KATEGORI : AGRICULTURE

PERTANIAN MASA DEPAN

06 February 2014 00:16:46 Dibaca : 1668

Pertanian berkelanjutan mengambil berbagai bentuk, tetapi pada intinya adalah penolakan pada pendekatan produksi industri makanan yang dikembangkan selama abad ke-20. Sistem ini, dengan kepercayaan pada monokultur, mekanisasi, pupuk & pestisida kimia, bioteknologi dan subsidi pemerintah, telah membuat makanan yang berlimpah dan terjangkau.

Namun, ekologis dan nilai sosial telah menurun curam, seperti erosi; pencemaran tanah dan sumber daya air, hilangnya keanekaragaman hayati seperti: deforestasi, penyalahgunaan tenaga kerja, dan kemerosotan pertanian keluarga.
 
Pyramid Farm
 
Image courtesy Eric Ellingsen and Dickson Despommier
 
Vertical Farm Project The Pyramid Farm, dirancang oleh guru vertical farm Dickson Despommier di New York Columbia University dan Eric Ellingsen dari Illinois Institute of Technology, adalah salah satu cara untuk mengatasi kebutuhan membengkaknya pertumbuhan penduduk di planet ini dengan lahan pertanian terbatas. Tim desain tim di seluruh dunia telah berputar haluan ke konsep pencakar langit yang berfungsi sebagai kebun pencakar langit yang futuristik – atau sebagai tambahan bagi kebutuhan penduduk kota. Selain menanam buah-buahan dan sayuran, Pyramid Farm yang termasuk sistem pemanasan dan konversi limbah menjadi air dan bahan bakar karbon untuk mesin dan lampu, menurut Inhabitat.com.
 
Skyfarm
 
Image courtesy Gordon Graff, Vertical Farm Project
 
Gordon Graff di di University of Waterloo di Ontario memikirkan Skyfarm 59-lantai dengan konsep bersih yang menurut beberapa kritikus yang dianggap tdk dpt dinaiki ke gawang vertical farm – menghasilkan listrik cukup untuk replikasi output matahari pada biaya yang wajar. Meskipun hydroponic peternakan akan mengkonsumsi sekitar 82 juta kilowat jam per tahun, menurut Toronto Star, sebuah pabrik biogas penukaran pembakaran methane dari limbah peternakan akan menyediakan sekitar 50 persen dari energi. Sisa bahan bakar yang dibutuhkan dapat berasal dari sampah kota.
 
Seawater Vertical Farm
 
Image courtesy Cristiana Favretto and Antonio Girardi, StudioMobile
 
Seawater Vertical Farm adalah konsep arsitek Italia Cristiana Favretto dan Antonio Girardi upaya untuk mengatasi meningkatnya permintaan untuk irigasi di era terbatasnya sumber air tawar. Solusi yang ditawarkan menggunakan penguapan air laut untuk melembabkab greenhouses. Sebagian dari uap air di udara ini kemudian diubah menjadi air tawar untuk mengairi tanaman, dijelaskan pada situs www.studiomobile.com. Konsep direncanakan di Dubai, dimana air tawar dan tanaman lokal langka.
 
Vertical Farm-Type O concept
 
Image courtesy Oliver Foster, Vertical Farm Project
 
Mengetahui bahwa berbagai jenis tanaman yang berbeda persyaratan pertumbuhan , Oliver Foster dari Queensland University of Technology merancang Vertikal Farm Jenis O-konsep.




Eco-Laboratory
 
Image courtesy Weber Thompson, Vertical Farm Project
 
The Eco-Laboratorium, dibuat oleh Seattle, perusahaan arsitektur Weber Thompson berbasis di Washington, adalah bangunan 12-lantai dan bertingkat tinggi yang kompleks campuran Residences dengan taman yang memproduksi makanan untuk lingkungan setempat. Perusahaan memperkirakan bahwa penjualan tomat dan selada yang dikembangkan dari kebun hydroponic dapat memperoleh sekitar satu juta dolar AS per-tahun, berdasarkan pendapatan minus base biaya produksi Rancangan kelayakan ekonomi yang masuk akal versi yang nyata dalam beberapa tahun, tim catatan.
 
Living Skyscraper
 
Image courtesy Blake Kurasek, Vertical Farm Project
 
Vertical farm – Rosenstiehl
 
Image courtesy Augustin Rosenstiehl, Atelier SOA Architects, Vertical Farm Project
“Suatu vertikal farm harus disesuaikan untuk tempat tertentu,” kata Augustin Rosenstiehl dari Atelier SOA Architects di Paris kepada New York Times pada bulan Juli 2008. Sebagai contoh, akan sia-sia untuk membangun suatu vertical-farm didalam kota besar yang hanya untuk menanam bji-bijian jika pertumbuhan dipedesaan masih baik. Karena itu Rosenstiehl telah menyusun beberapa konsep yang berbeda untuk tanaman pangan di lingkungan perkotaan, termasuk satu di atas dengan penempatan tubin angin untuk menghasilkan listrik.
 
Vertical farm – Chris Jacobs
 
Image courtesy Chris Jacobs and Dickson Despommier, Vertical Farm Project
sumber: http://taradigadingdangdong.wordpress.com/category/architecture/

Bentuk Aneh Lahan Pertanian Suku Inca di Peru

06 February 2014 00:14:59 Dibaca : 1581


Quote:

Bangunan peradaban Suku Inca di Peru, sepertinya tak habis membuat takjub wisatawan. Selain Macchu Picchu, berlokasi di sekitar 50 km ke barat laut dari Cuzco dan di barat Desa Maras, Pegunungan Andes, terdapat satu lagi situs arkeologi Suku Inca, yaitu Moray.


Quote:

Moray adalah peninggalan Suku Inca dengan bentuk dan kegunaan paling menakjubkan. Bangunan ini berbentuk seperti mangkok besar dengan kontur tanah yang semakin menurun dan dilengkapi dengan teras-teras yang konsentris. Sehingga, bangunan ini terlihat seperti teater terbuka di Yunani Kuno.
Dalam satu pusat, teras berundak berbentuk lingkaran ini tersusun dari yang terbesar sampai ukuran terkecil di bagian bawah. Teras-teras ini tersusun hingga ke dalaman 150 meter. Kerennya, kawasan ini tidak akan mengalami banjir, meski hujan turun sangat deras.


Quote:

Salah satu bentuk yang paling mengagumkan dari situs ini adalah perbedaan suhu antara bagian atas dan bawah. Perbedaan suhu tersebut mencapai sekitar 15 derajat Celcius. Perbedaan suhu ini pun menciptakan iklim mikro di daerah tersebut. Iklim ini digunakan oleh Suku Inca untuk mempelajari efek dari kondisi yang berbeda pada tanaman.

Ada juga penelitian yang menunjukan tanah dan bibit tanaman di teras-teras tersebut, didatangkan dari berbagai daerah. Penelitian ini pun semakin menguatkan kalau teras Moray digunakan oleh ilmuwan Inca untuk bereksperimen dengan sayuran yang akan disebarluaskan ke seluruh Andes.


Quote:

Hal unik lainnya yang membuat orang-orang penasaran adalah bagaimana caranya sistem drainase bekerja melalui saluran air. Sehingga, bagian terendah dari Moray tidak akan banjir meski telah turun hujan terus-menerus. Penting sekali untuk diketahui, bahwa bagian bawah Moray terbentuk dari formasi alami batuan dengan pori-pori yang bisa menyaring air.

agan-agan yang datang, mungkin tidak akan pernah tahu secara pasti tujuan sebenarnya mengapa Moray dibangun. Namun bentuknya yang aneh dan sistemnya yang menarik kerap membuat para wisatawan banyak berkunjung kesana.

Sistem Pertanian Unik Dan Efektif

06 February 2014 00:12:45 Dibaca : 1349

Kalian tahu Singapura kan? Negara tetangga kita ini merupakan sebuah negara kecil yang besarnya hanya 710 km persegi dan tidak mungkin ada ruang untuk industri pertanian dan perkebunan.


Tapi ternyata seorang pengusaha bernama Jack Ng menciptakan sebuah inovasi teknologi pertanian yang membuatnya dapat menghasilkan 1 ton sayuran segar setiap harinya! Apa sih yang ia lakukan? Ternyata ia membuat sistem pertanian bernama “A-Go-Gro”.


Ini adalah sebuah sistem pertanian dengan susunan rak-rak yang disusun dalam sebuah rangka alumunium dan dapat berputar untuk menjaga sirkulasi cahaya matahari, aliran udara dan pengairan. Semua sampah organik menjadi kompos dan dapat digunakan kembali.


Seluruh sistem ini hanya membutuhkan lahan seluas 60 meter persegi! Sebanyak 120 menara sudah didirikan dan ke depannya, ia akan menargetkan hingga 2.000 menara. Wah, keren banget ya guys! Mungkin kita bisa belajar dari Jack Ng mengenai sistem pertanian yang efisien dan efektif ini.

Penemuan Robot di Bidang Pertanian

29 September 2013 01:03:06 Dibaca : 934

Share This

Tags

Salah satu penemuan teknologi di bidang pertanian oleh Anak Negeri, yakni Robot penyiram tanaman.
Sumber: bisnis-jabar.com

Bandung, Media Publica – Saat ini, banyak sekali penemuan canggih terkait dengan teknologi. Diantaranya dapat meringankan berbagai pekerjaan manusia. Tak hanya pekerjaan yang terkait dengan industri besar saja, pekerjaan yang biasa dikerjakan secara tradisional seperti di bidang pertanian juga membutuhkannya.

Teknologi yang diciptakan dua gadis dari Padepokan Robot Bandung, Michelle Emmanuela dan Jocelyn Olivia ialah robot penyiram tanaman. Robot ini dilengkapi oleh pengaturan kelembaban otomatis.

“Robot ini akan menyiram bunga dengan otomatis dengan pengaturan tingkat kelembaban yang dapat disesuaikan,” kata Michelle di sela-sela pameran robot di Grand Hotel Panghegar Kota Bandung.

Robot penyiram tanaman itu merupakan salah satu dari sejumlah robot yang dipamerkan pada acara konferensi internasional keragaman hayati, perubahan iklim dan ketahanan pangan (International Conference on Biodiviersity, Climate Change, and Food Security).

Piranti yang dinamakan robot penyiraman tanaman karena dapat mengecek kelembaban tanah, sehingga dapat menyiram sesuai dengan kondisi kelembaban tanah tersebut. Dengan mengadopsi teknik pelacak lintas (line tracker), maka robot dapat bergerak secara konsisten mengikuti alur di lahan pertanian.

“Robot ini akan berjalan mengikuti alur, dan saat mendeteksi tanah yang kering, robot ini akan menyiramnya,” kata Michelle.

Selain robot yang dibuat oleh padepokan robot Bandung, maka ada sejumlah robot lain yang dipamerkan di hotel Grand Panghegar mulai dari tanggal 2 Juli 2013. Salah satunya robot dari Universitas Maranatha yang berupa pesawat untuk membantu petani dalam memantau areal pertaniannya.

“Pesawat ini bisa membantu petani dalam menjangkau area pertanian dengan adanya kamera streaming yang langsung dihubungkan dengan laptop,” kata Andi Pramana Tarigan, tim Robot Univeritas Maranatha.

Ia menjelaskan, dengan adanya kamera yang dipasangkan dalam pesawat tersebut, maka robot bisa memberikan sensor dalam mengukur suhu, kualitas udara, dan kelembabannya. “Nantinya pesawat tersebut bisa memberikan sensor untuk mengukur suhu, kualitas udara, dan kelembaban tanah,” katanya.

Selain kedua robot tersebut, dalam pameran itu memperlihatkan pula robot hasil karya mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), UNIKOM, dan STIMIK Bandung.

Sumber: merdeka

 

 Departemen Plant Biology dari University of California di Riverside mengumumkan kesuksesan peneliti mereka membuat KinnowLS, jeruk hasil rekayasa genetika yang dibuat berdasarkan jeruk kinnow yang biasa tumbuh di India dan Pakistan. Kinnow sendiri sebetulnya merupakan hasil rekayasa genetika oleh UC Riverside 10 tahun yang lalu.

KinnowLS dibuat dengan memborbardir tanaman muda dengan sinar X, sinar gamma, dan berbagai bahan kimia. Beberapa pertanian di daerah panas di California sudah diberi izin untuk menumbuhkan pohon jeruk ini dan akan menghasilkan KinnowLS tiga tahun lagi.

Jeruk ini belum akan dikomersialkan setidaknya sampai lima tahun lagi karena saat ini masih dalam versi coba-coba. Jenis jeruk rekayasa yang tahan kondisi ekstrim tentu harapan bagi ketahanan pangan di masa depan, tetapi keamanan introduksi ke alam liar tentu masih menjadi pertimbangan utama untuk dikaji lebih lanjut.