Sejarah Filsafat dan Rincian Hastabrata

12 September 2022 23:03:50 Dibaca : 26

Sejarah Hastabrata

Istilah Hastabrata berasal dari kitab Hindu berbahasa Sansekerta, Manawa Dharma Sastra. Konsep Hastabrata dalam kitab tersebut bahwa pemimpin kekaisaran bertindak sesuai dengan karakter para dewa. Hastabrata pun menjadi tolok ukur sebuah kepemimpinan di masa itu. Ketika agama islam memasuki pulau jawa, nilai-nilai luhur para dewa sebagal unsur Hastabrata pun disesuaikan dengan prinsip Islam Pengaruh Islam sebagai agama monoteisme mengubah konsep dewa-dewa di Hastabrata menjadi delapan unsur alam, Keberadaan Hastabrata sebagai kearifan lokal muncul dalam beberapa kitab kuno dan naskah. Transformasi sifat-sifat dewa menjadi delapan unsur alam sendiri tercatat dalam naskah Pustakaraja Purwa. (psikologi.ugm)

Nilai Luhur Hastabrata

1. Bumi

Sebagai tempat kehidupan, bumi menyediakan semua kebutuhan dasar makhluk hidup. Bumi merupakan tempat yang kokoh dan senantiasa memberi pada semua makhluk. Seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi dan kokoh. Memberi tanpa pamrih pada masyarakat yang la ayomi dan menjadi tempat pertama yang bisa diandalkan. (psikologi.ugm)

2. Matahari

Lewat cahaya matahari makhluk di bumi mampu hidup dan beraktivitas, Senantiasa mendapat energi dari matahari, memungkinkan makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin memberi energi berupa visi, tujuan, dan alasan untuk setiap tindak keputusan. Memberi seperti matahari adalah memberi dengan terus menerus, hingga ia tidak menyadari bahwa telah berbuat banyak untuk orang lain. (psikologi.ugm)

3. Api

Api memiliki hukum yang jelas, la membakar apa saja yang menyentuhnya. Walaupun bersifat merusak la - merupakan unsur alam paling adil di antara yang lain. Sifat api yang spontan namun stabil mencerminkan keberanian dan keyakinan kuat. Berani dan yakin untuk menghancurkan masalah-masalah yang timbul di kemudian hari. Selain itu, sifat api yang muncul ketika menghadapi masalah juga merepresentasikan ketegasan dalam pengelolaan serta keberanian mengambil keputusan. (psikologi.ugm)

4. Samudra

Hilir untuk semua sungai. Padahal tidak semua sungal membawa air yang bersih. Walaupun begitu, samudra menerima air dari sungai manapun, entah itu kotor atau bersih. Seperti samudra, pemimpin adalah sosok yang membuka mata dan pikiran secara luas menerima pendapat dari sekitar sebagai tanda respek seorang pemimpin pada orang lain. Samudra juga mengolah semua konten air sungai di kedalaman airnya. Begitu juga dengan pemimpin, la tidak menelan mentah-mentah masukan yang datang. Dengan memikirkan baik-baik semua pendapat yang ada. pemimpin mampu mendapatkan pengetahuan baru dari sekitarnya.(psikologi.ugm)

5. Langit

Berbeda dengan horison atau kaki langit, karena horison hanya ilusi optik dari keterbatasan organ sensoris manusia. Langit merupakan sebenar-benarnya atap bagi bumi. Langit adalah cakrawala, la adalah simbol bagi luasnya ilmu pengetahuan. Sosok yang menyimbolkan langit memiliki kompetensi, kemampuan, dan kecakapan yang dapat diajarkan pada orang lain. (psikologi.ugm)

6. Angin

Angin dapat berhembus di mana saja. la terbentuk ketika ada perbedaan tekanan udara. Pemimpin yaitu seseorang keberadaan dan pengaruhnya bisa dirasakan oleh sekitarnya. Keberadaan pemimpin bukan sebagai simpol dari kekuasaan, la adalah orang yang terjun menghadapi masalah dan peduli pada kondisi yang dihadapi. (psikologi.ugm)

7. Bulan

Bulan hanya bisa dipandang di malam hari. Ketika memandang bulan, ada rasa damal dalam gelap. Pemimpin harus menjadi sosok yang memberikan kedamaian pada sekitarnya. Rasa damai yang nyaman dan membuat hati gembira.juga memberikan harapan pada sekitar ketika semua kondisi memberikan keputusasaan. (psikologi.ugm)

8. Bintang

Satu unsur alam paling indah yang dapat dilihat ketika malam. Tidak hanya indah, ia memberikan arah mata angin pada mereka yang membutuhkan. Pemimpin menjadi pengarah dan pedoman bagi lingkungannya. Menjadi pengarah artinya menjadi sebuah inspirasi bagi yang lain. Menjadi inspirasi artinya pemimpin memiliki satu prinsip dasar yang menjadi ruh kepemimpinannya. (psikologi.ugm)

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong