TIPE KEPEMIMPINAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

28 November 2022 22:32:31 Dibaca : 343

1. Tipe Kepemimpinan

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan (Leadership) dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan dalam pendidikan memiliki peran yang sangat penting mengingat fungsi dari pemimpin sangat menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Maka dari itu, hal yang paling mendasar dan terpenting ketika menjadi seorang pemimpin adalah menanamkan rasa percaya kepada anggota atau bawahannya. Karena dengan cara seperti itulah seorang pemimpin akan disegani dan dihormati dalam sebuah organisasi termasuk dalam lembaga pendidikan dan biasanya rasa kepercayaan yang dimiliki bawahan itu tergantung pada tipe kepemimpinan seseorang yang memimpin itu.

Pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang ada dalam teori manajemen. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan lembaga itu. Tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan. Berbagai gaya atau tipe kepemimpinan banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari–hari, termasuk di sekolah. Walaupun pemimpin pendidikan khususnya sekolah atau madrasah formal adalah pemimpin yang diangkat secara langsung baik oleh pemerintah maupun yayasan, atau melalui pemilihan (Sutikno, 2009: 71).

Tipe kepemimpinan yang dikenal dan diakui keberadaanya dalam manajemen pendidikan, yaitu:

1.      Kepemimpinan Otokratik

Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dengan istilah lain pemimpin tipe otokratik adalah seorang yang egois. Dengan egoismenya pemimpin otokratik melihat perananya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional.

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang memiliki sikap sebagai berikut:

a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

b. Mengindentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata

d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

e. Tergantung pada kekuasaan formilnya

f. Dalam tindakan pengerakannya sering mempergunakan approach mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum (Fattah, 2004: 169)

2.    Kepemimpinan yang Laissez Faire (Masa Bodoh)

Laissez faire (kendali bebas) merupakan kebalikan dari pemimpin otokrtatik. Jika pemimpin otokkratik selalu mendominasi organisasi maka pemimpin laissez faire ini memberi kekuasaan sepenuhnya kepada anggota atau bawahan. Bawahan dapat mengembangkan sarannya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri dan pengarahan tidak ada atau hanya sedikit (Afifuddin, 2005: 34).

Adapun sifat kepemimpinan laissez faire seolah-olah tidak tampak, sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya. Disini seorang pemimpin mempunyai kenyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh dari pemimpinnya (Sutikno, 2009: 157).

3.    Kepemimpinan Demokratis

Dari kata “demokratis” ini tergambar bahwa apa yang akan kita putuskan dan laksanakan itu disepakati dan dilakukan bersama[1]sama. Tipe demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktifitas dalam organisasi akan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai masalah yang timbul diputuskan bersama antara pejabat yang memimpin maupun para pejabat yang dipimpin. Seorang pemimpin yang demokratis menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga mengambarkan secara jelas beragam tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi (Suryosubroto, 2010: 290).

Dalam tipe kepemimpinan yang demokratis ini sangat berbeda dengan kedua tipe kepemimpinan sebelumnya karena pada tipe kepemimpinan demokratis ini, pemimpin tidak bertindak otoriter dan tidak pula menyerahkan segala sesuatunya kepada bawahannya. Dalam tipe ini terlihat bahwa antara atasan yang dalam hal ini pemimpin terhadap bawahannya sama-sama bekerja sama mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Ini berarti bahwa setiap pemimpin mengambil keputusan dan kebijakannya akan selalu mendiskusikan dengan bawahannya.

4.    Kepemimpinan Kharismatik

Tipe kepemimpinan yang kharismatik ini pada dasarnya merupakan tipe kepemimpinan yang didasarkan pada kharisma seseorang. Biasanya kharisma seseorang itu dapat mempengaruhi orang lain. Dengan kharisma yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan mampu mengarahkan bawahannya. Seorang pemimpin yang karismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya.

5.    Kepemimpinan Tipe Militeristik

Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam kemiliteran. Pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Dalam mengerakan bawahan lebih sering mempergunakan system perintah;

b. Dalam mengerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya

c. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan

e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya

f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan

B. Struktur Organisasi

Di dalam organisasi, terdapat struktur yang menjadi kerangkanya. Struktur tersebut memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Berikut penjelasannya :

1. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sebuah garis hierarki atau bertingkat yang mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun perusahaan, di mana setiap individu atau SDM yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsinya masing-masing. Struktur organisasi dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan menempatkan orang-orang yang berkompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HR dalam menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan.

Organisasi sendiri adalah sebuah sistem dimana pekerjaan dibagi dan diserahkan kepada sekelompok orang yang bekerja sama demi tercapainya tujuan organisasi. Kelompok-kelompok tersebut memiliki lapisan dengan peran yang berbeda dan saling berkesinambungan. Sehingga sangat krusial adanya struktur organisasi yang baik di dalam perusahaan Anda.

2. Fungsi dan peran strukur organiasi

Struktur organisasi yang tersusun sesuai karakteristik perusahaan akan sangat bermanfaat bagi jalannya operasional perusahaan. Bagi sebuah perusahaan, struktur organisasi merupakan salah satu fungsi dasar bagi sebuah manajemen untuk mencapai target, strategi, dan sasaran yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan.

Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam perusahaan menjadi sangat penting, adalah karena berbagai perannya sebagai berikut:

· Menjelaskan tanggung jawab setiap anggota organisasi/perusahaan

· Menjelaskan kedudukan setiap anggota organisasi/perusahaan

· Memperjelas jalur hubungan dalam melaksanakan pekerjaan

· Memperjelas uraian tugas

3. Manfaat struktur organisasi

Meski tak semua perusahaan menggunakan struktur organisasi, tetapi menerapkan hal tersebut akan memberikan beragam manfaat, yaitu :

1. Komunikasi lebih baik

2. Meningkatkan efisiensi operasional

3. Mengurangi konflik karyawan

4. Meningkatkan kinerja karyawan

 

 

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong