Public Speaking

08 September 2023 15:02:33 Dibaca : 9
  • Public Speaking

Kamu mungkin sudah sering mendengar tentang public speaking sebagai salah satu kemampuan yang penting dimiliki saat ini. Apakah kamu sudah pernah melakukannya?

Baik sudah maupun belum pernah, public speaking sebetulnya merupakan suatu kemampuan yang juga harus terus dilatih agar kita bisa menguasainya. Supaya kamu bisa semakin jago dan pede melakukannya, yuk pelajari dulu arti dan tips-tips seputar public speaking!

  • Apa itu Public Speaking?

Singkatnya, public speaking adalah kegiatan komunikasi lisan yang dilakukan secara langsung di muka umum atau di hadapan sekelompok orang. Contoh-contoh kegiatan public speaking adalah saat kita melakukan presentasi di depan kelas atau menyampaikan pidato.

  • Tips-Tips Seputar Public Speaking

1. Kenali Tujuan dan Audiens dengan Baik

Saat akan melakukan public speaking, kamu pastinya memiliki sebuah tujuan dan menginginkan agar apa yang kamu sampaikan dapat diterima oleh audiens dengan baik. Oleh karenanya, sebelum menyusun materi, kamu harus tahu terlebih dahulu apa yang menjadi tujuanmu. Misalnya kamu ingin menyampaikan materi tentang bahaya sampah plastik ke teman-teman yang belum tahu sama sekali tentang isu ini. Jadi, kamu pun harus menyesuaikan materi dan gaya bahasamu menjadi lebih sederhana agar mereka bisa mencernanya secara mudah.

2. Susun Poin-Poin Penting yang Ingin Disampaikan

Selanjutnya, kamu bisa mulai menyusun materi yang ingin disampaikan. Mungkin ada banyak hal yang ingin kamu sampaikan, tapi karena ada durasi waktu, kamu harus menyortir materimu. Pilih poin-poin penting yang ingin disampaikan sebagai bahan panduanmu dan juga agar pembicaraanmu tidak melebar ke mana-mana. Kamu bisa membuat outline naskah public speaking-mu seperti menyusun outline untuk esai.

3. Persiapkan Alat Bantu jika Diperlukan

Jika kamu ingin dan situasinya memungkinkan, kamu juga bisa menyiapkan alat bantu seperti slides presentasi untuk menampilkan gambar atau cue card yang berisi poin-poin yang akan kamu bahas. Tapi, kamu harus tetap ingat bahwa alat bantu ini sifatnya hanya sebagai penunjang. Jangan menulis terlalu banyak kata di dalam slides presentasimu agar fokus audiens tidak terpecah antara membaca tulisan di slides atau mendengarkan presentasimu.

4. Kuasai Materi dengan Berlatih Terus Menerus

Practice makes perfect. Ini dia poin terpenting agar public speaking-mu berjalan dengan lancar. Kalau kamu sudah selesai mempersiapkan materi dan alat bantu, kini adalah saatnya berlatih. Latihan tidak cukup hanya dilakukan sekali atau dua kali, tapi harus berkali-kali hingga kamu sudah benar-benar lancar. Kamu bisa meminta satu orang temanmu untuk menonton latihan ini agar ia bisa memberikanmu komentar dan saran.

5. Perhatkan Aspek Non Verbal

Latihanlah seakan-akan kamu sudah berada di atas panggung atau di depan banyak orang. Jadi, jangan hanya terpaku pada materi kamu saja, ya. Ada hal-hal lain yang perlu diperhatikan, seperti volume suaramu, intonasi, tempo, kontak matamu dengan audiens, hingga posisi berdiri. Berlatihlah di depan cermin agar kamu bisa melihat dirimu sendiri saat sedang melakukan public speaking. Selain itu, kamu juga bisa merekam latihanmu ini sebagai bahan evaluasi diri sendiri.

6. Be Confident

Kini adalah saatmu untuk tampil! Kamu sudah menguasai materimu dengan baik, sudah berlatih berulang kali, tapi masih juga merasa gugup sesaat sebelum tampil. Jangan khawatir, karena hal ini wajar terjadi, kok. Yang perlu kamu lakukan adalah mencoba untuk rileks dengan mengambil nafas panjang lalu hembuskan. Kemudian, saat sudah berada di depan banyak orang, kunci utamanya adalah percaya dengan kemampuan diri sendiri! Kamu sudah mempersiapkan segalanya, jadi apa lagi yang perlu kamu takuti? Semuanya pasti akan berjalan dengan baik!

Nah, itu dia tips-tips seputar public speaking yang bisa kamu coba terapkan. Sama seperti kemampuan lainnya, kamu pasti bisa jago public speaking jika sudah berlatih dan melakukannya berulang kali.

Jadi, kalau misalnya percobaan pertamamu belum begitu lancar, jangan khawatir! Kamu pasti akan semakin baik di kesempatan-kesempatan berikutnya hingga bisa menjadi seorang ahli. Terus semangat, ya!

 

MANFAAT BERPIKIR KRITIS

07 September 2023 22:10:34 Dibaca : 87
  • Manfaat Critical Thinking

Sebagai pemikir kritis mereka akan mampu untuk merumuskan masalah-masalah dengan jelas dan tepat. Di mana hal ini akan mengajari mereka untuk mengumpulkan, menilai, mengembangkan, dan membuat kesimpulan serta solusi yang beralasan. Kemudian mengujinya terhadap standar yang relevan dan terbuka terhadap alternatif yang mungkin bisa menilai asumsi yang sudah ada.

1. Meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis dan kreatif

Manfaat dari critical thinking atau berpikir kritis adalah melatih diri secara mandiri untuk menyidik dan mempertanyakan lingkungan sekitar. Entah itu mengenai sebuah pertanyaan, gagasan, atau bahkan menemukan masalah dan berusaha untuk mencari serta memberikan solusi yang layak dan tepat.

Melatih diri secara mandiri untuk berpikir kritis mampu untuk meningkatkan sisi kreatif dari diri seseorang. Kamu akan melihat segala sesuatu dengan cara yang objektif dan melibatkan pikiran yang rasional dalam menentukan sesuatu.

2. Meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat

Kita tahu bahwa orang yang berpikir kritis mampu untuk menyidik dan melakukan observasi serta menemukan masalah dan mencari serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang ditemukan. Singkatnya, mereka akan secara mandiri untuk mencari alternatif solusi dari semua sumber yang relevan dengan masalah.

Kamu juga selalu hati-hati untuk menetapkan apa yang perlu digunakan sebagai sumber informasi dan tidak mudah mengambil kesimpulan. Jadi, kamu akan terlatih dan memahami apa yang harus dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah serta membuat keputusan yang tepat.

3. Meningkatkan kemampuan untuk mengevaluasi informasi secara kritis

Dalam berpikir kritis ada tahapan yang namanya observasi. Dari sini kamu bisa belajar untuk mengevaluasi sebuah informasi yang didapatkan. Observasi adalah proses mengamati. Jadi, setelah kamu selesai mengamati hasilnya dapat dijadikan bahan evaluasi.

Dalam melakukan evaluasi pun kamu melibatkan pikiran rasional untuk menentukan apakah hasil observasi ini selanjutnya dapat digunakan untuk alternatif solusi atau tidak. Belajar dari proses ini, kamu akan terbiasa untuk mengevaluasi sumber informasi. Jadi, makin terbiasa untuk berpikir kritis kamu akan terlatih untuk mengevaluasi sumber informasi.

4. Meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif

Berpikir kritis juga melakukan komunikasi. Pada salah satu prosesnya, ada tahapan di mana kamu harus mendiskusikan informasi-informasi yang didapatkan. Tujuannya untuk memperkecil kesalahan dan tidak bergantung pada pemikiran sendiri atau pemikiran eksternal yang belum diuji. Maka, salah satu manfaat yang akan kamu dapatkan adalah meningkatkan kemampuan komunikasi yang baik. Sehingga ketika kamu sering terlibat dalam proses berpikir kritis kemampuan komunikasi juga ikut meningkat.

  • Cara Melatih Critical Thinking

Cara untuk melatih critical thinking adalah dengan terlibat di dalam prosesnya sehingga makin sering terlibat kemampuan kamu juga akan berkembang. Berikut adalah cara untuk melatihnya.

1. Mengasah keterampilan analisis dan evaluasi

Keterampilan analisis dan evaluasi adalah kemampuan untuk menganalisis informasi atau data, kemudian mengevaluasi atau menilai secara kritis untuk menghasilkan kesimpulan yang akurat dan logis. Berpikir kritis adalah proses yang membantu seseorang mengembangkan keterampilan analisis dan evaluasi dengan cara mempertanyakan lingkungan sekitar, mengidentifikasi argumen yang kuat dan lemah, serta mengevaluasi bukti-bukti yang tersedia. Berlatih berpikir kritis dimulai dari menemukan masalah dan mencari solusi yang tepat untuk permasalah itu. Berlatih untuk memberikan solusi melalui analisis dan evaluasi

2. Meningkatkan kemampuan berpikir logis

Berlatih berpikir kritis juga meningkatkan kemampuan untuk berpikir logis. Kemampuan untuk mengambil kesimpulan atau membuat keputusan berdasarkan penalaran yang rasional dan sistematis akan terlatih. Melihat segala sesuatu dengan objektif dan tidak mudah untuk menyimpulkan sesuatu sebelum diuji.

3. Mempraktikkan pemecahan masalah

Mempraktikan pemecahan masalah adalah suatu proses di mana seseorang mengidentifikasi dan menyelesaikan suatu masalah atau tantangan yang dihadapi. Berpikir kritis sangat penting karena dapat membantu seseorang mengidentifikasi akar masalah, mempertimbangkan berbagai solusi yang mungkin, dan memilih solusi terbaik yang didukung oleh data dan informasi yang valid.

4. Berlatih mengevaluasi informasi secara kritis

Mengevaluasi informasi secara kritis adalah suatu kemampuan untuk memeriksa dan memahami informasi yang diperoleh. Proses ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan argumen, menilai kredibilitas sumber informasi, dan membuat keputusan yang tepat berdasarkan fakta dan bukti yang diuji.

5. Memperdalam pengetahuan dan wawasan

Memperdalam pengetahuan dan wawasan dengan berpikir kritis adalah suatu cara untuk memperluas pemahaman dan meningkatkan kualitas informasi yang kita terima, dengan cara menguji, mengevaluasi, dan mempertanyakan segala hal yang kita dengar atau baca.

Performance appraisal atau evaluasi kinerja adalah salah satu alat yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja karyawan dalam mencapai tujuan organisasi. Namun, evaluasi kinerja yang dilakukan tanpa memperhatikan keterampilan berpikir kritis dapat menghasilkan penilaian yang tidak akurat dan tidak objektif.

Keterampilan berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk menguji argumen, mengevaluasi bukti, dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang sudah diuji. Dalam konteks evaluasi kinerja, keterampilan berpikir kritis dapat membantu evaluator untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan secara objektif dan akurat. Menggunakan keterampilan berpikir kritis, membantu perusahaan dalam mengatasi bias yang mungkin terjadi dalam evaluasi kinerja dan memberikan hasil yang lebih objektif dan akurat.

BERPIKIR KRITIS (Critical Thinking)

07 September 2023 15:46:46 Dibaca : 188

Pengertian Critical Thinking

Critical thinking adalah proses berpikir yang melibatkan pikiran rasional serta melakukan serangkaian tahapan yang objektif untuk mengukur atau menilai sesuatu. Dalam prosesnya critical thinking selalu menuntut untuk tidak bergantung secara mandiri terhadap pikiran sendiri atau sejumlah ide yang belum diuji. Artikel ini akan menjelaskan lebih luas tentang critical thinking khusus untuk kamu.

Critical thinking pada dasarnya adalah sebuah analisis objektif dan evaluasi terhadap suatu masalah untuk membentuk struktur penilaian yang terukur. Critical thinking lahir sebagai sebuah konsep untuk menyelidiki pemikiran atau pengetahuan terhadap suatu hal dan akar intelektualnya telah berkembang sejak 2500 tahun lalu.

Socrates menganggap bahwa seseorang tidak mungkin secara mandiri bergantung pada pengetahuan yang dimiliki olehnya. Oleh karena itu sangat penting untuk mengajukan pertanyaan mendalam dan menggali secara mendalam sebuah pemikiran sebelum menerimanya sebagai gagasan untuk dipercaya.

Definisi Critical Thinking

Critical Thinking adalah cara untuk mengkritik sesuatu dengan mengajukan pertanyaan logis terhadap suatu ide atau permasalahan. Konsep ini tidak secara utuh percaya kepada pemikiran internal maupun eksternal yang belum teruji tetapi melakukan penyidikan logis dan metodologis untuk menemukan jawaban terhadap suatu permasalahan.

Fokus dari konsep ini adalah menyoroti pencarian bukti dan memeriksa dengan cermat serta melakukan penalaran dan asumsi untuk menganalisis sebuah permasalahan dan menemukan jawaban yang layak. Oleh karena itu critical thinking dapat didefinisikan sebagai cara berpikir ilmiah dengan metode sistematis untuk menemukan jawaban logis

Komponen-komponen dari Critical Thinking

Dalam memetakan solusi serta jawaban yang logis dan layak kita membutuhkan navigasi untuk menuju kepada tujuan tersebut. Melalui sejumlah struktur penilaian yang sistematis berikut adalah komponen dari critical thinking meliputi observing, feeling, wondering, imagining, inferring, knowledge, consulting, identifying and analyzing, judging, dan deciding.

Konsep Asal-usul Critical Thinking

Mengungkap secara detail konsep asal-usul dari critical thinking tidak semudah itu tetapi kita dapat kembali ke masa di mana socrates melakukan praktik dialog dalam mengajar murid-muridnya. Praktik dialog dengan disiplin dan bijaksana ini dikenal sebagai konsep socratic questioning untuk mencari bukti yang logis dan menguji pemikiran atau ide yang tersedia.

Socrates membangun sebuah pendekatan disiplin dan bijaksana yang memungkinkan murid-muridnya untuk melakukan penyidikan secara logis. Hal ini adalah metode untuk menentukan validitas dari suatu ide.

Ciri-ciri Orang yang Mampu Berpikir Kritis

Berpikir kritis lebih dari sekadar kumpulan kumpulan fakta atau akumulasi pengetahuan, metode itu adalah cara untuk mendekati apa pun yang saat ini kita ketahui. Di mana dalam pendekatannya selalu menggunakan sejumlah metodologis untuk menguji dan mencapai kriteria yang layak dari sebuah ide.

1. Menggunakan logika dan bukti untuk menyelesaikan masalah

Untuk menyelesaikan sebuah masalah kita membutuhkan sekumpulan pengetahuan yang memadai untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tetapi sekumpulan pengetahuan yang kita miliki belum tentu tepat atau layak untuk dijadikan dasar memecahkan semua masalah sebelum diuji secara logis.

sekumpulan pengetahuan ini diperoleh dari pengamatan berkala melalui dokumentasi yang detail terhadap sejumlah data melalui indra kita. Dalam melihat sekumpulan data yang telah diperoleh harus berdasarkan objektivitas pemikiran kritis.

Tujuannya agar tetap objektif sepenuhnya dalam proses penilaian dan tidak dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Sehingga dengan bersikap objektif dalam melihat suatu masalah dapat membantu untuk memisahkan antara fakta dan bias pemikiran.

2. Mampu mengevaluasi ide dan informasi secara kritis

Dalam mengevaluasi informasi harus melihat secara menyeluruh dan menganalisis informasi tersebut. Proses mengevaluasi informasi ini adalah bentuk pemikiran analitis untuk menganalisis seberapa baik informasi ini berfungsi secara mandiri maupun secara bersama-sama.

Langkah selanjutnya adalah dengan identifikasi sebuah bukti yang membentuk keyakinan, tujuannya untuk menilai sumber itu kredibel atau tidak. Selain itu metode ini juga untuk identifikasi bias pemikiran dan menghindarinya.

3. Memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional

Membuat keputusan yang rasional juga harus melalui pertimbangan terhadap beberapa sumber informasi yang dimiliki. Mempertimbangkan informasi juga harus secara logis serta melihat apakah sumber itu relevan dengan masalah.

Untuk menjalankan pemikiran rasional lantas tidak langsung mengambil keputusan Berdasarkan informasi yang dimiliki, harus ada beberapa skenario untuk menyusun informasi-informasi tersebut menjadi sebuah data yang valid.

Rasional itu kegiatan memeriksa semua informasi dengan cermat dan melalui proses pemikiran yang kritis. Selain itu melihat relevansi antara solusi dan masalah. Memastikan fungsi dari setiap informasi layak untuk dijadikan solusi. Maka, dengan melalui proses ini sebuah keputusan yang rasional dapat dibuat.

4. Bisa melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang

Kemampuan untuk melihat semua unsur yang mendukung munculnya sebuah masalah adalah bentuk dari proses pemikiran kritis. Dalam prosesnya, menyoroti semua sisi permasalahan adalah cara terbaik untuk menetapkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk membuat sebuah solusi.

5. Tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat atau tidak relevan

Menjalankan pemikiran kritis artinya tidak langsung mengambil kesimpulan dari sumber informasi yang disajikan. Sadar akan kesalahan berpikir yang mungkin saja terjadi pemikir kritis menghindari argumen yang sifatnya memihak.

Mereka akan terbuka untuk berbagai perspektif dan pandangan dan tidak mengambil jalan pintas yang menimbulkan miskonsepsi. Pemikir kritis juga akan menghindari premis sebuah argumen yang digunakan sebagai pendukung argumen itu sendiri.

Agar menemukan solusi yang lebih baik dan terperinci, pemikir kritis akan mengadopsi berbagai perspektif. Kemudian, mempertimbangkannya serta melakukan agar eksperimen untuk menemukan solusi yang benar-benar layak.

TIPE KEPEMIMPINAN DAN STRUKTUR ORGANISASI

28 November 2022 22:32:31 Dibaca : 345

1. Tipe Kepemimpinan

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. Hal ini terlihat dari banyaknya literatur yang mengkaji tentang kepemimpinan (Leadership) dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan dalam pendidikan memiliki peran yang sangat penting mengingat fungsi dari pemimpin sangat menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Maka dari itu, hal yang paling mendasar dan terpenting ketika menjadi seorang pemimpin adalah menanamkan rasa percaya kepada anggota atau bawahannya. Karena dengan cara seperti itulah seorang pemimpin akan disegani dan dihormati dalam sebuah organisasi termasuk dalam lembaga pendidikan dan biasanya rasa kepercayaan yang dimiliki bawahan itu tergantung pada tipe kepemimpinan seseorang yang memimpin itu.

Pemimpin memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana yang ada dalam teori manajemen. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan lembaga itu. Tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan. Berbagai gaya atau tipe kepemimpinan banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari–hari, termasuk di sekolah. Walaupun pemimpin pendidikan khususnya sekolah atau madrasah formal adalah pemimpin yang diangkat secara langsung baik oleh pemerintah maupun yayasan, atau melalui pemilihan (Sutikno, 2009: 71).

Tipe kepemimpinan yang dikenal dan diakui keberadaanya dalam manajemen pendidikan, yaitu:

1.      Kepemimpinan Otokratik

Seorang pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karakteristik yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Dengan istilah lain pemimpin tipe otokratik adalah seorang yang egois. Dengan egoismenya pemimpin otokratik melihat perananya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasional.

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin yang memiliki sikap sebagai berikut:

a. Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

b. Mengindentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

c. Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata

d. Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

e. Tergantung pada kekuasaan formilnya

f. Dalam tindakan pengerakannya sering mempergunakan approach mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum (Fattah, 2004: 169)

2.    Kepemimpinan yang Laissez Faire (Masa Bodoh)

Laissez faire (kendali bebas) merupakan kebalikan dari pemimpin otokrtatik. Jika pemimpin otokkratik selalu mendominasi organisasi maka pemimpin laissez faire ini memberi kekuasaan sepenuhnya kepada anggota atau bawahan. Bawahan dapat mengembangkan sarannya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri dan pengarahan tidak ada atau hanya sedikit (Afifuddin, 2005: 34).

Adapun sifat kepemimpinan laissez faire seolah-olah tidak tampak, sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya. Disini seorang pemimpin mempunyai kenyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh dari pemimpinnya (Sutikno, 2009: 157).

3.    Kepemimpinan Demokratis

Dari kata “demokratis” ini tergambar bahwa apa yang akan kita putuskan dan laksanakan itu disepakati dan dilakukan bersama[1]sama. Tipe demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktifitas dalam organisasi akan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai masalah yang timbul diputuskan bersama antara pejabat yang memimpin maupun para pejabat yang dipimpin. Seorang pemimpin yang demokratis menyadari bahwa organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga mengambarkan secara jelas beragam tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan organisasi (Suryosubroto, 2010: 290).

Dalam tipe kepemimpinan yang demokratis ini sangat berbeda dengan kedua tipe kepemimpinan sebelumnya karena pada tipe kepemimpinan demokratis ini, pemimpin tidak bertindak otoriter dan tidak pula menyerahkan segala sesuatunya kepada bawahannya. Dalam tipe ini terlihat bahwa antara atasan yang dalam hal ini pemimpin terhadap bawahannya sama-sama bekerja sama mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Ini berarti bahwa setiap pemimpin mengambil keputusan dan kebijakannya akan selalu mendiskusikan dengan bawahannya.

4.    Kepemimpinan Kharismatik

Tipe kepemimpinan yang kharismatik ini pada dasarnya merupakan tipe kepemimpinan yang didasarkan pada kharisma seseorang. Biasanya kharisma seseorang itu dapat mempengaruhi orang lain. Dengan kharisma yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan mampu mengarahkan bawahannya. Seorang pemimpin yang karismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya.

5.    Kepemimpinan Tipe Militeristik

Tipe kepemimpinan yang biasa memakai cara yang lazim digunakan dalam kemiliteran. Pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Dalam mengerakan bawahan lebih sering mempergunakan system perintah;

b. Dalam mengerakan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya

c. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan

e. Sukar menerima kritikan dari bawahannya

f. Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan

B. Struktur Organisasi

Di dalam organisasi, terdapat struktur yang menjadi kerangkanya. Struktur tersebut memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Berikut penjelasannya :

1. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah sebuah garis hierarki atau bertingkat yang mendeskripsikan komponen-komponen yang menyusun perusahaan, di mana setiap individu atau SDM yang berada pada lingkup perusahaan tersebut memiliki posisi dan fungsinya masing-masing. Struktur organisasi dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan menempatkan orang-orang yang berkompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya. Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HR dalam menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan.

Organisasi sendiri adalah sebuah sistem dimana pekerjaan dibagi dan diserahkan kepada sekelompok orang yang bekerja sama demi tercapainya tujuan organisasi. Kelompok-kelompok tersebut memiliki lapisan dengan peran yang berbeda dan saling berkesinambungan. Sehingga sangat krusial adanya struktur organisasi yang baik di dalam perusahaan Anda.

2. Fungsi dan peran strukur organiasi

Struktur organisasi yang tersusun sesuai karakteristik perusahaan akan sangat bermanfaat bagi jalannya operasional perusahaan. Bagi sebuah perusahaan, struktur organisasi merupakan salah satu fungsi dasar bagi sebuah manajemen untuk mencapai target, strategi, dan sasaran yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan.

Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam perusahaan menjadi sangat penting, adalah karena berbagai perannya sebagai berikut:

· Menjelaskan tanggung jawab setiap anggota organisasi/perusahaan

· Menjelaskan kedudukan setiap anggota organisasi/perusahaan

· Memperjelas jalur hubungan dalam melaksanakan pekerjaan

· Memperjelas uraian tugas

3. Manfaat struktur organisasi

Meski tak semua perusahaan menggunakan struktur organisasi, tetapi menerapkan hal tersebut akan memberikan beragam manfaat, yaitu :

1. Komunikasi lebih baik

2. Meningkatkan efisiensi operasional

3. Mengurangi konflik karyawan

4. Meningkatkan kinerja karyawan

 

 

 

 

Tipe Kepemimpinan serta perilaku Individu dan Kelompok

14 November 2022 15:12:20 Dibaca : 153

Tipe Kepemimpinan

Seiring perkembangan zaman, kepemimpinan secara ilmiah mulai berkembang bersamaan dengan pertumbuhan manajemen ilmiah yang lebih dikenal dengan ilmu tentang memimpin. kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi anggota untuk mencapai tujuan dan membuatnya lebih kohesif dan koheren atau efektif. Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan lembaga itu. Tipe kepemimpinan akan identik dengan gaya kepemimpinan seseorang melaksanakan suatu kepemimpinan, berbagai tipe kepemimpinan tersebut adalah:

1.      Tipe Autocartic

Autokratik yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menggunakan kata autokrasi yang berarti kekuasaan yang tidak terbatas dalam artian bentuk pemerintahan dengan kekuasaan mutlak pada diri seseorang, kediktatoran. Istilah lain dari autokrasi adalah otoriter yang mana kita lebih mengenal kata otoriter daripada autokrasi itu sendiri. Otoriter yang berarti berkuasa sendiri, sewenang-wenang. Merupakan bentuk pemerintahan dengan kekuasaan pada diri pemimpin itu sendiri dilakukan dengan sewenang-wenang.

2.      Tipe Democratic

Tipe demokratis berlandaskan pada pemikiran bahwa aktifitas dalam organisasi akan dapat berjalan lancar dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan apabila berbagai masalah yang timbul diputuskan bersama antara pejabat yang memimpin maupun para pejabat yang dipimpin. pemimpin demokratik memperlakukan manusia dengan cara manusiawi. Ia mengakui dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Seorang demokratik tidak memandang bahwa kebutuhan manusia hanya terbatas pada kebutuhan materi, namun ia menyadari bahwa masih ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi seperti fisik, mental, sosial, dan spiritual.

3.      Tipe Laissez Faire

Laissez faire (kendali bebas) merupakan kebalikan dari pemimpin otokrasi. Jika pemimpin otokratik selalu mendominasi organisasi maka pemimpin laissez faire ini memberi kekuasaan sepenuhnya kepada anggota atau bawahan. Bawahan dapat mengembangkan sarannya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri dan pengarahan tidak ada atau hanya sedikit (Afifuddin, 2005: 34).

Adapun sifat kepemimpinan laissez faire seolah-olah tidak tampak, sebab pada tipe ini seorang pemimpin memberikan kebebasan penuh kepada para anggotanya dalam melaksanakan tugasnya. Disini seorang pemimpin mempunyai kenyakinan bahwa dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil. Tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok dan bukan karena pengaruh dari pemimpinnya (Sutikno, 2009: 157).

4.      Tipe Patternalistic

Tipe kepemimpinan seperti ini biasa terdapat di lingkungan masyarakat desa yang masih bersifat tradisional dan agraris. Seorang pemimpin paternalistik memiliki gaya memimpin yang kebapakan, melindungi tapi juga menggurui. Dalam menjalankan tugasnya, seorang paternalistik selalu mengutamakan kepentingan bersama/kebersamaan. Ia selalu memperlakukan setiap orang dalam organisasinya sama, tidak ada yang lebih menonjol. Artinya seorang paternalistik berusaha memperlakukan semua orang dan semua satuan kerja yang terdapat dalam organisasi seadil dan semerata mungkin (Dwiwibawa, 2012: 15) Karena paternalistik ini mempunyai arti sifat kebapaan, maka pemimpin tipe seperti ini cenderung mengayomi dan menjadikan bawahannya itu sebagai anaknya.

5.      Tipe Karismatik

Menurut Dwiwibawa (2012: 15), seorang pemimpin yang karismatik adalah pemimpin yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun mereka tidak dapat menjelaskan secara konkret mengapa ia mengaguminya. Tipe kepemimpinan yang karismatik ini pada dasarnya merupakan tipe kepemimpinan yang didasarkan pada karisma seseorang. Biasanya karisma seseorang itu dapat mempengaruhi orang lain. Dengan karisma yang dimiliki seseorang, orang tersebut akan mampu mengarahkan bawahannya. Seorang pemimpin yang karismatik memiliki karakteristik khusus yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya.

Defenisi Perilaku Individu dan Kelompok dalam Organisasi

A. Defeinisi Perilaku Individu dalam Organisasi

Perilaku manusia merupakan sebuah fungsi dari hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya. Seseorang membawa rangkaian dalam organisasi meliputi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan pengalaman masa lalu. Sementara itu, karakteristik manusia akan masuk ke dalam lingkungan kerja yang baru yaitu organisasi atau lembaga lainnya. Organisasi pun memiliki karakteristik dan bertindak sebagai sebuh lingkungan untuk manusia. Karakteristik manusia ber[1]interaksi dengan karakteristik organisasi yang dapat menciptakan perilaku individu dalam organisasi.

Pada dasarnya, perilaku manusia dimotivasi oleh hasrat untuk mencapai suatu tujuan, yang mana seseorang seringkali mempunyai motif dalam pencapaian tujuan tersebut. Motif merupakan ikhwal penyebab perilaku yang timbul dan mempertahankan kegiatan serta menetapkan arah umum perilaku manusia. Motif ialah dorongan utama dalam melaksanakan suatu kegiatan.

Setelah bertahun-tahun teori dan riset dikembangkan, akhirnya secara umum disepakati, bahwa:

1.      Perilaku timbul karena sutu sebab

2.      Perilaku diarahkan pada tujuan

3.      Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun program, merangkai sperpart computer, dll.

4.      Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti: berikir, berpersepsi juga penting dalam mencapai tujuan

5.     Perilaku bermotivasi

Setiap manusia mempunyai ciri seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, harapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Organisasi sebagai lingkungan manusia juga berciri-ciri sebagai berikut: regulasi yang disusun dalam suatu hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian. 

B. Defenisi Perilaku Kelompok dalam Organisasi

Dalam kesehariannya, setiap manusia memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda antar satu sama lain. Hal ini menyebabkan adaya beragam karakteristik yang secara pasti juga akan memiliki kemampuan yang tinggi jika diwujudkan dalam suatu kebutuhan dan tujuan bersama. Setelah mereka menjadi bagian dari kepentingan dan tujuan kelompok tersebut, akan terbentuklah perilaku kelompok untuk kebersamaan.

a. Pengertian Perilaku Kelompok dan Klasifikasi Kelompok

Aktivitas yang dilaksanakan oleh lebih dari satu orang yang saling berhubungan, mempengaruhi dan bergantung satu sama lain untuk mencapai kinerja positif jangka panjang dan perkembangan diri disebut dengan perilaku kelompok. Anggota kelompok organisasi harus termotivasi untuk bergabung, melihat kelompok sebagai wadah interaksi, berpartisipasi langsung dalam kegiatan-kegiatan kelompok dan menyetujui kesepakatan dan ketidaksepakatan melalui berbagi interaksi.

Sebuah kelompok terdiri atas kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal ditetapkan oleh struktur organisasi seperti presiden dan menteri, ketua DPR dan anggota komisi. Kelompok informal merupakan kelompok yang dideinisikan sebagai tanggapan terhadap kepentingan akan kontak sosial baik ada tidaknya struktur dan formal atau tidak ditetapkan secara organisasi.

Kelompok merupakan bagian kehidupan individu dan organisasi dimana mereka akan terus terlibat dalam proses kelompok yang ditemui dalam suatu organisasi. Ciri-ciri sebuah kelompok antara lain memiliki lebih dari satu anggota, saling berkomunikasi, memiliki tujuan yang sama dan mengganggap dirinya sebagai anggota sebuah kelompok.

b. Dasar-Dasar Perilaku Kelompok

Dasar-dasar perilaku kelompok terdiri dari: kondisi eksternal pada kelompok, sumber daya anggota, sumber kelompok, proses kelompok,tugas-tugas kelompok, kinerja dan kepuasan, teori psikologi.

1.      Kondisi eksternal pada kelompok

2.      Sumber daya anggota

3.      Struktur kelompok

4.      Proses kelompok

5.      Tugas-tugas kelompok

6.      Kinerja dan kepuasan

7.      Teori psikologi

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong