Pasukan Semut untuk Target Balas Dendam Bulog

10 October 2012 12:55:08 Dibaca : 1388

Membuat pangan tidak lagi senggol-senggolan

Meski pengadaan beras tahun ini sudah mencapai 3,1 juta ton, Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso masih terus keliling daerah. Hari Minggu kemarin, misalnya, Sutarto masih “liburan” di sawah-sawah di sekitar Jogja. “Tahun ini, target kami 3,6 juta ton,” katanya. Sebuah target yang ambisius yang membuat seluruh jajaran Bulog kerja keras tanpa weekend.

Bulog memang seperti sedang “balas dendam”: target satu tahun itu dibuat sama dengan hasil pengadaan beras selama dua tahun sebelumnya dijadikan satu. Bulog pun mengerahkan “pasukan semut” yang merayap ke desa-desa dan ke sawah-sawah di seluruh Indonesia.

Seluruh jajaran pemerintah memang terlihat all-out tahun ini. Besarnya impor beras tahun lalu (dan tahun sebelumnya) memang cukup membuat kita malu. Menko Perekonomian Hatta Rajasa hampir tiap minggu mengadakan rapat pengadaan beras. Menteri Keuangan Agus Martowardojo tahun ini mencairkan uang muka pengadaan beras lebih cepat dari biasanya.

Dan Tuhan memberikan iklim yang luar biasa. Tahun ini iklim sangat bagus bagi seluruh petani beras, tebu, dan tembakau. Hujan tahun ini sangat deras di awal tahun, berkurang di pertengahan, dan kering di musim kemarau. Panen padi melimpah di mana-mana. Panen tembakau mencapai puncak panen rayanya. Dan panen tebu menghasilkan rendemen yang luar biasa.

Di tengah krisis pangan dunia saat ini, iklim yang begitu bagus yang diberikan Tuhan tahun ini memang harus disyukuri dengan kerja keras. Apalagi kalau bulan depan Tuhan sudah memberikan hujan untuk Jawa. Saat ini hujan memang sudah sampai di Sumatera dan semoga, seperti diramalkan ahli cuaca, bulan depan sudah tiba di Jawa.

“Kalau sampai akhir Oktober belum ada hujan, kita memang harus waspada. Pengadaan beras bisa-bisa tidak mencapai target,” kata Sutarto.

Itu karena petani sudah sangat pandai. Begitu pertengahan Oktober belum ada hujan, petani tidak akan jual gabah lagi. Gabah tersebut akan ditahan di rumah masing-masing untuk cadangan pangan. Itu karena petani tahu, kalau hujannya mundur, musim tanamnya juga akan mundur, yang berarti musim panen berikutnya juga mundur. Mereka perlu cadangan pangan lebih banyak di rumah masing-masing.

Saat ini seluruh gudang Bulog penuh dengan beras. “Hari ini, beras kami yang ada di gudang mencapai 2,1 juta ton,” ujar Sutarto. Angka tersebut perlu dikemukakan karena Bulog belum pernah memiliki beras dari pengadaannya sendiri sebanyak itu. “Entah sudah berapa tahun kami belum pernah mencapai angka rata-rata setinggi ini,” katanya.

Kalau begitu, apakah tahun ini Indonesia sudah terbebas dari keharusan impor beras” Teoretis, beras memang sudah cukup. Impor tidak perlu lagi. Namun, keputusan untuk tidak impor beras sebaiknya juga tidak perlu kesusu. Kalaupun Indonesia perlu impor beras, tujuannya tidak lagi untuk mencukupi kebutuhan, melainkan sekadar untuk “jaga-jaga”.

Jumlahnya pun tentu tidak akan besar. “Jaga-jaga” itu juga penting mengingat kecukupan beras tidak bisa disepelekan “misalnya, sekadar karena untuk gagah-gagahan.

Semangat petani menanam padi memang menyala-nyala. Dengan harga beras sekarang ini, petani “lupa” menanam yang lain. Misalnya, kedelai. Sepanjang harga kedelai hanya sedikit di atas harga beras (apalagi sama dengan harga beras), tidak akan ada petani yang mau menanam kedelai.

Saat ini tanaman yang bisa bersaing dengan padi hanyalah tebu. Dengan perbaikan manajemen di seluruh pabrik gula BUMN, hasil gula yang diraih petani saat ini sangat memuaskan.

BUMN sendiri akan terus meningkatkan bantuannya untuk dua komoditas itu. Bahkan, pada musim tanam mendatang, program BUMN yang disebut Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K), dengan program yarnen alias bayar setelah panen, dinaikkan dua kali lipat. Dalam program yarnen itu, BUMN memberikan pinjaman bibit unggul dan pupuk yang semuanya tepat waktu.

Dengan demikian, petani tidak asal membeli benih (misalnya, cari benih yang murah yang disesuaikan dengan kemampuan keuangannya). Demikian juga, petani tidak asal membeli pupuk, bahkan kadang tertipu pupuk palsu.

Mengingat hasil program yarnen tahun ini sangat menggembirakan, BUMN meningkatkan program yarnen hingga 3,2 juta hektare. Dengan program itu, sawah yang semula hanya menghasilkan 5,5 ton/ha bisa menghasilkan 7 ton/ha. Di atas kertas, program tersebut akan menyumbangkan kenaikan produksi beras hingga 1,5 juta ton setahun (dua kali panen).

Seluruh BUMN bidang pangan (PT Sang Hyang Seri, PT Pertani, PT Pupuk Indonesia, dan Perum Bulog) terjun secara “total-football”. Masing-masing mendapat jatah “yarnen” sekian ratus ribu hektare. Lengkap dengan kewajiban pembinaannya.

Manajemen di masing-masing perusahaan itu (termasuk anak-anak perusahaan mereka) memang sudah selesai ditata. Sudah siap terjun ke sawah lebih dalam. Konsep dream team tidak hanya berlaku untuk masing-masing perusahaan, tapi juga untuk seluruh klaster BUMN bidang pangan.

Tidak boleh lagi ada di antara perusahaan itu yang, misalnya, senggol-senggolan. Apalagi sikut-sikutan. Semua harus menyatu untuk kesuksesan program pemerintah di bidang pangan.

Bentuk kekompakan itu juga harus bisa dilihat di lapangan. Mereka sudah memutuskan untuk melakukan rayonisasi. Tidak akan ada lagi istilah “rebutan” lahan. Kalau di satu kecamatan sudah ada PT Sang Hyang Seri, misalnya, tidak boleh lagi PT Pertani masuk ke kecamatan itu. Apalagi dengan program yang berbeda. Itu akan membuat petani bingung.

Maka, minggu-minggu ini akan ada “serah terima” wilayah. Siapa yang harus mundur dari kecamatan tertentu dan siapa yang harus maju di kecamatan tersebut. Satu perusahaan punya tanggung jawab wilayah yang jelas.

Pemetaan sudah selesai. Terkomputerisasi. Bagi yang ingin tahu kecamatan apa di bawah binaan perusahaan yang mana, bisa dilihat di database BUMN bidang pangan. Lengkap dengan data kios-kios pertaniannya.

Perkiosan itu juga ditata ulang. Tidak berjalan sendiri-sendiri dengan modelnya sendiri-sendiri. Kios milik PT Sang Hyang Seri, misalnya, harus juga menjual produk PT Pertani, PT Pupuk Indonesia, dan Perum Bulog. Demikian juga sebaliknya.

Tidak boleh lagi petani dibuat mondar-mandir. Misalnya, untuk membeli bibit unggul harus mencari kios SHS. Lalu, untuk membeli pembasmi hama harus lari ke kios PT Pertani. Dan untuk membeli pupuk harus mencari kios PT Pupuk Indonesia. Semua barang harus ada di semua kios. BUMN mana pun pemiliknya.

Karena penataan tersebut menyangkut seluruh infrastruktur di seluruh kabupaten di Indonesia, pelaksanaannya perlu juga dikontrol. Mana yang sudah sempurna dan mana yang masih belum berjalan. Seluruh direksi BUMN pangan sudah all-out mengusahakannya, tapi siapa tahu masih ada yang terlena.

Arifin Tasrif, Dirut PT Pupuk Indonesia yang menjadi “ketua kelas” kelompok itu, juga sudah menyiapkan pasukan khusus: brigade hama. Di setiap kabupaten disiapkan satu brigade hama. Dilengkapi dengan sarana dan bahan-bahan yang diperlukan. Termasuk, data jenis-jenis hama yang biasa muncul di suatu kawasan.

Brigade hama tersebut sudah terlatih. Nama-nama anggota brigade pun sudah ditentukan untuk setiap kabupaten lengkap dengan nomor handphone mereka. Mereka juga wajib tinggal di kabupaten itu dan aktif memonitor lapangan.

Pembagian yang jelas tidak hanya menyangkut wilayah binaan, tapi juga bidang usaha. Dirut Sang Hyang Seri yang baru, Kaharuddin, memilih mengkhususkan diri di bidang penyediaan benih unggul. Titik. Tidak akan main-main di pupuk. Untuk 3,2 juta hektare program yarnen tersebut, misalnya, semua benihnya dicukupi SHS.

PT Pertani konsentrasi di bidang pascapanen. Dirut PT Pertani yang baru, Eddy Budiono, tidak perlu lagi berebut dan jegal-jegalan untuk memenangi proyek benih, misalnya. Atau memenangi proyek pupuk. PT Pertani akan konsentrasi pada penanganan gabah. Gedungnya yang baru di daerah Pasar Minggu nanti pun diberi nama Graha Gabah. Sedangkan PT Pupuk Indonesia akan sepenuhnya bertanggung jawab atas penyediaan pupuk dan brigade hamanya.

Ditingkatkannya program yarnen secara drastis itu sekalian untuk mengompensasi kemungkinan mundurnya program pencetakan sawah baru karena lahan yang dicadangkan di Kaltim ternyata tidak tersedia.

Program pangan ini memang besar, menantang, dan mulia. Manajemen yang diperlukan juga amat khas dan njelimet. Tapi, pengalaman menarik dalam menangani yarnen tahun ini telah menimbulkan optimisme yang besar untuk mampu melipatduakannya tahun depan.

Melihat senangnya para petani yang terlibat dalam program ini menimbulkan gairah untuk terus dan terus meningkatkannya. Deputi menteri BUMN bidang itu, M. Zamkhani, juga masih sangat muda dan energik untuk mengoordinasi semua itu. Musim tanam yang akan datang, insya Allah dua bulan lagi, adalah kickoff yang sebenarnya. (*)

Dahlan Iskan
Menteri BUMN

Makna cinta yang sesungguhnya

10 October 2012 12:53:12 Dibaca : 1277

 

Pernahkah kamu merasakan saat kamu mencintai seseorang, meski kamu tahu kalau dia sudah tak sendiri lagi, dan meskipun kamu tahu bahwa cintamu tak mungkin terbalaskan, tetapi kamu tetap tulus mencintainya

Pernahkah kamu merasakan, bahwa kamu sanggup melakukan apa saja demi seseorang yang kamu cintai,
meski kamu tahu bahwa dia takkan pernah peduli apa yang kamu lakukan. Atau mungkin dia peduli dan mengerti tentang apa yang kamu lakukan tetapi dia tetap memilih pergi dan tak memperhatikanmu

Pernahkah kamu merasakan hebatnya sebuah cinta,
kamu tersenyum namun hatimu terluka,
kamu menangis namun hatimu bahagia,
kamu bersedih ketika bersamanya, dan
kamu tertawa ketika berpisah dengannya
Perlu kamu ketahui, aku pernah merasakannya, aku pernah tersenyum walaupun hati ini luka, karena kuyakin Tuhan tak menjadikan dirinya untukku,
Dan aku juga pernah menangis ketika bahagia, karena kutakut kebahagiaan cinta ini akan sirna begitu saja

cinta
Aku pernah bersedih ketika bersamanya, karena kutakut aku akan kehilangan dia suatu saat nanti, dan
Aku juga pernah tertawa saat berpisah dengannya, karena sekali lagi, cinta tak harus memiliki, dan
Tuhan pasti telah mempersiapkan cinta yang lain untukku, aku tetap bisa mencintainya,
meski dia tak dapat kurengkuh dalam pelukanku, karena memang cinta ada dalam jiwa, dan bukan ada dalam raga

Semua orang pasti pernah merasakan indahnya sebuah cinta, baik dari orang tua, sahabat. kekasih dan
akhirnya pasangan hidupnya. Buat temanku yg sedang jatuh cinta, saya ucapkan selamat yah..
Karena cinta itu sangat indah. Semoga kalian selalu berbahagia

Walaupun banyak orang yang bilang bahwa cinta itu tak harus memiliki, itu BOHONG
Karena mencintai tanpa memiliki itu rasanya sakit. Setiap saat kamu harus menahan perih atas perasaanmu itu, apalagi saat kau bersamanya.
Ada lagi yang bilang, Lebih Enak Dicintai Daripada Mencintai, itu SALAH BESAR
Karena Ketika dicintai kita hanya merasa bangga, tetapi kita mampu mencintai baru lah kita menyadari arti cinta yang sesungguhnya

Buat sahabatku yg sedang terluka karena cinta. Ada pesan untuk kalian
“Hidup itu bagaikan roda yang terus berputar, ketika masih berada di bawah dan hidupmu terasa begitu sulit, tetapi keadaan itu tidaklah untuk selamanya, bersabarlah dan berdoalah karena cinta yang lain akan datang dan menghampirimu dan menganugerahimu cinta yang lebih baik dari cinta sebelumnya”

Buat sahabatku yang tidak percaya akan CINTA, “Bukalah hatimu, jangan menutup mata akan keindahan yang ada di dunia ini
maka cinta akan membuat hidupmu menjadi bahagia

Buat sahabatku yang mendambakan cinta, Bersabarlah karena cinta yang indah tidak terjadi dalam sekejap. Saya yakin Tuhan sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hati Kecil

10 October 2012 12:40:30 Dibaca : 860
 

 
Seketika tawa hadir
Seketika tangis menyapa

Sesaat tiba gundah mengusik hati
Sesaat singgah ketenangan di hati

Datang dengan sekejap kesedihan
Sekejap jualah kebahagiaan menyelimuti

Disela-sela perubahan-perubahan yang terjadi
Hanya hati kecil yang bisa berkata kebenaran tentang apa yang terjadi
Hanya hati kecil yang dapat kita percaya akan keyakinan dalam hidup
Dan hanya kepada ALLAH kita berserah diri atas segala yang terjadi
Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui atas segala yang terjadi
Dan hanya dengan petunjuk ALLAH kita menemukan jalan kebenaran
 

Penyebab rendahnya kemampuan guru dalam menulis karya ilmiah, yaitu: (1) kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru dalam menulis karya ilmiah, khususnya menulis artikel ilmiah, (2) terbatasnya sarana bacaan ilmiah terutama yang berupa majalah ilmiah atau jurnal, (3) belum tersedianya majalah atau jurnal di lingkungan sekolah atau dinas pendidikan kabupaten yang bisa menampung tulisan para guru, (4) masih terbatasnya penyelenggaraan lomba menulis karya ilmiah yang diselenggarakan oleh dinas pendidikan baik pada tingkat nasional, tingkat provinsi maupun pada tingkat kabupaten, dan (5) masih rendahnya motivasi guru untuk mengikuti lomba menulis karya ilmiah. Sehubungan dengan itu, ada beberapa strategi yang ditawarkan melalui tuilisan ini dalam rangka melakukan gerakan menulis di kalangan guru di Indonesia. 1. Tingkatkan Pelatihan Menulis Karya Ilmiah Dalam berbahasa, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkatannya dibandingkan keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menyimak/ mendengarkan. Hal ini mudah dipahami karena dilihat dari segi tahapan pemerolehan bahasa, keterampilan menulis dilakukan pada tahapan terakhir setelah pemerolehan keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Akhdiah, dkk. (1996/1997:iii) mengatakan bahwa berbeda dengan kemampuan menyimak dan berbicara, kemampuan menulis tidak diperoleh secara alamiah. Kemampuan menulis harus dipelajari dan dilatihkan dengan sungguh-sungguh. Belakangan ini, di Provinsi Jawa Tengah, memang sudah pernah diadakan pelatihan menulis karya ilmiah oleh pihak sekolah dan pihak dinas pendidikan baik pada tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dengan melibatkan para guru sebagai peserta. Di samping itu, pelatihan menulis karya ilmiah juga sudah pernah dilakukan oleh pihak perguruan tinggi di Jawa Tengah, khususnya oleh pihak Universitas Negeri Semarang. Akan tetapi, secara kuantitas, frekuensi pelatihan penulisan karya ilmiah itu tampaknya masih tergolong rendah. Oleh karena itu, pada masa-masa mendatang, secara kuantitas, pelaksanan pelatihan penulisan karya ilmiah bagi guru-guru masih perlu ditingkatkan lagi. Di samping oleh pihak dinas/instansi terkait, pelatihan penulisan karya ilmiah hendaknya diprogrankan secara rutin, minimal sekali dalam satu semester, oleh masing-masing sekolah dengan mendatangkan narasumber dari luar sekolah. Secara kualitas, dari beberapa kegiatan pelatihan penulisan karya ilmuiah yang sudah pernah dilaksanakan tampaknya kurang mengembirakan. Mengapa? Motivasi para guru peserta pelatihan penulisan karya imiah itu lebih banyak mengarah pada pemerolehan sertifikat atau piagam pelatihan dalam rangka untuk mengikuti sertifikasi guru, bukan untuk pemerolehan pengetahuan dan keterampilan menulis karya ilmiah dalam rangka peningkatan profesionalismenya sebagai guru. Motivasi ini tentu menyimpang dari tujuan pelatihan penulisan karya ilmiah itu sendiri. Hal ini dirasakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah ketika memberikan sambutan dalam rangka Lomba penulisan Karya ilmiah bagi guru-guru SMP/SMA di Dinas Pendidikan Jawa Tengah beberapa bulan yang lalu di LPMP Jawa Tengah. Oleh karena itu, dalam sambutannya, beliau sangat menekankan agar pelatihan penulisan artikel tersebut tidak dimaksudkan untuk mendapatkan sertifikat, tetapi benar-benar diarahkan agar profesionalisme guru meningkat. 2 Berlangganan Majalah Ilmiah/Jurnal Ada satu pengalaman menarik ketika beberapa kali penulis mendapat kesempatan mengikuti pelatihan penulisan karya ilmiah bersama beberapa guru-guru di beberapa kabupaten di Jawa Tengah. Demikian guru-guru diminta untuk latihan menulis artikel kajian pustaka di rumah masing-masing, mereka mengeluh karena kesulitan mendapatkan sumber bacaan yang relevan. Banyak di antara guru, khususnya guru SD, yang bertanya apa yang kami harus tulis sementara sumber bacaan yang relevan di sekolah kami masih sangat terbatas. Hal serupa juga dirasakan oleh sejumlah dosen Universitas Negeri Semarang ketika mendapat tugas membimbing penyusunan proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas) bagi guru-guru di Provinsi Jawa Tengah. Keluhan para guru tersebut tentu mudah dipahami karena sarana buku bacaan ilmiah yang berupa laporan penelitian, majalah ilmiah, dan buku-buku metode penelitian atau buku penulisan karya ilmiah di sekolah-sekolah rata-rata kondisinya demikian. Sadar akan kondisi ketersediaan bacaan ilmiah tersebut, sudah sepatutnya setiap sekolah membuat program untuk berlangganan majalah ilmiah atau jurnal secara rutin dari perguruan tinggi yang relevan seperti Universitas Negeri Malang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, dan Universitas Negeri Semarang. Ketersedian buku bacan ilmiah sangat penting artinya bagi kepentingan menulis karya ilmiah. Logikanya, dengan sarana bacaan yang memadai, minat baca para guru akan semakin meningkat. Tingginya minat baca guru akan dapat dijadikan modal dalam menulis karya ilmiah. Oleh karena itu, untuk melakukan gerakan menulis karya ilmiah di kalngan guru, idealnya berlangganan majalah ilmiah dilakukan oleh setiap guru. Namun, jika tidak memungkinkan, dengan adanya peningkatan dana pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD pada tahun 2009, sudah sepatutnya setiap sekolah menyisihkan anggaran secara khusus untuk kepentingan berlanganan majalah ilmiah. 3 Menerbitkan Majalah Ilmiah/Jurnal Menerbitkan majalah ilmiah/jurnal memang tidak gampang karena di samping memerlukan kerja keras para pengelolanya juga memerlukan dukungan dana yang tidak sedikit. Namun, dalam rangka menggalakkan atau menggerakkan aktivitas menulis karya ilmiah para guru, kehadiran majalah ilmiah/jurnal merupakan kebutuhan yang sangat mendesak. Tanpa tersedianya majalah ilmiah/jurnal di suatu sekolah atau dinas pendidikan setempat, tentu laporan-laporan penelitian yang berupa PTK, yang belakangan ini sudah banyak dihasilkan para guru tidak bisa diterbitkan sehingga pengakuan kredit poinnya rendah. Tanpa ketersediaan majalah ilmiah/jurnal, hasil-hasil penelitian para guru menjadi tidak terkomunikasikan secara luas; paling-paling tersimpan di rak buku yang ada pada masing-masing sekolah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya direncnakan adanya majalah ilmiah/jurnal minimal satu majalah pada masing-masing dinas pendidikan kabupaten di Indonesia. Keberadaan majalah ilmiah ini sangat penting karena dapat memberikan prestise suatu lembaga, di samping dapat dijadikan sebagai tolok ukur produktivitas lembaga dan pengakuan terhadap para penulis. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kehadiran majalah ilmiah merupakan mercusuarnya suatu lembaga. Sayangnya, sampai saat ini, jumlah majalah ilmiah di lingkungan lembaga pendidikan di luar perguruan tinggi sangat terbatas adanya sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alasan bagi guru untuk tidak menulis karena tulisan yang diakui kreditnya adalah tulisan yang dimuat di dalam suatu majalah ilmiah. 4 Tingkatkan Frekuensi Penyelenggaraan Lomba Menulis Karya Ilmiah dalam Bidang Pendidikan Sementara ini, frekuensi kegiatan lomba menulis karya ilmiah dalam bidang pendidikan yang melibatkan guru sebagai peserta lomba tampaknya masih terbatas adanya. Lomba semacam ini biasanya dilakukan setiap tahun oleh pihak Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Tengah dalam rangka memperingati hari pendidikan Nasional setiap tahun. Di samping itu, lomba serupa juga dilakukan oleh pihak Departemen Pendidikan Nasional dengan melibatkan guru di seluruh Indonesia. Kedua jenis loma yang biasanya dilakukan setahun sekali itu tentu tidak banyak bisa melibatkan guru untuk ikut sebagai peserta lomba. Itulah sebabnya perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan frekuensi penyelenggaraan lomba menulis karya ilmiah yang mampu memberikan kesempatan secara lebih luas kepada para guru. Untuk itu, dengan ditetapkannya anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD, sudah sepatutnya, pihak dinas pendidikan tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi menyusun program penyelenggaraan lomba penulisan karya ilmiah setahun dua kali atau setiap semester sekali. 5 Tingkatkan Motivasi Guru dalam Menulis Karya Ilmiah Aktivitas menulis karya ilmiah di kalangan guru memerlukan adanya motivasi dari guru. Tanpa adanya motivasi dari dalam diri guru itu sendiri niscaya gerakan menulis karya ilmiah di kalangan guru sulit membuahkan hasil yang memadai. Logikanya dengan adanya program sertifikasi guru seperti sekarang ini guru sepatutnya sudah termotivasi untuk rajin menulis. Namun, tampaknya hingga sat ini, motivasi menulis karya ilmiah di kalangan guru maih tergolong rendah. Oleh sebab itu, salah satu cara meningkatkan motivasi guru untuk menulis karya ilmiah dalam upaya meningkatkan profesionalisme guru adalah dengan menjadikan prestasi lomba menulis karya ilmiah sebagai salah satu pertimbangan penting dalam pengisian lowongan jabatan tertentu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan dinas pendidikan mulai dari tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, tingkat provinsi, bahkan sampai ke tingkat nasional. Adapun dasar berpikirnya adalah guru yang sering memenangkan lomba penulisan karya ilmiah khususnya di bidang pendidikan tentu memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang berbagai persoalan menyangkut lika-liku pendidikan dan pengajaran sehingga hal ini merupakan modal bagi guru dalam memecahkan persoalan-persoalan substansial dalam bidang pendidikan dan pengajaran. 6. Simpulan Simpulan yang dapat ditarik dari keseluruhan uraian di atas. Pertama setidak-tidaknya ada dua pertimbangan mengapa gerakan menulis karya ilmiah di kalangan guru dapat meningkatkan profesionalisme guru, yaitu (1) Profesi menulis bersifat terbuka, siapa pun dapat melakukannya asalkan mau belajar dan bekerja keras dan (2) Menulis karya ilmiah dapat meningkatkan kompetensi guru khususnya yang menyangkut kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kedua ada beberapa strategi yang dapat ditempuh dalam melaksanakan gerakan menulis karya ilmiah di kalangan guru, yaitu: (1) tingkatkan pelatihan menulis karya ilmiah di kalangan guru, (2) berlangganan majalah ilmiah/jurnal, (3) membuat majalah ilmiah/jurnal minimal di tingkat kabupaten; (4) meningkatkan frekuensi pelaksanaan lomba menulis karya ilmiah dalam bidang pendidikan; dan (5) meningkatkan motivasi guru untuk menulis karya ilmiah. DAFTAR PUSTAKA Akhdiah, Sabarti; Arsjad, Maidar G; Ridwan, Sakura, H. 1998. Menulis I. Jakarta: Depdikbud Daud, Afrianto. 2007. ”Guru sebagai Peneliti: Mungkinkah?” dalam Kompas 14 Desember 2007 Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian. Jakarta: Depdiknas Gong, Gola. 2007. Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup. Bandung: Karya Kita Huda, H. Nurul, dkk. 2000. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Hull, Glynda Ann. 1989. Research on Writing:Building a Cognitive and Social Understanding of Composing, in Resnick, Lauren B. and Klopfer E. Toward the Thinking Curriculum:Current Cognitive Research:ASCD Ibnu, Suhadi. 2000. “Penulisan Artikel Konseptual/ Nonpenelitian dan Artikel Hasil Penelitian” dalam Huda, dkk. 2000. Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Irawan, Aguk, MN. 2008. Cara Asyik Menjadi Penulis Beken. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran Keraf, Gorys. 1996. Terampil Berbahasa Indonesia I. Jakarta:Balai Pustaka Kompas, 14 Desember 2007 Koster, Wayan. 2006. Memperjuangkan Nasib Guru dan Dosen. Jakarta: tanpa penerbit Marahimin, Ismail. 2005. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya Mujiran, Paulus. 2002. 10 Tahun Belajar Menulis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Parera, Daniel. 1993. Menulis Tertib dan Sistematis (Edisi Kedua). Jakarta: Erlangga Sudjana, Nana. 1987. Tuntunan Menyusun Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru Supriyadi, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud Swales, John M dan Christine B. Feak. 1977. Academic Writing for Graduate Students. Ann Arbor: The University of Michigan Press Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung  ...

Fakultas Pertanian

09 October 2012 11:49:20 Dibaca : 928

SEJARAH

Maksud pendirian Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo (UNG) adalah untuk turut memecahkan masalah di bidang produksi pertanian, terutama melalui kegiatan penelitian dan penyediaan tenaga ahli pertanian, sehingga akan memberikan bantuan yang nyata bagi masyarakat Gorontalo khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Dalam perkembangannya, Fakultas Pertanian mengemban tugas di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Gagasan pendirian Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian diawali sejak berdirinya Program Balai Pelatihan Agrokompleks STKIP Gorontalo Tahun 1994. Pendirian wadah tersebut merupakan bagian awal pengembangan institusional dari kehadiran sumber daya dosen yang memiliki latar belakang bidang pertanian, perikanan, peternakan dan teknik saat itu. Usaha mendirikan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian tersebut mendapat momentum dari pemerintah pusat melalui kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang memberikan perluasan mandat bagi Perguruan Tinggi Keguruan untuk mengelola program non kependidikan. Diawali dengan pembukaan Program Diploma Non Kependidikan STKIP Gorontalo yang didalamnya terdapat Program D-III Pertanian berdasarkan SK No. 280/DIKTI/KEP/2000 dengan tiga konsentrasi yaitu Budidaya Tanaman Pangan, Budidaya Perikanan dan Budidaya Ternak. Kemudian dalam perkembangan STKIP Gorontalo menjadi IKIP Negeri Gorontalo, Program D-III Pertanian menjadi salah satu jurusan di lingkungan Fakultas PMIPA dengan tiga Program Studi D-III yaitu Pertanian, Budidaya Perikanan dan Budidaya Ternak. Seiring dengan perkembangannya guna memenuhi kebutuhan akan tenaga terampil serta profesional di bidang perikanan, peternakan dan pertanian, pada tahun 2003/2004 maka berdasarkan SK DIKTI No. 2277/D/T/2003 dibuka lagi program studi baru yaitu Program Studi Teknologi Hasil Perkebunan, Teknologi Hasil Perikanan dan Teknologi Makanan Ternak.
Usaha yang dirintis selama beberapa tahun tersebut akhirnya berhasil dengan dibukanya Fakultas Pertanian berdasarkan Surat Persetujuan Menteri Pendidikan Nasional No. 82/MPN/KL/2004 sesaat setelah perubahan IKIP Negeri Gorontalo menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan SK Presiden RI No. 54 Tahun 2004 tanggal 23 Juni 2004. Untuk menjalankan kegiatan akademik di Fakultas Pertanian berdasarkan SK Rektor Universitas Negeri Gorontalo No. 289/K15.A2/KP/2004 Tahun 2004 ditetapkan pelaksana tugas yaitu :
Pejabat Dekan : Ir. Alim Niode, M.Si
Sekretaris: : Ir. Asda Rauf, M.Si
Kemudian atas dasar pertimbangan keragaman bidang ilmu yang meliputi pertanian, perikanan dan peternakan di dalam Fakultas Pertanian, maka berdasarkan Surat Keputusan Rektor UNG No. 86/K.15.A1/PP/2005 dilakukan perubahan nama menjadi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian. Periode kepemimpinan fakultas tahun 2005 sampai sekarang dijabat oleh seorang dekan dan dibantu oleh masing-masing pembantu dekan sebagai berikut :
1. Dra. Nikma Musa, M.Si (2005-2006)
Ir. Hasim, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Akademik)
Ir. Yuniarti Koniyo, MP (Pembantu Dekan Bidang Keuangan dan Administrasi)
Ir. Alim Niode, M.Si. (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan)
2. Ir. Zulzain Ilahude, MP (2006-2010)
Ir. Syukri I. Gubali, MP (Pembantu Dekan Bidang Akademik)
Femy Sahami, S.Pi, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Keuangan dan Administrasi)
Ir. Fitria S. Bagu, M.Si. (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan)
3. Prof. Dr. Ir. Mahludin Baruwadi, MP (2010-sekarang)
Dr. Abdul Hafi dz Olii. S.Pi, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Akademik)
Fauzan Zakaria, S.P, M.Si (Pembantu Dekan Bidang Keuangan dan Administrasi)
Ir. Fahria Datau, M.Si. (Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan)

Sejak awal pendiriannya, Fakultas Pertanian telah mempunyai Rencana Pembinaan dan Pengembangan dalam aspek fi sik dan nonfi sik. Pada aspek fi sik, pada awal berdirinya, Fakultas ilmu-ilmu Pertanian UNG menempati laboratorium Fakultas Teknik (sekarang gedung lama fak pertanian dan sekarang juga telah menjadi laboratorium fakultas ilmu-ilmu pertanian), sedangkan kegiatan perkuliahan dan praktikum terpencar di beberapa tempat dan instansi terkait. Akhirnya pada bulan September 2007 Fakultas ilmu-ilmu Pertanian pindah menempati gedung sendiri sampai sekarang.
Pada tahun 2006, Fakultas Pertanian mengembangkan kebun percobaan yang berlokasi di Desa Dulamayo, Kec. Tapa Kab.Bone Bolango, seluas 6,5 ha sebagai areal kegiatan penelitian dan pengembangan kegiatan-kegiatan pertanian. Pengembangan aspek fi sik juga mencakup peningkatan kuantitas dan kualitas sarana/ prasarana pendukung kegiatan akademik.
Saat ini, Fakultas Pertanian telah memiliki gedung dan ruang kuliah, laboratorium, internet fakultas), dan perpustakaan. Dalam waktu yang tidak lama lagi, diharapkan Fakultas Pertanian juga memiliki sebuah gedung aula serba guna berlantai tiga yang nantinya akan berintegrasi dengan stasiun radio penyuluhan pertanian.
Pengembangan aspek nonfisik di Fakultas Pertanian antara lain meliputi penyempurnaan kurikulum dan sistem pendidikan, serta pengembangan program pendidikan. Pada mulanya, kurikulum di Fakultas ilmu-ilmu Pertanian menganut sistem paket per semester. Penyempurnaan kurikulum disesuaikan dengan pendidikan di fakultas ilmnu-ilmu pertanian yakni Strata-0 (diploma 3).
Sejak tahun 2008/2009 Fakultas Pertanian menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode pembelajaran yang bersifat Student Centered Learning (SCL). Sejalan dengan penyempurnaan kurikulum, sistem pendidikan di Fakultas Pertanian juga disesuaikan. Pada awalnya, pendidikan di Fakultas Pertanian ditempuh melalui Jurusan Pertanian. Namun sejak tahun 2004/2005, pendidikan tingkat diploma ditempuh melalui :
1. Jurusan Teknologi Pertanian
2. Jurusan Teknologi Peternakan
3. Jurusan Teknologi Perikanan
Berdasarkan SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi pengelolaan pendidikan Program diploma di Fakultas Pertanian didasarkan pada Program Studi (PS), yaitu :
1. PS Pertanian (SK Dirjen DIKTI No 280/Dikti/Kep/2000)
2. PS Teknologi Hasil Perkebunan (SK Dirjen DIKTI No 2277/D/T/2003)
3. PS Teknologi Produksi Ternak (SK Dirjen DIKTI No 3749/D/T/2006)
4. PS Teknologi Makanan Ternak (SK Dirjen DIKTI No 2277/D/T/2003)
5. PS Budidaya Perikanan (SK Dirjen DIKTI No 3749/D/T/2006)
6. PS Teknologi Hasil Perikanan (SK Dirjen DIKTI No 2277/D/T/2003)
Pada tahun 2007 terjadi perubahan PS yaitu :
1. PS Pertanian menjadi PS Agronomi
2. PS Teknologi Hasil Perkebunan menjadi PS Teknologi hasil pertanian
Seiring dengan perkembangan waktu maka Fakultas Ilmu-ilmu pertanian mendapatkan rekomendasi penyelenggaraan pendidikan program strata  dengan adanya program studi yang disetujui melalui SK Dirjen Dikti yaitu :
1. PS Agroteknologi
2. PS Agribisinis
3. PS Manajemen Sumberdaya Perairan
4. PS Budidaya Perairan
5. PS Teknologi Hasil Perairan
6. PS Peternakan

VISI, MISI, DAN TUJUAN

Visi
Fakultas riset dengan ciri civitas yang berkarakter, cerdas, dan terampil untuk mewujudkan Universitas peradaban

Misi
1). Menguatkan dan memberdayakan keunggulan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian melalui Riset.
2). Pencitraan fakultas melalui layanan prima, penggunaan teknologi informasi dan penataan lingkungan
3). Menciptakan kapasitas SDM yang berkarakter dan kreatif melalui soft skill

Tujuan
1). Peningkatan keunggulan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian melalui Riset
2). Pencitraan Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian melalui peningkatkan mutu akademik dan non akademik
3). Peningkatan kapasitas SDM melalui pengembangan SDM yang terencana, relevan dan fl eksibel dengan kondisi eksternal dan internal.

TUJUAN PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI LULUSAN
1. Program Sarjana
Program Studi Agroteknologi
Tujuan

  1. Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat Gorontalo dan sekitarnya untuk memperoleh pendidikan tinggi pertanian bidang Agroteknologi.
  2. Menciptakan sarjana pertanian dengan kompetensi di bidang ilmu tanah, agronomi, ilmu hama dan penyakit, serta ilmu danteknologi pangan yang produktif dan unggul dengan bekal ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni.
  3. Melenggarakan pendidikan dan pembelajaran dalam suasana akademik yang kondusif dan dinamis dengan menjunjung kebebasan mimbar akademik.
  4. Melenggarakan kegiatan penelitian yang produktif, dan berkelanjutan, serta terpublikasi dalam masyarakat ilmiah.
  5. Melenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang produktif, dan relevan dengan permasalahan masyarakat.
  6. Mewujudkan Agroteknologi sebagai jurusan yang produktif dan unggul dengan basis riset yang kuat serta berjiwa enterpreneurship.

Kompetensi

  1. Mampu melaksanakan perencanaan dan pengembangan sumberdaya pertanian pada sub sistem hulu secara rasional, efektif, efi sien dan berkelanjutan.
  2. Mampu mengelola pertanaman dan media tumbuh tanaman yang produktif dan berkelanjutan.
  3. Mampu mengendalikan pertumbuhan dan produksi pertanian yang ramah lingkungan dan berbasis agroekologi yang sehat.
  4. Mampu mengembangkan keahlian bidang agroteknologi secara kreatif dan inovatif dengan basis riset yang mumpuni.
  5. Mampu berkerjasama secara produktif dalam tim yang interdisiplinan.
  6. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan basis agroteknologi yang ramah lingkungan.
  7. Mampu mengoperasikan berbagai alat bantu (tools) dan instrument dalam bidang agroteknologi dalam menunjang keputusan.
  8. Mampu menyusun dokumen perencanaan penggunaan sumberdaya pertanian yang baik dan benar serta aplikabel.


2. Program Studi agribisnis
Tujuan

  1. Berkarakter, kreatif dan profesional di bidang agribisnis serta ilmu-ilmu penunjangnya.
  2. Mampu menganalisis dan mengambil keputusan yang tepat.
  3. Dapat mengaplikasikan ilmunya untuk kepentingan masyarakat sekarang dan masa depan

Kompetensi

  1. Mampu memilih, mengoperasikan, mengendalikan dan mengembangkan unit agribisnis dan merumuskan kebijakan pengembangan agribisnis yang berkelanjutan.
  2. Mampu menyusun rencana strategik, rencana bisnis dan mengevaluasi program-program bisnis
  3. Mampu mengembangkan keahlian, keinovativan, kewirausahaan dan jejaring kemitraan agribisnis
  4. Mampu bekerjasama dalam tim yang multidisiplin

 

Struktur Organisasi

Dekan : Prof. Dr. Ir. Mahludin Baruwadi, MP
Pembantu Dekan Bidang Akademik : Dr. Abd Hafi dz Olii, S.Pi, M.Si
Pembantu Dekan Bidang Keuangan dan Adm. : Fauzan Zakaria, SP, M.Si
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan : Ir. Fahria Datau, M.Si

PIMPINAN JURUSAN
Jurusan Agroteknologi : 
Ketua : Nurdin, SP M.Si
Sekretaris : Dr. Nurmi, SP, M.Si
Prodi Agroteknologi : Nurdin, SP M.Si
Prodi Teknologi Hasil Pertanian : Lisna Ahmad, S.TP, M.Si
Prodi Agronomi : Ir. Rida ISwati, M.Si

Jurusan Agribisnis : 
Ketua : Supriyo Imran, SP, M.Si
Sekretaris : Wawan Tolinggi, SP, M.Si
Prodi Agribisnis : Supriyo Imran, SP, M.Si

Jurusan Peternakan :
Ketua : Abd Hamid Arsyad, S.Pt, M.Si
Sekretaris : Ir. Syamsul Bahri, M.Si
Prodi Peternakan : Sri Suryaningsih Djuuna, S.Pt, MP

Jurusan Perikanan Dan Kelautan : 
Ketua : Ir. Yuniarti Linda Koniyo, MP
Sekretaris : Lukman Mile, S.Pi, M.Si
Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan : Dr. Ir. Syamsudin
Prodi Budidaya Perairan : Muhlis, S.Pi, M.Si
Prodi Teknologi Hasil Perikanan : Silvana Naiu, S.Pi, M.Si

KEPALA LABORATORIUM DAN KEPALA PUSAT/KAJIAN
Laboratorium
Laboratorium Agroteknologi
Kepala : Fitri Yamin, SP, MM
Laboratorium kultur Jaringan
Kepala : Indriati Husain, SP, M.Si
Laboratorium Agribisnis
Kepala : Ria Indriani, SP, M.Si
Laboratorium Peternakan
Kepala : Ir. Ellen Saleh, MP
Laboratorium Perikanan dan Kelautan
Kepala : Siti Nursinar, S.Pi, M.Si

Pusat Studi/Kajian
Pusat studi pertanian tropis (PSPT)
Ketua : Prof. Dr. Ir. Mahludin Baruwadi, MP
Sekretaris : Supriyo Imran, SP, M.Si
Pusat Kajian Perikanan Teluk dan Laut Dalam (PKPTLD)
Ketua : Dr. Abd. Hafi dz Olii, S.Pi, M.Si
Sekretaris : Muhlis, S.Pi, M.Si
Pusat kajian peternakan dan kesehatan hewan (PKPKH)
Ketua : Dr. Muhamad Mukhtar, S.Pt, M.Agr
Sekretaris : Siswatiana R. Taha, S.Pt, M.Si
Pusat Kajian Agribisnis dan lingkungan ternak
Ketua : La Ode Sahara, S.Pt, M.Si
Sekretaris : Sri Yeni Pateda, S.Pt, M.Si
Pusat studi sosial ekonomi dan kebijakan pertanian (PSSEKP)
Ketua : Wawan Tolinggi, SP, M.Si
Sekretaris : Amelia Multisari, M.Sc
Pusat studi Perencanaan dan pengembangan system pertanian Hulu
(PusrenbangSIMPUL)
Ketua : Ir.Hi Zulzain Ilahude, MP
Sekretaris : Wawan Pembengo, SP
Pusat studi Teknologi Hasil Pertanian (PSTHP)
Ketua : Yoyanda Bait, S.Tp, M.Si
Sekretaris : Rahmiati Kasim, SP, M.Si

Kepala Bagian Tata Usaha
Umar U. Almahdali, S.Pd, M.Pd
Kepala Sub Bagian Akademik
Sri Merajiwaty Doenggio, SE
Kepala sub Bagian Kemahasiswaan
La Ode Muhamad Yusuf, S.Pd, M.Pd
Kasubag Perlengkapan
Albert H. Mohamad, S.Sos