Tugas Pengendalian Dan Penjaminan Mutu

03 February 2024 23:00:02 Dibaca : 45

Nama : Ahmad Rezqy

Nim : 561422043

Kelas : A

Prodi : S1 Teknik Industri

1. Perkembangan Manejemen yang berpengaruh pada organisasi, terbagi menjadi 5 Perkembangan Manejemen dari Perkembangan 1 sampai 5. Sebutkan dan juga jelaskan Siapa pencetusnya, Tokoh-tokoh yang ada di dalamnya, Karya apa saja yang di hasilkan.

Jawab :

Perkembangan manajemen dapat dibagi menjadi lima periode atau fase yang mencerminkan evolusi konsep dan praktik manajemen. Berikut adalah rangkuman singkat mengenai masing-masing periode:

Perkembangan Manajemen Periode 1: Era Ilmiah (Scientific Management)

Pencetus dari Perkembangan Manajemen Periode 1: Era Ilmiah (Scientific Management) adalah Frederick W. Taylor. Ia dikenal sebagai bapak ilmu manajemen ilmiah karena kontribusinya yang besar dalam mengembangkan prinsip-prinsip manajemen berorientasi ilmiah.

Beberapa tokoh lain yang turut berkontribusi. Berikut beberapa tokoh yang terkait dengan Era Ilmiah:

  • Frank Gilbreth: Bersama dengan istrinya, Lillian Gilbreth, Frank Gilbreth bekerja sama dengan Taylor dalam mengembangkan Time and Motion Studies. Mereka fokus pada analisis gerakan untuk meningkatkan efisiensi pekerjaan.
  • Lillian Gilbreth: Sebagai rekan kerja Frank Gilbreth, Lillian Gilbreth juga berperan penting dalam Time and Motion Studies. Ia terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen ilmiah setelah kematian suaminya.

Beberapa Karya utama yang berada di Priode Era Ilmiah  (Scientific Management) :

  • "Principles of Scientific Management" oleh Frederick W. Taylor (1911): Karya ini menjadi buku dasar yang merinci prinsip-prinsip dan metode-manajemen ilmiah yang dikembangkan oleh Taylor. Taylor membahas pendekatan ilmiah dalam meningkatkan efisiensi produksi dan produktivitas pekerja.
  • "Motion Study" oleh Frank and Lillian Gilbreth (1911): Frank dan Lillian Gilbreth merilis karya ini sebagai salah satu kontribusi besar mereka dalam Time and Motion Studies. Mereka mengeksplorasi cara untuk meningkatkan efisiensi dengan menganalisis gerakan dalam pekerjaan.
  • "Shop Management" oleh Frederick W. Taylor (1903): Meskipun bukan karya utama, buku ini oleh Taylor telah memperkenalkan beberapa konsep awal manajemen ilmiah. Di dalamnya, Taylor membahas prinsip-prinsip dasar untuk meningkatkan produktivitas di lingkungan kerja pabrik.

Perkembangan Manajemen Periode 2: Era Administrasi (Administrative Management)

Pencetus dari Perkembangan Manajemen Periode 2: Era Administrasi (Administrative Management) adalah Henri Fayol. Fayol merupakan seorang manajer dan teoritikus manajemen Prancis yang memainkan peran penting dalam pengembangan konsep administrasi dan manajemen organisasi.

Beberapa tokoh lain yang turut berkontribusi. Berikut beberapa tokoh yang terkait dengan Era Administrasi:

  • Max Weber: Sosiolog dan teoritikus Jerman ini menyumbangkan pemikiran penting terkait dengan birokrasi dalam organisasi. Weber memperkenalkan konsep otoritas rasional-legal dan prinsip-prinsip birokrasi sebagai struktur organisasi yang efisien.
  • Mary Parker Follett: Follett adalah seorang ahli manajemen Amerika yang berfokus pada konsep-konsep seperti kekuasaan berbasis kelompok, konflik yang konstruktif, dan manajemen oleh konsensus. Pemikirannya tentang manajemen partisipatif dan penggabungan keahlian karyawan menjadi konsep-konsep utama pada era ini.
  • Chester I. Barnard: Sebagai seorang eksekutif bisnis dan teoritikus organisasi, Barnard mengembangkan konsep penting tentang fungsi eksekutif dan teori organisasi sebagai sistem sosial. Karyanya yang terkenal adalah "The Functions of the Executive."
  • Lyndall Urwick: Urwick adalah seorang teoritikus manajemen asal Inggris yang mengembangkan konsep-konsep administratif dan menyumbang pemikiran tentang fungsi manajemen dan struktur organisasi yang efektif.

Beberapa Karya utama yang berada di  Era Administrasi (Administrative Management) :

  • "General and Industrial Management" oleh Henri Fayol (1916): Ini adalah karya utama Fayol yang memaparkan prinsip-prinsip dasar manajemen. Fayol membahas fungsi-fungsi manajemen dan prinsip-prinsip administratif yang berlaku umum di seluruh organisasi.
  • "The Theory of Social and Economic Organizations" oleh Max Weber (1921): Meskipun Weber lebih dikenal dalam bidang sosiologi, karyanya ini membahas konsep-konsep birokrasi dan otoritas rasional-legal yang mempengaruhi struktur organisasi dan manajemen.
  • "Creative Experience" oleh Mary Parker Follett (1924): Follett menyajikan pandangannya tentang manajemen berbasis kelompok dan konsep integrasi keahlian dan partisipasi dalam membuat keputusan. Karyanya ini menyoroti pentingnya manajemen melalui konsensus.
  • "The Functions of the Executive" oleh Chester I. Barnard (1938): Barnard membahas fungsi eksekutif dalam organisasi dan mengeksplorasi konsep otoritas dan kekuasaan. Karyanya memberikan wawasan tentang bagaimana organisasi dapat berfungsi secara efektif.
  • "Elements of Administration" oleh Lyndall Urwick (1943): Urwick menyajikan ide-ide administratifnya yang terkait dengan efisiensi, koordinasi, dan fungsi-fungsi manajemen dalam organisasi.

Perkembangan Manajemen Periode 3: Era Perilaku (Behavioral Management)

Pencetus dari Perkembangan Manajemen Periode 3: Era Perilaku (Behavioral Management) adalah Elton Mayo, yang terkenal karena melakukan Hawthorne Studies. Hawthorne Studies merupakan serangkaian eksperimen dan penelitian yang dilakukan di pabrik Hawthorne Western Electric di Chicago pada tahun 1920-an dan 1930-an.

Beberapa tokoh lain yang turut berkontribusi. Berikut beberapa tokoh yang terkait dengan Era Administrasi :

  • Max Weber: Weber merupakan seorang sosiolog Jerman yang memberikan kontribusi besar dengan membahas konsep birokrasi sebagai model organisasi yang rasional dan efisien.
  • Mary Parker Follett: Follett adalah seorang ahli manajemen Amerika yang fokus pada konsep kekuasaan berbasis kelompok, konflik konstruktif, dan manajemen melalui konsensus.
  • Chester I. Barnard: Barnard, seorang eksekutif bisnis, mengembangkan teori organisasi sebagai sistem sosial dan membahas fungsi eksekutif dalam organisasi.
  • Lyndall Urwick: Urwick adalah seorang teoritikus manajemen asal Inggris yang memberikan pemikiran tentang fungsi manajemen dan struktur organisasi yang efektif.

Beberapa Karya utama yang berada di Era Perilaku (Behavioral Management) :

  • "The Principles of Scientific Management" oleh Frederick W. Taylor (1911): Meskipun Taylor lebih dikenal dengan Era Ilmiah, konsep-konsep yang ia kemukakan, seperti time and motion studies, memiliki dampak besar pada perkembangan manajemen.
  • "The Functions of the Executive" oleh Chester I. Barnard (1938): Karya ini membahas peran dan fungsi eksekutif dalam organisasi, dan Barnard menyumbangkan pemikiran penting tentang otoritas dan kekuasaan.
  • "Administrative Behavior" oleh Herbert A. Simon (1947): Simon mengembangkan konsep pengambilan keputusan administratif dan teori perilaku administratif dalam konteks keputusan organisasi.
  • "The Human Problems of an Industrialized Civilization" oleh Elton Mayo (1933): Sebagai bagian dari penelitian Hawthorne Studies, karya ini menyoroti masalah-masalah manusiawi dalam peradaban industri dan berkontribusi pada pemahaman terhadap hubungan antara kepuasan kerja dan produktivitas.
  • "The Functions of Management" oleh Lyndall Urwick (1943): Urwick memberikan wawasan tentang fungsi-fungsi manajemen dan prinsip-prinsip administratif dalam organisasi.
  • "Principles of Administration" oleh Henri Fayol (1949): Posthumously diterbitkan setelah kematiannya, buku ini menyusun kembali prinsip-prinsip administrasi Fayol dan memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang teorinya.

Perkembangan Manajemen Periode 4: Era Manajemen Kuantitatif (Management Science)

Pencetus dari Perkembangan Manajemen Periode 3: Era Manajemen Kuantitatif (Behavioral Management) adalah W. Edwards Deming, George Dantzig, dan Peter Drucker.

Beberapa tokoh lain yang turut berkontribusi. Berikut beberapa tokoh yang terkait dengan Era Manajemen Kuantitatif :

  • Norbert Wiener: Seorang matematikawan dan filsuf Amerika yang memberikan kontribusi terhadap teori kontrol dan sibernetika, yang menjadi dasar bagi konsep kontrol otomatis dalam manajemen.
  • John von Neumann: Seorang ilmuwan matematika dan fisika yang berperan dalam pengembangan teori permainan (game theory), yang kemudian diaplikasikan dalam pengambilan keputusan manajemen.
  • Douglas McGregor: Meskipun lebih dikenal dalam Era Administrasi, McGregor juga relevan dalam Era Manajemen Kuantitatif karena teorinya, Teori X dan Teori Y, yang berkontribusi pada pemahaman perilaku dan motivasi karyawan.
  • Kenneth Arrow dan Gerard Debreu: Dua ekonom yang meraih Hadiah Nobel dalam Ekonomi pada tahun 1972 untuk kontribusi mereka terhadap teori ekonomi dan sistem ekonomi.

Beberapa Karya utama yang berada di Era Manajemen Kuantitatif (Management Science) :

  • "Out of the Crisis" oleh W. Edwards Deming (1986): Dalam buku ini, Deming membahas prinsip-prinsip Total Quality Management (TQM) dan konsep-konsep yang dapat membantu organisasi meningkatkan kualitas dan efisiensi.
  • "Linear Programming and Economic Analysis" oleh George Dantzig (1951): Dantzig merilis buku ini yang menjadi referensi klasik dalam pengembangan metode program linier, sebuah alat penting dalam optimasi dan pengambilan keputusan.
  • "The Practice of Management" oleh Peter Drucker (1954): Meskipun Drucker lebih dikenal dalam Era Administrasi, karyanya ini juga mengandung konsep-konsep yang relevan dengan Era Manajemen Kuantitatif, termasuk penekanan pada analisis data dan pengambilan keputusan berbasis fakta.
  • "The Human Side of Enterprise" oleh Douglas McGregor (1960): Meskipun lebih terkait dengan Era Perilaku, buku ini juga mencakup aspek-aspek manajemen kuantitatif dan menyoroti pentingnya pengembangan sistem insentif yang sesuai.
  • "A Behavioral Theory of the Firm" oleh Richard M. Cyert dan James G. March (1963): Buku ini membawa konsep perilaku dalam konteks organisasi dan bisnis, membantu menggabungkan aspek perilaku dengan metode kuantitatif dalam analisis organisasi.
  • "Operations Research: An Introduction" oleh Taha (1982): Buku ini memberikan pandangan umum dan pengantar yang komprehensif tentang ilmu pengetahuan operasional, yang merupakan cabang dari manajemen kuantitatif.

Perkembangan Manajemen Periode 5: Era Sistem dan Integrasi (Systems Management)

Pencetus dari Perkembangan Manajemen Periode 5: Era Sistem dan Integrasi (Systems Management) adalah Peter Drucker, Kenneth Boulding, Ludwig von Bertalanffy, Russell Ackoff dan James G. March.

Beberapa tokoh lain yang turut berkontribusi. Berikut beberapa tokoh yang terkait dengan Era Sistem dan Integrasi :

  • C. West Churchman: Seorang filosof dan ahli manajemen Amerika yang berkontribusi pada pengembangan Teori Sistem dan mengaitkannya dengan masalah etika dan filsafat.
  • Ervin Laszlo: Fisikawan dan filsuf sistem Hungaria yang menyumbangkan pemikirannya dalam pengembangan Teori Sistem dan pemahaman tentang kompleksitas sistem.
  • Stafford Beer: Konsultan manajemen Inggris yang mempraktikkan dan memperkenalkan konsep-konsep Cybernetics dan Teori Sistem ke dalam manajemen organisasi.
  • Jay W. Forrester: Ilmuwan dan insinyur Amerika yang mengembangkan konsep-konsep sistem dinamis dan memperkenalkan model-model simulasi dalam konteks manajemen.
  • Rensis Likert: Psikolog dan ahli manajemen Amerika yang berfokus pada pengembangan sistem partisipatif dalam organisasi dan menyumbangkan pemikiran tentang kepemimpinan partisipatif.
  • Daniel Katz dan Robert L. Kahn: Menulis buku "The Social Psychology of Organizations" pada tahun 1966, keduanya membahas pentingnya sistem sosial dan interaksi dalam organisasi.

Beberapa Karya utama yang berada di Era Sistem dan Integrasi (Systems Management) :

  • "General Systems Theory" oleh Ludwig von Bertalanffy (1968): Buku ini merupakan karya penting yang memperkenalkan konsep Teori Sistem Umum (General Systems Theory). Bertalanffy membahas prinsip-prinsip dasar teori sistem dan aplikasinya dalam berbagai disiplin ilmu.
  • "An Introduction to General Systems Thinking" oleh Gerald M. Weinberg (1975): Weinberg membahas konsep-konsep dasar teori sistem dan memberikan panduan praktis untuk menerapkannya dalam konteks manajemen dan rekayasa.
  • "Management and the Worker" oleh F.E. Emery dan E.L. Trist (1960): Buku ini mencakup hasil penelitian di Tavistock Institute of Human Relations dan membahas tentang bagaimana pendekatan sistem dapat diterapkan dalam manajemen dan hubungan pekerjaan.
  • "The Fifth Discipline" oleh Peter Senge (1990): Senge membahas konsep "learning organization" dan pentingnya pengembangan kapabilitas organisasional. Buku ini merinci kerangka kerja Sistem Dinamis dan konsep-konsep manajemen berbasis sistem.
  • "Beyond Dispute: The Invention of Team Syntegrity" oleh Stafford Beer (1994): Beer membahas konsep "team syntegrity" yang merupakan metode untuk merancang diskusi dan pengambilan keputusan dalam konteks sistem.
  • "World Dynamics" oleh Jay W. Forrester (1971): Forrester memperkenalkan konsep-konsep sistem dinamis dalam konteks pemodelan dinamika kompleks sistem sosial dan ekonomi.
  • "The Human Side of Enterprise" oleh Douglas McGregor (1960): Meskipun bukan karya yang khusus tentang sistem, buku ini memberikan pandangan tentang pentingnya memahami dan mengintegrasikan dimensi manusiawi dalam manajemen.

 

 

Nama : Ahmad Rezqy Kartin

NIM : 561422043

Kelas : A

Prodi :Teknik Industri

Mata Kuliah : Menggambar Teknik

 

 

A.    PROYEKSI AKSONOMETRI

Aksonometri adalah sebuh sebutan umum untuk pandangan yang dihasilkan oleh garis-garis proyeksi suatu benda. Dalam penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Aksonometri merupakan salah satu modifikasi penggambaran satu bentuk yang berskala. Gambar aksonometri berguna untuk dapat lebih menjelaskan bentuk suatu bangunan, baik itu bentuk bangunan seutuhnya, potongan bangunan yang memperlihatkan struktur atau interiornya, detail bagian bangunan atau sampai menunjukkan skema utilitas suatu bangunan. Proyeksi Aksonometri adalah proyeksi menggambar benda dengan ketentuan sudut proyeksi dan skala pemendekan yang telah ditetapkan meliputi proyeksi isometri, dimetri dan trimetri.

Proyeksi IsometriProyeksi isometri merupakan proyeksi aksonometri dimana pandangan yang dipilih dari objek diletakkan sedemikian rupa terhadap bidang proyeksi dimana masing – masing bidang membentuk sudut 30° dan skala yang digunakan pada setiap bidang adalah sama atau Sudut antara sumbu satu terhadap sumbu lainya 1200.

Proyeksi DimetriProyeksi Dimetri merupakan bagian dari proyeksi aksonometri. Untuk memperjelas ruang lingkup proyeksi isometri siswa harus memahami aturan yang ada misalnya sudut proyeksi dan skala pemendekan. Proyeksi Dimetri artinya skala pemendekan untuk kedua sumbu adalah sama, sedangkan sudut proyeksi boleh sama atau berbeda.

Proyeksi TrimetriProyeksi trimetri adalah proyeksi dengan skala pendekatan tiga sisi dan tiga sudut tidak sama. Aturan yang mendasar untuk Proyeksi Trimetri adalah terdapat skala pemendekan yang boleh sama / tidak sama terhadap ketiga sumbu dan/atau dua sudut. Jadi untuk proyeksi Isometri bisa dikatakan proyeksi dimetri karena telah memenuhi syarat terdapat skala pemendekan yang sama untuk dua sumbu dan dua sudut proyeksi yang sama, dan juga bisa dikatakan Proyeksi Trimetri.

B.    PROYEKSI MIRING / OBLIQUE

Proyeksi miring adalah semacam proyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis proyeksinya miring terhadap bidang proyeksi. Gambar yang dihasilkan dengan cara ini disebut gambar proyeksi miring. Pada gambar proyeksi miring adalah gabungan dari gambar ortogonal dan gambar isometri, gambar ini caranya dengan menggambar lebih dahulu tampak depan dengan ukuran sebenarnya. Setelah itu garis­garis proyeksi dibuat miring membentuk sudut terhadap bidang proyeksi. Peletakan benda dapat dibuat sesukanya, tetapi biasanya yang memberikan keterangan paling banyak dibuat sejajar dengan bidang proyeksi vertikal (tampak depan). Dengan demikian satu sisi dibuat dengan ukuran sebenarnya seperti gambar ortogonal. Sudut yang menggambarkan kedalaman biasanya 30 derajat, 45 derajat dan 60 derajat terhadap sumbu horisontal. Sudut-sudut ini dipakai karena sudah banyak garisan segitiga yang mempunyai sudut ini. Skala pemendekan ditentukan yaitu 1/3, ½ dan ¾ tergantung dari sudut yang dipergunakan.

C.    PROYEKSI PERSPEKTIF

Proyeksi perspektif adalah penggambaran pengubahan objek tiga dimensi menjadi objek dua dimensi, di mana setiap garis proyeksi menggambarkan lokasi yang jauh dan ukuran objek. Dalam tampilan perspektif, proyeksi diatur menurut panjang, lebar, dan kedalaman. Proyeksi perspektif ini dibuat karena kesalahan mata manusia saat memproyeksikan gambar. Gambar atau objek yang berukuran lebih besar perlu divisualisasikan ke dalam bentuk yang lebih kecil agar terlihat seperti gambar aslinya. Manfaat proyeksi perspektif adalah membuat gambar lebih mudah dipahami dan memberikan kesan tiga dimensi untuk gambar teknis. Proyeksi perspektif mengasumsikan bahwa mata atau tatapan manusia benar-benar bertemu pada titik yang sama. Misalnya, gambar yang terlihat seperti kereta bertemu di bagian ujung.

Macam-macam proyeksi perspektif Dalam gambar teknik, yaitu : 

Perspektif dengan satu titik hilangSistem perspektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan tegak lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon dan vertikal. Perspektif satu titik hilang merupakan cara menggambar perspektif yang paling mudah, karena keseluruhan objek pada bidang gambar dapat diukur dengan skala. Walaupun cara ini yang termudah, gambar perspektif satu titik hilang dapat terlihat alami namun juga sangat mudah terdistorsi. Konstruksi perspektif satu titik hilang didasari oleh kenyataan bahwa garis vertikal digambarkan secara vertikal, garis horisontal digambarkan secara horisontal, dan hanya garis-garis yang menunjukkan kedalaman perspektif yang bertemu pada satu titik hilang (kecuali garis-garis melintang yang memiliki sudut selain 0 derajad dan 90 derajad terhadap garis normal/cakrawala). Perspektif satu titik hilang menggambarkan sebuah objek dengan satu titik pedoman yang menghubungkan dengan bidang gambar. Metode ini menggunakan hanya satu titik hilang di mana semua garis perspektif tersebut akan tertuju, serta satu titik ukur yang berperan pula sebagai titik diagonal.

Perspektif dengan dua titik hilangSistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat. Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar, akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan kanan. Gambar ini banyak digunakan untuk desain eksterior. Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua titik hilang yang terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis cakrawala. Perspektif dua titik hilang memberikan kesempatan untuk menggambarkan sudut terdekat atau terjauh dari sebuah objek atau ruangan. Dalam perspektif dua titik hilang, sudut ruangan atau tepi sebuah objek digambar terlebih dahulu dan dapat digunakan sebagai skala secara horisontal dan vertikal, untuk kemudian ditarik garis dari titik hilang. Seperti dalam perspektif satu titik hilang, garis cakrawala digambarkan secara horisontal dan ditentukan oleh tinggi mata pengamat. Berbeda dari garis cakrawala dan elemen-elemen yang terletak di garis cakrawala, tidak ada garis horisontal yang ditemukan pada perspektif dua titik hilang – kecuali pada objek-objek yang memiliki kemiringan 45 derajad, semua garis yang secara nyata terlihat sejajar horisontal akan terlihat miring menuju ke dua titik hilang. Hanya ada satu garis horisontal dan vertikal yang digunakan sebagai skala pengukuran, yaitu garis horisontal dan vertikal pada sudut terdekat atau terjauh dari objek tersebut (dianjurkan menggunakan garis pada sudut terjauh dari objek tersebut). Perspektif dua titik hilang sangat sulit untuk digambar secara terukur. Bagaimanapun, perspektif dua titik hilang menampilkan gambar yang terlihat lebih alami dengan sedikit distorsi dibanding metode perspektif yang lainnya.

Perspektif dengan tiga titik hilangGambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di bawah atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke segala arah. Perspektif ini banyak digunakan untuk menggambar arsitektur bangunan yang serba tinggi. Perspektif tiga titik hilang sangat tidak biasa untuk digunakan pada ilustrasi atau presentasi desain interior. Secara umum, perspektif tiga titik hilang terbentuk dari dua titik hilang yang terletak di garis cakrawala dan satu titik hilang tambahan yang terletak di atas atau di bawah garis cakrawala, segaris lurus secara vertikal dengan titik diagonal, sehingga bila ditarik garis berurutan dari ketiga titik hilang tersebut akan membentuk segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang memiliki sudut yang sama, yaitu 60 derajat. Perspektif 3 titik hilang Penggunaan metode tiga titik hilang dapat menyebabkan distorsi yang berlebihan karena hampir semua garis tertuju pada titik hilang-titik hilang. Ini berarti dalam menggambarkan perspektif tiga titik hilang membutuhkan kemampuan visualisasi yang sangat baik. Walaupun begitu, perspektif tiga titik hilang masih dapat diukur, yaitu dengan menggunakan titik diagonal yang berjumlah tiga buah yang terletak di antara ketiga titik hilang. Perspektif tiga titik hilang biasanya digunakan pada benda-benda arsitektural yang berukuran sangat besar, seperti gedung-gedung bertingkat. Hasil yang ditampilkan perspektif tiga titik hilang biasa disebut ‘penglihatan mata burung’ bila titik hilang berada di bawah garis cakrawala, dan ‘penglihatan mata semut’ atau ‘penglihatan mata kodok’ bila titik hilang berada di atas garis cakrawala.

D. ILUSTRASI INDUSTRI

Ilustrasi sebagai seni aplikasi adalah sebuah bidang yang tidak berdiri sendiri, selalu terkait dengan industri lain yang membutuhkannya. Ketika ia mencoba untuk berdiri sendiri, ia akan masuk ke ranah seni rupa murni (fine art). Dan seni rupa murni memiliki dunianya sendiri, dengan distribusi dan pasar yang berlangsung di dalam galeri-galeri seni. Hal ini sepertinya agak kurang disadari oleh para pelakunya sendiri. Dalam konteks ini, pada dasarnya ada dua garis besar tipe artis. Pertama, artis yang sangat lihai dalam merespon sebuah project brief sebagai titik mulai dan mencari solusi visual yang tak terduga. Inilah yang sering disebut sebagai ilustrator. Kedua, artis yang cenderung merasa kebebasannya terkekang jika diberikan brief dan merasa lebih nyaman untuk bisa memulai sebuah karya dari titik mulai mana pun yang ia pilih sendiri. Mereka ini biasanya disebut sebagai seniman murni (fine artist). Berkarya untuk seni itu sendiri (for the sake of art) dan bukan untuk hal lain.

Tugas materi "potongan&proyeksi" gamtek

05 October 2022 16:01:23 Dibaca : 131

PROYEKSI DAN PROYEKSI

A.Potongan

Potongan (Irisan) pada gambar teknik adalah sebuah metode penyajian gambar dengan cara memotong sebuah obyek bertujuan untuk melihat area atau bentuk benda yang terletak dibagian dalam,tertutupi oleh bentuk kulit luar.

#.Fungsi potongan(irisan)

Fungsi utama dari potongan (irisan) ialah memperihatkan bagian-bagian dalam gambar tersebut, untuk ditampilkan dengan jelas, sehingga bagian yang sulit kita lihat dapat terlihat dengan jelas.

#.Jenis – jenis potongan(irisan)

• jenis – jenis potongan(irisan) ada 5 yaitu Potongan meloncat,Potongan menyudut,Potongan bidang berdamping,Potongan separuh,potongan putar

1.Potongan meloncat

Potongan meloncat pada gambar teknik adalah sebuah metode pemotongan ( irisan ) yang bertujuan untuk menyatukan dua obyek yang terpotong dan menampilkanya hanya satu potongan saja,cara ini sangat efektif untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu,potongan-potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan.

2.Potongan menyudut

Potongan menyudut adalah sebuah metode menampilkan potongan ( irisan ) pada sebuah obyek yang memerlukan dua penjelasan sekaligus walaupun obyek atau bagian tersebut berlawanan arah sumbu koordinatnya,dengan catatan satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang potongan yang lain menyudut dengan bidang pertama, proyeksi pada bidang terakhir ini, diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar dengan berhimpit pada bidang proyeksi pertama.

3.Potongan bidang berdamping

Potongan bidang berdampingan adalah sebuah metode membuat potongan ( irisan ) terhadap obyek yang memiliki titik sumbu yang sama meskipun arah koordinatnya berbeda atau berubah – ubah.

4.Potongan separuh

Potongan separuh atau sebagian sering juga dikenal dengan istilah half section adalah sebuah metode potongan ( irisan ) hanya untuk mengetahui atau melihat sebagian obyek saja,ini sering terjadi pada obyek – obyek berbentuk simetrik sehingga sebagian menjadi gambar potongan dan setengahnya lagi sebagai pandangan.

5.potongan putar

Potongan putar adalah metode pemotongan (irisan) sebuah obyek secara penuh tetapi pada saat penyajianya diputar dan ditempatkan pada area lain,agar tidak terjadi salah persepsi dalam membacanya.

Benda-benda tertentu seperti ruji roda, engkol, poly, gear rantai, dan sebagainya adalah beberapa obyek yang paling sering mengalami proses potongan putar.

#.Bagian gambar yang tidak boleh terpotong

Bagian-bagian benda rusuk seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang,begitu pula benda-benda seperti baut, paku keling, pasak, poros dan sebagainya. Tidak boleh memotong dala arah memanjang. Hal ini memperlihatkan sebuah benda yang dipotong, tetapi terdapat berbagai bagian benda yaitu sirip dan beberapa benda lain yaitu poros, pasak, baut dan sebaginya yang tidak boleh dipotong.

B.Proyeksi

Proyeksi adalah gambar dari benda nyata atau khayalan, yang dilukiskan menurut garis-garis pandangan pengamat pada suatu bidang datar/ bidang gambar.

#.Fungsi Proyeksi

Proyeksi juga berfungsi untuk menyatakan wujud benda dalam bentuk gambar yang diperlukan.

#.proyeksi di kelompok kan menjadi dua yaitu proyeksi fiktoria &proyeksi ortogonal

1.Proyeksi fiktoria

Proyeksi piktorikal adalah caramenampilkan gambar benda yang mendekati bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan tunggal.

Proyeksi fiktoria menjadi 6 yaitu:

*.proyeksi piktoria

Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi maka tiga muka dari benda tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda seperti sebenarnya.

*.Proyeksi isometri

Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, suatu proyeksi yang mempunyai perbandingan panjang ketiga sumbunya X : Y : Z adalah 1 : 1 : 1. Jarak antar sumbu membentuk sudut 120º dan besar sudut yang dibentuk antara sumbu x dan sumbu y terhadap garis mendatar adalah 30°.

*.Proyeksi dimetri

Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri, di mana garis – garis yang tumpang tindih yang terdapat pada gambar isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.

*.Proyeksi trimetri

Kemiringan kedua sisinya berbeda, satu sisinya mempunyai perbandingan 1:11 dengan dengan panjang =1/10a.Sedangkan kemiringan sisi yang lainnya mempunyai perbandingan 1:3 dengan panjang = a. Dan tinggi sisinya = aProyeksi Trimetri

*.Proyeksi miring (oblique)

Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar di mana garis – garis proyeksi tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang (miring).

*.Proyeksi perspektif

Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan visualnya, tetapi carapenggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil.

•Pada proyeksi perspektif garis-garis pandangan (garisproyeksi) dipusatkan pada satu atau beberapa titik.

•Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat

•Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi di sebut dengan gambar perspektif.

2.PROYEKSI ORTOGONAL

Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya.Proyektor adalahgaris-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi.

#.dibagi menjadi dua :

a. Proyeksi Eropa “ANSI”

Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama atau proyeksi kwadran I.Proyeksi Eropa merupakan proyeksiyang letaknya terbalik dengan arah pandangnya.

b. Proyeksi Amerika “iso”

Proyeksi Amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi kwadran III, perbedaan istilah ini tergantung dari masing-masing pengarang yang menjadi referensi.Proyekasi Amerika merupakanproyeksi yangletak bidangnya sama dengan arah pandangannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengalaman PKKMB UNIVERSITAS X INDUSTRI

21 August 2022 09:51:45 Dibaca : 19

pengalaman saya sangat bewarna terutama saya MAHASISWA baru dari KALIMANTAN IMUR nah disini saya menemukan teman teman baru,nah disitu saya bertukar bahasa pikiran dan pengalaman.Pada saat PKKMB disitu saya sangat kagum terhadap sambutan dari UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO terhadap MAHASISWA baru.Dan bukan hanya PKKMB UNIVERSITAS saya juga mengikuti ospek di fakultas TEKNIK nah disini saya sangat terpukau dalam memasuki lingkungan yang bernama TEKNIK!! saya ketika ospek di fakultas TEKNIK di didik bersama yang nama nya kebersamaan,kekompakan,kedisiplinan,dan ber etika kepada senior(hormat salam sapa).