Filosofi kepemimpinan hasta brata

13 September 2022 04:02:30 Dibaca : 21

Pemimpin adalah pemeran terpenting dalam tatanan masyarakar, pemimpin juga berfungsi untuk mengatur kelompok agar bisa tertata dengan baik. Kriteria pemimpin yang baik ini fleksibel tergantung dengan bagaimana situasi dan kondisi yang dialami oleh si pemimpin, budaya juga berpengaruh dalam penghakiman terhadap baiknya seorang pemimpin. berbagai filofis dari berbagai daerah yang menjadi tradisi untuk gaya-gaya kepemimpinan.

Dijawa misalnya terkenal dengan sejarah kepemimpinan atau gaya kepemimpinan hasta brata,dimana hasta brata ini berasal dari kitab hindu kuno dalam bahasa sanksekerta yakni “manawa dharma sastra”. Dari segi bahasa hasta brata bisa dibedakan menjadi dua suku kata, yakni hasta artinya delapan dan brata yakni perilaku atau tindakan pengendalian diri. (Ardiansyah, 2017). Karena untuk menjadi seorang pemimpin kita harus bisa mengendalikan diri maka patut kita untuk mengetahui tentang bagaimana sifat-difat pengendalian diri pemimpin menjadi seorang pemimpin. sesuai dengan artinya menurut bahasa bahwa ada delapan sifat pengendalian diri seorang pemimpin yaitu :

 

(1).Mahambeg Mring Suryo (Meniru sifat matahari), sosok pemimpin harus mampu menampilkan diri sebagai sosok yang memberi sinar inspirasi, memancarkan cahaya kehidupan dalam bermasyarakat dan mampu mendaya kembangkan rakyat yang dipimpinnya untuk kemajuan bangsa dan negara.(2).Mahambeg Mring Condro (Meniru sifat bulan), bulan mampu menyinari dalam kegelapan malam, dan sosok pemimpin saat ini harus mampu memberikan semangat, dukungan dan motivasi saat suka maupun duka, apapun dan bagaimanapun situasi dan kondisinya pemimpin harus hadir.(3).Mahambeg Mring Bhumi (Meniru sifat bumi), bersifat murah hati, kuat dan sebagai ibu pertiwi. Pemimpin sudah selayaknya memiliki sifat bermurah hati dan melayani pada rakyatnya dan memiliki prinsip dan karakter yang kuat untuk menjalankan roda kepemimpinanya serta tidak mengecewakankepercayaan rakyatnya.(4)Mahambeg Mring Samudro (Meniru sifat laut/samudra), bersifat luas, tenang, dan berombak. Sudah selayaknya pemimpin mampu memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, mampu menampung aspirasi masyrakatnya serta memberikan solusi dengan kebijaksanaannya dan selalu tenang dalam menghadapi goncangan.(5)Mahambeg Mring Kartika (Meniru sifat bintang), bersifat memancarkan kemilau di tempat tinggi. Pemimpin sudah sepatutnya mampu memberikan pedoman, pembimbing arah pada kebaikan dan mampu memberikan suri tauladan walaupun pemimpin berada di pucuk manajerial tertinggi.(6)Mahambeg Mring Angkasa (Meniru sifat Langit), luas tak terbatas, hingga mampu menampung apa saja yang datang padanya. Prinsip seorang pemimpin hendaknya mempunyai ketulusan batin dan kemampuan mengendalikan diri dalam menampung pendapat rakyatnya yang bermacam-macam.(7)Mahambeg Mring Dahana (Meniru sifat Api), mempunyai kemampuan membakar semua yang bersentuhan dengannya. Seorang pemimpin hendaknya berwibawa dan berani menegakkan kebenaran secara tegas tanpa pandang bulu(8).Mahambeg Mring Maruto (Meniru sifat Angin), selalu ada dimana-mana tanpa membedakan tempat serta selalu mengisi semua ruang yang kosong. Seorang pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat, tanpa membedakan derajat dan martabatnya.

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong