Antropometri
Pengertian dari Antropometri
Antropometri berasal dari kata antropos yang artinya manusiadan metri yang berarti ukuran. Jadi antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya
Biomekanika Antropometri dalam Teknik Industri
19 Januari 2022 Oleh Aisyah Yuri
Teknik industri memiliki ruang lingkup studi yang cukup luas, didalamnya terdapat biomekanika, antropometri dan prinsip ergonomis. Tiga ilmu ini penting diperhatikan dalam menyusun sistem kerja dalam perindustrian. Pada kesempatan lalu kita telah belajar mengenai antropometri dan prinsip ergonomis. Lantas bagaimana peran biomekanika dalam teknik industri? Mari kita bahas bersama.
Mengenal Biomekanika dalam Teknik Industri
Istilah biomekanika diadaptasi dari bahasa Yunani Kuno yakni bios yang berarti kehidupan dan mekaniké atau mekanika yang berarti permesinan. Ilmu ini merujuk pada kajian prinsip mekanika pada makhluk hidup terkhusus pada struktur tubuh dan gerakan makhluk hidup. Sederhananya, ilmu ini membahas aspek-aspek biomekanika dari gerakan-gerakan tubuh makhluk hidup.
Biomekanika antropometri teknik industri
Sumber : depositphotos.com
Biomekanika dalam teknik industri memiliki peran yang sangat esensial, hal ini dikarenakan biomekanika merupakan metode ergonomi yang sangat kuat. Sehingga diperlukan dalam menyusun sistem kerja dalam perindustrian.
Biomekanika sendiri diklasifikasikan lagi menjadi dua jenis :
1. General Biomechanics
General Biomechanics merupakan jenis ilmu biomekanika yang membahas hukum dan konsep dasar yang mempengaruhi tubuh manusia baik dalam posisi statis atau diam (biostatics) atau posisi bergerak (biodinamics).
2. Occupational biomechanics
Occupational biomechanics merupakan bagian dari ilmu terapan yang mempelajari interaksi fisik antara pekerja dan mesin, material dan peralatan interaksi fisik antara pekerja dan mesin, material dan peralatan dengan tujuan untuk minimalisir risiko cedera pada sistem kerja terhadap kerangka otot agar produktivitas optimal.
Biomekanika dan Antropometri
Biomekanika terdiri atas dua macam gerakan yakni kinematik dan kinetik. Gerakan kinematik mempelajari gerakan baik mengenai perpindahan, kecepatan, dan percepatan tanpa memperhatikan penyebab gerakan. Sementara gerakan kinetik adalah gerakan yang berhubungan dengan kerja gaya-gaya tersebut.
Ilmu Biomekanika sendiri merupakan kombinasi antar keilmuan seperti mekanika, antropometri, dan dasar ilmu kedokteran (biologi dan fisiologi). Sehingga perannya penting untuk menyusun sistem kerja. Analisis biomekanika biasanya digunakan untuk aktivitas yang melibatkan gaya yang besar seperti aktivitas fisik mendorong, menarik, mengangkat, memegang, dan lainnya. Hal ini tentu sejalan dengan prinsip ergonomis sehingga biomekanika merupakan metode ergonomi yang sangat kuat.
Alat Ukur Antropometri Terbaik Sebagai Perangkat Laboratorium Teknik Industri
Hasil pengukuran antropometri dalam merancang desain sistem kerja tentunya harus akurat dan presisi. Maka itu diperlukan alat ukur yang menunjang hasil akurat tersebut. Berikut adalah pilihan alat ukur terbaik yang dapat digunakan :
a. Kursi Antropometri
Kursi Antropometri produksi Solo Abadi Indonesia merupakan inovasi pengukuran dimensi tubuh manusia berwujud kursi produksi Solo Abadi Indonesia yang berfungsi untuk mengukur tubuh dalam posisi duduk maupun berdiri agar lebih nyaman dan praktis tanpa memerlukan banyak alat ukur lain. Dapat mengukur hingga 34 dimensi tubuh. Dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti olahraga, forensik, teknik industri, desain produk, akademi, hingga militer.
b. Metrisis – Antropometri portabel
Produksi Solo Abadi Indonesia adalah alat ukur antropometri turunan dari kursi antropometri yang dikemas dalam bentuk portabel, bertujuan agar alat ukur dapat dipindah maupun dibawa kemana saja dengan mudah. Selayaknya sebuah inovasi, antropometri portabel dapat digunakan untuk mengukur hingga lebih dari 100 dimensi tubuh manusia
Sejarah tentang antropometri.
Sejarah antropometri memiliki alat awal antropologi , penggunaan untuk, penggunaan untuk tujuan memahami variasi fisik manusia dalam paleoantropologi dan dalam berbagai upaya untuk mengkorelasikan fisik dengan ciri-ciri ras dan psikologis. Di berbagai titik dalam sejarah, antropometrik tertentu telah dikutip oleh para pendukung diskriminasi dan eugenika sering sebagai bagian dari novel atau berdasarkan pseudosains.
Pada tahun 1716Louis-Jean-Marie Daubenton, yang menulis banyak esai tentanganatomi komparatifuntukAcadémie française, menerbitkan Memoir tentang Perbedaan PosisiOccipital Foramendalam Manusia dan Hewan ( Mémoire sur les différences de la situasi du grand trou occipital dans l ‘homme et dans les animaux ). Enam tahun kemudianPieter Camper(1722-1789), terkenal sebagai seniman dan ahli anatomi, menerbitkan beberapa kuliah yang meletakkan dasar dari banyak pekerjaan. Camper menemukan “sudut wajah”, ukuran yang digunakan untuk menentukankecerdasandi antara berbagai spesies. Menurut teknik ini, “sudut wajah” dibentuk dengan menggambar dua garis: satu secara horizontal darilubang hidungketelinga; dan yang lainnya tegak lurus dari bagian depantulang rahangatas ke bagiandahiyang paling menonjol. Ukuran sudut wajah Camper pertama kali dilakukan untuk membandingkan tengkorak manusia dengan tengkorak hewan lain. Camper mengklaim bahwa patung antik menyajikan sudut 90°, Eropa 80°, Afrika Tengah 70°, dan orangutan 58°.
Profesor anatomi SwediaAnders Retzius(1796-1860) pertama kali menggunakanindeks kepaladalamantropologi fisikuntuk mengklasifikasikan sisa-sisa manusia purba yang ditemukan di Eropa. Dia mengklasifikasikan tengkorak dalam tiga kategori utama; “dolichocephalic” (daribahasa Yunani Kuno kephalê “kepala”, dan dolikhos “panjang dan tipis”), “brachycephalic” (pendek dan lebar) dan “mesocephalic” (panjang dan lebar menengah). Penelitian ilmiah dilanjutkan olehtienne Geoffroy Saint-Hilaire(1772–1844) danPaul Broca(1824-1880), pendiri Masyarakat Antropologi di Prancis pada tahun 1859. Ahli paleoantropologi masih mengandalkan antropometri kraniofasial untuk mengidentifikasi spesies dalam studi fosil tulang hominid. Spesimen Homo erectus dan spesimen atletik Homo sapiens , misalnya, hampir identik dari leher ke bawah tetapi tengkorak mereka dapat dengan mudah dibedakan.
Pithecometra : Di bagian depan dari bukunya Evidence as to Man’s Place in Naturetahun 1863 , Thomas Huxleymembandingkan kerangka kera dengan manusia.
Samuel George Morton(1799–1851), yang dua monografi utamanya adalah Crania Americana (1839), Penyelidikan tentang Karakteristik Khas dari Ras Aborigin Amerika dan Crania Aegyptiaca (1844) menyimpulkan bahwa orangMesir kunobukan Negroid, melainkan Kaukasoid dan bahwa bule dan negro sudah berbeda tiga ribu tahun yang lalu. Karena Alkitab menunjukkan bahwaBahtera Nuhtelah terdampar diGunung Ararathanya seribu tahun sebelum anak-anak Nuh ini tidak dapat menjelaskan setiap ras di bumi. Menurut teoripoligenismeMorton ras telah terpisah dari awal. [1] Josiah C. NottdanGeorge Gliddonmembawa gagasan Morton lebih jauh. [2] Charles Darwin, yang menganggaphipotesis asal tunggalpenting bagiteori evolusi, Nott dan Gliddon dalam bukunya tahun 1871The Descent of Man, dengan alasanmonogenisme.
Pada tahun 1856, para pekerja menemukan di tambang batu tengkorak tengkorak jantanNeanderthalmengira itu adalah sisa-sisa beruang. Mereka memberikan materi tersebut kepada naturalis amatirJohann Karl Fuhlrottyang menyerahkan fosil tersebut kepada ahli anatomiHermann Schaaffhausen. Penemuan tersebut diumumkan bersama pada tahun 1857, sehingga memunculkan disiplinpaleoantropologi. Dengan membandingkan kerangka kera dengan manusia,TH Huxley(1825–1895) mendukung teori evolusiCharles Darwin, yang pertama kali dalam On the Origin of Species (1859). Dia juga mengembangkan “ Prinsip Pithecometra,” yang menyatakan bahwa manusia dan kera adalah keturunan dari nenek moyang
Tes dengan antropometri.Samuel George Morton(1799–1851) mengumpulkan tengkorak manusia dari seluruh dunia dan mulai mencari cara untuk mengklasifikasikannya menurut beberapa kriteria logistik. Morton mengklaim bahwa dia bisa menilai kapasitas intelektual dengan kapasitastengkorak. Tengkorak besar artinyaotak besardan kapasitas intelektual tinggi, tengkorak kecil menunjukkan otak kecil dan kapasitas intelektual. Ilmu pengetahuan modern telah menegaskan bahwa ada korelasi antara ukuran tengkorak yang lemah (diukur dengan berbagai cara) dan kecerdasan yang diukur dengan tes IQ, meskipun korelasinya sekitar 0,2. Saat ini, volume otak yang diukur dengan pemeriksaan MRI juga menemukan korelasi antara ukuran otak dan kecerdasan sekitar 0,4. [4]
Sumber dari materi:
https://Depositphotos.com
https://Soloabadi.com
https://student-activity.binus.ac.id
https://en.wikipedia.org.translate.google.com
https://ocw.upj.ac.id
Sejarah dan perkembangan ergonomi sampai saat ini
- Sejarah Ergonomi di Internasional
Ergonomi dipopulerkan pertama kali pada tahun 1949 sebagai judul buku yang dikarang oleh Prof. Murrel. Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon (kerja) dan nomos (aturan/prinsip/kaidah). Istilah ergonomi digunakan secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau human engineering. Kedua istilah tersebut (ergonomic dan human factor) hanya berbeda pada penekanannya. Intinya kedua kata tersebut sama-sama menekankan pada performansi dan perilaku manusia. Menurut Hawkins (1987), untuk mencapai tujuan praktisnya, keduanya dapat digunakan sebagai referensi untuk teknologi yang sama.
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu ergonomi dimulai saat manusia merancang benda-benda sederhana, seperti batu untuk membantu tangan dalam melakukan pekerjaannya, sampai dilakukannya perbaikan atau perubahan pada alat bantu tersebut untuk memudahkan penggunanya. Pada awalnya perkembangan tersebut masih tidak teratur dan tidak terarah, bahkan kadang-kadang terjadi secara kebetulan.
Perkembangan ergonomi modern dimulai kurang lebih seratus tahun yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah melakukan studi tentang waktu dan gerakan. Penggunaan ergonomi secara nyata dimulai pada Perang Dunia I untuk mengoptimasikan interaksi antara produk dengan manusia.
Sejarah Ergonomi di Indonesia
Sejarah ergonomi di Indonesia erat kaitannya dengan Bali. Kata Ergonomi di tingkat nasional mulai diperkenalkan sejak tahun 1969 melalui suatu pertemuan ilmiah dengan tema ”Kesehatan dan Produktivitas” dalam suatu judul makalah ”Approach Ergonomi dalam rangka Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja Perusahaan” (Manuaba, 1987). Pada tahun ini juga untuk pertama kalinya di dalam dunia pendidikan ergonomi diberikan sebagai suatu mata kuliah. Di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ergonomi disinggung dalam kaitan dengan mata kuliah ilmu faal, untuk kemudian ditempatkan dalam mata kuliah kesehatan masyarakat, yang diikuti oleh Fakultas Teknik Unud 1971, Peternakan 1972, Asmi 1981 dan desain Interior 1983. Bersamaan dengan itu, lahir Lembaga daerah Hiperkes Bali-Nusra bersama-sama Bagian Ilmu faal FK Unud berkembang menjadi Pusat Ergonomi di kawasan Asia Tenggara, dengan makalah-makalahnya yang disampaikan ke dunia Internasional. Dan juga kursus ergonomi tingkat nasional dan tingkat daerah dimulai pada tahun ini juga.
Pada tahun 1970, kegiatan yang berkaitan dengan masalah ergonomi semakin meningkat ditandai dengan adanya ceramah, kursus, seminar dan penelitian-penelitian. Penelitian tentang Pacul di perdengarkan di forum internasional di Jepang, penelitian yang berkaitan dengan manusia dan lingkungan. Berikutnya penggarapan di sektor industri kecil mulai digalakan, seperti industri pembuat genteng di pejaten Tabanan Bali. Pada Tahun 1973 makalah penelitian disampaikan melalui forum ilmiah seperti seminar gabungan IAIFI-Puskes ABRI, konperensi Nasional Anatomi ke-3, dan 7th Asian Conference on Occupational Helth di Jakarta
(Manubaba, 1987). Sampai dengan tahun 1978, hasil-hasil penelitian ergonomi terus diinformasikan di tingkat nasional maupun internasional, seperti pertemuan-pertemuan ilmiah Man and His Environment tahun 1974, Kongres Ikatan Hiperkes Indonesia ke-2 di Surabaya tahun 1975, kongres ke-3 IAIFI di semarang tahun 1976, Simposium Efisiensi Jam Kerja dan Waktu Kerja di Bali tahun 1976, dan juga banyak pertemuan lainnya. Penyebaran konsep dan prinsip ergonomi dimulai pada tahun ini juga, sehingga sampai dengan tahun 1986 pada TVRI Sto. Denpasar tidak kuarang dari 100 topik ergonomi telah disiarkan. Pada tahun 1978 terbit buku ”Pembangunan Bali sampai tahun 2000” di mana di dalam buku tersebut dengan jelas disebutkan ergonomi sebgai salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan demi berhasilnya pembangunan untuk daerah Bali. Pada tahun ini juga telah dikukuhkan Guru Besar Ilmu Faal KF Unud yaitu I B A Manuaba, yang pada pidato pengukuhan Guru Besar menekankan penting prinsip ergonomi sebagai bagian integral dari pembangunan dan mutlak diperlukan dalam perencanaan. Dengan pengukuhan I B A Manuaba ini, menjadi tokoh dan akan penguatan perkembangan ergonomi di Bali, Indonesia, Asia dan Dunia.
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong