LABEL : TeknikIndustri

Teori Kepemimpinan dan Tokoh-Tokoh pemimpin

03 October 2022 23:58:24 Dibaca : 8047

Teori Kepemimpinan

1. Teori Orang Hebat (Great-Man Theory).

seorang pemimpin yang hebat adalah mereka yang memang terlahir sebagai pemimpin hebat, bukan mereka yang dibentuk menjadi pemimpin hebat. Pernyataan ini menggunakan “Teori Orang Hebat atau Great-Man Theory”, yang mana usaha orang-orang di zaman dahulu kala dalam pencarian sifat-sifat umum terhadap kepemimpinan membawa mereka kepada kesimpulan bahwa pemimpin yang hebat adalah orang-orang hebat yang dilahirkan ke dunia, bukan orang-orang hebat yang dibentuk menjadi pemimpin hebat.

Pada tahun 1847, Thomas Carlyle menyatakan bahwa sejarah adalah sesuatu yang universal, sejarah merupakan apa yang telah dicapai manusia di dunia ini dan sejarah berada di dasar orang-orang hebat yang telah bekerja keras di dunia. Dalam pernyataannya ini, Carlyle setuju bahwa pemimpin hebat adalah mereka yang sudah diberkahi potensi heroik, kecerdasan dan mental yang lebih kuat dari Tuhan.

Akan tetapi, teori kepemimpinan ini sempat terbantahkan setelah manusia melihat peristiwa kehebatan Adolf Hitler. Hitler bukanlah seorang pemimpin yang sudah kentara jiwa kepemimpinannya dia kecil. Hitler harus memiliki banyak cobaan dalam hidupnya, penolakan, pengasingan dan semacamnya. Sampai akhirnya dia bisa menjadi seorang pemimpin besar bagi rakyat Jerman, itu semua hasil pembentukan karakter kepemimpinannya, bukan anugerah langsung dari Tuhan.

2. Teori Sifat (Trait Theory). 

Pada Teori Sifat atau Trait Theory ini, para ahli mengemukakan bahwa setiap pemimpin memiliki mental, fisik dan kepribadian tertentu yang sangat berbeda dengan mereka yang bukan pemimpin. Tidak seperti teori kepemimpinan yang sebelumnya, yaitu Teori Great-Man, yang mana banyak para ahli berpendapat seorang pemimpin adalah mereka yang terlahir dengan genetik kepemimpinan di dalam dirinya masing-masing, sehingga semua karakteristik kepemimpinan sudah melekat semenjak lahir. Nah, teori sifat atau trait theory ini mengabaikan faktor genetik kepemimpinan tersebut. Tidak hanya itu, teori sifat ini juga tidak begitu yakin bahwa seorang pemimpin dapat dibentuk atau dilatih.

Seorang ahli bernama Jenkins mengidentifikasikan sifat-sifat kepemimpinan dari teori ini. Beberapa sifat yang secara garis keturunan menurun kepada orang tersebut seperti, kecerdasan, tinggi badan, ketampanan dan kecantikan (daya tarik), kepribadian dan juga karisma. Bahkan, seorang filsuf terkenal bernama Max Weber mengatakan bahwa karisma adalah suatu kekuatan revolusioner terbesar yang mampu mengajak orang lain untuk melakukan pengabdian dan mengikuti arahan pemimpin berkarismatik tersebut.

3. Teori Kepemimpinan Situasional (Situational Theories).

Teori Kepemimpinan Situasional ini merekomendasikan kepada kita bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang paling tepat dalam kehidupan ini. Dalam hal ini, gaya kepemimpinan yang perlu kita terapkan tergantung dengan suatu keadaan tertentu. Lantas, situasi seperti apa yang dimaksud dalam teori ini? Teori Kepemimpinan Situasional menyampaikan kepada kita bahwa gaya kepemimpinan yang tepat itu bergantung pada faktor-faktor tertentu seperti, kualitas dan situasi para pengikut kita (anggota tim).

Teori kepemimpinan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 yang mengungkapkan bahwa tidak ada cara yang paling tepat untuk memimpin, yang ada hanyalah para pemimpin harus mampu beradaptasi dengan segala situasi dan mengubah gaya kepemimpinan berdasarkan situasi yang dirinya hadapi.

Jadi, setiap gaya kepemimpinan seorang pemimpin akan berbeda-beda, karena semuanya tergantung dari tingkat kesiapan para pengikut atau anggota timnya.

4. Teori Transaksional (Transactional Theory).

teori kepemimpinan yang hadir pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an. Dalam teori kepemimpinan ini, baik seorang pemimpin dan pengikut terlibat dalam praktik yang memungkinkan adanya pertukaran antara pengikut dan pemimpin. Dengan kata lain, teori ini digambarkan sebagai suatu asosiasi yang melibatkan pemimpin dan pengikut terjadi karena adanya serangkaian perjanjian antara pemimpin tersebut dengan para pengikutnya.

5. Teori Transformasional (Transformational Theory).

Kepemimpinan transformasional adalah sebuah teori yang relevan dengan kehidupan modern saat ini. Dalam hal ini, teori kepemimpinan transformasional mencakup dua elemen yang sangat penting. Apa sajakah elemen tersebut? Kedua elemen yang dimaksud adalah relasional dan hal-hal yang berurusan dengan perubahan riil. Teori kepemimpinan ini terjadi ketika satu orang atau sekelompok orang berhubungan dengan orang banyak dengan upaya untuk mengangkat posisi atau pencapaian para pemimpin dan pengikut (anggota tim). Dengan kata lain, antara pemimpin dan pengikut saling mengangkat pencapaian mereka sampai kepada tingkat motivasi dan moralitas (semangat) yang lebih tinggi.

6. Teori Gaya dan Perilaku (Style and Behavior Theory).

Dalam teori gaya dan perilaku ini, kita bisa melihat bahwa kesuksesan dan keberhasilan yang diraih oleh seorang pemimpin semuanya tergantung dengan perilaku, sikap, dan karakteristik yang dirinya miliki. Dengan kata lain, keberhasilan kepemimpinan tergantung pada sikap dan perilaku pemimpin dalam memenuhi fungsi-fungsi kepemimpinannya. Seperti apa saja contohnya? Misalnya, kita perlu melihat bagaimana cara seorang pemimpin mengambil keputusan dengan tepat, bagaimana cara seorang pemimpin memotivasi karyawannya, bagaimana cara pemimpin tersebut memberikan perintah atau instruksi, berkomunikasi dengan sesama pemimpin maupun dengan seluruh anggota timnya.

Tokoh-tokoh pemimpin 

Para pemimpin (raja-raja dahulu) dan para tokoh dunia adalah mereka orang-orang yang telah berhasil mencatatkan nama diri mereka pada papan sejarah serta termasuk orang yang disegani dan memiliki pengaruh yang besar pada masanya. Mereka terkenal karena kontroversinya, jasa kemanusiaanya,  perjuangannya, dunia politik, bahkan tak jarang dengan perebutan kekuasaan untuk menunjukkan seberapa hebatnya dalam menaklukan dunia. 

Diantara tokoh dunia dan para pemimpin dunia yang terkenal dan diabadikan pada catatan sejarah:

  1. Alexander Agung, Ia dikenang sebagai salah satu pemimpin militer terbaik sepanjang masa karena kehebatannya dalam perang strategis. 
  2. Genghis Khan, dikenal karena kecenderungannya yang sangat merusak dalam melawan musuh-musuhnya, tetapi dia juga seorang pemimpin militer yang hebat. 
  3. Boudicca, dia terkenal memenangkan pertempuran melawan legiun kesembilan romawi, setelah mereka mencoba untuk mengambil alih suku setelah kematian suaminya 
  4. Mark Antony, dikenal sebagai politisi romawi dan kekasih ratu mesir, Cleopatra, Mark Antony adalah pemimpin yang hebat karena kemampuannya untuk membuat pidato yang meriah. 
  5. Cleopatra, Cleopatra VII Philopator adalah penguasa Mesir dari 51-30 M dan terkenal karena kemerdekaannya. 
  6. Alaric dari Visigoth, Aliric adalah raja Visigoth dari 394-410 M berhasil menyerang Roma dan menjarah kota itu selama 3 hari, pertama kalinya dalam hampir 800 tahun Roma jatuh tangan kekuatan asing. 
  7. Cyrus Yang Agung, Cyrus II adalah pendiri kekaisaran Achaemenid, yang berpusat di persia, orang-orang Persia yang dia kuasai memujinya sebagai pemimpin yang bijaksana dan sakap,serta warisan ini berlanjut hingga kematiannya, ketika Xenophon memilih Cyrus untuk disebut sebagai pemimpin teladan dalam Cyropaedia-nya. 
  8. Augustus, diakui sebagai pendiri kekaisaran Romawi dan merupakan Kaisar pertama. Ia dikenal sebagai ahli strategi militer yang hebat, setelah mengalahkan saingannya Mark Antony dan Marcus Lepidus, untuk mengambil kendali penuh atas Roma dan Kekaisarannya. 
  9. Hannibal, ia adalah seorang pemimpin militer yang memenangkan banyak kemenangan atas Romawi. 
  10. TutanKhamen, meski ia berusia sekitar 18 atau 19 tahun pada saat itu kematiannya, statusnya sebagai pemimpin besar diperoleh melalui prestasi yang dia buat selama 9 tahun pemerintahannya. Keberhasilan utama Raja Lut adalah menginstal ulang agama politeistik tradisional Mesir setelah kenaikannya, setelah ayahnya mempromosikan penyembahan hanya Dewa Materi Aten, dan melarang penyembahan dewa lain. 

 

Pendekatan dalam Kepemimpinan

26 September 2022 22:39:07 Dibaca : 14108

Pendekatan dalam Kepemimpinan 

1.   Pendekatan Sifat atau Trait Approach

 Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan, pemimpin bukan dibuat. Pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran “Hereditary” (turun temurun). Pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. Dengan demikian kekuasaan dan kesejahteraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa.

Kemudian timbul teori baru yaitu “Physical Characteristic Theory”(teori dari Fisik). Kemudian timbul lagi bahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan sehingga setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Para ahli umumnya memiliki pandangan perlunya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang baik. Pandangan semacam ini dinamakan pendekatan sifat.

2.   Pendekatan perilaku atau Behavior Approach

Pendekatan ini biasa memiliki peranan penting terhadap apa yang dilakukan pemimpin, pemimpin bisa dianggap gagal maupun berhasil jika memiliki suatu gaya bersikap dan bertindak dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang memiliki perilaku baik biasanya dapat menjalankan berbagai tugas dan bisa menjadi contoh yang relatif baik serta mampu berkomunikasi baik dengan bawahnnya. Maka dari hal ini pendekatan perilaku penting untuk dilakukan langsung oleh pemimpin.

Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter. Sebaliknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin dengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapatdan lain-lalin. Maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis.

3.   Pendekatan Kontingensi

Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan “One Best Way”(Satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggal untuk segala situasi. Padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki ciri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. Oleh karena itu tidak dapat dipimpin dengan perilaku tunggal untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepepimpinan yang berbeda.

Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sistem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya antar hubungan dalam sub system yang terdiri dari sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azas organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri.

4.   Pendekatan Situasional

Konsep ini dikembangkan untuk membantu orang menjalankan kepemimpinan dengan memperhatikan peranannya. Konsepsional melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubungan antara gaya kepemimpinan dan tingkat kematangan para pengikutnya. Penekanan dalam situasional ini hanyalah berlaku pada pemimpin dan bawahannya saja. Karna bukan saja pengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya tetapi sebagai pengikut secara kenyataannya dapat menentukan kekuatan pribadi apapun yang dimiliki pemimpin.

Sebuah pendekatan yang mana dilakukan pemimpin dengan memperhatikan berbagai situasi yang ada ketika pekerjaan berjalan, pemimpin harus bisa memanfaatkan berbagai situasi dalam kepemimpinannya agar memiliki hubungan baik dengan para bawahannya. Maka dari hal ini pentingnya pendekatan situasional.

Fungsi dan Peran Kepemimpinan

19 September 2022 23:49:32 Dibaca : 166

A. Fungsi Kepemimpinan 

Ada beberapa fungsi-fungsi kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam intraksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau organisasi karena fungsi kepemimpinan sangat mempengaruhi maju mundurnya suatu organisasi, tanpa ada penjabaran yang jelas tentang fungsi pemimpin mustahil pembagian kerja dalam organisasi dapat berjalan dengan baik.

Sondang P. Siagian dalam bukunya Teori dan Praktek Kepemimpinan mengatakan beberapa fungsi kepemimpinan sebagai berikut:

  • Pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan
  • Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi
  • Pemimpin sebagai komunikator yang efektif
  • Pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik
  • Pemimpin sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral (Siagian, 1999)

menurut Hamdani Nawawi dalam bukunya Kepemimpinan yang Efektif menyebutkan ada lima fungsi kepemimpinan. Kelima fungsi kepemimpinan itu adalah:

  • Fungsi Instruktif, Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah, pemimpin sebagai pengambil keputusan berfungsi memerintahkan pelaksanaannya pada orang-orang yang dipimpin.
  • Fungsi Konsultatif, Fungsi ini berlangsung dan bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha menetapkan keputusan, fungsi pemimpin sebagai konsultan untuk mendengarkan pendapat, saran serta pertanyaan dari bawahannya, mengenai keputusan yang akan diambil oleh pemimpin.
  • Fungsi Partisipasi, Dalam fungsi ini pemimpin menjalankan serta mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
  • Fungsi Delegasi, Fungsi ini pemimpin sebagai pemegang wewenang tertinggi harus bersedia dan dapat mempercayai oran-orang lain, sesuai dengan posisi atau jabatannya, apabila diberi atau mendapat pelimpahan wewenang.
  • Fungsi Pengendalian, Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses dan efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. 

B. Peran Kepemimpinan 

Berdasarkan berbagai pendapat dari pakar kepemimpinan , maka peran pemimpin dijelaskan sebagai berikut :

  • Peran Pengambilan Keputusan, Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan manajerial yang berarti memutuskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilakukan.
  • Peran mempengaruhi, emimpin birokrasi harus dapat memberikan pengaruh kepada bawahannya, sehingga mau bekerjasama dalam merealisasikan suatu program kerja.
  • Peran memotivasi, yaitu berkaitan dengan pemberian dorongan kepada pegawai untuk bekerja lebih giat. Hubungan pengaruh dan motivasi adalah kalau peran mempengaruhi efektif, maka peran motivasi akan lebih mudah dilakukan. Sebaliknya jika pemimpin tidak mampu menanamkan pengaruh terhadap bawahannya, maka sulit baginya untuk memahami benar-benar karakter bawahannya. 
  • Peran antar pribadi, yaitu peran stratejik pada peran antar pribadi dalam kaitannya dengan kedudukannya sebagai pemimpin birokrasi, adalah sebagai figur atau tokoh yang cukup dihargai. Pemimpin harus menampilkan perilaku yang baik dan benar, seperti etos kerja yang tinggi, disiplin, dan sikap positif lainnya, pemimpin birokrasi harus menempatkan diri sebagai penuntun, pemberdaya, dan pendorong bagi bawahannya. 
  • Peran informasional, yaitu peran informasional yang dimiliki seorang pemimpin birokrasi sangat strategis, mengingat pemimpin birokrasi adalah pemegang kunci, khususnya informasi tentang birokrasi yang dipimpinya.
  • TEORI SEJARAH KEPEMIMPINAN 

Kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap organisasi, bahkan pemimpin dapat menggambarkan baik buruknya dalam suatu organisasi. Kepemimpinan yang baik dalam suatu organisasi akan membawa organisasi mancapai tujuannya. Kepemimpinan pada dasarnya adalah kemampuan memengaruhi suatu kelompok menuju pada pencapaian tujuan (Robbins, 2003). Greenberg & Baron (2003) juga menjelaskan pada makna yang hampir sama bahwa kepemimpinan merupakan sebagai proses dimana satu individu memengaruhi anggota kelompok lain menuju pencapaian tujuan kelompok atau organisasi yang didefinisikan.

McShane & Glinow (2010) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah tentang memengaruhi, memotivasi dan memungkinkan orang lain memberikan kontribusi kearah efektivitas dan keberhasilan organisasional dimana mereka menjadi anggotanya. Sedangkan Colquitt, LePine, & Wesson (2011) mendefinisikan kepemimpinan sebagai penggunaan kekuasaan dan pengaruh untuk mengarahkan aktivitas pengikut ke arah pencapaian tujuan.

kerangka kerja dalam mempelajari kepemimpinan dapat ditarik dari hubungan antara ciri atau sifat pemimpin, perilaku pemimpin, dan variabel situasional untuk mendapatkan hasil yang efektif. Kerangka kerja tersebut menunjukkan bahwa sifat pemimpin memengaruhi perilaku pemimpin. Sedangkan perilaku pemimpin saling memengaruhi dengan variabel situasional dan secara bersama-sama memberikan dampak pada hasil yang efektif, menurut pandangan Gibson, Ivancevich, Donnelly & Konopaske (2012).

Kreitner & Kinicki (2010) mengelompokkan pendekatan dalam kepemimpinan menjadi lima kelompok, yaitu : trait approach, behavioral approach, contingency approach, transformational approach, dan emerging approach. Sedangkan McShane & Glinow (2010) melihat kepemimpinan dari perspektif competency, behavioral, contingency, transformational, dan implicit.

  • FILOSOFI KEPEMIMPINAN HASTABRAT

Hastabrata berasal dari kitab Hindu berbahasa Sansekerta, Manawa Dharma Sastra.  pemimpinan kekaisaran bertindak sesuai dengan karakter para dewa merupakan Konsep Hastabrata dalam kitab tersebut, Hastabrata pun menjadi tolok ukur sebuah kepemimpinan dimasa itu. Ketika Pulau jawa dimasuki oleh agama islam, nilai-nilai luhur para dewa sebagai unsur Hastabrata pun disesuaikan dengan prinsip Islam. Agama Islam dapat mempengaruhi sebagai agama monoteisme mengubah konsep dewa-dewa di Hastabrata menjadi delapan unsur alam. 

berikut merupakan delapan unsur alam kepemimpinan Hastabrata:

  1. Mahambeg Mring Condro (Meniru sifat bulan), bulan hanya bisa dipandang di malam hari, ketika memandang bulan, ada rasa damai, ada rasa damai dalam gelap. Pemimpin harus menjadi sosok yang memberikan kedamaian pada sekitarnya.
  2. Mahambeg Mring Suryo (Meniru sifat matahari), lewat cahaya matahari makhluk di bumi mampu hidup dan beraktivitas, senantiasa mendapatkan energi dari matahari, memungkinkan makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin memberikan energi berupa visi, tujuan dan alasan untuk setiap keputusan. 
  3. Mahambeg Mring Kartika (Meniru sifat bintang), unsur alam paling indah ketika malam hari. Ia juga memberikan  arah mata angin pada mereka yang membutukan. Artinya pemimpin harus menjadi pengaruh dan pedoman bagi lingkungannya. Menjadi sebuah inspirasi bagi yang lain artinya memiliki satu prinsip dasar yang menjadi ruh kepemimpinannya.
  4. Mahambeg Mring Samudro (Meniru sifat laut/samudra), bersifat luas, tenang, dan berombak. Sudah selayaknya pemimpin mampu memiliki pandangan dan pengetahuan yang luas, mampu menampung aspirasi masyarakatnya serta memberikan solusi dengan kebijaksanaannya dan selalu tenang dalam menghadapi goncangan. 
  5. Mahambeg Mring Bhumi (Meniru sifat bumi), sebagai tempat kehidupan, bumi menyediakan semua kebutuhan dasar mekhluk hidup. Bumi merupakan tempat yang kokoh dan senantiasa memberi pada semua makhluk. Seperti bumi, pemimpin harus mampu memberi dan kokoh. Memberi tanpa pamrih pada masyarakat yang ia ayomi dan menjadi tempat pertama yang bisa diandalkan. 
  6. Mahambeg Mring Maruto (Meniru sifat Angin), Angin dapat berhembus dimana saja, ia terbentuk ketika ada perbedaan tekanan udara. pemimpin yaitu seseorang keberadaan dan pengaruhnya bisa dirasakan oleh sekitarnya. keberadaan pemimpin bukan sebagai simbol dari kekuasaan. 
  7. Mahambeg Mring Angkasa (Meniru sifat Langit), langit merupakan atap bagi bumi yang sangat luas. ia adalah simbol bagi luasnya ilmu pengetahuan. sosok yang menyimbolkan langit memiliki kompetensi, kemampuan, dan kecakapan yang dapat diajarkan pada orang lain. 
  8. Mahambeg Mring Dahana (Meniru sifat Api), api dapat membakar apa saja yang menyentuhnya. walapun bersifat merusak, sifat api yang spontan namun stabil mencerminkan keberanian  dan keyakinan kuat. Berani dan yakin untuk masalah-masalah yang timbul di kemudian hari. selain itu, sifat api yang muncul ketika menghadapi masalah juga merepresentasikan ketegasan dalam pengelolaan serta keberanian mengambil keputusan. 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong