ARSIP BULANAN : September 2022

PENDEKATAN KEPEMIMPINAN

25 September 2022 20:57:01 Dibaca : 17

1. Pendekatan Sifat 

          Dalam pendekatan sifat timbul pemikiran bahwa pemimpin itu dilahirkan. pemikiran semacam itu dinamakan pemikiran "Hereditary" (turun temurun). pendekatan secara turun temurun bahwa pemimpin dilahirkan bukan dibuat, pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan dengan belajar/latihan tetapi dari menerima warisan, sehingga menjamin kepemimpinan dalam garis turun temurun dilakukan antar anggota keluarga. dengan demikian kekuasaan dan kesejahtraan dapat dilangsungkan pada generasi berikutnya yang termasuk dalam garis keturunan keluarga yang saat itu berkuasa. 

         Kemudian timbul teori baru yaitu "Physical Characteristic Theory" (teori dan fisik). kemudian timbul lagi bahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui latihan sehingga setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin

2. Pendekatan Perilaku 

         Pendekatan perilaku adalah keberhasilan dan kegagalan seorang pemimpin itu dilakukan oleh gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. gaya bersikap dan bertindak pemimpin yang bersangkutan. gaya bersikap dan bertindak akan tampak dari cara memberi perintah, memberi tugas, cara berkomunikasi, cara membuat keputusan, cara mendorong semangat kerja bawahan, cara menegakkan disiplin, cara pengawasan dan lain-lain

         Bila dalam melakukan tindakan dengan cara lugas, keras, sepihak yang penting tugas selesai dengan baik, dan yang bersalah langsung dihukum, gaya kepemimpinan itu cenderung bergaya otoriter

          Sebaiknya jika dalam melakukan kegiatan tersebut pemimpin dengan cara halus, simpatik, interaksi timbal balik, menghargai pendapat dan lain-lain. maka gaya kepemimpinan ini bergaya kepemimpinan demokratis

        Pandangan klasik menganggap sikap pegawai itu pasif dalam arti enggan bekerja, malas, takut memikul tanggung jawab, bekerja berdasarkan perintah. sebaliknya pandangan modern pegawai itu manusia yang memiliki perasaan, emosi, kehendak aktif dan tanggung jawab. pandangan klasik menimbulkan gaya kepemimpinan otoriter sedangkan pandangan modern menimbulkan gaya kepemimpinan demokratis. dari dua pandangan diatas menimbulkan gaya kepemimpinan yang berbeda.

3. Pendekatan Kontingensi

        Dalam pandangan ini dikenal dengan sebutan " One Best Way (satu yang terbaik), artinya untuk mengurus suatu organisasi dapat dilakukan dengan paralek tunggan atau segala situasi. padahal kenyataannya tiap-tiap organisasi memiliki ciri khusus bahkan organisasi yang sejenis akan menghadapi masalah berbeda lingkungan yang berbeda, pejabat dengan watak dan perilaku yang berbeda. oleh karena itu tidak dapat pemimpin dengan perilaku tunggan untuk segala situasi. Situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda.

          Fromont E. Kast, mengatakan bahwa organisasi adalah suatu system yang terdiri dari sub sisteem dengan batas lingkungan supra system. Pandangan kontingensi menunjukkan pendekatan dalam organisasi adanya natar hubungan dalam sub system yang terdiri daari sub sistem maupun organisasi dengan lingkungannya. Kontingensi berpandangan bahwa azas-azsa organisasi bersifat universal. Apabila dikaitkan dengan kepemimpinan maka dapat dikatakan bahwa tiap-tiap organisasi adalah unik dan tiap situsi harus dihadapi dengan gaya kepemimpinan tersendiri. 

4. Pendekatan Teropadu 

           Sersley dan Blanchard, memadukan berbagai teori kedalam pendekatan kepemimpinan situasional dengan maksud menunjukkan kesamaan dari pada perbedaan diantara teori-teori tersebut. Teori-teori yang dipadukan adalah: 

a. Perpeduan antara teori motivasi jenjang kebutuhan teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.

b. Perpaduan teori motivasi 2 faktor teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan situasional.

c. Perpaduan antar 4 sistem manajemen, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan situasional

d. Perpaduan antara teori x dan y, teori tingkat kematangan bawahan dengan kematangan situasional

e. Perpaduan antara pola perilaku A dan B, tori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional

f. Perpaduan antara 4 anggapan tentang orang, teori kematangan bawahan dengan kepemimpinan situasional

g. Perpaduan antara teori “Ego State”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional

h. Perpaduan antara teori”Life Position” , teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional

i. Perpaduan antara teori system control, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.

j. Perpaduan antara teori dasar daya, teori tingkat kamatangan bawahan dengan pendekatan kepemikmpinan situasional.

k. Perpaduan antara teori “Parent effektiviness training”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional

l. Perpaduan antara teori pertumbuhan organisasi dengan pendekatan kepemimpinan situasional.

m. Perpaduan antara teori proses pertumbuhan organisasi, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.

n. Perpaduan antara teori siklus perubahan, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional.

o. Perpaduan antara teori modivikasi perilaku, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional

p. Perpaduan antara teori “Force field analysis”, teori tingkat kematangan bawahan dengan pendekatan kepemimpinan situasional

 

Peran Kepemimpinan

19 September 2022 13:23:57 Dibaca : 11

Definisi Kepimimpinan

          Kepemimpinan merupakan sub sistem dari pada manajemen. Karena mengingat peranan vital seorang pemimpin dalam menggerakan bawahan, maka timbul pemikiran di antara para ahli untuk bisa jauh lebih mengungkapakan peranan apa saja yang menjadi beban dan tanggung jawab pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya. Pengertian peran itu sendiri adalah adalah perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan kepemimpinan adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dilakukan oleh seseorang sesuai kedudukannya sebagai seorang pemimpin.

Peran Kepimimpinan

1. Peran Pemimpin Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia

          Peran utama manajemen yakni melaksanakan fungsi-fungsi manajemen untuk memperoleh hasil yang ditargetkan perusahaan atau yang diinginkan oleh pelanggan. sementara peram pemimpin  dengan kepemimpinan mutunya adalah mengembangkan dan memperbaiki sistem agar program pengembangan mutu SDM berhasil sesuai harapan. Dalam prakteknya, seorang manajer di samping melaksanakan fungsi-fungsi manajemen juga harus mampu menjalankan kepemimpinan mutu SDM dengan efektif secara bersinambung.

2. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan

           Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak dapat menjadi pemimpin untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya, melainkan melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya.

3. Peran Kepemimpinan Dalam Membangun Tim

          Proses pembentukan Ruang lingkup peran hubungan yang melekat pada pemimpin meliputi peran pemimpin dalam pembentukan dan pembinaan tim-tim kerja; pengelolaan tata kepegawaian yang berguna untuk pencapaian tujuan organisasi; pembukaan, pembinaan dan pengendalian hubungan eksternal dan internal organisasi serta perwakilan bagi organisasinya. Tim adalah kelompok kerja yang dibentuk dengan tujuan untuk menyukseskan tujuan bersama sebuah kelompok organisasi atau masyarakat. Tujuan dari pembentukan tim di sini adalah membangun.

4. The Vision Role

          Sebuah visi adalah pernyataan yang secara relatif mendeskripsikan aspirasi atau arahan untuk masa depan organisasi. Agar visi sesuai dengan tujuan organisasi di masa mendatang, para pemimpin harus menyusun dan manafsirkan tujuan-tujuan bagi individu dan unit-unit kerja.

5. Peran Pembangkit Semangat 

          Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan cara memberikan pujian dan dukungan. Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan insentif. Penghargaan adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang, sementara insentif adalah pujian yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi. Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati bersama dan transparan. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yag berkualitas, perbaikan lingkungan kerja, dan semacamnya.

6. Peran Menyampaikan Informasi 

          Penyampaian atau penyebaran informasi harus dirancang sedemikian rupa sehingga informasi benar-benar sampai kepada komunikan yang dituju dan memberikan manfaat yang diharapkan. Informasi yang disebarkan harus secara terus-menerus dimonitor agar diketahui dampak internal maupun eksternalnya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjalankan peran consulting baik ke ligkungan internal organisasi maupun ke luar organisasi secara baik, sehingga tercipta budaya organisasi yang baik pula. Sebagai orang yang berada di puncak dan dipandang memiliki pengetahuan yang lebih baik dibanding yang dipimpin, seorang pemimpin juga harus mampu memberikan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada bawahannya yang mengalami masalah dalam melaksanakan pekerjaannya.

          Jadi Peran kepemimpinan sangat vital dalam strategi perusahaan menghadapi masa krisis, dengan visi ke depan sebagai arah perusahaan disertai penerapan yang tegas untuk kembali meraih keunggulan bisnis.

 

 

 

 

 

 

FILOSOFI JAWA (HASTA BRATA) KEPEMIMPINAN

08 September 2022 21:06:30 Dibaca : 334

Hastabrata sendir iberasal dari bahasa Sansekerta. Hasta artinya delapan dan Brata yaitu perilaku atau tindakan pengendalian diri. Hastabrata melambangkan kepemimpinan dalam delapan unsur alam yaitu bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan bintang. Tiap unsur Hastabrata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang pemimpin.

Istilah Hastabrata berasal dari kitab Hindu berbahasa Sansekerta, Manawa Dharma Sastra. Konsep Hastabarta dalam kita tersebut bahwa pemimpin kekiasaran bertindak sesuai dengan karakter para dewa. Hastabrata pun menjadi tolok ukur sebuah kepemimpinan dimasa itu. 

Ketika agam Islam memasuki pulai jawa, nilai nilai luhur para dewa sebagai unsur Hastabrata pun disesuaikan dengan prinsip islam. pengaruh islam sebagai agama monoteisme mengubah konsep dewa-dewa di Hastabrata menjadi delapan unsur alam. Keberadaan Hastabrata sebagai kearifan lokal muncul dalam beberapa kitab kuno dan naskah. transformasi sifat-sifat dewa menjadi delapan unsur alam sendiri tercatat dalam naskah Pustakaraja Purwa.

Nilai Luhur Hastabrata

1. Bumi

sebagai tempat kehidupan, bumi menyediakan semua kebutuhan dasar makhluk hidup. bumi merupakan tempat yang kokoh dan senantiasa memberi pada semua makhluk. seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi dan kokoh. memberi tanpa pamrih pada masyarakat yang ia ayomi dan menjadi tempat pertama yang bisa diandalkan. 

2. matahari 

lewat cahaya matahari makhluk di bumi mampu hidup dan beraktivitas. senantiana mendapat energi dari matahari, memungkinkan makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. pemimpin memberi energi berupa visi, tujuan, dan alasan untuk setiap tindak keputusan. memberi seperti matahari adalah memberi dengan terus menerus, hingga ia tidak menyadari bahwa telah berbuat banyak untuk orang lain.

3. Api 

Sifat api bukan lantas seorang pemimpin memiliki karakter keras. Namun makna dari sifat api yakni memiliki hukum yang jelas untuk membakar semua, tanpa pandang bulu. Sifat dari api ini adalah unsur alam paling adil, berani, dan tegas dalam mengambil keputusan.

4. Samudra 

Seorang pemimpin mimiliki sifat samudra yakni menerima semua aliran sungai, bersih atau kotor airnya. Hal ini mengartikan bahwa pemimpin Jawa adalah seseorang yang menerima semua golongan tanpa membeda-bedakan.

5. Langit 

Sifat langit yakni atap bagi bumi. Makna dari unsur langit dalam ilmu hasta brata yakni luasnya ilmu pengetahuan, cakap, memiliki kemampuan untuk mengayomi semua lapisan.

6. Angin 

Bagi seorang pemimpin memiliki sifat angin yakni keberadaan dan pengaruhnya bisa dirasakan bagi sekitarnya. Artinya simbol kekuasaan yang dimiliki bukan sekadar menguasai, akan tetapi pemimpin terjun dari berbagai persoalan yang dihadapi rakyatnya.

7. Bulan 

Seorang pemimpin yang memiliki sifat bulan yakni pemimpin adalah sosok yang memberikan kedamaian bagi sekitarnya atau rakyatnya. Ia senantiasa memiliki keteduhan dan menerangi dalam gelap sertia memberikan harapan baik pada rakyatnya.

8. Bintang

Filosofi kepemimpinan Jawa pada sifat bintang yakni saat malam hari, bintang terlihat memberikan arah mata angin bagi yang membutuhkan. Artinya seorang pemimpin menjadi pengarah dan pedoman bagi rakyatnya.

 

TEORI DAN SEJARAH KEPEMIMPINAN

08 September 2022 20:50:19 Dibaca : 48

    Kepemimpinan dipahami dalam dua pengertian yaitu sebagai kekuatan untuk menggertakan orang dan mempengaruhi orang. kepemimpinan hanyalah sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita. ada bermacam-macam faktor yang dapat menggerakan orang yaitu karena ancaman, penghargaan, otoritas dan bujukan. 

      Kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan terhadap para anggota kelompok. definisi ini mengandung tiga implikasi penting yaitu: 

1. kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut.

2. kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya.

3. adanya kemampuan untuk menggunakan berbagai bentuk kekuasaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya dengan berbagai cara.

     Kepempinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. kepemimpinan adalah seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan dan kerjasama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

     Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin harus melakukan sesuatu. Seperti telah diobservasi oleh John Gardner (1986-1988), kepemimpinan lebih dari sekedar menduduki suatu otoritas. Kendati posisi otoritas yang diforinalkan mungkin sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin.

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka pengertian pemimpin yang efektif dalam hubungannya dengan bawahan adalah pemimpin yang mampu meyakinkan mereka bahwa kepentingan pribadi dari bawahan adalah visi pemimpin, serta mampu meyakinkan bahwa mereka mempunyai andil dalam mengimplementasikannya.

     Kepemimpinan adalah terjemahan dari bahasa lnggris leadership yang berasal dari kata leader. Kata leader muncul pada tahun 1300-an sedangkan kata leadership muncul belakangan sekitar tahun 1700-an. Literatur tentang kepemimpinan jumlahnya sangat banyak, beberapa bahkan membingungkan clan bertolak-belakang. Untuk menjelaskan 'apa yang membuat pemimpin itu efektif' terdapat beberapa pendekatan. Pertama, pendekatan berdasarkan sifat-sifat kepribadian umum yang dimiliki seorang pemimpin lebih besar dlaripada yang bukan pemimpin. Kedua, berdasarkan pendekatan tingkah laku pemimpin. Ketiga, berdasarkan pendekatan kemungkinan (situasional). Keempat,pendekatan kembali kepada sifat atau ciri clari suatu persfektif yang berbeda yaitu mencoba mengidentifikasi seperangkat ciri pemimpin yangmenjadi acuan orang lain.

     Hingga tahun 1940-an kajian tentang kepemimpinan didasarkan pada teori sifat. Teori kepemimpinan sifat adalah teori yang mencari sifat-sifat kepribadian, sosial, fisik atau intelektual yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dibawa sejak lahir atau merupakan bakat bawaan. Misalnya ditemukan adanya enam macam sifat yang membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin yaitu ambisi dan energi, keinginan untuk memimpin, kejujuran dan integritas, rasa percaya diri, intelejensi, dan pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan. Namun demikian teori sifat ini tidak memberikan bukti kesuksesan seorang pemimpin.

     Antara tahun 1940-an hingga 1960-an berkembangkan toeri kepemimpinan tingkah laku. Teori kepemimpinan tingkah laku yang mengusulkan bahwa tingkah laku tertentu membedakan antara pemimpin dan bukan pemimpin. Berdasarkan teori ini kepemimpinan itu dapat diajarkan, maka untuk melahirkan pemimpin yang efektif kita bisa mendesain sebuah program khusus.

    Selanjutnya antara tahun 1960-an hingga tahun 1970-an berkembang kajian-kajian kepemimpinan yang mendasarkan pada teori kemungkinan. Teori kemungkinan atau situasional mendasarkan bukan pada sifat atau tingkah laku seorang pemimpin, namun efektivitas kepemimpinan dipengaruh oleh situasi tertentu. Dalam situasi tertentu memerlukan gaya kepemimpinan tertentu, demikian pula pada situasiyang lain memerlukan gaya kepemimpinan yang lain.

     Teori kepemimpinan mutakhir berkembang antara tahun 1970-an hingga tahun 2000-an. Teori yang berkembang selanjutnya tidak didasarkan pada sifat, tingkat laku atau situasi tertentu melainkan didasarkan pacla kemampuan lebih pada seorang pemimpin dibandingkan dengan yang lain.