Sejarah 5S Dan penjelasannya

14 April 2024 16:15:54 Dibaca : 94 Kategori : Lean manufaktur

Sejarah 5S

Asal muasal 5S memang tidak bisa dilepaskan dari Jepang. Konsep 5S sendiri berkembang dari konsep yang lebih awal yaitu 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

Meskipun demikian, secara umum diyakini bahwa 5S seperti yang dikenal sekarang ini muncul dan berkembang dalam dunia manufaktur Jepang pasca perang dunia II.

Era tersebut merupakan masa dimana Jepang sedang giat melakukan perbaikan dan peningkatan efisiensi industrinya.

Beberapa tokoh yang berpengaruh dalam pengembangan 5S antara lain:

Taiichi Ohno: Pionir sistem produksi Toyota dan konsep Just-in-Time (JIT). Ohno diyakini memiliki peran dalam memformalkan dan mensosialisasikan konsep 5S di Toyota.

Shigeo Shingo: Insinyur industri Jepang yang dikenal dengan konsep Poka-Yoke (pencegahan kesalahan) dan Sistem Produksi Single Minute Exchange Die (SMED). Shingo juga memberikan kontribusi dalam penyempurnaan dan pelatihan konsep 5S.

Penerapan 5S diyakini menjadi salah satu faktor pendukung kebangkitan industri manufaktur Jepang pasca perang dunia II dan keberhasilan mereka dalam menghasilkan produk yang efisien dan berkualitas tinggi.

Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur Jepang ke mancanegara, konsep 5S pun ikut diadopsi dan diterapkan oleh perusahaan - perusahaan manufaktur di seluruh dunia.

5S dalam Lean Manufaktur: Menuju Tempat Kerja yang Efisien dan Berkualitas

5S bukan hanya sekadar slogan atau program kebersihan, tetapi sebuah filosofi dan metodologi yang berfokus pada penataan dan pengelolaan tempat kerja secara sistematis dan berkelanjutan.

5S merupakan salah satu pilar penting dalam Lean Manufacturing, sebuah sistem manajemen yang bertujuan untuk meminimalkan pemborosan dan meningkatkan nilai tambah dalam proses produksi.

Manfaat Menerapkan 5S:

Penerapan 5S tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan, tetapi juga bagi para karyawannya.

Berikut beberapa manfaat yang dapat diraih:

Bagi Perusahaan:

Meningkatkan efisiensi dan produktivitas:

5S membantu mengurangi pemborosan waktu dan gerakan, sehingga proses kerja menjadi lebih lancar dan cepat. Hal ini dapat meningkatkan output dan menurunkan biaya produksi.

Meningkatkan kualitas:

5S membantu menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan tertata, sehingga dapat mengurangi kesalahan dan meningkatkan kualitas produk.

Meningkatkan keselamatan:

5S membantu menciptakan tempat kerja yang aman dan bebas dari bahaya, sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja.

Meningkatkan moral dan motivasi karyawan:

5S membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan moral dan motivasi karyawan.

Meningkatkan citra perusahaan:

5S membantu menciptakan citra perusahaan yang profesional dan modern.

Bagi Karyawan:

Meningkatkan kesehatan dan keselamatan: Tempat kerja yang bersih dan tertata dapat mengurangi risiko penyakit dan kecelakaan kerja.

Meningkatkan kenyamanan kerja: Tempat kerja yang nyaman dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan.

Meningkatkan rasa memiliki terhadap tempat kerja: Karyawan yang terlibat dalam penerapan 5S akan merasa lebih memiliki terhadap tempat kerja mereka, sehingga lebih bertanggung jawab dan berkomitmen untuk menjaga kebersihan dan kerapiannya.

Penerapan 5S:

Penerapan 5S harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan agar dapat mencapai hasil yang optimal.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam penerapan 5S:

Membentuk tim 5S: Tim 5S harus terdiri dari perwakilan dari berbagai departemen di perusahaan. Tim ini bertanggung jawab untuk merencanakan, melaksanakan, dan memantau penerapan 5S.

Membuat rencana 5S: Tim 5S harus membuat rencana yang jelas dan terukur untuk penerapan 5S. Rencana ini harus mencakup tujuan, target, dan langkah-langkah yang akan diambil.

Melatih karyawan: Semua karyawan harus dilatih tentang 5S dan bagaimana menerapkannya di tempat kerja mereka. Pelatihan ini dapat dilakukan melalui seminar, workshop, atau pelatihan online.

Menerapkan 5S: Tim 5S harus mulai menerapkan 5S di area kerja yang dipilih. Area kerja ini dapat dipilih berdasarkan prioritas, seperti area yang paling banyak terjadi pemborosan atau area yang paling penting bagi perusahaan.

Memantau dan mengevaluasi: Tim 5S harus memantau dan mengevaluasi kemajuan penerapan 5S secara berkala.

Evaluasi ini dapat dilakukan dengan mengukur indikator kinerja utama (KPI) yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menjaga dan memelihara: Penerapan 5S harus dijaga dan dipelihara secara berkelanjutan. 

Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan audit 5S secara berkala dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.Contoh Penerapan 5S di Berbagai Industri:

Berikut adalah beberapa contoh penerapan 5S di berbagai industri:

Industri manufaktur: 5S dapat diterapkan di berbagai area manufaktur, seperti gudang, lini produksi, dan ruang kontrol.

Penerapan 5S dapat membantu mengurangi pemborosan bahan baku, alat, dan waktu. Industri kesehatan: 5S dapat diterapkan di rumah sakit, klinik, dan laboratorium.

Penerapan 5S dapat membantu meningkatkan kebersihan dan keselamatan pasien dan mengurangi risiko infeksi. Industri jasa: 5S dapat diterapkan di kantor, restoran, dan toko.

Penerapan 5S dapat membantu meningkatkan efisiensi pelayanan, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mengurangi biaya operasional.

Kesimpulan:

5S adalah metodologi yang efektif dan mudah diterapkan yang dapat membantu meningkatkan efisiensi, kualitas, keselamatan, moral, dan citra perusahaan. 5S merupakan pilar penting dalam Lean Manufacturing dan dapat diterapkan di berbagai jenis industri dan