Tipe Kepemimpinan dan Lingkungan

13 December 2022 16:33:02 Dibaca : 250

Seorang pemimpin memegang peranan penting dalam kesuksesan sebuah organisasi karena keberhasilannya dipengaruhi oleh pimpinannya sendiri. Kepemimpinan merupakan proses untuk memengaruhi orang lain untuk melakukan kegiatan untuk memenuhi tujuan bersama. Ada banyak tugas yang dijalani oleh seorang pemimpin, yaitu memimpin organisasi, merencanakan, menyusun staf dan yang lainnya untuk memberikan kontribusi yang positif kepada perusahaan. Dengan banyaknya tugas tersebut, pemimpin memiliki tipe yang berbeda-beda saat menjalankan tugasnya. Tipe kepemimpinan yang beragam bahkan unik dipengaruhi oleh kepribadian seseorang dan lingkungannya. Lebih lengkapnya, simak berbagai macam tipe kepemimpian, fungsi, dan contoh kepemimpinan yang baik berikut ini.

Kepemimpinan Karismatik yaitu Para pemimpin yang memiliki kepribadian karismatik adalah sosok yang memiliki kepribadian yang kuat, menghargai nilai-nilai positif, dan mampu mengubah arah pandang karyawannya untuk menjadi lebih baik lagi.Kepemimpinan Otoriter yaitu Saat terciptanya kepemimpinan otoriter, bos sebagai pemegang kekuasaan tertinggi akan membuat keputusan, peraturan, dan prosedur berdasarkan pemikirannya. Lingkungan kerja dengan kepemimpinan otoriter sangat bisa diandalkan saat mengambil keputusan namun tidak memberikan keleluasaan kepada para karyawannya, Toppers.Kepemimpinan Demokratis yaitu Kepemimpinan demokratis akan melibatkan banyak kontribusi karyawan dalam mengambil keputusan. Tipe kepemimpinan ini akan menawarkan komunikasi aktif dua arah antara pimpinan dan karyawannya. Untuk menciptakan kepemimpinan yang demokratis, dibutuhkan keberanian, kejujuran, kreativitas, dan keadilan bagi seluruh aspek yang ada di perusahaan.Kepemimpinan Delegatif yaitu Dengan kepemimpinan delegatif, para pemimpin memberikan wewenang bagi anggotanya dalam mengambil keputusan. Namun, tipe kepemimpinan ini memiliki kelemahan, yaitu kecenderungan antar anggota untuk saling menyalahkan keputusan yang telah dibuat.Kepemimpinan Transformasional yaitu Tipe kepemimpinan transformasional berkaitan erat dengan perubahan dalam diri pemimpin maupun para anggotanya. Kepemimpinan ini mampu memotivasi anggotanya untuk mengerjakan sesuatu melebihi apa yang ditargetkan. Kepemimpinan transformasional ini biasanya memiliki anggota yang berkomitmen dengan pimpinan yang memberdayakan para karyawannya dengan baik melalui visi misi yang serupa.Kepemimpinan Visioner yaitu Visioner memiliki arti orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan. Dengan kepemimpinan visioner, para pemimpin selalu berusaha mewujudkan visi misi yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu, pemimpin ini selalu berinovasi dalam mencapai target yang telah ditentukan. Pemimpin visioner akan mendorong para anggota untuk mencoba hal-hal baru dan terus berinovasi untuk perkembangan perusahaan yang lebih baik lagi.Kepemimpinan Liberal yaitu Para pemimpin akan memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk menyelesaikan semua tugasnya demi kenyamanan anggota. Hal ini dilakukan agar segala tugas yang diberikan bisa cepat selesai. Seorang pemimpin liberal tidak akan menuntut banyak kepada para karyawannya namun tetap mengawasi jalannya kerja sehari-hari.Kepemimpinan Pembinaan yaitu Pemimpin akan mengawasi dan mengajari para anggotanya dengan penuh dan mengatur hasil yang akan dicapai perusahaan. Seorang pemimpin yang membina anggotanya juga akan memberikan motivasi untuk mendorong para karyawannya mencapai tujuan perusahaan dengan keahlian mereka.Kepemimpinan Situasional yaitu Kepemimpinan situasional adalah suatu kondisi ketika pemimpin bertindak berdasarkan lingkungan dan situasi kerja. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin situasional, yaitu mengarahkan langsung, memberikan pelatihan kepada karyawan, mendukung karyawan, dan melakukan delegasi.Kepemimpinan Transaksional yaitu Ibarat seorang pembeli, seorang pemimpin transaksional akan memberikan tugas kepada karyawannya. Imbalan karyawan kepada pemimpinnya adalah tugas-tugas yang sudah diselesaikan. Garis komando sudah jelas diberikan dan harus diselesaikan dengan baik.Kepemimpinan Tim yaitu Pimpinan yang satu ini dibentuk dari hasil diskusi bersama dalam sebuah tim. Seorang pemimpin mampu untuk bekerja sama dengan tim untuk mencapai visi dan misi yang telah disepakatiManusia adalah mahluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalu berinteraksi dengan sesama serta lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun berkelompok kecil. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin untuk dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan maslah yang relative pelik dan sulit. Disinilah dituntut kerifan seseorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. 

Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat, kepemimpinan sangat berperan penting dan hal ini muncul karena kepempinan ini muncul sebagai suatu sifat tertentu dari seseorang yang membedakan mereka dari kebanyakan orang dan dipandang sebagai kemampuan khusus yang tidak dimiliki orang biasa dan berdasarkan hal ini seseorang dianggap sebagai seorang pemimpin. Pada kehidupan bermasyarakat biasanya hal yang sering dilakukan sebagai seseorang yang berjiwa kepemimpinan ialah mampu memberikan pendapat yang berdampak baik atayu manjadi solusi pada bermasalahan di lingkungan masyarakat tersebut dan masyarakat merasa terbantu dengan solusi tersebut, maka dari itu keputusan seorang pemimpin sangat berpengaruh penting bagi kelangsungan hidup bermasyarakat. Kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin, dan teori tentang kepemimpinan itu diantaranya adalah teori kelebihan, teori sifat, teori keturunan, teori kharismatis, teori bakat dan teori sosial Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia, karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut.

Tipe Kepemimpinan & Struktur Organisasi

28 November 2022 19:23:00 Dibaca : 16

TIPE KEPEMIMPINAN

1. Kepemimpinan Karismatik

Para pemimpin yang memiliki kepribadian karismatik adalah sosok yang memiliki kepribadian yang kuat, menghargai nilai-nilai positif, dan mampu mengubah arah pandang karyawannya untuk menjadi lebih baik lagi.

2. Kepemimpinan Otoriter

Saat terciptanya kepemimpinan otoriter, bos sebagai pemegang kekuasaan tertinggi akan membuat keputusan, peraturan, dan prosedur berdasarkan pemikirannya. Lingkungan kerja dengan kepemimpinan otoriter sangat bisa diandalkan saat mengambil keputusan namun tidak memberikan keleluasaan kepada para karyawannya, Toppers.

3. Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis akan melibatkan banyak kontribusi karyawan dalam mengambil keputusan. Tipe kepemimpinan ini akan menawarkan komunikasi aktif dua arah antara pimpinan dan karyawannya.

Untuk menciptakan kepemimpinan yang demokratis, dibutuhkan keberanian, kejujuran, kreativitas, dan keadilan bagi seluruh aspek yang ada di perusahaan.

4. Kepemimpinan Delegatif

Dengan kepemimpinan delegatif, para pemimpin memberikan wewenang bagi anggotanya dalam mengambil keputusan. Namun, tipe kepemimpinan ini memiliki kelemahan, yaitu kecenderungan antar anggota untuk saling menyalahkan keputusan yang telah dibuat.

5. Kepemimpinan Transformasional

Tipe kepemimpinan transformasional berkaitan erat dengan perubahan dalam diri pemimpin maupun para anggotanya. Kepemimpinan ini mampu memotivasi anggotanya untuk mengerjakan sesuatu melebihi apa yang ditargetkan.

Kepemimpinan transformasional ini biasanya memiliki anggota yang berkomitmen dengan pimpinan yang memberdayakan para karyawannya dengan baik melalui visi misi yang serupa.

6. Kepemimpinan Visioner

Visioner memiliki arti orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan. Dengan kepemimpinan visioner, para pemimpin selalu berusaha mewujudkan visi misi yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu, pemimpin ini selalu berinovasi dalam mencapai target yang telah ditentukan.

Pemimpin visioner akan mendorong para anggota untuk mencoba hal-hal baru dan terus berinovasi untuk perkembangan perusahaan yang lebih baik lagi.

7. Kepemimpinan Liberal

Para pemimpin akan memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk menyelesaikan semua tugasnya demi kenyamanan anggota. Hal ini dilakukan agar segala tugas yang diberikan bisa cepat selesai.

Seorang pemimpin liberal tidak akan menuntut banyak kepada para karyawannya namun tetap mengawasi jalannya kerja sehari-hari.

8. Kepemimpinan Pembinaan

Pemimpin akan mengawasi dan mengajari para anggotanya dengan penuh dan mengatur hasil yang akan dicapai perusahaan. Seorang pemimpin yang membina anggotanya juga akan memberikan motivasi untuk mendorong para karyawannya mencapai tujuan perusahaan dengan keahlian mereka.

9. Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan situasional adalah suatu kondisi ketika pemimpin bertindak berdasarkan lingkungan dan situasi kerja. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh seorang pemimpin situasional, yaitu mengarahkan langsung, memberikan pelatihan kepada karyawan, mendukung karyawan, dan melakukan delegasi.

10. Kepemimpinan Transaksional

Ibarat seorang pembeli, seorang pemimpin transaksional akan memberikan tugas kepada karyawannya. Imbalan karyawan kepada pemimpinnya adalah tugas-tugas yang sudah diselesaikan. Garis komando sudah jelas diberikan dan harus diselesaikan dengan baik.

11. Kepemimpinan Tim

Pimpinan yang satu ini dibentuk dari hasil diskusi bersama dalam sebuah tim. Seorang pemimpin mampu untuk bekerja sama dengan tim untuk mencapai visi dan misi yang telah disepakati

 

STRUKTUR ORGANISASI

1. Pengertian

      Struktur organisasi sebagai suatu garis hirarki yang mendeskripsikan berbagai komponen yang menyusun perusahaan, dimana setiap individu atau Sumber Daya Manusia pada lingkup perusahaan tersebut kemudian memiliki posisi dan fungsinya masing-masing.

      Struktur organisasi sendiri dibuat untuk kepentingan perusahaan dengan sebelumnya menempatkan orang-orang yang kompeten sesuai dengan bidang dan keahliannya. Bagi HRD sendiri, dengan adanya struktur organisasi, kita dapat mengetahui peran dan tanggung jawab karyawan-karyawannya.

      Dengan menempatkan seseorang ke dalam sebuah posisi dalam struktur sesuai dengan kemampuannya juga bisa menjadi patokan HRD dalam menentukan jumlah gaji karyawan bersangkutan. Misalnya saja Jika A pandai dalam pemasaran tetapi tidak dengan penjualan, sedangkan B sebaliknya, pandai dalam penjualan tetapi tidak dengan pemasaran, kerja sama adalah cara paling efisien untuk mencapai tujuan tunggal. Setiap kekuatan berguna dalam sistem organisasi.

      Oleh sebab itu, sangat penting bagi seseorang yang ada di dalam sebuah organisasi memiliki pengetahuan seputar struktur, perilaku, proses, dan hasil organisasi. Pelajari hal tersebut melalui buku Organisasi karya Kaswan dibawah ini.

2. Fungsi

      Struktur organisasi sebagai sebuah hierarki (jenjang atau garis yang bertingkat) berisi komponen-komponen dimana pendiri dan penyusun perusahaan kemudian menggambarkan pembagian kerja, dan bagaimana aktivitas dalam perusahaan yang berbeda mampu saling terkoordinasi. Struktur organisasi yang baik sendiri kemudian akan menunjukkan adanya spesialisasi pada masing-masing fungsi pekerjaan, maupun penyampaiannya melalui sebuah laporan.

      Struktur organisasi adalah sistem yang digunakan untuk mendefinisikan hierarki dalam sebuah organisasi dengan tujuan menetapkan cara sebuah organisasi dapat beroperasi, dan membantu organisasi tersebut dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan di masa depan.

      Untuk lebih memahami fungsi dari sebuah struktur di sebuah organisasi, Grameds dapat melihat contohnya pada buku Struktur Organisasi dan Misi Gereja yang bisa kamu dapatkan di Gramedia.

      Adapun beberapa hal yang membuat struktur organisasi dalam perusahaan kemudian menjadi sangat penting, adalah karena berbagai fungsinya, sebagai berikut :

a) Memberi Kejelasan Tanggung Jawab

Masing-masing anggota dalam hierarki sebuah struktur organisasi dalam perusahaan memiliki tanggung jawab tentang tugas-tugas dan segala kewajiban yang harus mereka pertanggungjawabkan pada atasannya langsung yang telah memberikan wewenang terhadapnya. Inilah pentingnya memiliki struktur organisasi perusahaan, yaitu memberikan kejelasan mengenai pelaksanaan atau pengimplementasian terhadap kewenangan yang perlu dipertanggungjawabkan oleh masing-masing anggota yang berada dalam struktur organisasi tersebut.

b) Menjelaskan Kedudukan dan Koordinasi Masing-masing Penyusun Perusahaan

Seorang karyawan, yang namanya tercantum dalam hierarki struktur organisasi sebuah perusahaan, sebenarnya dapat lebih mempermudah dalam mengkoordinasikan kedudukan dan hubungannya dengan fungsi pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya. Hal ini sangat dibutuhkan untuk menghindari adanya kesalahan informasi atau komunikasi (missed communication) yang berdampak negatif pada bisnis Anda yang sedang berkembang, serta dapat digunakan sebagai landasan dalam menyelesaikan pekerjaan yang memerlukan komunikasi dan diskusi antar jenjang atau jabatan dalam struktur organisasi tersebut.

c) Menjelaskan Bagaimana Jalur Hubungan antara Masing-masing Hierarki

Dalam sebuah organisasi, sangat dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar dalam hierarki atau jenjang struktur organisasi tersebut. Ini dibutuhkan untuk mengefektifkan jalur penyelesaian sebuah pekerjaan sehingga dapat saling memberikan keuntungan pada masing-masing anggota dalam struktur organisasi tersebut.

d) Memberikan Uraian Tugas yang Dibebankan Secara Jelas

Setiap tugas atau deskripsi pekerjaan yang terdapat dalam sebuah struktur organisasi dalam perusahaan tentunya akan sangat membantu semua pihak yang terkait di dalamnya. Baik itu atasan, maupun bawahannya dalam struktur organisasi tersebut. Bagi seorang atasan, setiap deskripsi pekerjaan bawahannya akan membantu mereka dalam melakukan pengawasan dan pengendalian bila ada uraian pekerjaan yang tidak sesuai. Sedangkan bagi seorang bawahan, setiap deskripsi pekerjaan yang jelas dapat membantu mereka untuk lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.

3.  Jenis Struktur Organisasi

Terdapat 6 jenis struktur organisasi yang dikenal dalam sebuah perusahaan, berikut ini beberapa diantaranya :

a) Struktur Organisasi Fungsional (Functional Structure Organization)

Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi ini yang paling umum digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam struktur organisasi fungsional, pembagian kerjanya kemudian dilakukan berdasarkan pada fungsi masing-masing manajemen. Diantaranya Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran dan Sumber Daya Manusia, Manajemen Produksi, dan lain-lain. Setiap karyawan yang memiliki skill dan keterampilan yang sama, akan dikelompokkan ke dalam satu unit kerja. Inilah yang menyebabkan jenis struktur organisasi ini sangat tepat diterapkan pada sebuah organisasi maupun perusahaan yang hanya menghasilkan beberapa jenis produk atau jasa layanan. Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah dapat menekan biaya operasional perusahaan, dan memudahkan tim manajerial untuk melakukan pengawasan dan evaluasi pada kinerja karyawan. Namun sayangnya, menerapkan jenis organisasi ini dapat berdampak pada kesulitan dalam berdiskusi dan berkomunikasi antara unit kerja yang satu dengan lainnya. Selain itu, pelatihan manajemen umum bagi karyawan juga memiliki keterbatasan.

b) Struktur Organisasi Divisional (Divisional Structure Organization)

Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur organisasi yang melakukan pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk, jasa/servis/layanan, pasar, dan letak geografisnya. Jenis struktur organisasi ini, lazimnya diterapkan pada sebuah perusahaan berskala menengah hingga perusahaan besar, karena biasa operasional yang dikeluarkan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur organisasi fungsional. Dengan menerapkan struktur organisasi divisional, berarti perusahaan Anda lebih memiliki kemudahan pengelolaan karena memecah divisi-divisi dalam perusahaan menjadi bagian yang lebih kecil. Sedangkan kelemahannya terletak pada masalah alokasi sumber daya, serta distribusi biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.

c) Struktur Organisasi Lini

Jenis struktur organisasi ketiga yang akan kita bahas adalah struktur organisasi lini. Dalam struktur organisasi lini, hubungan antara atasan dengan bawahan terjadi secara langsung dan vertikal. Dimana sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan karyawan dengan jabatan terendah dalam struktur organisasi ini dihubungkan dengan garis komando atau garis wewenang. Itulah sebabnya, jenis struktur organisasi ini juga lebih dikenal dengan struktur organisasi militer. Kelebihan menggunakan struktur organisasi lini adalah kesatuan pimpinan terletak pada satu orang. Sedangkan kelemahannya adalah adanya ketergantungan pada satu orang dalam struktur hirarkinya. Jenis organisasi ini sangat tepat jika diterapkan pada organisasi kecil seperti kedai nasi, warung tegal, bengkel, maupun rukun tetangga.

d) Struktur Organisasi Lini dan Staff

Jenis struktur organisasi ini adalah penggabungan antara beberapa kombinasi dari struktur organisasi lini dengan asas komando, akan tetapi tugas pimpinan dibantu oleh beberapa staff. Setiap staff pada struktur organisasi lini dan staff memiliki peran dalam memberikan saran, masukan, bantuan pikiran, ide-ide dan gagasan baru, serta data-data informasi yang dibutuhkan oleh pimpinannya. Struktur organisasi lini dan staff sangat cocok diterapkan pada perusahaan berskala kecil karena memiliki kelebihan yaitu pada tingginya disiplin moral para karyawan sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Akan tetapi, solidaritas para karyawannya masih kurang karena banyak dari mereka yang tidak saling mengenal satu sama lain.

e) Struktur Organisasi Matriks (Matrix Structure Organization)

Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur organisasi yang merupakan penggabungan antara struktur organisasi fungsional dengan struktur organisasi divisional dengan tujuan untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua struktur organisasi tersebut. Struktur organisasi jenis ini sering juga dikenal dengan nama struktur organisasi proyek karena setiap karyawan pada unit kerja struktur organisasi fungsional harus mengerjakan proyek-proyek organisasi yang dibebankan kepadanya. Penerapan jenis struktur organisasi ini menyebabkan terjadinya sistem komando dimana seorang karyawan diharuskan memberikan laporan kepada dua orang pimpinan yaitu pimpinan pada unit kerja divisional dan fungsional. Struktur organisasi matriks sangat cocok diterapkan pada perusahaan berskala besar hingga perusahaan-perusahaan tingkat multinasional karena kemampuannya mencapai tingkat koordinasi yang sangat diperlukan dalam menjawab tuntutan ganda pada lingkungan perusahaan. Namun sayangnya, struktur organisasi matriks juga memiliki kelemahan, dimana terkadang karena adanya tuntutan ganda tersebut malah menimbulkan adanya kebingungan.

f) Struktur Organisasi Komite atau Proyek

Jenis struktur organisasi terakhir yang lazim digunakan oleh perusahaan adalah struktur organisasi komite. Dalam struktur organisasi ini, setiap tugas kepemimpinan dan tugas-tugas khusus lainnya harus dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan secara kolektif oleh sekelompok pejabat yang berupa dewan atau komite. Organisasi dalam Komite biasanya terdiri dari pimpinan komite (Executive Committee) yang merupakan pimpinan dengan kewenangan lini, dan staff committee yang merupakan karyawan dengan kewenangan staff. Kelebihan jenis struktur organisasi ini adalah pelaksanaan pengambilan keputusan yang berlangsung dengan baik karena melalui musyawarah bersama antara pemegang saham dengan dewan. Sedangkan kelemahannya terletak pada penghindaran tanggung jawab jika terjadi masalah.

Tipe Kepemimpinan Serta Perilaku Individu & kelompok

08 November 2022 21:27:41 Dibaca : 278

Tipe - Tipe Kepemimpinan

kepemimpinan secara ilmiah berkembang bersamaan dengan pertumbuhan ilmu tentang memimpin.  hal ini dapat dilihat dari banyaknya literatur yang mengkaji mengenai kepemimpinan dengan berbagai sudut pandang atau perspektifnya. Kepemimpinan tidak hanya dilihat dari buku saja, akan tetapi dapat dilihat dari penyiapan sesuatu secara berencana dan dapat melatih calon-calon pemimpin. Pemimpin biasanya memilki kemampuan verbal yang luar biasa, sehingga dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkannya kepada para pengikutnya. Dorongan yang  luar biasa dalam dirinya untuk memenuhi keinginan-keinginannya. Sehingga menimbulkan keinginan untuk memimpin orang agar semua keinginannya dapat terpenuhi. Seorang pemimpin mengerti pentingnya kerja sama. Mereka mencapai sukses dalam peranan kepemimpinan adalah mereka berhasil menggerakkan pengikut mereka untuk bekerja sama.

Berikut ini macam-macam tipe Kepemimpinan, yaitu.

- Tipe Kepemimpinan Kharismatis

        Tipe kepemimpinan karismatis mempunyai kekuatan daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan  (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. 

 - Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Materialistis

        Kepemimpinan paternalistis lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3) mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

 - Tipe Kepemimpinan Militeristik

     kepemimpinan militeristik sangat mirip dgn kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: (I) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan sering kali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, seperti upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.

 - Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)

         Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (I) mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2) pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5) bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan sesuai pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8) selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.

- Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

        Pada  kepemimpinan tipe ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi sebagai suatu simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukannya sebagai pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena nepotisme. Oleh karenanya organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan kacau balau.

- Tipe Kepemimpinan Populistis

      Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

- Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

       Kepemimpinan  administratif adalah  kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpin ini biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta suatu sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modem dan perkembangan sosial di tengah masyarakat.

Perilaku Individu dan Kelompok

Perilaku individu dan kelompok dapat dipengaruhi oleh suatu usaha, kemampuan dan kondisi lingkungan, dan doa. Jika semua itu dijalankan dengan baik maka terciptanya suatu tujuan.

-  Effort atau usaha seorang individu yang berupa motivasi. Motivasi adalah mendorong dan membangkitkan semangat tingkah laku seorang individu maupun kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai suatu tujuan bersama.

- Ability yaitu Seorang individu memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang berbeda-beda. Sejak lahir setiap individu dianugerahi Tuhan dengan kemampuan, bakat adalah sebuah kecerdasan yang alami yang bersifat bawaan dari lahir.

Teori Kepemimpinan : Bj Habibie

03 October 2022 23:30:42 Dibaca : 3318

Pada tahun 1957 Stogdill mengembangkan Teori Harapan-Reinforcement untuk mencapai peran. Dikemukakan, interaksi antar anggota dalam pelaksanaan tugas akan lebih menguatkan harapan untuk tetap berinteraksi. Jadi, peran individu ditentukan oleh harapan bersama yang dikaitkan dengan penampilan dan interaksi yang dilakukan. Kemudian dikemukakan, inti kepemimpinan dapat dilihat dari usaha anggota untuk merubah motivasi anggota lain agar perilakunya ikut berubah. Motivasi dirubah dengan melalui perubahan harapan tentang hadiah dan hukuman. Perubahan tingkahlaku anggota kelompok yang terjadi, dimaksudkan untuk mendapatkan hadiah atas kinerjanya. Dengan demikian, nilai seorang pemimpin atau manajer tergantung dari kemampuannya menciptakan harapan akan pujian atau hadiah.

     Teori kepemimpinan lain, yang perlu dikemukakan adalah Teori Perilaku Kepemimpinan. Teori ini menekankan pada apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Dikemukakan, terdapat perilaku yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin. Jika suatu penelitian berhasil menemukan perilaku khas yang menunjukkan keberhasilan seorang pemimpin, maka implikasinya ialah seseorang pada dasarnya dapat dididik dan dilatih untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif. Teori ini sekaligus menjawab pendapat, pemimpin itu ada bukan hanya dilahirkan untuk menjadi pemimpin tetapi juga dapat muncul sebagai hasil dari suatu proses belajar.

Kepemimpinan BJ Habibie

Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang kerap dikenal dengan BJ Habibie merupakan seorang yang sangat berjasa dan memiliki kontribusi besar bagi Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai ketua Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang merupakan salah satu organisasi paling berpengaruh pada saat orde baru.Tak hanya itu, ia juga seorang teknokrat yang mendorong perkembangan sains dan industri kedirgantaraan Indonesia. Kontribusinya pada kemajuan sains di Indonesia semakin besar dengan perannya sebagai Menteri Riset dan Teknologi selama 20 tahun yakni pada tahun 1978-1997.

Tak hanya dalam bidang sains dan teknologi, BJ Habibie juga pernah mendampingi Presiden Soeharto sebagai Wakil Presiden. Karena gejolak politik dan desakan masyarakat untuk menggulingkan Presiden Soeharto saat orde baru, akhirnya BJ Habibie menggantikan posisi Soeharto sebagai Presiden dan resmi dilantik menjadi Presiden ketiga Republik Indonesia pada tahun 1998 (Supriatma, 2019).

Walaupun masa kepemimpinannya hanya berlangsung selama kurang lebih satu tahun yakni hingga 1999, masa kepresidenan BJ Habibie tetap bukanlah hal yang mudah. Masa transisi dari kepemimpinan Soeharto yang telah berlangsung selama 32 tahun kerap menimbulkan berbagai tekanan terhadap dirinya. Ia sulit menemukan sumber daya material dan manusia pada masa pemerintahannya. Belum lagi, Ia memimpin pada saat kondisi Indonesia sedang mengalami krisis moneter dan ketidakstabilan politik sehingga sangat rentan akan perpecahan (Sihombing, 2020).Meskipun begitu, masa kepemimpinannya yang sebentar dinilai sangat baik dan memberikan dampak yang signifikan. Melalui pemikiran intelektualnya yang banyak ia dapat di Jerman dulu, ia berhasil membawa berbagai gagasan atau perubahan baru bagi Indonesia. Ia memerintah lebih berdasarkan atas naluri (gut feeling) ketimbang kalkulasi politik (Supriatma, 2020). Keberhasilannya tersebut juga didukung dengan gaya kepemimpinannya yang cemerlang.

  • Pemimpin Transformatif yang Berorientasi Pada Perubahan

Menurut Yukl (2013) gaya kepemimpinan change-oriented mengutamakan pemahaman lingkungan dan kemampuan beradaptasi sehingga pemimpin dapat mengembangkan strategi inovatif dalam meningkatkan kompetensi organisasi. Hal tersebut berkaitan dengan kepemimpinan transformatif di mana pemimpin cenderung mendukung, mengembangkan, dan berorientasi pada pemikiran inovatif.

Pada saat menjadi presiden, BJ Habibie sangat aware terhadap hal yang sedang terjadi di masyarakat. Ia paham betul bahwa masyarakat menginginkan adanya reformasi, perubahan total sendi-sendi negara yang mengarah pada perbaikan. Masyarakat ingin pemerintah memberikan kebebasan dalam berpendapat, mendengarkan aspirasi mereka, sekaligus memperkuat partisipasi masyarakat dalam pemerintahan.

BJ Habibie dapat melihat peluang tersebut dan berani mengambil langkah yang jauh berbeda dengan pemerintahan Soeharto sebelumnya. Momentum yang tepat membuatnya berani mengambil langkah demokrasi sebagai landasan pemerintahannya. Hal tersebut ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang menjadi pembuka bagi masyarakat untuk bersuara dan memberikan kritik.

Selain itu, ia juga melakukan perubahan terkait penghapusan dwi fungsi ABRI, pemisahan antara TNI dan POLRI, serta pembatasan kekuasaan presiden. Pada masa pemerintahannya, dikeluarkan Tap MPR No. XIII/MPR/1998, tentang pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden yang maksimal hanya dua kali periode (Supriatma, 2020).BJ Habibie juga melakukan berbagai inovasi dalam perbaikan ekonomi. Pada masa pemerintahannya, nilai rupiah berada dalam titik terlemah sepanjang sejarah yakni mencapai Rp 16.800/US$ pada 1 Juni 1998. BJ Habibie langsung bergerak membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan unit Pengelola Aset Negara, melikuidasi bank yang bermasalah, meyakinkan pasar global, dan menjinakkan tekanan atas rupiah meski tanpa dukungan intervensi Bank Indonesia-yang kala itu belum memiliki kewenangan stabilisasi rupiah. Atas berbagai upayanya, nilai rupiah perlahan kembali naik bahkan hingga mencapai nilai terkuatnya sepanjang sejarah, yakni Rp 6.550/US$ AS pada 28 Juni 1999 (Saragih, 2019).

  • Pemimpin yang Partisipatif

Gaya kepemimpinan ini disebut juga dengan democratic leadership. Mulyasa dalam Sugiono et al (2006) mengatakan bahwa kepemimpinan partisipatif adalah pemimpin yang mengikutsertakan bawahan atau pengikutnya untuk bersama-sama berperan di dalam proses pengambilan keputusan.BJ Habibie dikenal sebagai Bapak Demokrasi Indonesia. Selain membuat Undang-Undang kebebasan pers dan pembatasan kekuasaan presiden, ia juga membentuk tiga UU yang bersifat demokratis, yaitu UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik, UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu, dan UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR.

Ia membentuk lembaga independen yang salah satunya adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan berhasil menjalankan Pemilihan Umum multipartai pada 1999. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik dengan asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil (Dewi, 2019).Selain itu, BJ Habibie juga memperhatikan keterwakilan rakyat daerah dalam pemerintahan. Ia menetapkan asas desentralisasi dengan otonomi daerah seluas-luasnya. Hal tersebut tertera dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. UU tersebut akhirnya berhasil meredakan gejolak disintegrasi yang sebelumnya sempat pecah di Indonesia (Utami, 2021).

Prinsip demokrasinya juga digunakan pada pengambilan keputusan terkait masalah Timor Leste. Dalam menyelesaikan masalah tersebut, BJ Habibie lebih memilih untuk meminta pendapat rakyat dengan melakukan referendum. Referendum tersebut menghasilkan suara bulat (78,50%) rakyat Timor Timur memilih untuk berpisah dari Indonesia. Hanya 21,50% yang menghendaki otonomi khusus di bawah Indonesia.

  • Pemimpin yang Karismatik

Kepemimpinan karismatik adalah kepemimpinan yang mengandalkan karisma yang dimiliki oleh seseorang. Pemimpin memiliki kemampuan untuk menggunakan keistimewaan atau kelebihannya dalam mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku orang lain sehingga dianggap istimewa. Pemimpin diterima dan dipercayai sebagai orang yang dihormati, disegani, dan ditaati secara sukarela (Qori, 2013).Kecerdasan dan sisi cendekiawan BJ Habibie membuat masyarakat kagum akan dirinya. Ia merupakan teknokrat yang memiliki banyak gagasan inovatif yang berguna untuk perbaikan bangsa. Ia juga merupakan role model yang baik bagi masyarakat karena pada masa kepemimpinannya ia tidak serakah dan tidak hanya mementingkan sisi politik semata tetapi lebih kepada kepentingan bersama yang bermanfaat bagi rakyat.Sikap demokratis yang mementingkan suara rakyat juga turut membuatnya dipandang sebagai sosok yang istimewa dan dekat dengan masyarakat. Hal tersebut juga diimbangi dengan ketegasannya dalam memimpin dan mengambil keputusan.

Berbagai keistimewaan yang dimiliki ditambah dengan gagasannya yang memang pro terhadap rakyat membuat masyarakat mendukung dan mengikuti perintahnya. Masyarakat merasa bahwa BJ Habibie merupakan sosok yang memiliki kemampuan dan dapat membawa masyarakat pada keadaan yang lebih baik. Kepercayaan masyarakat juga semakin diperkuat dengan bukti nyata atas perubahan yang telah ia berikan bagi Indonesia.BJ Habibie merupakan sosok pemimpin yang patut dijadikan contoh bagi pemimpin masa kini. Kepribadiannya yang demokratis dan pemikirannya yang cemerlang mampu mengantarkan masyarakat Indonesia pada pintu demokrasi. Kerja kerasnya selama memimpin juga membuktikan bahwa kita dapat mengubah masyarakat menjadi lebih baik bahkan ketika dalam kondisi terburuk, tergantung dengan niat dan tekad yang dimiliki oleh pemimpin.

PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

26 September 2022 19:25:59 Dibaca : 20

A. Pendekatan pada Sifat Kepemimpinan

Pendekatan sifat merupakan salah satu pendekatan lama dalammempelajari tentang kepemimpinan. Dalam bukunya pak Wukir disebutkan bahwa pendekatan ini berkembang dari teori “Great Man” yang merupakanmteori awal mengenai sifat-sifat pemimpin di zaman Yunani kuno dan Roma.Teori ini menegaskan bahwa kualitas kepemimpinan diwariskan, terutama oleh orang-orang dari kelas atas. Orang-orang pada zaman itu percaya bahwa pemimpin itu dilahirkan, tidak diciptakan (leaders are born,not made). Ada pula yang berpendapat bahwa seseorang menjadi pemimpin karenasifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih.Pendekatan sifat menekankan kualitas pribadi pemimpin dan fokusterhadap atribut yang membedakan pemimpin dari yang bukan pemimpin.Karena bagaimanapun, keberhasilan suatu organisasi tergantung dari bagaimana sifat pemimpinnya. Selama ini, berbagai penelitian telah dilakukan namun para penelitihingga sekarang belum menemukan sifat yang konsisten membedakan pemimpin dengan bukan pemimpin. Selain itu, pada dasarnya pemimpin yangefektif tidak didasarkan pada sifat manusia tertentu tetapi terletak seberapa jauh sifat seorang pemimpin dapat mengatasi keadaan yang dihadapinya.

B. Pendekatan Tingkah Laku pada Kepemimpinan

Dari akhir tahun 1940-an, fokus penelitian mulai berubah menjaditingkah laku kepemimpinan. Para peneliti tertarik untuk mengidentifikasi perilaku pemimpin yang meningkatkan keefektifan bawahannya. Dengan adanya perubahan fokus penelitian ini, opini awal mengenai pemimpi dengan kualitas yang baik harus dipilih berubah menjadi opini bahwa dengan mengetahui perilaku kepemimpinan yang efektif, seorang pemimpin dapat dilatih agar sukses (Bryman, 1992). Perilaku kepemimpinan merupakan usaha mempengaruhi yang teramati secara empiris yang bervariasi tergantung situasi, dimana gaya kepemimpinan menunjukkan jangka panjang, pola perilaku situasional invariant (Staehle,1999).Adapun beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya:

  • Kepemimpinan Otoriter

Yakni jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada pemimpin atau kalau pemimpin itu menganut system sentralisasi wewenang. Orientasinya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan. Selain itu menurut Tannenbaum dan Schmid, kepemimpinan iniorientasinya juga hanya diarahkan kepada tugas dan tercapainya tujuan organisasi atau lembaga.

  • Kepemimpinan Partisipatif

Yakni apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif, menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para bawahan. Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar.

  • Kepemimpinan Delegatif

Yakni apabila seorang pemimpin mendelegasikan wewenang kepada bawahan dengan agak lengkap. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa. Dalam hal ini, bawahan dituntut memiliki kematangan dalam pekerjaan(kemampuan) dan kematangan psikologis (kemauan).Menurut Blake dan Mouton, ada lima perilaku kepemimpinan:

  1. mpoverished Management
  2. Country Club Management
  3. Task or Authoritarian Management
  4. Middle-Road Managemet
  5. Team or Democratic Managemet

C. Pendekatan Kontingensi pada Kepemimpinan

Pendekatan kontingensi merupakan sebuah cara berfikir yang komparatif(berdasarkan perbandingan) baru diantara teori-teori manajemen yang telahdikenal. Manajemen kontingensi berupaya untuk melangkah, keluar dari prinsip-prinsip manajemen yang dapat diterapkan dan menuju kondisisituasional. Apabila dirumuskan secara formal, pendekatan kontingensi adalahmerupakan suatu upaya untuk menentukan melalui kegiatan riset, praktik, danteknik manajerial mana yang paling cocok dan tepat dalam situasi tertentu.Maka menurut pendekatan kontingensi, situasi-situasi yang berbedamengharuskan adanya reaksi manajerial yang berbeda pula.

D. Masa Depan Teori Kepemimpinan

Fokus konsep kepemimpinan telah banyak berubah selama beberapa periode peneltian. Namun, beberapa tendensi tertentu masih dapat diidentifikasi. Meskipun tren penelitian telah berubah selama beberapa tahun ini, setiap tahapan baru tidak meberikan informasi mengenai kematian pendahulunya melainkan memberikan indikasi adanya perubahan dalam penekanan dan pandangan. Pendekatan kepemimpinan yang baru, sebagai contoh merujuk karisma dan perilaku kepemimpinan dan oleh karena itu menggabungkan pandangan dua dekade pertama dengan teori yang baru. Menurut literatur, usaha untuk mengorganisasikan pendekatan utama mengenai kepemimpinanhanya setengah sukses. (Yulk, 2002).Dalam kondisi tersebut, tentulah seorang pemimpin yang akan memainkan peranan pentingnya. Dan menarik untuk dicermati bahwa hampir setiap aspek kerja dipengaruhi dan tergantung pada kepemimpinan (Overton, 2002). Artinya, kepemimpinan sangat menentukan keberhasilan sebua horganisasi dalam membangun kapabilitas dan kompetensinya untuk memenangkan persaingan secara berkelanjutan.Adapun tipe kepemimpinan yang sekiranya dibutuhkan untuk mengawal sebuah organisasi dalam menghadapi era masa depan yang tentunya penuh peluang dan juga tantangan, diantaranya:

  1. Pemimpin yang memiliki visi jauh kedepan
  2. Pemimpin yang memiliki sense of change yang tinggi
  3. Pemimpin yang sadar akan posisinya di tengah-tengah lingkungan yang terus berubah
  4. Pemimpi yang tidak hanya menjadi agen perubahan tetapi sekaligus memimpin perubahan itu sendiri
  5. Pemimpin strategis yang memiliki sense of business yang tinggi, mampu bertindak proaktif, kreatif dan inovatif
  6. Pemimpin yang mampu menumbuhkan motivasi seluruh elemen organisasi
  7. Pemimpin yang mampu mendesain tata kelola organisasi yang baru untuk dapat memuaskan seluruh stake holdernya
  8. Pemimpin yang mampu keluar dari tradisi organisasi yang memang sudah tidak relevan
  9. Pemimpin yang berani berfikir beda untuk menciptakan peluang dan mewujudkan mimpi organisasi
  10. Pemimpin yang memiliki mindset yang holistik (lintas budaya, lintasfungsi, lintas bahasa, dan lintas kapabilitas)