Pemanfaatan Sampah Berorientasi Pertanian Kota
INILAH.COM, Bandung - Beribu-ribu ton sampah dihasilkan dari berbagai kalangan mulai dari rumah tangga hingga industri. Namun, pemanfaatan sampah masih terbilang rendah terutama oleh masyarakat di perkotaan.
"Sebetulnya, sampah punya manfaat lain dan punya nilai ekonomi jika dimanfaatkan dengan maksimal," ujar Ketua Tim Kelompok Kerja (Pokja) Dewan Pengembangan Ekonomi (DPE) Bidang Pertanian, Prof Dr Maman Haeruman pada Seminar Pengembangan Pertanian Perkotaan, Rabu (19/12/2013).
Dia menjelaskan, sampah bisa dimanfaatkan untuk berbagai sektor seperti pertanian. Sampah diolah menjadi pupuk organik bagi tanaman. Pupuk jenis ini dianggap memiliki kualitas lebih baik dibandingkan pupuk kimia.
Namun demikian, pemanfaatan sampah di perkotaan masih sedikit terkendala akibat masalah keterbatasan lahan. Lahan semakin sempit karena beralih fungsi jadi pemukiman, bisnis, maupun pemerintahan.
"Sampah juga menjadi permasalahan di Kota Bandung, lahan untuk pertanian juga sangat terbatas," tuturnya.
Menurutnya, kendala tersebut bisa disiasati dengan berbagai cara. Lahan yang terbatas harus dimaksimalkan asalkan ada keinginan kuat dari berbagai pihak.
Lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian bisa menggunakan lahan milik pemerintah, swasta, maupun masyarakat. Sasaran pertanian kota bisa memanfaatkan kelompok masyarakat seperti wanita tani, PKK, Karang Taruna, dan masyarakat berpendidikan.
"Pekarangan rumah, halaman sekolah maupun kantor bisa dimanfaatkan," terangnya.
Lebih lanjut dituturkannya, terdapat sejumlah komoditi pertanian yang cocok dikembangkan di perkotaan seperti tanaman hias berupa anggrek. Tanaman warung hidup juga sangat layak untuk ditanam seperti buah-buahan, semisal rambutan, mangga, sawo, dan sebagainya. Kemudian, tanaman apotek hidup juga bisa ditanam seperti jahe, kencur, kunyit, sirih, dan beberapa lainnya.
"Selain untuk dikonsumsi sendiri, tanaman tersebut juga memiliki nilai ekonomis karena bisa dijual ke pasaran," pungkasnya. [rni]
PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN MENJADI PUPUK ORGANIK BOKASHI
A. PENDAHULUAN
Limbah pertanian merupakan sisa-sisa hasil pertanian yang berasal dari tumbuhan dan hewan ternak misalnya sisa dari pemanenan hasil tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, sampah rumah tangga, kotoran hewan ternak dan sebagainya. Pemanfaatan limbah pertanian sangat perlu kita lakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan selain itu dapat dijadikan masukan/tambahan bagi petani ataupun masyarakat yang memanfaatkan limbah tersebut.
Masyarakat telah menyadari bahwa menggunakan bahan-bahan kimia non alami seperti pupuk dan pestisida sintetik serta hormon tumbuhan dalam memproduksi hasil pertanian ternyata menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Gaya hidup sehat menjadi trend bagi masyarakat dunia dan kini telah melembaga secara internasional yang diwujudkan melalui regulasi perdagangan global, makanan yang dikonsumsi mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan ramah lingkungan.
B. PENGENALAN BOKASHI
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa jepang yang berarti “Bahan organik yang telah difermentasikan” jadi pupuk organik bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (kotoran ternak, jerami padi, sekam padi, serbuk gergaji, sampah, rumput dan lain-lain) yang diolah dengan menggunakan aktifator Effektif Microorganisme4 (EM4).
Tahun 1980-an, Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyu, di Okinawa Jepang telah memperkenalkan konsef EM (Mikroorganisme Efektif) kepada pertanian yang alami.
Effektif Microorganisme4 (EM4) merupakan suatu kultur campuran berbagai mikro organisme yang terdiri dari bakteri pengurai bahan organik yang digunakan untuk proses pembuatan pupuk organik bokashi, yang dapat menjaga kesuburan tanah sehingga berpeluang untuk meningkatkan produksi dan menjaga kestabilan produksi. EM4 mengandung mikro organisme fermentasi yang terdiri dari bakteri asam laktat (Laktobacillus spp), bakteri Fotosintetik (Rhodopseudomonas spp), Actinomycetes, Streptomyces sp dan ragi.
a. Manfaat Pupuk Organik Bokashi
Menggemburkan tanah.
Menghasilkan unsur hara mikro dan makro yang cepat terserap oleh perakaran tanaman.
Mencegah timbulnya jamur pada pupuk kandang dan tanah lingkungan tanaman.
Merangsang pertumbuhan yang cepat dengan populasi maksimal.
Mengurangi penggunaan pupuk kimia 50% sampai 70%.
Menekan populasi perkembangan hama atau bakteri patogen sehingga mengurangi penggunaan insektisida, pestisida maupun fungisida.
b. Jenis – jenis Bokashi
Menurut bentuknya bokashi dibagi dalam 2 jenis yaitu Bokasih padat dan Bokashi cair, Bokashi padat terbuat dari limbah pertanian yang berbentuk padat, misalnya kotoran ternak, sampah organik, dll. Sedangkan pupuk bokashi cair terbuat dari kotoran ternak atau limbah pertanian lainnya yang diolah berbentuk cair dengan penambahan air sesuai anjuran.
C. CARA MEMBUAT BOKASHI (untuk 1 ton)
1. Bokashi Padat
Bahan: - Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll) - Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) - Dedak/bekatul 50 kg - EM-4 1 liter - Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air - Air secukupnya
Tahapan Pembuatan: 1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam 2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata 3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air. 4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotoran-dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar. 5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari. 6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius. 7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan.
Aplikasi: Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam. 2.. Bokashi Cair (untuk 200 liter)
Bahan: - Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) - Hijauan daun (secukupnya) - EM-4 1 liter - Gula pasir 1 kg - Terasi 1 kg - Air bersih 200 liter - Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi
Tahapan Pembuatan: 1. Pupuk kandang dihaluskan 2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air 3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter. 4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit. 5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.
Aplikasi: 1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan.
Sumber:
www.deptan.go.id/feati/teknologi/BOKASHI.pdf
http://pertanianasahan.blogspot.com
www.deptan.go.id/daerah_new/banten/dispertanak.../artikel_12.htm
http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-Undergraduate-22566-1.%20ABSTRAK.pdf
-----*Salam Spirit & Sukses*-----
Semoga bermanfaat..
A. PENDAHULUAN
Limbah pertanian merupakan sisa-sisa hasil pertanian yang berasal dari tumbuhan dan hewan ternak misalnya sisa dari pemanenan hasil tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, sampah rumah tangga, kotoran hewan ternak dan sebagainya. Pemanfaatan limbah pertanian sangat perlu kita lakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan selain itu dapat dijadikan masukan/tambahan bagi petani ataupun masyarakat yang memanfaatkan limbah tersebut.
Masyarakat telah menyadari bahwa menggunakan bahan-bahan kimia non alami seperti pupuk dan pestisida sintetik serta hormon tumbuhan dalam memproduksi hasil pertanian ternyata menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Gaya hidup sehat menjadi trend bagi masyarakat dunia dan kini telah melembaga secara internasional yang diwujudkan melalui regulasi perdagangan global, makanan yang dikonsumsi mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan ramah lingkungan.
B. PENGENALAN BOKASHI
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa jepang yang berarti “Bahan organik yang telah difermentasikan” jadi pupuk organik bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (kotoran ternak, jerami padi, sekam padi, serbuk gergaji, sampah, rumput dan lain-lain) yang diolah dengan menggunakan aktifator Effektif Microorganisme4 (EM4).
Tahun 1980-an, Prof. Dr. Teruo Higa dari Universitas Ryukyu, di Okinawa Jepang telah memperkenalkan konsef EM (Mikroorganisme Efektif) kepada pertanian yang alami.
Effektif Microorganisme4 (EM4) merupakan suatu kultur campuran berbagai mikro organisme yang terdiri dari bakteri pengurai bahan organik yang digunakan untuk proses pembuatan pupuk organik bokashi, yang dapat menjaga kesuburan tanah sehingga berpeluang untuk meningkatkan produksi dan menjaga kestabilan produksi. EM4 mengandung mikro organisme fermentasi yang terdiri dari bakteri asam laktat (Laktobacillus spp), bakteri Fotosintetik (Rhodopseudomonas spp), Actinomycetes, Streptomyces sp dan ragi.
a. Manfaat Pupuk Organik Bokashi
Menggemburkan tanah.
Menghasilkan unsur hara mikro dan makro yang cepat terserap oleh perakaran tanaman.
Mencegah timbulnya jamur pada pupuk kandang dan tanah lingkungan tanaman.
Merangsang pertumbuhan yang cepat dengan populasi maksimal.
Mengurangi penggunaan pupuk kimia 50% sampai 70%.
Menekan populasi perkembangan hama atau bakteri patogen sehingga mengurangi penggunaan insektisida, pestisida maupun fungisida.
b. Jenis – jenis Bokashi
Menurut bentuknya bokashi dibagi dalam 2 jenis yaitu Bokasih padat dan Bokashi cair, Bokashi padat terbuat dari limbah pertanian yang berbentuk padat, misalnya kotoran ternak, sampah organik, dll. Sedangkan pupuk bokashi cair terbuat dari kotoran ternak atau limbah pertanian lainnya yang diolah berbentuk cair dengan penambahan air sesuai anjuran.
C. CARA MEMBUAT BOKASHI (untuk 1 ton)
1. Bokashi Padat
Bahan: - Hijauan daun 200 kg (hijauan daun, sisa sayuran, jerami, sekam, dll) - Pupuk kandang 750 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) - Dedak/bekatul 50 kg - EM-4 1 liter - Larutan gula pasir, 1 kg per 10 liter air - Air secukupnya
Tahapan Pembuatan: 1. Potong sampah basah (3-5 cm), kecuali jika menggunakan sekam 2. Campurkan Sampah basah – pupuk kandang – dedak/bekatul, hingga rata 3. Larutkan EM-4 + Air gula ke dalam 200 liter air. 4. Siramkan larutan secara perlahan secara merata ke dalam campuran sampah basah-kotoran-dedak. Lakukan hingga kandungan air di adonan mencapai 30 – 40 %. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan dibuka, adonan tidak buyar. 5. Hamparkan adonan di atas lantai kering dengan ketebalan 15 – 20 cm, lalu tutup dengan karung goni atau terpal selama 5 – 7 hari. 6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas akibat fermentasi yang terjadi, adonan diaduk setiap hari hingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45 – 50 derajad Celsius. 7. Setelah satu minggu, pupuk bokashi siap digunakan.
Aplikasi: Untuk tanaman tahunan semisal karet, coklat, dan lainnya, gunakan bokashi padat sebagai pupuk dasar. Dua kilogram bokashi diaduk dengan tanah lalu dibenamkan di lubang tanam. 2.. Bokashi Cair (untuk 200 liter)
Bahan: - Pupuk kandang 30 kg (kotoran kambing, ayam, sapi, dll) - Hijauan daun (secukupnya) - EM-4 1 liter - Gula pasir 1 kg - Terasi 1 kg - Air bersih 200 liter - Dapat pula ditambah 2 kg pupuk NPK untuk memperkaya nutrisi
Tahapan Pembuatan: 1. Pupuk kandang dihaluskan 2. Gula pasir – Terasi – EM-4 – NPK dilarutkan dalam air 3. Campuran pupuk kandang dan larutan gula dimasukkan ke dalam drum plastik kemudian ditambahkan air bersih hingga volumenya mencapai 200 liter. 4. Drum ditutup rapat. Setiap hari dibuka dan diaduk selama 15 menit. 5. Bokashi cair akan siap digunakan setelah 5 – 7 hari.
Aplikasi: 1 liter bokashi dicampur dengan 9 liter air bersih. Selanjutnya, siramkan pada tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan pada daun sebanyak 0,25 – 1 liter tergantung jenis tumbuhan.
Sumber:
www.deptan.go.id/feati/teknologi/BOKASHI.pdf
http://pertanianasahan.blogspot.com
www.deptan.go.id/daerah_new/banten/dispertanak.../artikel_12.htm
Tinggalkan Komentar...
PERTANIAN MASA DEPAN
Pertanian berkelanjutan mengambil berbagai bentuk, tetapi pada intinya adalah penolakan pada pendekatan produksi industri makanan yang dikembangkan selama abad ke-20. Sistem ini, dengan kepercayaan pada monokultur, mekanisasi, pupuk & pestisida kimia, bioteknologi dan subsidi pemerintah, telah membuat makanan yang berlimpah dan terjangkau.
Eco-Laboratory
Bentuk Aneh Lahan Pertanian Suku Inca di Peru
Quote:
Bangunan peradaban Suku Inca di Peru, sepertinya tak habis membuat takjub wisatawan. Selain Macchu Picchu, berlokasi di sekitar 50 km ke barat laut dari Cuzco dan di barat Desa Maras, Pegunungan Andes, terdapat satu lagi situs arkeologi Suku Inca, yaitu Moray.
Quote:
Moray adalah peninggalan Suku Inca dengan bentuk dan kegunaan paling menakjubkan. Bangunan ini berbentuk seperti mangkok besar dengan kontur tanah yang semakin menurun dan dilengkapi dengan teras-teras yang konsentris. Sehingga, bangunan ini terlihat seperti teater terbuka di Yunani Kuno.
Dalam satu pusat, teras berundak berbentuk lingkaran ini tersusun dari yang terbesar sampai ukuran terkecil di bagian bawah. Teras-teras ini tersusun hingga ke dalaman 150 meter. Kerennya, kawasan ini tidak akan mengalami banjir, meski hujan turun sangat deras.
Quote:
Salah satu bentuk yang paling mengagumkan dari situs ini adalah perbedaan suhu antara bagian atas dan bawah. Perbedaan suhu tersebut mencapai sekitar 15 derajat Celcius. Perbedaan suhu ini pun menciptakan iklim mikro di daerah tersebut. Iklim ini digunakan oleh Suku Inca untuk mempelajari efek dari kondisi yang berbeda pada tanaman.
Ada juga penelitian yang menunjukan tanah dan bibit tanaman di teras-teras tersebut, didatangkan dari berbagai daerah. Penelitian ini pun semakin menguatkan kalau teras Moray digunakan oleh ilmuwan Inca untuk bereksperimen dengan sayuran yang akan disebarluaskan ke seluruh Andes.
Quote:
Hal unik lainnya yang membuat orang-orang penasaran adalah bagaimana caranya sistem drainase bekerja melalui saluran air. Sehingga, bagian terendah dari Moray tidak akan banjir meski telah turun hujan terus-menerus. Penting sekali untuk diketahui, bahwa bagian bawah Moray terbentuk dari formasi alami batuan dengan pori-pori yang bisa menyaring air.
agan-agan yang datang, mungkin tidak akan pernah tahu secara pasti tujuan sebenarnya mengapa Moray dibangun. Namun bentuknya yang aneh dan sistemnya yang menarik kerap membuat para wisatawan banyak berkunjung kesana.
Sistem Pertanian Unik Dan Efektif
Kalian tahu Singapura kan? Negara tetangga kita ini merupakan sebuah negara kecil yang besarnya hanya 710 km persegi dan tidak mungkin ada ruang untuk industri pertanian dan perkebunan.
Tapi ternyata seorang pengusaha bernama Jack Ng menciptakan sebuah inovasi teknologi pertanian yang membuatnya dapat menghasilkan 1 ton sayuran segar setiap harinya! Apa sih yang ia lakukan? Ternyata ia membuat sistem pertanian bernama “A-Go-Gro”.
Ini adalah sebuah sistem pertanian dengan susunan rak-rak yang disusun dalam sebuah rangka alumunium dan dapat berputar untuk menjaga sirkulasi cahaya matahari, aliran udara dan pengairan. Semua sampah organik menjadi kompos dan dapat digunakan kembali.
Seluruh sistem ini hanya membutuhkan lahan seluas 60 meter persegi! Sebanyak 120 menara sudah didirikan dan ke depannya, ia akan menargetkan hingga 2.000 menara. Wah, keren banget ya guys! Mungkin kita bisa belajar dari Jack Ng mengenai sistem pertanian yang efisien dan efektif ini.