ARSIP BULANAN : October 2022

TEORI KEPEMIMPINAN: MOHAMMAD HATTA

04 October 2022 00:08:57 Dibaca : 1051

kepemimpinan adalah sebuah kemampuan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau mengarahkan pihak tertentu untuk mencapai tujuan. Teori kepemimpinan juga bisa didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengelola dan mengarahkan sebuah kelompok dengan efektif dan efisien agar mencapai tujuan.

Sedangkan, Warren Bennis dan Burt Nanus, penulis buku Leaders: The Strategies for Taking Charge berpendapat teori kepemimpinan adalah kekuatan yang sangat berpengaruh di balik kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan. Seorang pemimpin harus bisa memobilisasi organisasi agar mencapai visi yang telah ditetapkan dan menjadi organisasi yang efektif.

Teori Kepemimpinan Menurut Para Ahli

1. Moejiono (2002)Moejiono mengatakan kepemimpinan merupakan pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya.

2. Wahjosumidjo (1987:11)Menurut Wahjosumidjo, teori kepemimpinan adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu, seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability).

Kepemimpinan juga rangkaian kegiatan pemimpin yang tidak bisa dipisahkan dengan kedudukan dan gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antar hubungan atau interaksi pemimpin, pengikut dan situasi.

3. Fiedler (1967)Fiedler mengatakan teori kepemimpinan merupakan pola hubungan antara individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok agar bekerjasama untuk mencapai tujuan.

4. Sondang P. SiagianMenurut Sondang P. Siagian, teori kepemimpinan bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang saat menjabat sebagai pimpinan organisasi tertentu dalam mempengaruhi orang lain, khususnya bawahannya.

Hal itu dilakukan agar mereka mampu bertindak dan berpikir sesuai dengan arahan, sehingga tujuan pun bisa tercapai dengan mudah.

5. Ott (1996)Menurut Ott, teori kepemimpinan bisa didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan dan perilaku orang lain.

 

 

 

Kepemimpinan Mohammad Hatta Tahun 1948-1950

Tanggal 29 Januari Kabinet Hatta terbentuk setelah jatuhnya Kabinet Amir Syarifudidin pada tanggal 23 Januari 1948. Terbentuknya Kabinet Hatta juga awal Mohammad Hatta merangkap sebagai Perdana Menteri. Tugas terpenting Mohammad Hatta sebagai Perdana Meteri yaitu menstabilkan keadaan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Masa kepemimpinan Mohammad Hatta sebagai Perdana Menteri berbagai permasalahan muncul. Bukan hanya masalah kekacauan yang berada di dalam Tentara Nasional Indonesia (TNI). Tetapi Mohammad Hatta juga dihadapkan dengan masalah keamanan negara seperti

pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin oleh Muso. Peristiwa pemberontakan PKI di Madiun pada tanggal 19 September 1948, Mohammad Hatta menyatakan untuk mengempur PKI dengan sekuat tenaga.

Pemikiran Mohammad Hatta untuk membangun bangsa Indonesia tidak hanya dalam bidang kemiliteran melainkan juga didalam bidang politik. Salah satunya adalah politik luar negeri bebas aktif. Politik bebas aktif tersebut merupakan tanggapan dan strategi Indonesia yang sedang memperjuangkan kemerdekaan menghadapi Perang Dingin. Semenjak diberlakukannya politik luar negeri bebas aktif membuat Indonesia berperan cukup besar di panggung internasional dalam dua dekade pertama kemerdekaan. Salah satunya Indonesia turut serta menggalang negara-negara Asia dan Afrika untuk meningkatkan daya tawar negara-negara berkembang dalam dunia internaional yang didominasi Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Sebagai seorang pemimpin Mohammad Hatta banyak meninggalkan nilai-nilai keteladanan. Nilai-nilai keteladanan yang dapat diambil dalam diri Mohammad Hatta diantaranya adalah sikap cintah tanah air, sikap demokratis dan sikap moralitas. Sikap cinta tanah air yang dimiliki oleh Mohammad Hatta begitu besar. Sikap ini diperlihatkan ketika Mohammad Hatta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bahkan setelah Indonesia mencapai kemerdekaan, Mohammad Hatta tetap memperlihatkan sikap cinta tanah air dengan cara mengisi kemerdekaan. Salah satunya yaitu dengan membangun perekonomian, pendidikan, politik dan pembangunan secara menyeluruh terutama di desa. Sikap demokrasi yang diperlihatkan oleh Mohammad Hatta antara lain adalah sikap sehari-hari terutama di dalam keluarga. Mohammad Hatta tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada orang lain.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong