Pada saat pendaftaran di Universitas Negeri Gorontalo, aku sering bersamanya, mendaftar bersama.
Pada saat itu aku sangat berharap aku bisah sekelas denganya, karnah dialah pendorong semangatku untuk kulia.
Dia sering membantuku menyelesaikan berkas-berkas yang harus di masukan, begitu pun sebaliknya.
Bagiku dia segalanya untukku.
Hari demi hari kita telah lalui bersama, dan aku tak pernah menyangka, di penghujung hari kita mendapat cobaan yang begitu besar bagiku, disaat pengumuman kelulusan pendaftaran dia adalah salah satu dari sekian banyak orang gugur, dan harus mendaftar di kampus lain.
Dia belum memenuhi kriteria kelulusan pada saat pendaftaran, aku sangat sedih, bahkan tak mau menerimanya.
Selang sehari, cobaanl agi-lagi datang, aku harus di pisahkan darinya, oleh orang tuanya. Alasanya aku membawa pengaru buruk pada anaknya.
Mungkin pada saat ini hanya kesabaran yang selalu tertanam di benaku, aku tak akan pernah menyerah, dan aku harus buktikan pada orang tuanya bahwa meraka telah salah menilaiku, dan aku pun takakan pernah putus asah untuk mendapatkan kembali orang yang telah menjadi penyemangat hidupku ini.

            Universitas negeri gorontalo merupakan kampus peradaban, di mana mahasiswa harus memiliki wawasan yang cukup untuk memulai langkah menuju masa depan.
Di sini aku menjadi salahsatu orang yang di percayai menjadi mahasiswa unggulan, di banding mahasiswa yang lainya.
Aku di bekali dengan prestasi dan di damping oleh beasiwa yang menjamin perjalanku untuk menyelesaikan perkuliahan ini.
Aku sangat bangga, dan sangat berterimakasih pada yang kuasa dan pada pihak yang berperan penting dalam program beasiswaini.
Aku akanb erjanji pada diriku sendiri, bahwa tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, dan aku akan berusaha untuk melahirkan ide- ide kreatif yang di butuh kan olehl ingkungan sekitarku, dan untuk masyarakat luas.