Definisi Kepemimpinan, Teori Kepemimpinan dan Filosofi Kepemimpinan (Hastabrata)
Sejarah Pemimpin dan Kepemimpinan muncul bersama-sama dengan adanya peradaban manusia; yaitu sejak zaman nabi-nabi dan nenek moyang manusia yang berkumpul bersama, lalu bekerjasama untuk mempertahankan eksistensi hidupnya menantang kebuasan binatang dan alam sekitarnya. Sejak itulah terjadi kerjasama antar manusia, dan ada unsur kepemimpinan. pada saat itu pribadi yang ditunjuk sebagai pemimpin ialah orang-orang yang paling kuat, paling cerdas dan paling berani. Pada masa itu muncul suatu teori yang dinamakan Physical Characteristic theory. W.H. Sheldon, dalam penelitiannya menemukan 76 tipe struktur badan yang berhubungan dengan perbedaan temperamen dan kepribadian, antara lain sehat jasmani dan rohani, kuat, besar, extrovert, disegani, percaya diri dan lain-Lain.
DEFINISI KEPEMIMPINAN
Menurut Kadarusman (2012) kepemimpinan (Leadership) dibagi tiga, yaitu: (1) Self Leadership; (2) Team Leadership; dan (3) Organizational Leadership. Self Leadership yang dimaksud adalah memimpin diri sendiri agar jangan sampai gagal menjalani hidup. Team Leadership diartikan sebagai memimpin orang lain. Pemimpinnya dikenal dengan istilah team leader (pemimpin kelompok) yang memahami apa yang menjadi tanggung jawab kepemimpinannya, menyelami kondisi bawahannya, kesediaannya untuk meleburkan diri dengan tuntutan dan konsekuensi dari tanggung jawab yang dipikulnya, serta memiliki komitmen untuk membawa setiap bawahannya mengeksplorasi kapasitas dirinya hingga menghasilkan prestasi tertinggi. Sedangkan organizational leadership dilihat dalam konteks suatu organisasi yang dipimpin oleh organizational leader (pemimpin organisasi) yang mampu memahami nafas bisnis perusahaan yang dipimpinnya, membangun visi dan misi pengembangan bisnisnya, kesediaan untuk melebur dengan tuntutan dan konsekuensi tanggung jawab sosial, serta komitmen yang tinggi untuk menjadikan perusahaan yang dipimpinnya sebagai pembawa berkah bagi komunitas baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Beberapa pendapat para ahli tentang kepemimpinan mengandung pengertian dan makna yang sama. Antara lain dikemukakan oleh :
1. Sutarto
Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Sondang P. Siagian
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar melaksanakan pekerjaan bersama menuju suatu tujuan tertentu.
3. Ordway Tead
Kepemimpinan adalah aktifitas mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4. George Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang erat ada dalam diri orang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai keinginan pemimpin.
5. Franklin G. Mooore
Kepemimpinan adalah kemampuan membuat orang-orang bertindak sesuai dengan keinginan pemimpin.
TEORI KEPEMIMPINAN
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori yaitu teori genetis (keturunan), teori sosial, dan teori ekologis.
1. Teori Genetis (Keturunan)
Pendekatan yang berpendapat bahwa pemimpin itu tidak dihasilkan, akan tetapi dilahirkan (leader are born\. Seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena ia dilahirkan dengan bakaFbakat alami yang luar biasa yang diwarisi dari keluarganya. Menurut pandangan pendekatan ini apabila seseorang sudah "ditakdirkan" menjadi seorang pemimpin, terlepas dari perjalanan hidup yang bersangkutan, akan timbul situasi yang menempatkan orang yang bersangkutan tampil menjadi pemimpin dan akan menjadi efeKif dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya. Dalam menjalankan kepemimpinannya tidak diperlukan teori dan ilmukepemimpinan, tanpa menjalani pelatihan dan pendidikan sebelumnya. Seorang diangkat menjadi pemimpin karena keturunan bukan dibuat (pendekatan hereditary - turun temurun).
2. Teori Sosial
Pendekatan yang kedua yang memandang bahwa pemimpin itu dibentuk dan dipersiapkan (leader are made). Menurut pendekatan ini efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan dipersiapkan. Dengan mendapatkan kesempatan yang luas melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan yang terarah dan intensif, seseorang dapat menumbuhkan dan mengembangan efekti!itas kepemimpinannya. Dengan mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan efektivitas kepemimpinan, ciri-ciri kepemimpinan, gaya kepemimpihan, fungsi-fungsi dan peranan seorang pemimpin maka pada saatnya nanti seseorang akan memperoleh kemampuan dan kesiapan untuk tampil sebagai seorang pemimpin yang cocok dengan karakteristik dirinya. Perkembangan selanjutnya menekankan bahwa seorang pemimpin itu disiapkan. Selain bakat dan sifat dasar yang dimiliki untuk mencapai efeKivitas kepemimpinannya, kepemimpinan dapat dikembangkan melalui pendidikan dan latihan. Seseorang yang tidak memiliki sifat yang cocok dengan kepemimpinan tidak dapat diharapkan jadi pemimpin yang baik; tetapi dengan belajar seseorang dapat mempelajari dan memperbaiki sifat dan bakat yang dimilikl secara terbatas itu.
3. Teori Ekologis.
Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbulah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
HASTABRATA : FILOSOFI KEPEMIMPINAN KOMPLEKS DAN IDEAL
Istilah hastabrata berasal dari kitab Hindu berbahasa sansekerta, hasta artinya delapan dan brata yaitu perilaku atau Tindakan pengendalian diri. Konsep hastabrata dalam kitab tersebut bahwa pemimpinan kekaisaan bertindak sesuai dengan karakter para dewa. Hastabrata pun menjadi tolak ukur sebuah kepemimpinan masa itu. Berikut merupakan delapan unsur alam kepemimpinan hastabrata
1. Mahambeg Mring Kismo (meniru sifat bumi)
Bumi diibaratkan sebagai ibu pertiwi. Sebagai ibu pertiwi, bumi memiliki peran sebagai ibu, yang memiliki sifat keibuan, yang harus memelihara dan menjadi pengasuh, pemomong, dan pengayom bagi makhluk yang hidup di bumi. Implementasinya adalah, kalau sanggup menjadi pemimpin, maka ia harus mampu mengayomi dan melindungi anak buahnya. Ada juga yang menerjemahkan sifat Bumi sebagai sifat seorang yang suka memberikan perhatian kepada fakir miskin, dan kaum lemah. Seorang pemimpin yang menguasai sifat Bumi akan mengarahkan kekuasaannya untuk mensejahterakan rakyat dan mengentaskan kemiskinan.
2. Mahambeg Mring Warih (meniru sifat air)
Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan siapapun termasuk pengikutnya (adaptif). Air selalu mengalir ke bawah, artinya pemimpin harus memperhatikan potensi, kebutuhan dan kepentingan pengikutnya, bukan mengikuti kebutuhan atasannya. Pemimpin juga harus menjadi sosok yang membuka mata dan pikiran secara luas. Seorang pemimpin harus bersedia menerima pendapat dari bawahan dan memikirkan baik-baik semua pendapat yang ada.
3. Mahambeg Mring Samirono (meniru sifat angin)
Pemimpin yang menguasai sifat Angin adalah ia yang selalu terukur bicaranya (tidak asal ngomong), setiap perkataannya selalu disertai argumentasi serta dilengkapi data dan fakta. Dengan demikian, pemimpin yang menguasai sifat Angin ini akan selalu melakukan check and recheck sebelum berbicara atau mengambil keputusan.
4. Mahambeg Mring Candra (meniru sifat bulan)
Sifat Bulan adalah menjadi sumber cahaya bila malam tiba, dengan demikian Bulan adalah sang penerang mahluk hidup dari kegelapan (akal & budi) di bumi. Dalam memperlakukan anak buahnya, seorang pemimpin harus dilandasi oleh aspek-aspek sosio-emosional. Pemimpin harus memperhatikan harkat dan martabat pengikutnya sebagai sesama, atau nguwongke. Ia juga harus menjadi penuntun dan memberikan pencerahan kepada rakyatnya. Oleh karena itu pemimpin seperti ini memahami dan mengamalkan ajaran luhur yang terkandung dalam a-gama dan menjunjung tinggi moralitas.
5. Mahambeg Mring Suryo (meniru sifat matahari)
Seorang pemimpin yang menguasai sifat Matahari harus mampu memberikan inspirasi dan semangat kepada rakyatnya untuk menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Energi positif seorang pemimpin dapat memberi petunjuk dan solusi atas masalah yang dihadapi rakyatnya.
6. Mahambeg Mring Samodra (meniru sifat laut/samudra)
Seorang pemimpin hendaknya mempunyai keluasan hati dan pandangan, dapat menampung semua aspirasi dari siapa saja, dengan penuh kesabaran, kasih sayang, dan pengertian terhadap rakyatnya. Pemimpin harus memiliki wawasan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam Samudra.
7. Mahambeg Mring Wukir (meniru sifat gunung)
Layaknya sifat Gunung yang teguh dan kokoh, seorang pemimpin harus memiliki keteguhan-kekuatan fisik dan psikis serta tidak mudah menyerah untuk membela kebenaran maupun membela rakyatnya.
8. Mahambeg Mring Dahono (meniru sifat api)
Seorang pemimpin yang menguasai sifat Api adalah ia yang cekatan dan tuntas dalam menyelesaikan persoalan. Juga selalu konsisten dan objektif dalam menegakkan aturan, tegas, tidak pandang bulu dan objektif, serta tidak memihak.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong