ARSIP BULANAN : October 2014

SEBAB-SEBAB GANGGUAN JIN:

23 October 2014 07:04:24 Dibaca : 2282

SEBAB-SEBAB GANGGUAN JIN:


Oleh: QHT

 Dicintai/disukai jin, ciri2nya ;

  • sering mimpi basah atau sering mimpi ditemui orang yang sama (lawan jenis)
  • susah dapat jodoh, bahkan sudah sering mau nikah gagal
  • mudah bertengkar suami istri dengan masalah sepele
  • sering kaya ada yang ngikutin
  • sering kaya ada yang menemani ketika tidur sendirian 

dendam jin, penyebabnya : buang air panas dikamar mandi, nebang pohon, melempar batu dsb tanpa membaca bismillah sehingga jin tersakiti, cirinya:

  • - sering sakit2an
  • - sering mimpi diancam2
  • - sering cemas
  • - ketakutan berlebih dst.

dipanggil kita sendiri, penyebabnya : punya pusaka, azimat, sering sesaji, pernah kedukun atau wiridan dengan tujuan duniawi (untuk kesaktian, pengasihan dsb.) ciri2nya:

  • - sering mimpi terbang / mengembara
  • - sering dingin/kesemutan tangan atau kaki
  • - sering sakit kepala
  • - sering kaget ketika tidur
  • - tidur mendengur keras
  • - sering sakit perut dst.

jin iseng, penyebabnya : melamun, marah berlebihan, takut berlebihan atau syahwat berlebihan, cirinya :

  • - kesurupan

jin warisan, penyebabnya : kakek/nenek atau ortu kita pernah mengadakan kerja sama dengan bangsa jin sehingga ketika kakek/nenek atau ortu wafat jin turun ke anaknya: cirinya :

  • - tiba2 indigo
  • - tiba2 bisa ngobatin orang
  • - sering lihat penampakan dst.

jin disuruh dukun / sihir (santet, pelet, pemisah suami istri, menyaikiti dsb). wallahu a'lam


 

SUDAH SIAPKAH KETIKA ORANGTUA KITA BERKATA JUJUR??

20 October 2014 02:30:51 Dibaca : 1260

Diposkan Oleh Ust Subhan Bakari.


Renungan...

Bismillah was sholatu was salaamu 'alaa

SUDAH SIAPKAH KETIKA ORANGTUA KITA BERKATA JUJUR??

Kemarin lalu, saya bertakziah mengunjungi salah seorang kerabat yang sepuh. Umurnya sudah 93 tahun. Beliau adalah veteran perang kemerdekaan, seorang pejuang yang shalih serta pekerja keras. Kebiasaan beliau yang begitu hebat di usia yang memasuki 93 tahun ini, beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah di masjid untuk Maghrib, Isya dan Shubuh.

Qadarallah, beliau mulai menua dan tidak mampu bangun dari tempat tidurnya sejak dua bulan lalu. Sekarang beliau hanya terbaring di rumah dengan ditemani anak-anak beliau. Kesadarannya mulai menghilang. Beliau mulai hidup di fase antara dunia nyata dan impian. Sering menggigau dan berkata dalam tidur, kesehariannya dihabiskan dalam kondisi tidur dan kepayahan.

Anak-anak beliau diajari dengan cukup baik oleh sang ayah. Mereka terjaga ibadahnya, berpenghasilan lumayan, dan akrab serta dekat. Ketika sang ayah sakit, mereka pun bergantian menjaganya demi berbakti kepada orangtua.

Namun ada beberapa kisah yang mengiris hati; kejadian jujur dan polos yang terjadi dan saya tuturkan kembali agar kita bisa mengambil ibrah.

Terkisah, suatu hari di malam lebaran, sang ayah dibawa ke rumah sakit karena menderita sesak nafas. Malam itu, sang anak yang kerja di luar kota dan baru saja sampai bersikeras menjaga sang ayah di kamar sendirian. Beliau duduk di bangku sebelah ranjang. Tengah malam, beliau dikejutkan dengan pertanyaan sang ayah,

"Apa kabar, pak Rahman? Mengapa beliau tidak mengunjungi saya yang sedang sakit?" tanya sang ayah dalam igauannya.

Sang anak menjawab, "Pak Rahman sakit juga, Ayah. Beliau tidak mampu bangun dari tidurnya." Dia mengenal Pak Rahman sebagai salah seorang jamaah tetap di masjid.

"Oh...lalu, kamu siapa? Anak Pak Rahman, ya?" tanya ayahnya kembali.

"Bukan, Ayah. Ini saya, Zaid, anak ayah ke tiga."

"Ah, mana mungkin engkau Zaid? Zaid itu sibuk! Saya bayar pun, dia tidak mungkin mau menunggu saya di sini. Dalam pikirannya, kehadirannya cukup digantikan dengan uang," ucap sang ayah masih dalam keadaan setengah sadar.

Sang anak tidak dapat berkata apa-apa lagi. Air mata menetes dan emosinya terguncang. Zaid sejatinya adalah seorang anak yang begitu peduli dengan orangtua. Sayangnya, beliau kerja di luar kota. Jadi, bila dalam keadaan sakit yang tidak begitu berat, biasanya dia menunda kepulangan dan memilih membantu dengan mengirimkan dana saja kepada ibunya. Paling yang bisa dilakukan adalah menelepon ibu dan ayah serta menanyakan kabarnya. Tidak pernah disangka, keputusannya itu menimbulkan bekas dalam hati sang ayah.

Kali yang lain, sang ayah di tengah malam batuk-batuk hebat. Sang anak berusaha membantu sang ayah dengan mengoleskan minyak angin di dadanya sembari memijit lembut. Namun, dengan segera, tangan sang anak ditepis.

"Ini bukan tangan istriku. Mana istriku?" tanya sang ayah.

"Ini kami, Yah. Anakmu." jawab anak-anak.

"Tangan kalian kasar dan keras. Pindahkan tangan kalian! Mana ibu kalian? Biarkan ibu berada di sampingku. Kalian selesaikan saja kesibukan kalian seperti yang lalu-lalu."

Dua bulan yang lalu, sebelum ayah jatuh sakit, tidak pernah sekalipun ayah mengeluh dan berkata seperti itu. Bila sang anak ditanyakan kapan pulang dan sang anak berkata sibuk dengan pekerjaannya, sang ayah hanya menjawab dengan jawaban yang sama.

"Pulanglah kapan engkau tidak sibuk."

Lalu, beliau melakukan aktivitas seperti biasa lagi. Bekerja, shalat berjamaah, pergi ke pasar, bersepeda. Sendiri. Benar-benar sendiri. Mungkin beliau kesepian, puluhan tahun lamanya. Namun, beliau tidak mau mengakuinya di depan anak-anaknya.

Mungkin beliau butuh hiburan dan canda tawa yang akrab selayak dulu, namun sang anak mulai tumbuh dewasa dan sibuk dengan keluarganya.

Mungkin beliau ingin menggenggam tangan seorang bocah kecil yang dipangkunya dulu, 50-60 tahun lalu sembari dibawa kepasar untuk sekadar dibelikan kerupuk dan kembali pulang dengan senyum lebar karena hadiah kerupuk tersebut. Namun, bocah itu sekarang telah menjelma menjadi seorang pengusaha, guru, karyawan perusahaan; yang seolah tidak pernah merasa senang bila diajak oleh beliau ke pasar selayak dulu. Bocah-bocah yang sering berkata, "Saya sibuk...saya sibuk. Anak saya begini, istri saya begini, pekerjaan saya begini." Lalu berharap sang ayah berkata, "Baiklah, ayah mengerti."

Kemarin siang, saya sempat meneteskan air mata ketika mendengar penuturan dari sang anak. Karena mungkin saya seperti sang anak tersebut; merasa sudah memberi perhatian lebih, sudah menjadi anak yang berbakti, membanggakan orangtua, namun siapa yang menyangka semua rasa itu ternyata tidak sesuai dengan prasangka orangtua kita yang paling jujur.

Maka sudah seharusnya, kita, ya kita ini, yang sudah menikah, berkeluarga, memiliki anak, mampu melihat ayah dan ibu kita bukan sebagai sosok yang hanya butuh dibantu dengan sejumlah uang. Karena bila itu yang kita pikirkan, apa beda ayah dan ibu kita dengan karyawan perusahaan?

Bukan juga sebagai sosok yang hanya butuh diberikan baju baru dan dikunjungi setahun dua kali, karena bila itu yang kita pikirkan, apa bedanya ayah dan ibu kita dengan panitia shalat Idul Fitri dan Idul 'Adha yang kita temui setahun dua kali?

Wahai yang arif, yang budiman, yang penyayang dan begitu lembut hatinya dengan cinta kepada anak-anak dan keluarga, lihat dan pandangilah ibu dan ayahmu di hari tua. Pandangi mereka dengan pandangan kanak-kanak kita. Buang jabatan dan gelar serta pekerjaan kita. Orangtua tidak mencintai kita karena itu semua. Tatapilah mereka kembali dengan tatapan seorang anak yang dulu selalu bertanya dipagi hari, "Ke mana ayah, Bu? Ke mana ibu, Ayah?"

Lalu menangis kencang setiap kali ditinggalkan oleh kedua orangtuanya.

Wahai yang menangis kencang ketika kecil karena takut ditinggalkan ayah dan ibu, apakah engkau tidak melihat dan peduli dengan tangisan kencang di hati ayah dan ibu kita karena diri telah meninggalkan beliau bertahun-tahun dan hanya berkunjung setahun dua kali?

Sadarlah wahai jiwa-jiwa yang terlupa akan kasih sayang orangtua kita. Karena boleh jadi, ayah dan ibu kita, benar-benar telah menahan kerinduan puluhan tahun kepada sosok jiwa kanak-kanak kita; yang selalu berharap berjumpa dengan beliau tanpa jeda, tanpa alasan sibuk kerja, tanpa alasan tiada waktu karena mengejar prestasi.

Bersiaplah dari sekarang, agar kelak, ketika sang ayah dan ibu berkata jujur tentang kita dalam igauannya, beliau mengakui, kita memang layak menjadi jiwa yang diharapkan kedatangannya kapan pun juga.

 


_____________
Alloh berfirman,
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
(QS Al Isra' : 24)

Allohumma ighfirly dzunuby waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaany shoghiiran...

 

 

Ketika Allah Ridha

12 October 2014 09:36:31 Dibaca : 1829

Oleh:Ajis Uadingo



Ketika Hidayah Allah Mulai menyatu dengan Pelupuk Jiwa setiap insan. Maka bergembiralah wahai perindu-perindu syurga karena saat itu butir-butir iman sudah bersemai dan menyatu bersama Qolbu yang yang merindukan kehidupan yang sebenarnya kehidupan, DidalamNya kekal dan berlimpahan Rahmat dan Nikmat...


Hidayah adalah Amanah dari Sang Raja dari penduduk langit yang diMuliakan dan Raja semua mahluk DiaLah sebaik-sebaik pemelihara. Amanah yang patut kita jaga, walau kiranya menjaga seperti "menggenggam barah api" Seperti halnya Sabda baginda Rasulullah SAW : "Akan datang suatu zaman kepada manusia, orang yang memegang agamanya ditengah mereka ibarat memegang bara api"


Ini mengggambarkan bahwa betapa sulitnya hidup diatas SUNNAH, berjalan diatas keridhoanNya walau harus tertatih-tatih menyusuri lika liku zaman hingga pada penghujung waktu.
Tak cukup  hanya menjaga dan menjaga, Dia butuh tempat untuk berteduh yaitu Qolbu yang sehat dan selalu hidup , didalamnya selalu disirami dengan kalimat-kalimat thayyibah. Tak hanya itu saja dia butuh pondasi yang kokoh, menyebut kalimat thayyibah mungkin sebatas lisan , hanya sebatas yang kita dengar ketika diucapkan, untuk membangun benteng yang kokoh terlebih dahulu hamba Allah berada di puncak keridhoan, “ketika kita ridho Allah sebagai Robb kita, Islam agama kita dan Muhammad nabi kita.” dan Allah Azza wa Jalla ridha kepada kita maka Disanalah puncak dimana para perindu syurganya Allah Azza wa Jalla akan menemukan kebahagian sejati.


Ini adalah bukti kasih sayang Allah kepada hamba-hambanya yang soleh, Wahai hamba yang budiman marilah sejenak  merenung menundukan kepala, hati dan jiwa sebagai bukti bahwa sungguh lemah kita dihadapan Allah SWT….

Sebagai Nasehat untuk diri saya sendiri, Mari Bersegera kepada Ampunan Allah, selagi pintu Ampunan terbuka lebar untuk hamba-hambanya yang memendam rindu dan mengharapkan Wajah Allah Semata.

METODE ISTILHAM MENCARI LOKASI/ SUMBER ENERGI SIHIR

12 October 2014 06:36:52 Dibaca : 2491

Oleh: Ustad Perdana Akhmad

 



Tehnik ini sangat efektif untuk mendeteksi keberadaan pusat kekuatan sihir dan tingkat keberhasilannya sangat tinggi. Tehnik ini saya coba gunakan untuk mencari pusat kekuatan sihir yang ada dirumah pak Danki dan berhasil menemukan Akses poin kekuatan sihir berbentuk fisik dan ghoib. Berbentuk fisik saya mendapatkan sebuah telur berisi serbuk dibelakang rumah pak Danki diantara tumpukan sampah dan berbentuk ghoib terdeteksi energi sihir di samping rumah beliau.
Tekniknya adalah

  1. Peruqyah dan pasien berwudhu
  2. Pasien dan peruqyah berada diluar rumah.
  3. Peruqyah menuntun pasien berdoa : Ta’awudz, salawat nabi 3x, “ya Allah ya nur ya Allah ya Lathif hamba memohon untuk diberi petunjuk dimana sumber kekuatan sihir berada disekitar rumah ini dan berilah kami kemampuan untuk mengambilnya. Aamiin ya Robbal ‘Alamin…
  4. Ajak pasien mengitari rumah sembari berdzikir (boleh dzikir istighfar atau asma’ul husna ya Nuru ya Lathifu atau dzikir lainnya yang disyariahkan), berjalan dengan lambat mengitari rumah sembari meneliti tanah dan membuka tumpukan sampah atau ilalang mencari benda-benda yang sekiranya aneh.
  5. Pasien merasakan reaksi yang terjadi pada tubuhnya seperti seketika merinding, badan terasa panas, badan terasa sakit mencucuk, dada seketika sesak ketika melewati tempat tertentu.
  6. Jika pasien merasakan reaksi pada tubuhnya maka tandai tepat dimana pasien berdiri untuk selanjutnya digali atau dilihat pada radius 1-3 meter ditanah.
  7. Biasanya dilokasi tersebut ditanam benda-benda sihir berupa telur berajah, atau bundelan kain mori, bambu dll.
  8. Jika digali tidak ditemukan atau dicari tidak ada benda mencurigakan, berarti benda sihirnya berbentuk ghoib, maka siram lokasi tersebut dengan air ruqyah yang banyak yang dicampur dengan garam.

 

Pada kasus Pak Danki Alhamdulillah sewaktu berdzikir dengan mengitari rumah sembari mencari-cari benda sihir ditanah, ketika tiba dibelakang rumah beliau dengan sedikit berteriak mengatakan,” aduh merinding sekali”, ternyata ketika saya teliti tidak jauh dari kaki beliau ada telur angsa dengan bekas rajahan sepidol yg sudah banyak terhapus. Lalu ketika beliau mengitari samping rumah pada jarak kira-kira 6 langkah ( 4 meteran) selalu merinding , saya ulangi sampai 3 kali putaran reaksi merinding selalu terulang ditempat yang sama, saya kroscek dengan anaknya (yang ada difoto didampingi dengan pamannya) tetap sama merasakan merinding bahkan dadanya sesak ketika melewati lokasi yang sama seperti ayahnya. Namun ketika digali ga ketemu benda apapun maka dilokasi tersebut saya siram dengan air ruqyah campur garam yang sangat banyak.
lalu setelah disiram saya lalu kembali cross cek namun Alhamdulillah ga ada lagi reaksi merinding. Saya pribadi juga mencoba melintasinya dan saya juga sama merasakan bulu kuduk saya merinding semua. Dan setelah disiram Alhamdulillah reaksi merinding tidak ada lagi.
Pertanyaannya kenapa kok begitu melewati lokasi benda sihir tubuh langsung mengirim signal merinding atau reaksi lain, semua dikarenakan seperti signal HP, semakin dekat Hp pada tower maka signalnya semakin besar, begitu juga benda sihir atau sumber kekuatan sihir, begitu pasien mendekati sumber kekuatan sihir akan semakin besar reaksi dan rasa sakit yang dirasakan pasien .
Ada kejadian menarik, setelah saya dapat benda sihirnya saya lalu bacakan 3 qul dan saya pukulkan telur itu dengan batu dan telurnya meledak dengan keras sekali “DUARRR” hingga mengagetkan saya dan beberapa teman yang mendampingi, bahkan suaranya juga sampe terdengar 50 meter jauhnya. Setelah pecah saya meliat didalamnya kosong tidak ada kuning dan putih telur yang ada hanya lapisan coklat disertai beragam serbuk aneh, saya lalu baca ayat ruqyah diair dan saya sirami telur itu dengan air ruqyah. Alhamdulillah missi menemukan benda sihir sukses besar.
Ada banyak kasus pasien perpuluh kali diruqyah atau ruqyah mandiri penyakitnya selalu datang dan pergi , mengapa demikian ??? Sebab Selama benar-benda sihir tidak diambil atau dimusnahkan minimal dinetralkan kekuatannya maka walaupun kita ruqyah pasien berkali-kalipun penyakitnya akan datang dan pergi, ketika kita ruqyah ,energy sihir yang menyerang tubuh pasien keluar, maka ketika kembali melewati lokasi yang dipasangi ranjau sihir secara otomatis tubuh pasien akan kembali menyerap energy sihir. Inilah yang kadang menyebabkan walau diruqyah puluhan kali penyakit pasien tidak akan pernah sembuh-sembuh sebab sumber AP sihirnya tidak dimusnahkan atau minimal dinetralkan kekuatannya.
DALIL BUHUL SIHIR
Riwayat Bukhari Muslim yang menerangkan adanya sihir buhul yang telah menyihir Rasulullah: ketika Rasululloh sakit parah datang dua malaikat menengok, yang satu duduk disebelah kepala Rasululloh, yang satu lagi dekat kakinya, dan dua malaikat tersebut saling bertanya : Apa sebab laki-laki ini sakit ? ini terkena sihir. Dengan apa sihirnya ? Dengan rambut dan ramuan lain yang terbungkus dalam boneka yang diserupakan kepada Nabi Muhammad. Dan ditusuk dengan sebelas jarum. Dimana disimpannya ? Dimasukan ke pelepah kurma dan disimpan di sumur Darwan. Siapa yang menyimpannya ? Orang Yahudi, namanya Lubeb bin Ashom.
Kemudian dua malaikat itu menghilang, dan Nabi memerintahkan kepada Sayidina Ali, Jubair dan Amar bin Yasir untuk meyakinkan berita tersebut, dan kemudian ditemukan sebuah boneka yang menyerupai Rosul di bawah batu besar disamping sumur Darwan, sesuai dengan uraian dalam perbincangan dua malaikat tersebut.
Maka, turunlah surah al-Falaq dan surah an-Naas. Setiap kali baginda membaca satu ayat, lepaslah satu buhul. Setelah seluruh buhulnya terbuka, Rasulullah dapat bangkit dan seolah-olah terlepas dari ikatan. Buhul itu pun dibakar. Nabi menyuruh kita berlindung kepada Allah melalui kedua surah tersebut.
Mengambil Ibroh kisah Rasulullah, kesembuhan yang sempurna itu adalah menemukan buhul sihir dan memusnahkannya. namun jika tidak mendapatinya lakukan ruqyah secara continyu, minum herbal yang sudah diruqyah atau berbekam.
Alhamdulillah pagi ini Istri pak Danki kembali menemukan buhul sihir yang dipasang dalam rumah didalam lemari berupa rajahan dengan gambar rusa (foto saya lampirkan dikolom komentar) Istrinya mengatakan " saya ga pernah nyimpan bundelan ini kok tiba-tiba ada dirumah"
Sekarang Pak Danki benar-benar sudah sembuh, Subhanallah....
Wallahu a’lam (bersambung akan flash back 2 hari sebelum kesembuhan pak danki ada banyak kisah menarik)

AMPLOP DARI LANGIT

09 October 2014 16:31:03 Dibaca : 1117


Oleh: Nuruddin Al Indunissy

Sore itu selepas Ashar, di rumah rehab Depok. Ada satu makmum yang masbuk, terlihat menyelesaikan shalatnya dengan sisa-sisa semangat hingga salam. Saya membalikan badan dan menatap satu persatu klient, atau lebih tepatnya pasien saya sore itu.

Satu persatu saya gali dikedalaman mata mereka, dan kata demi kata yang terucap dari bibir mereka, masalah apa yang membuat mereka datang ke rumah ini. Sipemuda tanggung tadi tertunduk, seakan tulang-tulang lehernya tidak berfungsi lagi. Matanya nanar, menatap sayu ketika saya tanya tentang masalah pribadi yang ia hadapi?

Dia terbata-bata menjelaskan belenggu difikirannya, dan saya lebih tertarik memahami bahasa rambutnya yang kusut ikal tidak disisir. Tubuhnya yang ramping menggambarkan ketidakseimbangan gizi ruhani dan jasmaninya, ada beban berat yang menindih bahunya. Sayang sekali saya --saat itu masih lajang-- jadi tidak setiap pelik masalah rumah tangga bisa saya retas dengan solusi yang proportional, saya masih menganggap remeh semua masalah.

"Kita akan bertemu sebuah masa dalam hidup kita, dimana seluruh harta kita, pendidikan kita, ilmu kita, popularitas kita, gelar kita, pengalaman bahkan usia kita tidak berguna dihadapan dengan sebuah masalah yang Allah bentangkan dihadapan kita dengan tiba-tiba. Disana kita sadar, bahwa kita adalah hamba. Hamba yabg butuh kepada Rabb-Nya".

Seperti biasa, kata-kata nasehat menyerbu kepalanya. Entah dia medengarnya atau tidak. Namun, yang jelas al Qur'an yang saya hantamkan belum berefect pada jasadnya sore itu. Pemuda itu masih diam, saya lupa entah jam berapa dia pulang esok harinya. Yang jelas dia tidak sedikitpun tertarik dengan ongkos yang saya tawarkan, "barangkali ia sedang sulit".

Di minggu ke 3, bulan berikutnya, diam-diam pemuda itu datang lagi dan kebetulan malam itu rapat perdana pembentukan RehabHati Foundations. Dia mengajukan dirinya untuk jadi sekertaris RehabHati, tapi tidak mudah bagi saya untuk memberi amanah sebesar ini kepada seseorang yang belum terlihat dedikasinya. Dan saat itu, saya angkat dia sebagai duta RehabHati untuk zone Sukabumi.

Minggu ke 3 bulan berikutnya ia datang kembali, saya cukup terkesan dengan keberaniannya menerjang macetnya cibadak-parungkuda-lido yang menjadi penghijab bogor sukabumi. Dan saya sentuh pemuda ini dengan sebuah amanah, "Antum pegang camera ya?" dan ia senyum kegirangan. "Ya. Ustad!" katanya, semangat dan langsung mempelajari beberapa trik untuk ambil photo dengan DLSR.

Bulan berikutnya, di RehabHati Pusdai Bandung saya cek photo hasil jepretannya sudah bagus. Luarbiasa, pemuda ini hadir juga pelatihan RHQH diluar kota meninggalkan anak istrinya. Di kota kembang ini tabir yang menyelimutinya Mulai terbuka, ia tidak segan lagi menerima tawaran "ongkos" dari saya. Dan dia memang bercerita tentang siapa dirinya.

Belitan utang dan riba telah menjerat kakinya untuk berhenti dari dunia hitamnya, dan saya semakin melihat jiwa jihadinya untuk ikut diperhelatan sunnah ini. Ia berikrar dijalan sunnah, bersama team rehab hati demi meredam gemuruh dihatinya. Dan, jalan ini tidak mudah. 2, 3, 4 bulan kemudian hal-hal unik dari langit mulai menggodanya untuk kembali atau tetap tegar diatas sunnah.

Saya dengar rumahnya mulai disita bank, keluarga dan saudaranya mulai goncang dan menyudutkannya. Namun macan kurus ini malah makin semangat menyerang syaitan yang mengepungnya bak singa-singa lapar yang tak akan pernah kenyang.

Saya lihat celananya mulai naik diatas mata kaki, wajahnya mulai cerah, dan ia mulai berani meminpin ruqyah massal kecil-kecilan meskipun awalnya saya jerumuskan..

Puncaknya ialah di hari paling istimewa dalam hidup saya, ia bersama rombongan menembus jarak ribuan kilometer untuk memperlihatkan kesungguhannya bersama rehab hati.

Yang jelas, satu demi satu saya melihat ada perubahan dalam dirinya. Rambutnya mulai rapi di pertemuan ke 2 dulu, dan terlihat kecintaannya terhadap al Qur'an mulai menjalar dijiwanya.

Dan, ia sudah layak menjadi wakil saya di Cirebon. Saya tugaskan macan kurus ini di RumahRehab Cirebon, qadarullah rumah wakaf dari hamba Allah dicirebon itu sudah lama menanti hamba Allah yang Amanah.

1, 2 dan 3 bulan berikutnya belum ada kabar baik dari kota kecil yang panas ini. Namun beliau tetap istiqamah, minggu ke 3 tetap hadir di Rumah Rehab Depok. Masalah beliau makin memuncak, dan rumahnya benar-benar harus dikosongkan. Polisi, keluarga dan pihak bank benar-benar tidak kasihan lagi dengan kondisinya. Mereka tidak paham tentang intervensi Jin dalam kehidupan yang memang akan membuat manusia bangkrut dunia akhirat. Namun..

Macan lapar ini tidak sendirian, balatentara Allah bersamanya. Apalagi kalau bukan karena keikhlasan dan rahmat Allah yang menopang kakinya tetap berdiri teguh. Perjalanan spiritualnya membelah pulau jawa dari Barat ke timur dan utara keselatan telah membuatnya berpengalaman dalam dunia ruqyah yang syar'ie, dan pohon itu kini berbuah lebat.

Namanya mulai dikenal setelah merehab beberapa penyakit kronis dan sembuh atas izin Allah, puncaknya sore ini saya dengar ia dapat amplop dari langit. Ia dihadiahi sebuah sedan toyota DX oleh pasiennya yang sembuh (atas izin Allah) dari kelumpuhan setelah diruqyahnya.

Subhanallah...
Keistiqamahan yang membawa pasien rehab hati ini menjadi seorang terapist berkualitas. Padahal hingga saat ini, hamba Allah yang mendambakan diruqyah oleh saya ini belum sempat diruqyah.

Mabruuk!
Mabruk kang Ade, jalan masih panjang.
Salam bahagia untuk istri dan Abil tercinta.

NAI