PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

26 September 2022 19:25:59 Dibaca : 21

A. Pendekatan pada Sifat Kepemimpinan

Pendekatan sifat merupakan salah satu pendekatan lama dalammempelajari tentang kepemimpinan. Dalam bukunya pak Wukir disebutkan bahwa pendekatan ini berkembang dari teori “Great Man” yang merupakanmteori awal mengenai sifat-sifat pemimpin di zaman Yunani kuno dan Roma.Teori ini menegaskan bahwa kualitas kepemimpinan diwariskan, terutama oleh orang-orang dari kelas atas. Orang-orang pada zaman itu percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, tidak diciptakan (leaders are born,not made). Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang menjadi pemimpin karenasifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.Pendekatan sifat menekankan kualitas pribadi pemimpin dan fokusterhadap atribut yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin.Karena bagaimanapun, keberhasilan suatu organisasi tergantung dari bagaimana sifat pemimpinnya. Selama ini, berbagai penelitian telah dilakukan namun para penelitihingga sekarang belum menemukan sifat yang konsisten membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin. Selain itu, pada dasarnya pemimpin yangefektif tidak didasarkan pada sifat manusia tertentu tetapi terletak seberapa jauh sifat seorang pemimpin dapat mengatasi keadaan yang dihadapinya.

B. Pendekatan Tingkah Laku pada Kepemimpinan

Dari akhir tahun 1940-an, fokus penelitian mulai berubah menjaditingkah laku kepemimpinan. Para peneliti tertarik untuk mengidentifikasi perilaku pemimpin yang meningkatkan keefektifan bawahannya. Dengan adanya perubahan fokus penelitian ini, opini awal mengenai pemimpi dengan kualitas yang baik harus dipilih berubah menjadi opini bahwa dengan mengetahui perilaku kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin dapat dilatih agar sukses (Bryman, 1992). Perilaku kepemimpinan merupakan usaha mempengaruhi yang teramati secara empiris yang bervariasi tergantung situasi, dimana gaya kepemimpinan menunjukkan jangka panjang, pola perilaku situasional invariant (Staehle,1999).Adapun beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya:

  • Kepemimpinan Otoriter

Yakni jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pemimpin atau kalau pemimpin itu menganut system sentralisasi wewenang. Orientasinya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan. Selain itu menurut Tannenbaum dan Schmid, kepemimpinan iniorientasinya juga hanya diarahkan kepada tugas dan tercapainya tujuan organisasi atau lembaga.

  • Kepemimpinan Partisipatif

Yakni apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.

  • Kepemimpinan Delegatif

Yakni apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa. Dalam hal ini, bawahan dituntut memiliki kematangan dalam pekerjaan(kemampuan) dan kematangan psikologis (kemauan).Menurut Blake dan Mouton, ada lima perilaku kepemimpinan:

  1. mpoverished Management
  2. Country Club Management
  3. Task or Authoritarian Management
  4. Middle-Road Managemet
  5. Team or Democratic Managemet

C. Pendekatan Kontingensi pada Kepemimpinan

Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif(berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telahdikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah, keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondisisituasional. Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi adalahmerupakan suatu upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik, danteknik manajerial mana yang paling cocok dan tepat dalam situasi tertentu.Maka menurut pendekatan kontingensi, situasi-situasi yang berbedamengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.

D. Masa Depan Teori Kepemimpinan

Fokus konsep kepemimpinan telah banyak berubah selama beberapa periode peneltian. Namun, beberapa tendensi tertentu masih dapat diidentifikasi. Meskipun tren penelitian telah berubah selama beberapa tahun ini, setiap tahapan baru tidak meberikan informasi mengenai kematian pendahulunya melainkan memberikan indikasi adanya perubahan dalam penekanan dan pandangan. Pendekatan kepemimpinan yang baru, sebagai contoh merujuk karisma dan perilaku kepemimpinan dan oleh karena itu menggabungkan pandangan dua dekade pertama dengan teori yang baru. Menurut literatur, usaha untuk mengorganisasikan pendekatan utama mengenai kepemimpinanhanya setengah sukses. (Yulk, 2002).Dalam kondisi tersebut, tentulah seorang pemimpin yang akan memainkan peranan pentingnya. Dan menarik untuk dicermati bahwa hampir setiap aspek kerja dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan (Overton, 2002). Artinya, kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan sebua horganisasi dalam membangun kapabilitas dan kompetensinya untuk memenangkan persaingan secara berkelanjutan.Adapun tipe kepemimpinan yang sekiranya dibutuhkan untuk mengawal sebuah organisasi dalam menghadapi era masa depan yang tentunya penuh peluang dan juga tantangan, diantaranya:

  1. Pemimpin yang memiliki visi jauh kedepan
  2. Pemimpin yang memiliki sense of change yang tinggi
  3. Pemimpin yang sadar akan posisinya di tengah-tengah lingkungan yang terus berubah
  4. Pemimpi yang tidak hanya menjadi agen perubahan tetapi sekaligus memimpin perubahan itu sendiri
  5. Pemimpin strategis yang memiliki sense of business yang tinggi, mampu bertindak proaktif, kreatif dan inovatif
  6. Pemimpin yang mampu menumbuhkan motivasi seluruh elemen organisasi
  7. Pemimpin yang mampu mendesain tata kelola organisasi yang baru untuk dapat memuaskan seluruh stake holdernya
  8. Pemimpin yang mampu keluar dari tradisi organisasi yang memang sudah tidak relevan
  9. Pemimpin yang berani berfikir beda untuk menciptakan peluang dan mewujudkan mimpi organisasi
  10. Pemimpin yang memiliki mindset yang holistik (lintas budaya, lintasfungsi, lintas bahasa, dan lintas kapabilitas)