pengaruh pupuk petrobio terhadap pertumbuhan kangkung
Laporan kesuburan tanah
PENGARUH PUPUK PETROBIO TERHADAP PERTUMBUHAN KANGKUNG
Oleh
Kelompok 10
Ricin T.ahmad
(613412127)
Fitriyani maula
Nelvin ahmad
(613412130)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS ILMU- ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
Kata pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Karena hanya dengan berkat dan kuasa-Nya, laporan praktikum Kesuburan Tanah dengan judul “Pengaruh Pupuk Petrobio terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena oleh karakteristik, sikap dan akhlak yang mulia sehingga kita masih bisa menikmati kebesaran Allah dalam keadaan sehat walafiat tak kurang dari satu apapun serta terhindar dari segala bentuk ketertindasan dan kedzaliman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Namun berkat pertolongan Allah SWT dan usaha, kerja keras, dan kesabaran serta bantuan dari semua pihak, maka alhamdulillah hambatan da kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karenanya, jika ada serta tulisan yang tidak sesuai dalam penyusunan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi keutuhan serta kesempurnaan laporan ini dan pengembangan laporan selanjutnya.
Demikian dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Dan akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiiin
Gorontalo,,,,,,,,,oktober 2013
Penyusun
Kelompok 10
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar isi............................................................................................................
BAB1Pendahuluan
11.Latar Belakang..................................................................................
1.2. Tujuan..............................................................................................
1.3. Manfaat............................................................................................
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1.pupuk petrobio..................................................................................
2.2.tanaman kangkung............................................................................
2.3.pengaruh pupuk petrobio .................................................................
BAB III Metodologi Praktikum
3.1.Tempat dan waktu pelaksanaan praktikum.......................................
3.2.Alat dan bahan..................................................................................
3.3.Prosedur Kerja..................................................................................
3.4.Analisis data......................................................................................
BAB IV Hasil dan pembahasan
4.1.Hasil Pengamatan..............................................................................
4.2Pembahasan........................................................................................
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan........................................................................................
5.2 Saran..................................................................................................
Lampiran...........................................................................................................
Daftar pustaka..................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
1.1 .Latar belakang
Urbanisasi penduduk pedesaan ke daerah perkotaan tidak dapat dihindari karena pesatnya pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan. Meningkatnya jumlah penduduk di daerah perkotaan membawa dampak terhadap peningkatan kebutuhan pangan, khususnya sayuran.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk dapat meningkatkan produksi sayuran, namun demikian masih belum dapat mengimbangi permintaan pasar. Keadaan ini dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Selain itu di kota-kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki komoditas sayuran dengan kualitas yang baik dan dengan berbagai jenis yang lebih beragam.
Berbagai jenis komoditas sayuran diusahakan oleh petani di daerah pinggiran perkotaan dalam luas garapan yang sempit (£ 25 are), seperti sawi (caisim), bayam, kangkung, terong, cabe, tomat, bawang merah, bawang putih, kacang panjang dan sebagainya (Soethama et al., 1998). Umumnya dalam satu penguasaan lahan, diusahakan beraneka ragam komoditas sayuran dalam petakan yang berbeda, misalnya disamping diusahakan komoditas sayuran sawi hijau (Caisim), ditanam juga bayam, kangkung, cabe, kacang panjang dan komoditas sayuran lainnya.
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas Kangkung diantaranya dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik merupakan perekat butiran lepas, sumber hara tanaman dan sumber energi dari sebagian besar organisme tanah (Soepardi, 1979; Nurhayati Hakim et al., 1986). Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan daya larut unsur P, K, Ca dan Mg, meningkatkan C-organik, kapasitas tukar kation, kapasitas tanah memegang air, menurunkan kejenuhan Al dan bulk density (BD) tanah (Lund dan Doss, 1980; Aidi et al., 1996).
Beberapa macam pupuk organik dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing tersedia di lapangan misalnya kascing dan bokashi, disamping pupuk organik yang dimiliki oleh petani misalnya pupuk kandang sapi maupun pupuk kandang ayam. Masyarakat menuntut produk pertanian sayuran berkualitas tinggi, tersedia setiap saat dan tidak tercemar oleh residu bahan kimia beracun.
Usahatani sayuran di pinggiran perkotaan dihadapkan pada masalah sempitnya lahan serta tingginya tuntutan masyarakat terhadap kualitas lingkungan, sehingga dengan demikian penerapan budidaya hemat lahan dengan menitik beratkan pada masukan/input organik perlu dilakukan. Mengingat peran pupuk organik dan pupuk petrobio sangat penting, maka disusunlah penelitian lapang untuk mempelajari pengaruh pupuk petrobio dan pupuk cair organik terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.
1.2.Tujuan
Mengetahui pengaruh pupuk petrobio terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.Hasil dari percobaan ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk pengembangan tanaman kangkung dan sebagai bahan pembanding pada percobaan selanjutnya.
1.3.Manfaat
Dengan adanya penulisan laporan ini, dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh pupuk petorbio terhadap pertumbuhan tanaman kangkung , dan manfaat untuk pembaca yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh pupuk petrobio terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Tanaman kangkung
Klasifikasi tanaman kangkung
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea reptana Poir.
Menurut Sriharti dan Takiyah (2007), tanaman kangkung terdiri dari dua varietas yaitu kangkung darat atau disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga dan bentuk batang serta daun. Kangkung air berbunga putih kemerahan, batang dan daunnya lebih besar, warna batangnya hijau, sedangkan kangkung darat daunnya panjang dengan ujung runcing berwarna hijau keputihan, bunganya berwarna putih.
Kangkung (I. reptans Poir.) merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman kangkung berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 100 – 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) (Rukmana, 1994).
Sebagian besar budidaya kangkung menggunakan kangkung darat. Dari berbagai varietas kangkung yang diuji di Balithor Lembang, baru satu varietas yang dinyatakan unggul, yaitu kangkung darat varietas Sutera. Varietas tersebut dirilis berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 436/Kpts/TP.240/7/1984. Deskripsi varietas Sutera adalah: produksi daunnya tinggi antara 12 – 44 ton/hektar, produksi biji 6 ton.hektar, umur panen mulai 39 hari setelah tanam, tipe pertumbuhan ”tegak” setinggi 45 cm atau bila dibiarkan memanjang dapat mencapai 2 meter, cita-rasanya enak dan tidak berlendir, tahan terhadap penyakit karat dan virus keriting, serta cocok dikembangkan di lahan kering (Rukmana, 1994).
Kelebihan tanaman kangkung adalah umur panennya yang pendek. Tanaman kangkung dapat dipanen pada umur 35 hari. Menurut Djuariah (2008), ciri tanaman kangkung siap dipanen adalah pertumbuhan tunasnya telah memanjang sekitar 20 – 25 cm dan ukuran daun-daunnya cukup besar (normal). Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari agar tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara yang panas ataupun teriknya sinar matahari.
2.2.Pupuk petrobio
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pupuk hayati Petrobio GR tidak dapat menggantikan peran pupuk kimia seperti N, P, dan K yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar. Pupuk petrobio GR lebih berfungsi untuk meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk kimia seperti N, P, dan K ataupun aplikasi zat pengatur tumbuh pada benih. Penelitian oleh Moh. Cholil Mahfud, Sarwono, Gunawan, dan I.R. Dewi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur terhadap produktivitas tanaman jagung di daerah endemis penyakit bulai menyatakan bahwa kombinasi antara 300 kg urea + 100 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR lebih berpotensi memperbaiki pertumbuhan jagung, menurunkan intensitas penyakit bulai dan meningkatkan hasil panen jagung daripada perlakuan tanpa petrobio GR. Sedangkan pertumbuhan tanaman jagung, intensitas penyakit bulai dan hasil panen jagung secara nyata dipengaruhi oleh dosis NPK dan perlakuan benih menggunakan Mefenoksam.
2.3 .Pengaruh pupuk petrobio terhadap pertumbuhan tanamanan kangkung.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pupuk hayati Petrobio GR tidak dapat menggantikan peran pupuk kimia seperti N, P, dan K yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar. Pupuk petrobio GR lebih berfungsi untuk meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk kimia seperti N, P, dan K ataupun aplikasi zat pengatur tumbuh pada benih. Penelitian oleh Moh.
BAB III
Metodelogi Praktikum
3.1.Tempat dan Waktu
Praktikum ini di laksanakan di Desa dulomo(di rumahnya rolis isa).
pada hari kamis,10 oktober 2013.pada pukul 07:00 wita.
3.2. Alat dan Bahan
1. Alat :
a) Polibag
b) Penggaris
c) Pulpen
d) Buku tulis
e) Kamera digital
2. Bahan :
a) Tanah
b) Biji tanaman kangkung darat
c) Air
d) Pupuk petrobio
3.3 .Prosedur kerja
PersiapanPenyediaan polibag,bibit,,pupuk.Penentuan lokasi pengambilan tanah.Pengisian tanah ke dalam polibagPenanaman
1. Memilih bibit tanaman yang ungul2. Menyiapkan alat dan bahan3. Menanam bibit ke dalam masing-masing polibag4. Pemberian pupuk pada tanaman 1-55. Menyiram tanaman setiap hari6. Melakukan pengukuran tinggi tanaman,jumlah daun dari minggu pertama sampe minggu ke 4.7. Panen,serta pengukuran berat basa.
3.4.Rancangan Penelitian
Penelitian ini melibatkan satu faktor, yakni variasi kadar pupuk yang terdiri dari 1-5 taraf, yaitu 15 kg, 30 kg,60 kg petrobio. Perlakuan terdiri dari 4 kali pemberian pupuk. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) sederhana.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
41.Hasil Data pengamatan
Tabel tinggi tanaman
Minggu 1
perlakuan
Ukuran
Tanaman(cm)
Rata –rata
1
2
3
4
5
Po
5.5cm
5.5cm
4cm
3.5cm
6cm
4.9
P1
15 kg
5cm
7.5cm
7.5cm
8cm
4.9cm
6.48
P2
30 kg
7.5cm
9cm
7.1cm
7.5cm
9.9cm
8.2
P3
60 kg
7.8cm
6.6cm
6.3cm
6cm
6.5cm
6.64
Minggu 2
Po
14.5cm
16cm
12cm
12.5cm
13.5cm
13,7
P1
15 kg
14.5cm
14.5cm
16.5cm
18.5cm
15cm
15.8
P2
30 kg
14.3cm
12.1cm
14.1cm
15cm
14cm
13.9
P3
60 kg
17cm
16cm
12cm
12cm
16cm
14.6
Minggu 3
Po
31cm
30.5cm
25.1cm
22cm
27cm
27.12
P1
15 kg
32cm
28cm
32cm
26.5cm
21cm
27.9
P2
30kg
19.5cm
21cm
32cm
30cm
29cm
26.3
P3
60 kg
19cm
25cm
25cm
27.5cm
19cm
23.1
Minggu 4
Po
44cm
35.5cm
29cm
30cm
32cm
34.1
P1
15 kg
32cm
39cm
32cm
36.5cm
31cm
34.1
P2
30 kg
23.5cm
26cm
36cm
36cm
35cm
31.3
P3
60 kg
36cm
41cm
39cm
30cm
35cm
36.2
Tabel jumlah daun
Minggu 1
Perlakuan
Ukuran
Tanaman(helai)
Rata –rata
1
2
3
4
5
Po
12
8
4
8
8
8
P1
15kg
8
12
8
6
8
8.4
P2
30kg
14
12
12
8
16
12.4
P3
60kg
10
12
12
12
4
10
Minggu 2
Po
24
15
14
16
14
16.6
P1
15kg
15
13
16
17
14
15
P2
30kg
26
28
28
16
27
25
P3
60kg
16
25
22
20
8
18.2
Minggu 3
Po
34
21
19
20
23
23.4
P1
15kg
21
29
22
16
34
24.4
P2
30kg
31
35
46
26
37
35
P3
60 kg
29
21
20
22
17
21.8
Minggu 4
Po
36
31
30
29
35
32.2
P1
15 kg
38
36
38
32
26
34
P2
30 kg
40
42
51
32
45
42
P3
60 kg
38
32
30
35
34
33.8
Tabel Berat Basa
Perlakuan
Ukuran
Tanaman
Rata –rata
1
2
3
4
5
Po
67g
55g
52g
62g
104g
68g
P1
15kg
84g
53g
30g
32g
32g
46.2g
P2
30kg
38g
41g
98g
66g
45g
57.6g
P3
60kg
37g
33g
53g
35g
34g
38.4g
B.Pembahasan
Dari data-data di atas diperoleh bahwa takaran pupuk petrobio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung,tetapi hanya tergantung pada kualitas tanah dan faktor lingkungan.Hal ini terlihat pada minggu 1 smpe minggu ke 4.
Pada minggu pertama tanaman yang lebih tinggi adalah tanaman yang menggunakan pupuk petrobio dengan takaran 30 kg.dan pada minggu ke dua tanaman yang lebih tinggi adalah tanaman yang menggunakan pupuk dengan takaran 60 kg.Pada minggu ke tiga tanaman yang lebih tinggi adalah tanaman yang tanpa menggunakan pupuk.Sedangkan pada minggu ke empat tanaman yang lebih tinggi adalah tanaman yang menggunakan pupuk dengan takaran 60 kg.
Jumlah daun yang paling banyak dari minggu pertaman sampe minggu keempat adalah pada tanaman yang menggunakan takaran pupuk 30 yaitu sebamyak 35 helai.Sedangkan yang memiliki daun paling sedikit yaitu pada tanaman yang tanpa pupuk.Hal in terlihat pada minggu pertama yang memiliki daun paling banyak pada tanaman yang menggunakan takaran pupuk 30 kg.Pada minggu ke dua tanaman yang memiliki jumlah daun paling banyak yaitu pada tanaman yang menggunakan takaran 30 kg.Pada minggu ke tiga yang memiliki daun paling banyak pada tanaman yang menggunakan takaran pupuk 30 kg.Pada minggu keempat yang memiliki daun paling banyak pada tanaman yang menggunakan takaran pupuk 15 kg.
Tanaman yang memiliki berat basanya paling besar yaitu tanaman yang tanpa menggunakan pupuk.Sedangkan tanaman yang paling sedikit berat basanya yaitu pada tanaman yang menggukan pupuk dengan takaran 60 kg.Oleh sebab itu takaran pupuk tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa takaran pupuk petrobio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung,tetapi harus ada faktor – faktor lain yang mendukung diantarnya keadaan tanah apakah tanah itu subur atau tidak dan lingkungan yang ada.hal ini dibuktikan bahwa tanaman yang tanpa menggunakan pupuk memiliki berat basa yang paling besar.
5.2 Saran
Para petani seharusnnya memperhatikan kondisi lingkungan dan keadaan tanah.Para petani seharusnya menerapkan menejemen yang baik dalam usaha budidaya tanaman kangkung.Para petani seharusnya mencari trobosan baru untuk meningkatkan kualitas hasil produksinya.
Lampiran
Lampiran
Pengunaan pupuk petrobio 15 kg
Tanaman
Minggu 1
T T
(cm)
JD (Helai)
Berat basa
(kg)
Ket
1
5
8
-
menggunakan pupuk.
2
7.5
12
-
mengunakan pupuk
3
7.5
8
-
mengunakan pupuk.
4
8
6
-
menggunakan pupuk.
5
4.9
8
-
mengunakan pupuk.
6
5.5
12
-
tanpa pupuk
7
5.5
8
-
tanpa pupuk
8
4
4
-
tanpa pupuk
9
3.5
8
-
tanpa pupuk
10
6
8
-
tanpa pupuk
Minggu 2
1
14.5
15
-
Muenggunakan pupuk
2
14.5
13
-
Menggunakan pupuk
3
16.5
16
-
Menggunakan pupuk
4
18.5
17
-
Menggunakan pupuk
5
15
14
-
Menggunakan pupuk
6
14.5
24
-
Tanpa pupuk
7
16
15
-
Tanpa pupuk
8
12
14
-
Tanpa pupuk
9
12.5
16
-
Tanpa pupuk
10
13.5
14
-
Tanpa pupuk
Minggu 3
1
32
21
-
Menggunakan pupuk
2
28
29
-
Menggunakan pupuk
3
32
21
-
Menggunakan pupuk
4
26.5
22
-
Menggunakan pupuk
5
21
16
-
Menggunakan pupuk
6
31
34
-
Tanpa pupuk
7
30.5
21
-
Tanpa pupuk
8
25.1
19
-
Tanpa pupuk
9
22
20
-
Tanpa pupuk
10
27
23
-
Tanpa pupuk
Minggu 4
1
32
38
84
Menggunakan pupuk
2
39
36
53
Menggunakan pupuk
3
32
38
30
Menggunakan pupuk
4
36.5
32
32
Menggunakan pupuk
5
31
26
32
Menggunakan pupuk
6
44
36
67
Tanpa pupuk
7
35.5
31
55
Tanpa pupuk
8
29
30
52
Tanpa pupuk
9
30
29
62
Tanpa pupuk
10
32
35
104
Tanpa pupuk
Pengunaan pupuk petrobio 30 kg
Tanaman
Tinggi tanaman(cm)
Jumlah daun
(Helai)
Berat basah
(kg)
Ket
1
7.5
14
-
menggunakan pupuk.
2
9
12
-
menggunakan pupuk
3
7.1
12
-
menggunakan pupuk.
4
7.5
8
-
mengggunakan pupuk
5
9.9
16
-
menggunakan pupuk.
6
3.5
8
-
tanpa pupuk
7
9.4
4
-
tanpa pupuk
8
6.5
8
-
tanpa pupuk
9
4.8
8
-
tanpa pupuk
10
6.1
4
-
tanpa pupuk
Minggu 2
1
14.3
26
-
menggunakan pupuk.
2
12.1
28
-
menggunakan pupuk
3
14.1
28
-
menggunakan pupuk.
4
15
16
-
mengggunakan pupuk
5
14
27
-
menggunakan pupuk.
6
8
12
-
tanpa pupuk
7
14.2
13
-
tanpa pupuk
8
13
15
-
tanpa pupuk
9
11
16
-
tanpa pupuk
10
11
15
-
tanpa pupuk
Minggu 3
1
19.5
31
-
menggunakan pupuk.
2
21
35
-
menggunakan pupuk
3
32
46
-
menggunakan pupuk.
4
30
26
-
mengggunakan pupuk
5
29
37
-
menggunakan pupuk.
6
20
17
-
tanpa pupuk
7
27
31
-
tanpa pupuk
8
26
15
-
tanpa pupuk
9
-
-
-
tanpa pupuk
10
22
22
-
tanpa pupuk
Minggu 4
1
23.5
40
38
menggunakan pupuk.
2
26
42
41
menggunakan pupuk
3
36
51
98
menggunakan pupuk.
4
36
32
66
mengggunakan pupuk
5
35
45
45
menggunakan pupuk.
6
26
25
14
tanpa pupuk
7
34
40
22
tanpa pupuk
8
32
30
40
tanpa pupuk
9
-
-
-
tanpa pupuk
10
27
32
39
tanpa pupuk
Pengunaan pupuk petrobio 60 kg
Tanaman
Minggu 1
TT (cm)
JD (Helai)
Berat basa
(kg)
Ket
1
7.8
10
-
menggunakan pupuk
2
6.6
12
-
menggunakan pupuk
3
6.3
12
-
menggunakan pupuk
4
6
12
-
menggunakan pupuk
5
6.5
4
-
menggunakan pupuk
6
3.5
8
-
tanpa pupuk
7
6.5
12
-
tanpa pupuk
8
7
8
-
tanpa pupuk
9
7.6
8
-
tanpa pupuk
10
8.9
12
-
tanpa pupuk
Minggu 2
1
17
16
-
menggunakan pupuk
2
16
25
-
menggunakan pupuk
3
12
22
-
menggunakan pupuk
4
12
20
-
menggunakan pupuk
5
16
8
-
menggunakan pupuk
6
7
14
-
tanpa pupuk
7
15
25
-
tanpa pupuk
8
14
16
-
tanpa pupuk
9
15
16
-
tanpa pupuk
10
13
24
-
tanpa pupuk
Minggu 3
1
19
29
-
menggunakan pupuk
2
25
21
-
menggunakan pupuk
3
25
20
-
menggunakan pupuk
4
27.2
22
-
menggunakan pupuk
5
19
17
-
menggunakan pupuk
6
32
12
-
tanpa pupuk
7
21
26
-
tanpa pupuk
8
23
28
-
tanpa pupuk
9
22.5
10
-
tanpa pupuk
10
27
28
-
tanpa pupuk
Minggu 4
1
36
38
37
menggunakan pupuk
2
41
32
33
menggunakan pupuk
3
39
30
53
menggunakan pupuk
4
30
35
35
menggunakan pupuk
5
35
34
34
menggunakan pupuk
6
39
32
30
tanpa pupuk
7
24
31
45
tanpa pupuk
8
44
37
50
tanpa pupuk
9
32
41
27
tanpa pupuk
10
39
39
50
tanpa pupuk
Daftar pustaka
https://www.google.com/#psj=1&q=tanaman+kangkung+darat
http://tipspetani.blogspot.com/2012/12/cara-bercocok-tanam-kangkung-darat.html
https://www.google.com/#psj=1&q=pupuk+petrobio
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong