Tugas Pengendalian dan Penjaminan Mutu

05 February 2024 14:14:24 Dibaca : 26

Nama   : Aisyah Nurul Fikriah

NIM      : 561422025

Kelas   : A

Prodi   : S1- Teknik Industri

Tugas : Pengendalian dan Penjaminan Mutu 

 

Pekembangan teori manajemen tidak bias dilepaskan dengan jejak-jejak sejarah peradaban mansuia, karena manajemen hakikatnya adalah alat atau metode untuk mencapai tujuan. Tujuan organisasi itu mewujud dengan karya-karya monumental seperti bangunan dan teknologi yang memudahkan hidup manusia.

Kegiatan pembangunan dan renovasi bangunan-bangunan yang menjadi Keajaiban Dunia menggambarkan adanya kegiatan manajemen yang telah berlangsung jauh hari sebelum manajemen modern dicatatkan. Di era modern, kegiatan manajemen menjadi sesuatu yang ilmiah karena kegiatan tersebut dicatat dan catatan tersebut masih terpelihara (tidak rusak atau dirusak). Namun pada hakikatnya dibalik kegiatan pembangunan dan renovasi bangunan-bangunan yang menjadi Keajaiban Dunia terdapat kegiatan manajemen. Ini membuktikan bahwa teori manajemen mengalami perkembangan yang semakin maju meskipun secara perlahan, inilah yang disebut evolusi teori manajemen. Meskipun akhir-akhir ini di abad ke 21 ini, perkembangan teori manajemen melaju dengan pesat mengikuti perkembangan teknologi yang bersifat eksponensial.

1.      Teori Manajemen Klasik

Teori manajemen klasik sudah ada sejak tahun 1700-an yang antara lain diprakarsasi oleh Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1871). Kedua tokoh ini dikenal sebagai peletak tonggak landasan ilmu manajemen klasik. Robert Owen adalah seorang manajer pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia. Pemikiran Robert Owen difokuskan pada penggunaan faktor produksi dan tenaga kerja. Menurut Robert Owen, pemeliharaan peralatan yang baik dan perhatian terhadap tenaga kerja dengan memperhatikan kesejahteraannya (kompensasi, tunjangan kesehatan, tunjangan perumahan, asuransi dll) akan berdampak pada keuntungan perusahaan. Kuantitas dan kualitas hasil produksi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari pekerjaan.

Tokoh lainnya adalah Charles Babbage. Dia merupakan seorang dosen dengan gelar guru besar (profesor) pada bidang Matematika yang mempunyai ketertarikan pada bidang manajemen. Berdasarkan pengamatannya pada proses produksi di industri, produktivitas dapat ditingkatkan dengan melakukan efisiensi proses kerja sehingga akan menurunkan biaya produksi. Salah satu sumbangan pemikirannya adalah konsep pembagian kerja (devision of labaour). Salah satu kontribusi Charles Babbage adalah mesin hitung (Calculator) mekanis yang dapat digunakan untuk membantu perhitungan dengan cepat. Alat penghitung inilah yang mengilhami perkembangan alat bantu perhitungan yaitu calculator dan komputer.

2.      Teori Manajemen Ilmiah

Pada tahun 1800-an, ilmu manajemen mengalami perubahan paradigma sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada masa itu berkaitan dengan revolusi industri di Eropa dan Amerika. Manajemen Ilmiah diprakarsai oleh Frederick Winslow Taylor, Henry Towne, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul “Principles of Scientific Management“ pada tahun 1911. Taylor menjelaskan dalam bukunya bahwa manajemen adalah "Pemanfaatan cara-cara atau metode ilmiah untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cara terbaik (optimal)". Prinsip manajemen menurut Taylor  yaitu:

a.       Menghilangkan trial and error atau coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmiah berdasar ilmu pengetahuan disetiap unsur-unsur kegiatan.

b.      Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.

c.       Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya.

d.      Harus dijalin kerjasama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.

Taylor juga memperkenalkan konsep analisis kerja dan sistem pembayaran diferensial, dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas. Dengan konsep ini Taylor banyak mendapatkan tantangan dikarenakan kekhawatiran pekerja yang akan kehilangan pekerjaannya apabila produktivitas naik.

Tokoh lain yang berperan dalam perkembangan ilmu manajemen ilmiah adalah adalah Frank (1868-1924) dan Lillian Gilberth (1878-1972) yaitu sepasang suami isteri yang mengembangkan ilmu manajemen dengan konsep promosi tiga tahap yang meliputi: 1) menyiapkan promosi, 2) melakukan pekerjaan, dan 3) melatih calon pengganti. Frank melakukan studi pekerjaan terhadap pekerja yang melakukan pekerjaannya, sementara sumbangan Lillian lebih focus pada psikologi industri dan manajemen personalia. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.

Selanjutnya pada akhir 1800-an Henry L. Grant (1861-1919) juga turut memberikan kontribusi dalam perkembangan teori manajemen dengan memperbaiki metode penggajian diferensial dari Taylor. Sumbangan pendekatan klasik dalam efisiensi produksi seperti produksi masal, mendorong pendekatan rasional dalam manajemen. Sumbangan Grant yang lain adalah konsep bagan Gant (Gant Chart) yang biasa digunakan untuk alat penjadwalan mesin.

3.      Teori Organisasi Klasik

Pada dasarnya teori atau pendekatan ini lebih memfokuskan pada upaya mensistematisasi pengelolaan organisasi yang semakin kompleks. Tokoh pendekatan ini adalah Henry Fayol (1841-1925) dan Max Weber (1864-1920). Fayol memperkenalkan fungsi manajemen dan 14 prinsip manajemen, yang kemudian dipublikasikan dalam buku yang berjudul “General and Industrial Management”. 14 prinsip manajemen menurut Henry Fayol yaitu:

a.       Pembagian Pekerjaan (division of work).

b.      Kewenangan dan Tanggung Jawab (authority and responsibility).

c.       Disiplin (discipline).

d.      Kesatuan Komando (unity of command).

e.       Kesatuan Arah (unity of direction).

f.       Kepentingan Individu Harus Tunduk Pada Kepentingan Umum (subordination of individual interest to general interest)

g.      Gaji (remuneration of personel).

h.      Sentralisasi atau Pemusatan Wewenang (centralization).

i.        Berjenjang (hierarchy).

j.        Ketertiban (order).

k.      Keadilan (equity).

l.        Stabilitas Jabatan Pegawai (stability of tenure of personel).

m.    Prakarsa (inisiative).

n.      Kesatuan (esprit de corps).

Tokoh lain yang memberikan sumbangan pada perkembangan organisasi klasik yaitu Max Webber yang terkenal dengan konsep organisasi birokrasi. Max Webber merupakan ahli sosilogi yang berasal dari Jerman. Webber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi-bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.

Mary Parker Follet (1868-1933) Memperkenalkan model pengendalian organisasi yang utuh, dimana faktor lingkungan (politik, ekonomi, dsb) juga ikut berperan dalam pengendalian organisasi selain individu atau kelompok individu yang ada didalam organisasi. Chester I Barnard (1886-1961) menekankan konsep berkerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya kerjasama tujuan organisasi tidak akan tercapai. Tetapi mereka harus memuaskan kebutuhan masing- masing individu. Sebuah organisasi dapat bertahan dan bekerja secara efisien jika tujuan organisasi dibuat seimbang dengan kebutuhan individual yg ada didalam organisasi. Semakin banyak aktivitas pekerja dalam zona tidak penting (zone indifference) atau aktivitas tanpa ijin atasan, maka organisasi tersebut semakin lancar dan semakin kooperatif.

4.      Aliran Manajemen Manusiawi

Pendekatan aliran perilaku dalam manajemen muncul, karena dengan pendekatan klasik tidak dapat dicapai efisiensi produksi dan keserasian kerja. Untuk itu para tokoh manajemen pada jaman itu berupaya untuk mengatasi masalah organisasi dengan melihat dari sisi pola tingkah laku pekerja, terutama hubungan antar manusia (human relations). Manajemen menjadi perhatian tidak hanya oleh ahli ekonomi bisnis saja, melainkan juga didukung oleh para ahli dalam bidang ilmu sosial dan psikologi.

Pendekatan manajemen yang melibatkan pendekatan manusia dimulai dari studi Hawthorne yang dilakukan oleh Elton Mayo (1880-1949) dan teman-temannya. Berdasarkan pendekatan ini, hubungan manusia memainkan peranan yang sangat penting dalam organisasi. Pekerja akan bekerja lebih keras apabila mereka percaya bahwa pihak manajemen memperhatikan kesejahteraan mereka (efek Hawthorne). Pendapat ini dihasilkan dari hasil eksperimen yang disebut eksperimen Hawthorne, pada perusahaan Western Electric Co. Elton Mayo mengemukakan konsep “Manusia Sosial” yang termotivasi oleh pemenuhan kebutuhan sosial melalui hubungan kerja. Sumbangan pendekatan ini adalah penekanan pada pentingnya kebutuhan sosial.

5.     Aliran Manajemen Modern

Masa manajemen modern berkembang melalui 2 jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi, dan yang lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif ( operation research atau manajemen operasi ).

a.       PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASI

Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lain :

1.       Abraham Maslow dengan teori hierarki kebutuhan yang menjelaskan perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.

2.       Douglas McGregor dengan teori X dan Y nya.

3.       Frederick Herzberg yang menjelaskan teori motivasi higienis dan teori 2 faktor.

4.       Rensis Likert yang telah melakukan penelitian tentang 4 sistem manajemen dari sistem yang exploitif-otoritatif sampai dengan partisipatif kelompok.

5.       Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem antar hubungan budaya

Beberapa prinsip dasar perilaku organisasi adalah sbb :

1.       Manajemen harus sistematik dan pendekatan yang digunakan harus dengan pertimbangan yang hati-hati.

2.       Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan organisasi sangat dibutuhkan.

3.       Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan, prosedur, prinsip).

4.       Unsur manusia adlah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan organisasi.

5.       Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan untuk memuaskan seluruh kebutuhannya.

6.       Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai kepuasan diri dari pekerjaan tersebut.

7.       Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.

8.     Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian positif yang menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap pekerjaan.

b.      PENDEKATAN KUANTITATIF

Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team operation research dalam pemecahan masalah-masalah industri, yang didasarkan atas sukses tim-tim riset operasi Inggris dalam Perang Dunia ke-2. Sejalan dengan semakin kompleksnya komputer, telekomunikasi dan elektronika menjadikan teknik riset operasi semakin penting sebagai dasar rasional dalam pengambilan keputusan. Prosedur riset operasi tersebut diformalkan dan disebut aliran management science.

Teknik-teknik management science digunakan dalam banyak kegiatan seperti : capital budgeting, manajemen cash flow, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan SDM, Economic Order Quantity (EOQ), dsb. Langkah-langkah penedekatan management science pada umumnya adalah sebagai berikut :

1.      Perumusan masalah

2.      Penyusunan suatu model matematis

3.      Mendapatkan penyelesaian dari model

4.      Pengujian model dan hasil yang didapat dari model

5.      Penetapan pengawasan atas hasil-hasil

6.      Pelaksanaan pengawasan atas hasil-hasil

7.      Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong