah mengetahui seluk-beluk dunia perkuliahan. 

Menurut ku ada babarapa persiapan yang harus kamu lakukan sebalum masuk perguruan tinggi dengan sudut pandang camaba luar daerah,

• salah satunya menyiapkan administrasi kamu dengan baik. Mengapa demikian? Karena jika kamu adalah mahasiswa yang berasal dari luar daerah hal ini menjadi sesuatu yang penting sebab mengingat bahwa kamu berasal dari luar dan akses yang sulit untuk menunjang kamu berpindah tempat dengan cepat. 

Jika kamu masih ragu dengan persiapan mu, untuk memulainya lebih baik kamu berinteraksi dengan teman sedaerah mu agar persiapan  kamu lebih matang.