budidaya tanaman wortel
Laporan Praktikum Kewirausahaan
Budidaya Tanaman Wortel
Oleh
Kelas C. Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Ilmu – Ilmu Pertanian
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
DAFTAR NAMA – NAMA KELAS C AGROTEKNOLOGI
Husen Riski A. DatauAripin MobonggiKamarudin BilatulaDedi Setiawan MusaNosten AdamRamli AhmadFirman GagowaNovyan Dj. RahmanIrvan MujiantoAdhan Wiranto MakmurRolis S. IsaIkram PakayaDenny PramanaRasyid HiolaSerliyanti DahrunMelisa B. MelangiWarni AhaliElpinang S. AmaluRosna T. DemoRicin T. AhmadIndriyani A. LahabuRiyani UdjaniSanti PopoyMelisa Palupi DewiSri Yuliyanti YusufFitriyani MaulaFebriyanti BaluAmalia KatiliAmelia LaminullaSri Zuhriyati HasanKarmila DatauMartin HurusaniNelvin AhmadViskawati KarimNurhayati LolehNurhayati HarunZein DjibuYayun MuharamSri Wahyuni PolimengoCindrawati S. Harun
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mengenai” Budidaya Tanaman Wortel ”
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam penyusunan laporan ini, penulis telah berupaya semaksimal mungkin. Namun penulis menyadari dengan ketebatasan pengetahuan dan kemampuan yang ada, laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis hargai.
Harapan penulis laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.
Gorontalo,,,,,,,,,November 2013
Penyusun
Kelas C Agroteknologi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................
Bab II Pendahuluan...................................................................................
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Praktikum..........................................
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktikum.......................................................
Bab II Tinjauan Pustaka..........................................................................
2.1 Tanaman Wortel.............................................................................
2.2 Taksonomi Tanaman Wortel...........................................................
2.3 Manfaat Tanaman Wortel...............................................................
Bab III Pembahasan.................................................................................
3.1 Cara Membudidayakan Tanaman Wortel.......................................
3.2 Organisme Pengganggu Tanaman Wortel.......................................
3.3 Usaha Lain......................................................................................
Bab IV Kesimpulan Dan Saran...............................................................
4.1 Kesimpulan.....................................................................................
4.2 Saran...............................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................
Lampiran....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Praktikum
Di Indonesia budidaya wortel pada mulanya hanya terkonsentrasi di Jawa Barat yaitu daerah Lembang dan Cipanas. Namun dalam perkembangannya menyebar luas ke daerah-daerah sentra sayuran di Jawa dan Luar Jawa. Berdasarkan hasil survei pertanian produksi tanaman sayuran di Indonesia (BPS, 1991) luas areal panen wortel nasional mencapai 13.398 hektar yang tersebar di 16 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya.
Khususnya di daerah Bolaanmongondow tepatnya di Desa insil, Kec Pasih Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi pertanian yang sangat besar,hal ini dapat kita lihat dalam pembudidayaan tanaman wortel di sana sangat besar.bahkan hasilnya dapat di impor di luar – luar daerah.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktikum
Tujuan praktikum ini dilaksanakan agar mahasiswa dapat mempelajari bagaimana cara pembudidayaan tanaman wortel, dimulai dari pemilihan bibit, pemupukan, penanaman, pengendalian hama dan cara memanen wortel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Wortel
Wortel/carrots (Daucus carota L.) bukan tanaman asli Indonesia, berasal dari negeri yang beriklim sedang (sub-tropis) yaitu berasal dari Asia Timur Dekat dan Asia Tengah. Ditemukan tumbuh liar sekitar 6.500 tahun yang lalu. Rintisan budidaya wortel pada mulanya terjadi di daerah sekitar Laut Tengah, menyebar luas ke kawasan Eropa, Afrika, Asia dan akhirnya ke seluruh bagian dunia yang telah terkenal daerah pertaniannya.
2.2 Taksonomi Tanaman Wortel
Dalam taksonomi tumbuhan, wortel diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-Divisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae
Ordo : Umbelliferales
Famili : Umbelliferae (Apiaceae)
Genus : Daucus
Spesies : Daucus carrota L.
Tanaman wortel banyak ragamnya, tetapi bila dilihat bentuk umbinya dapat dipilih menjadi 3 golongan, yakni : :
a) Tipe Chantenay, berbentuk bulat panjang dengan ujung yang tumpul.
b) Tipe Imperator, berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing.
c) Tipe Nantes, merupakan tipe gabungan antara imperator dan chantenay.
2.3 Manfaat Tanaman Wortel
Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan mengkonsumsi wortel sangat dianjurkan, terutama untuk menghadapi masalah kekurangan vitamin A. Dalam setiap 100 gram bahan mengandung 12.000 S.I vitamin A. Merupakan bahan pangan bergizi tinggi, harga murah dan mudah mendapatkannya.
Selain sebagai "gudang vitamin A serta nutrisi", juga berkhasiat untuk penyakit dan memelihara kecantikan. Wortel ini mengandung enzim pencernaan dan berfungsi diuretik. Meminum segelas sari daun wortel segar ditambah garam dan sesendok teh sari jeruk nipis berkhasiat untuk mengantisipasi pembentukkan endapan dalam saluran kencing, memperkuat mata, paru-paru, jantung dan hati. Bahkan dengan hanya mengunyah daun wortel dapat menyembuhkan luka-luka dalam mulut/nafas bau, gusi berdarah dan sariawan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Cara membudidayakan tanaman Wortel
a) Cara memperoleh benih
Benih biasanya diperoleh dari toko, dan lokal.
Benih yang diperoleh dari toko biasanya di imfort dari luar daerah.Sedangkan Benih lokal biasanya diperoleh dari tanaman yang masih sementara di tanaman dan kemudian akan di keluarkan daun dari umbinya,dan umbinya akan tumbuh sampai berbunga,maka itulah yang akan dijadikan bibit.Untuk lebih jelasnya.lihat pada tahap – tahap berikut :
Pilih tanaman wortel yang umurnya cukup tua (± 3 bulan), tumbuhnya subur dan sehat. Bongkar (cabut) tanaman wortel pilihan tadi, kemudian amati umbinya Umbi wortel yang baik dan sehat jadikan pohon induk, bentuk normal (tidak cacat), warna kulit mengkilap kuning/jingga dan halus.Potong ujung umbi wortel maksimal sepertiga bagian, pangkas pula tangkai daun bersama daunnya, sisakan 10 cm yang lekat pada umbi.Siapkan lahan untuk kebun pembibitan wortel dapat bentuk bedengan-bedengan yang diolah secara sempurna (dipupuk kandang optimal).Buat lubang tanam dengan alat bantu cangkul/tunggal pada jarak tanam 40-60 cm x 40-60 cm.Tanam umbi wortel pada lubang tanam, padatkan tanahnya perlahan-lahan hingga menutup bagian leher batang.Buat alur-alur dangkal disepanjang barisan tanaman (umbi) wortel sejauh ± 5 cm dari batang (dalam bentuk lubang pupuk oleh tugal).Lakukakan pemberian pupuk buatan berupa campuran ZA+SP+KCL (1:2:2) sebanyak 10 gr/tanaman, kemudian pupuk tersebut segera ditutup dengan tanah tipis .Pelihara kebun bibit wortel selama ± 3 bulan hingga menghasilkan tangkai buah dan biji dalam jumlah banyak.Petik tangkai buah wortel yang sudah tua (kering), lalu jemur hingga kering untuk diambil biji-bijinya
b) Cara Penanaman
a. Cara pengolahan tanah
v Olah tanah sedalam 30 cm hingga strukturnya gembur dengan alat bantu cangkul, bajak/traktor.Biarkan tanah di kering anginkan selama minimal 15 hari, agar kelak keadaan tanah benar-benar matang.
v Pembentukan Bedengan
Olah tanah untuk kedua kalinya dengan cangkul hingga struktur tanah bertambah gembur.
b. Penanaman
v Jarak tanam sekitar 30 – 40 cm
v Cara penanaman
Tata cara penanaman (penaburan) benih wortel melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Sebarkan (taburkan) benih wortel secara merata dalam alur alur/garitan-garitan yang tersedia.
2. Tutup benih wortel dengan tanah tipis sedalam 0,5-1 cm.
3. Tutup tiap garitan (alur) dengan dedaunan kering atau pelepah daun pisang selama 7-10 hari untuk mencegah hanyutnya benih wortel oleh percikan (guyuran) air sekaligus berfungsi menjaga kestabilan kelembaban tanah. Setelah benih wortel tumbuh di permukaan tanah, penutup tadi segera di buka kembali.
c) Pemeliharaan
Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman wortel dilakukan pada saat tanaman berumur 1 bulan setelah tanam. Tujuan penjarangan adalah untuk memperoleh tanaman wortel cepat tumbuh dan subur, sehingga hasil produksinya dapat tinggi.Penyiangan
Rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh disekitar kebun merupakan pesaing tanaman wortel dalam kebutuhan air, sinar matahari, unsur hara dan lain-lain, sehingga harus disiangi. Waktu penyiangan biasanya saat tanaman wortel berumur 1 bulan, bersamaan dengan penjarangan tanaman dan pemupukan susulan.Hama dan Penyakit.
d) Pemanenan
Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri tanaman wortel sudah saatnya dipanen adalah sebagai berikut:
Umur tanaman Wortel : Tanaman wortel yang telah berumur ± 3 bulan sejak sebar benih atau tergantung varietasnya
Kondisi fisik
Ukuran umbi telah maksimal dan tidak terlalu tua. Panen yang terlalu tua (terlambat) dapat menyebabkan umbi menjadi keras dan berkatu, sehingga kualitasnya rendah atau tidak laku dipasarkan. Demikian pula panen terlalu awal hanya akan menghasilkan umbi berukuran kecil-kecil, sehingga produksinya menurun (rendah).
e) Pasca panen
a. Pengumpulan
Kumpulkan seluruh rumpun (tanaman) wortel yang usai dipanen pada suatu tempat yang strategis, misalnya di pinggir kebun yang teduh, atau di gudang penyimpanan hasil.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Pilih umbi yang baik sambil memisahkan umbi yang rusak, cacat, atau busuk secara tersendiri.
Klasifikasikan umbi wortel yang baik berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam.
c. Pengemasan dan Pengangkutan
v Ikat umbi wortel menjadi ikatan-ikatan tertentu sehingga praktis dalam pengangkutan dan penyimpanannya / di isi dalam karung.
v Potong sebagian tangkai daun untuk disisakan sekitar 15-20 cm.
v Angkut hasil wortel ke pasar dengan menggunakan alat angkut yang tersedia di daerah setempat ( motor, mobil,tenaga kuli dll).
Cara pengemasan wortel disajikan dalam bentuk utuh dan segar, dikemas dengan keranjang atau bahan lainnya yang berat bersih maksimum 65 Kg, di tutup dengan anyaman bambu atau bahan lain kemudian diikat dengan tali rotan. Isi tidak melebihi permukaan kemasan.
Untuk pemberian merek di bagian luar keranjang diberi label yang dituliskan antara lain:
a) Nama barang.
b) Jenis mutu.
c) Nama/kode perusahaan eksportir.
d) Berat bersih.
e) Produksi Indonesia.
f) Negara/tempat tujuan.
f) Marketing / Pemasaran
Pemasaran biasanya konsumen datang langsung ke lahan dan ada pula di impotr.Tujuan pasar yaitu di Gorontalo, Kalimantan , Manado , Palu ,Irian dan lain – lain.Proses petenerimaan harga wortel / sistem pembayaranya yaitu cash,transfer.
g) Rincian Anggaran
Modal seluruhnya : 5.000.000 / Ha
Rincian
Bibit : Rp.800.000
Biaya pembajakan : Rp.1.000.000 / Ha
Pembedengan : Rp.1000.000 / Ha
Penanaman : Rp.1.500.000/ Ha
Penyiangan : Rp.700.000
Hasil produksi yang di peroleh:
Perpanen 1300 karung.
1 karung 20.000
Dapat dihitung
1300 X 20.000 = 26.000.000
26.000.000 – 5.000.000 = 21.000.000
Jadi penghasilan yang bersih yaitu Rp 21.000.000
3.2 Organisme Pengganggu Tanaman Wortel
a. Hama1. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)
Hama ini sering disebut uler lutung (Jawa) atau hileud taneuh (Sunda) dan "Cutworms" (Inggris). Serangga dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat tua, bagian sayap depannya bergaris-garis dan terdapat titik putih. Stadium hama yang merugikan tanaman adalah ulat atau larva. Ciri: ulat tanah adalah berwarna coklat sampai hitam, panjangnya antara 4-5 cm dan bersembunyi di dalam tanah. Gejala: ulat tanah menyerang bagian pucuk atau titik tumbuh tanaman wortel yang masih muda. Akibat serangan, tanaman layu atau terkulai, terutama pada bagian tanaman yang dirusak hama.
Pengendalian non kimiawi: dilakukan dengan mengumpulkan ulat pada pagi atau siang hari, dari tempat yang dicurigai bekas serangannya untuk segera dibunuh, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanaman. Pengendalian kimiawi: dengan menggunakan insektisida Furadan 3G atau Indofuran 3G pada saat tanam atau disemprot Hostathion 40 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
2. Kutu daun (Aphid, Aphis spp.)
Ciri: kutu daun dewasa berwarna hijau sampai hitam, hidup berkelompok di bawah daun atau pada pucuk tanaman. Gejala: menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan selnya, sehingga menyebabkan daun keriting atau abnormal. Pengendalian: mengatur waktu tanam secara serempak dalam satu hamparan lahan untuk memutus siklus hidupnya
3. Lalat atau magot (Psila rosae)
Gejala: stadium hama yang sering merusak tanaman wortel adalah larvanya. Larva masuk ke dalam umbi dengan cara menggerek atau melubanginya. Pengendalian: pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili atau disemprot insektisida Decis 2,5 EC dan lain-lain dengan dosis yang dianjurkan
b. Penyakit1. Bercak daun Cercospora
Penyebab: cendawan (jamur) Cercospora carotae (Pass.) Solheim. Gejala: pada daun-daun yang sudah tua timbul bercak-bercak berwarna coklat muda atau putih dengan pinggiran berwarna coklat tua sampai hitam. Pengendalian: (1) disinfeksi benih dengan larutan fungisida yang mengandung tembaga klorida satu permil selama 5 menit; (2) pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili; (3) pembersihan sisa-sisa tanaman dari sekitar kebun; (4) penyemprotan fungisida yang mangkus dan sangkil seperti Dithane M-45 0,2%.
2. Nematoda bintil akar
Penyebab: mikro organisme nematoda Sista (Heterodera carotae). Gejala: umbi dan akar tanaman wortel menjadi salah bentuk, berbenjol-benjol abnormal. Pengendalian: melakukan pergiliran tanaman dengan jenis lain yang tidak sefamili, pemberaan lahan dan penggunaan nematisida seperti Rugby 10 Gatau Rhocap 10 G.
3. Busuk alternaria
Penyebab: cendawan Alternaria dauci Kuhn. Gejala: Pada daun terjadi bercak-bercak kecil, berwarna coklat tua sampi hitam yang dikelilingi oleh jaringan berwarna hijau-kuning (klorotik). Pada umbi ada gejala bercak-bercak tidak beraturan bentuknya, kemudian membusuk berwarna hitam sampai hitam kelam. Pengendalian: sama dengan cara yang dilakukan pada Cercospora.
3.3 Usaha Lain
Usaha lain para petani yaitu pegawai, guru, dan ada pula yang hanya sebagai petani
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari observasi dan hasil wawancara yang kami dapatkan bahwa desa insil merupakan daerah pertanian yang sangat berpotensi.Hal ini dapat kita lihat pada pembudidayaan tanaman sayur- sayuran,khususnya tanaman wortel.Wortel merupakan bahan pangan (sayuran) yang digemari dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.Dan cara pembudidaanya juga sangat mudah dan tak perlu modal yang banyak melainkan keuntunganya dua kali lipat dari modal yang ada.
4.2 Saran
Kita harus membudidayakan tanaman wortel dengan baik dan benar agar hasil produksinya sesuai yang kt inginkan,dan kita pun tidak kecewa dengan apa yang kita peroleh.
LAMPIRAN
pengaruh pupuk petrobio terhadap pertumbuhan kangkung
Laporan kesuburan tanah
PENGARUH PUPUK PETROBIO TERHADAP PERTUMBUHAN KANGKUNG
Oleh
Kelompok 10
Ricin T.ahmad
(613412127)
Fitriyani maula
Nelvin ahmad
(613412130)
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS ILMU- ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013
Kata pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb
Puja dan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Karena hanya dengan berkat dan kuasa-Nya, laporan praktikum Kesuburan Tanah dengan judul “Pengaruh Pupuk Petrobio terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena oleh karakteristik, sikap dan akhlak yang mulia sehingga kita masih bisa menikmati kebesaran Allah dalam keadaan sehat walafiat tak kurang dari satu apapun serta terhindar dari segala bentuk ketertindasan dan kedzaliman.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini terdapat berbagai hambatan dan kesulitan yang dihadapi. Namun berkat pertolongan Allah SWT dan usaha, kerja keras, dan kesabaran serta bantuan dari semua pihak, maka alhamdulillah hambatan da kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karenanya, jika ada serta tulisan yang tidak sesuai dalam penyusunan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun demi keutuhan serta kesempurnaan laporan ini dan pengembangan laporan selanjutnya.
Demikian dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Dan akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiiin
Gorontalo,,,,,,,,,oktober 2013
Penyusun
Kelompok 10
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar isi............................................................................................................
BAB1Pendahuluan
11.Latar Belakang..................................................................................
1.2. Tujuan..............................................................................................
1.3. Manfaat............................................................................................
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1.pupuk petrobio..................................................................................
2.2.tanaman kangkung............................................................................
2.3.pengaruh pupuk petrobio .................................................................
BAB III Metodologi Praktikum
3.1.Tempat dan waktu pelaksanaan praktikum.......................................
3.2.Alat dan bahan..................................................................................
3.3.Prosedur Kerja..................................................................................
3.4.Analisis data......................................................................................
BAB IV Hasil dan pembahasan
4.1.Hasil Pengamatan..............................................................................
4.2Pembahasan........................................................................................
BAB V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan........................................................................................
5.2 Saran..................................................................................................
Lampiran...........................................................................................................
Daftar pustaka..................................................................................................
BAB I
Pendahuluan
1.1 .Latar belakang
Urbanisasi penduduk pedesaan ke daerah perkotaan tidak dapat dihindari karena pesatnya pertumbuhan ekonomi di daerah perkotaan. Meningkatnya jumlah penduduk di daerah perkotaan membawa dampak terhadap peningkatan kebutuhan pangan, khususnya sayuran.
Berbagai upaya sudah dilakukan untuk dapat meningkatkan produksi sayuran, namun demikian masih belum dapat mengimbangi permintaan pasar. Keadaan ini dimungkinkan antara lain sebagai akibat peningkatan jumlah penduduk, perbaikan pendapatan dan peningkatan kesadaran gizi masyarakat. Selain itu di kota-kota besar tumbuh permintaan pasar yang menghendaki komoditas sayuran dengan kualitas yang baik dan dengan berbagai jenis yang lebih beragam.
Berbagai jenis komoditas sayuran diusahakan oleh petani di daerah pinggiran perkotaan dalam luas garapan yang sempit (£ 25 are), seperti sawi (caisim), bayam, kangkung, terong, cabe, tomat, bawang merah, bawang putih, kacang panjang dan sebagainya (Soethama et al., 1998). Umumnya dalam satu penguasaan lahan, diusahakan beraneka ragam komoditas sayuran dalam petakan yang berbeda, misalnya disamping diusahakan komoditas sayuran sawi hijau (Caisim), ditanam juga bayam, kangkung, cabe, kacang panjang dan komoditas sayuran lainnya.
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.), juga dikenal sebagai Ipomoea reptans Poir1. merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan di tanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasar-pasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair.
Usaha untuk dapat meningkatkan produktivitas Kangkung diantaranya dapat dilakukan dengan pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik merupakan perekat butiran lepas, sumber hara tanaman dan sumber energi dari sebagian besar organisme tanah (Soepardi, 1979; Nurhayati Hakim et al., 1986). Pemberian pupuk organik dapat meningkatkan daya larut unsur P, K, Ca dan Mg, meningkatkan C-organik, kapasitas tukar kation, kapasitas tanah memegang air, menurunkan kejenuhan Al dan bulk density (BD) tanah (Lund dan Doss, 1980; Aidi et al., 1996).
Beberapa macam pupuk organik dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing tersedia di lapangan misalnya kascing dan bokashi, disamping pupuk organik yang dimiliki oleh petani misalnya pupuk kandang sapi maupun pupuk kandang ayam. Masyarakat menuntut produk pertanian sayuran berkualitas tinggi, tersedia setiap saat dan tidak tercemar oleh residu bahan kimia beracun.
Usahatani sayuran di pinggiran perkotaan dihadapkan pada masalah sempitnya lahan serta tingginya tuntutan masyarakat terhadap kualitas lingkungan, sehingga dengan demikian penerapan budidaya hemat lahan dengan menitik beratkan pada masukan/input organik perlu dilakukan. Mengingat peran pupuk organik dan pupuk petrobio sangat penting, maka disusunlah penelitian lapang untuk mempelajari pengaruh pupuk petrobio dan pupuk cair organik terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.
1.2.Tujuan
Mengetahui pengaruh pupuk petrobio terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.Hasil dari percobaan ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk pengembangan tanaman kangkung dan sebagai bahan pembanding pada percobaan selanjutnya.
1.3.Manfaat
Dengan adanya penulisan laporan ini, dapat memberikan pengalaman serta pengetahuan bagi penulis tentang pengaruh pupuk petorbio terhadap pertumbuhan tanaman kangkung , dan manfaat untuk pembaca yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh pupuk petrobio terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Tanaman kangkung
Klasifikasi tanaman kangkung
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Species : Ipomoea reptana Poir.
Menurut Sriharti dan Takiyah (2007), tanaman kangkung terdiri dari dua varietas yaitu kangkung darat atau disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga dan bentuk batang serta daun. Kangkung air berbunga putih kemerahan, batang dan daunnya lebih besar, warna batangnya hijau, sedangkan kangkung darat daunnya panjang dengan ujung runcing berwarna hijau keputihan, bunganya berwarna putih.
Kangkung (I. reptans Poir.) merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman kangkung berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 100 – 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) (Rukmana, 1994).
Sebagian besar budidaya kangkung menggunakan kangkung darat. Dari berbagai varietas kangkung yang diuji di Balithor Lembang, baru satu varietas yang dinyatakan unggul, yaitu kangkung darat varietas Sutera. Varietas tersebut dirilis berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 436/Kpts/TP.240/7/1984. Deskripsi varietas Sutera adalah: produksi daunnya tinggi antara 12 – 44 ton/hektar, produksi biji 6 ton.hektar, umur panen mulai 39 hari setelah tanam, tipe pertumbuhan ”tegak” setinggi 45 cm atau bila dibiarkan memanjang dapat mencapai 2 meter, cita-rasanya enak dan tidak berlendir, tahan terhadap penyakit karat dan virus keriting, serta cocok dikembangkan di lahan kering (Rukmana, 1994).
Kelebihan tanaman kangkung adalah umur panennya yang pendek. Tanaman kangkung dapat dipanen pada umur 35 hari. Menurut Djuariah (2008), ciri tanaman kangkung siap dipanen adalah pertumbuhan tunasnya telah memanjang sekitar 20 – 25 cm dan ukuran daun-daunnya cukup besar (normal). Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari agar tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara yang panas ataupun teriknya sinar matahari.
2.2.Pupuk petrobio
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pupuk hayati Petrobio GR tidak dapat menggantikan peran pupuk kimia seperti N, P, dan K yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar. Pupuk petrobio GR lebih berfungsi untuk meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk kimia seperti N, P, dan K ataupun aplikasi zat pengatur tumbuh pada benih. Penelitian oleh Moh. Cholil Mahfud, Sarwono, Gunawan, dan I.R. Dewi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur terhadap produktivitas tanaman jagung di daerah endemis penyakit bulai menyatakan bahwa kombinasi antara 300 kg urea + 100 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR lebih berpotensi memperbaiki pertumbuhan jagung, menurunkan intensitas penyakit bulai dan meningkatkan hasil panen jagung daripada perlakuan tanpa petrobio GR. Sedangkan pertumbuhan tanaman jagung, intensitas penyakit bulai dan hasil panen jagung secara nyata dipengaruhi oleh dosis NPK dan perlakuan benih menggunakan Mefenoksam.
2.3 .Pengaruh pupuk petrobio terhadap pertumbuhan tanamanan kangkung.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pupuk hayati Petrobio GR tidak dapat menggantikan peran pupuk kimia seperti N, P, dan K yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar. Pupuk petrobio GR lebih berfungsi untuk meningkatkan efektivitas penggunaan pupuk kimia seperti N, P, dan K ataupun aplikasi zat pengatur tumbuh pada benih. Penelitian oleh Moh.
BAB III
Metodelogi Praktikum
3.1.Tempat dan Waktu
Praktikum ini di laksanakan di Desa dulomo(di rumahnya rolis isa).
pada hari kamis,10 oktober 2013.pada pukul 07:00 wita.
3.2. Alat dan Bahan
1. Alat :
a) Polibag
b) Penggaris
c) Pulpen
d) Buku tulis
e) Kamera digital
2. Bahan :
a) Tanah
b) Biji tanaman kangkung darat
c) Air
d) Pupuk petrobio
3.3 .Prosedur kerja
PersiapanPenyediaan polibag,bibit,,pupuk.Penentuan lokasi pengambilan tanah.Pengisian tanah ke dalam polibagPenanaman
1. Memilih bibit tanaman yang ungul2. Menyiapkan alat dan bahan3. Menanam bibit ke dalam masing-masing polibag4. Pemberian pupuk pada tanaman 1-55. Menyiram tanaman setiap hari6. Melakukan pengukuran tinggi tanaman,jumlah daun dari minggu pertama sampe minggu ke 4.7. Panen,serta pengukuran berat basa.
3.4.Rancangan Penelitian
Penelitian ini melibatkan satu faktor, yakni variasi kadar pupuk yang terdiri dari 1-5 taraf, yaitu 15 kg, 30 kg,60 kg petrobio. Perlakuan terdiri dari 4 kali pemberian pupuk. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) sederhana.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
41.Hasil Data pengamatan
Tabel tinggi tanaman
Minggu 1
perlakuan
Ukuran
Tanaman(cm)
Rata –rata
1
2
3
4
5
Po
5.5cm
5.5cm
4cm
3.5cm
6cm
4.9
P1
15 kg
5cm
7.5cm
7.5cm
8cm
4.9cm
6.48
P2
30 kg
7.5cm
9cm
7.1cm
7.5cm
9.9cm
8.2
P3
60 kg
7.8cm
6.6cm
6.3cm
6cm
6.5cm
6.64
Minggu 2
Po
14.5cm
16cm
12cm
12.5cm
13.5cm
13,7
P1
15 kg
14.5cm
14.5cm
16.5cm
18.5cm
15cm
15.8
P2
30 kg
14.3cm
12.1cm
14.1cm
15cm
14cm
13.9
P3
60 kg
17cm
16cm
12cm
12cm
16cm
14.6
Minggu 3
Po
31cm
30.5cm
25.1cm
22cm
27cm
27.12
P1
15 kg
32cm
28cm
32cm
26.5cm
21cm
27.9
P2
30kg
19.5cm
21cm
32cm
30cm
29cm
26.3
P3
60 kg
19cm
25cm
25cm
27.5cm
19cm
23.1
Minggu 4
Po
44cm
35.5cm
29cm
30cm
32cm
34.1
P1
15 kg
32cm
39cm
32cm
36.5cm
31cm
34.1
P2
30 kg
23.5cm
26cm
36cm
36cm
35cm
31.3
P3
60 kg
36cm
41cm
39cm
30cm
35cm
36.2
Tabel jumlah daun
Minggu 1
Perlakuan
Ukuran
Tanaman(helai)
Rata –rata
1
2
3
4
5
Po
12
8
4
8
8
8
P1
15kg
8
12
8
6
8
8.4
P2
30kg
14
12
12
8
16
12.4
P3
60kg
10
12
12
12
4
10
Minggu 2
Po
24
15
14
16
14
16.6
P1
15kg
15
13
16
17
14
15
P2
30kg
26
28
28
16
27
25
P3
60kg
16
25
22
20
8
18.2
Minggu 3
Po
34
21
19
20
23
23.4
P1
15kg
21
29
22
16
34
24.4
P2
30kg
31
35
46
26
37
35
P3
60 kg
29
21
20
22
17
21.8
Minggu 4
Po
36
31
30
29
35
32.2
P1
15 kg
38
36
38
32
26
34
P2
30 kg
40
42
51
32
45
42
P3
60 kg
38
32
30
35
34
33.8
Tabel Berat Basa
Perlakuan
Ukuran
Tanaman
Rata –rata
1
2
3
4
5
Po
67g
55g
52g
62g
104g
68g
P1
15kg
84g
53g
30g
32g
32g
46.2g
P2
30kg
38g
41g
98g
66g
45g
57.6g
P3
60kg
37g
33g
53g
35g
34g
38.4g
B.Pembahasan
Dari data-data di atas diperoleh bahwa takaran pupuk petrobio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung,tetapi hanya tergantung pada kualitas tanah dan faktor lingkungan.Hal ini terlihat pada minggu 1 smpe minggu ke 4.
Pada minggu pertama tanaman yang lebih tinggi adalah tanaman yang menggunakan pupuk petrobio dengan takaran 30 kg.dan pada minggu ke dua tanaman yang lebih tinggi adalah tanaman yang menggunakan pupuk dengan takaran 60 kg.Pada minggu ke tiga tanaman yang lebih tinggi adalah tanaman yang tanpa menggunakan pupuk.Sedangkan pada minggu ke empat tanaman yang lebih tinggi adalah tanaman yang menggunakan pupuk dengan takaran 60 kg.
Jumlah daun yang paling banyak dari minggu pertaman sampe minggu keempat adalah pada tanaman yang menggunakan takaran pupuk 30 yaitu sebamyak 35 helai.Sedangkan yang memiliki daun paling sedikit yaitu pada tanaman yang tanpa pupuk.Hal in terlihat pada minggu pertama yang memiliki daun paling banyak pada tanaman yang menggunakan takaran pupuk 30 kg.Pada minggu ke dua tanaman yang memiliki jumlah daun paling banyak yaitu pada tanaman yang menggunakan takaran 30 kg.Pada minggu ke tiga yang memiliki daun paling banyak pada tanaman yang menggunakan takaran pupuk 30 kg.Pada minggu keempat yang memiliki daun paling banyak pada tanaman yang menggunakan takaran pupuk 15 kg.
Tanaman yang memiliki berat basanya paling besar yaitu tanaman yang tanpa menggunakan pupuk.Sedangkan tanaman yang paling sedikit berat basanya yaitu pada tanaman yang menggukan pupuk dengan takaran 60 kg.Oleh sebab itu takaran pupuk tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1.Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa takaran pupuk petrobio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung,tetapi harus ada faktor – faktor lain yang mendukung diantarnya keadaan tanah apakah tanah itu subur atau tidak dan lingkungan yang ada.hal ini dibuktikan bahwa tanaman yang tanpa menggunakan pupuk memiliki berat basa yang paling besar.
5.2 Saran
Para petani seharusnnya memperhatikan kondisi lingkungan dan keadaan tanah.Para petani seharusnya menerapkan menejemen yang baik dalam usaha budidaya tanaman kangkung.Para petani seharusnya mencari trobosan baru untuk meningkatkan kualitas hasil produksinya.
Lampiran
Lampiran
Pengunaan pupuk petrobio 15 kg
Tanaman
Minggu 1
T T
(cm)
JD (Helai)
Berat basa
(kg)
Ket
1
5
8
-
menggunakan pupuk.
2
7.5
12
-
mengunakan pupuk
3
7.5
8
-
mengunakan pupuk.
4
8
6
-
menggunakan pupuk.
5
4.9
8
-
mengunakan pupuk.
6
5.5
12
-
tanpa pupuk
7
5.5
8
-
tanpa pupuk
8
4
4
-
tanpa pupuk
9
3.5
8
-
tanpa pupuk
10
6
8
-
tanpa pupuk
Minggu 2
1
14.5
15
-
Muenggunakan pupuk
2
14.5
13
-
Menggunakan pupuk
3
16.5
16
-
Menggunakan pupuk
4
18.5
17
-
Menggunakan pupuk
5
15
14
-
Menggunakan pupuk
6
14.5
24
-
Tanpa pupuk
7
16
15
-
Tanpa pupuk
8
12
14
-
Tanpa pupuk
9
12.5
16
-
Tanpa pupuk
10
13.5
14
-
Tanpa pupuk
Minggu 3
1
32
21
-
Menggunakan pupuk
2
28
29
-
Menggunakan pupuk
3
32
21
-
Menggunakan pupuk
4
26.5
22
-
Menggunakan pupuk
5
21
16
-
Menggunakan pupuk
6
31
34
-
Tanpa pupuk
7
30.5
21
-
Tanpa pupuk
8
25.1
19
-
Tanpa pupuk
9
22
20
-
Tanpa pupuk
10
27
23
-
Tanpa pupuk
Minggu 4
1
32
38
84
Menggunakan pupuk
2
39
36
53
Menggunakan pupuk
3
32
38
30
Menggunakan pupuk
4
36.5
32
32
Menggunakan pupuk
5
31
26
32
Menggunakan pupuk
6
44
36
67
Tanpa pupuk
7
35.5
31
55
Tanpa pupuk
8
29
30
52
Tanpa pupuk
9
30
29
62
Tanpa pupuk
10
32
35
104
Tanpa pupuk
Pengunaan pupuk petrobio 30 kg
Tanaman
Tinggi tanaman(cm)
Jumlah daun
(Helai)
Berat basah
(kg)
Ket
1
7.5
14
-
menggunakan pupuk.
2
9
12
-
menggunakan pupuk
3
7.1
12
-
menggunakan pupuk.
4
7.5
8
-
mengggunakan pupuk
5
9.9
16
-
menggunakan pupuk.
6
3.5
8
-
tanpa pupuk
7
9.4
4
-
tanpa pupuk
8
6.5
8
-
tanpa pupuk
9
4.8
8
-
tanpa pupuk
10
6.1
4
-
tanpa pupuk
Minggu 2
1
14.3
26
-
menggunakan pupuk.
2
12.1
28
-
menggunakan pupuk
3
14.1
28
-
menggunakan pupuk.
4
15
16
-
mengggunakan pupuk
5
14
27
-
menggunakan pupuk.
6
8
12
-
tanpa pupuk
7
14.2
13
-
tanpa pupuk
8
13
15
-
tanpa pupuk
9
11
16
-
tanpa pupuk
10
11
15
-
tanpa pupuk
Minggu 3
1
19.5
31
-
menggunakan pupuk.
2
21
35
-
menggunakan pupuk
3
32
46
-
menggunakan pupuk.
4
30
26
-
mengggunakan pupuk
5
29
37
-
menggunakan pupuk.
6
20
17
-
tanpa pupuk
7
27
31
-
tanpa pupuk
8
26
15
-
tanpa pupuk
9
-
-
-
tanpa pupuk
10
22
22
-
tanpa pupuk
Minggu 4
1
23.5
40
38
menggunakan pupuk.
2
26
42
41
menggunakan pupuk
3
36
51
98
menggunakan pupuk.
4
36
32
66
mengggunakan pupuk
5
35
45
45
menggunakan pupuk.
6
26
25
14
tanpa pupuk
7
34
40
22
tanpa pupuk
8
32
30
40
tanpa pupuk
9
-
-
-
tanpa pupuk
10
27
32
39
tanpa pupuk
Pengunaan pupuk petrobio 60 kg
Tanaman
Minggu 1
TT (cm)
JD (Helai)
Berat basa
(kg)
Ket
1
7.8
10
-
menggunakan pupuk
2
6.6
12
-
menggunakan pupuk
3
6.3
12
-
menggunakan pupuk
4
6
12
-
menggunakan pupuk
5
6.5
4
-
menggunakan pupuk
6
3.5
8
-
tanpa pupuk
7
6.5
12
-
tanpa pupuk
8
7
8
-
tanpa pupuk
9
7.6
8
-
tanpa pupuk
10
8.9
12
-
tanpa pupuk
Minggu 2
1
17
16
-
menggunakan pupuk
2
16
25
-
menggunakan pupuk
3
12
22
-
menggunakan pupuk
4
12
20
-
menggunakan pupuk
5
16
8
-
menggunakan pupuk
6
7
14
-
tanpa pupuk
7
15
25
-
tanpa pupuk
8
14
16
-
tanpa pupuk
9
15
16
-
tanpa pupuk
10
13
24
-
tanpa pupuk
Minggu 3
1
19
29
-
menggunakan pupuk
2
25
21
-
menggunakan pupuk
3
25
20
-
menggunakan pupuk
4
27.2
22
-
menggunakan pupuk
5
19
17
-
menggunakan pupuk
6
32
12
-
tanpa pupuk
7
21
26
-
tanpa pupuk
8
23
28
-
tanpa pupuk
9
22.5
10
-
tanpa pupuk
10
27
28
-
tanpa pupuk
Minggu 4
1
36
38
37
menggunakan pupuk
2
41
32
33
menggunakan pupuk
3
39
30
53
menggunakan pupuk
4
30
35
35
menggunakan pupuk
5
35
34
34
menggunakan pupuk
6
39
32
30
tanpa pupuk
7
24
31
45
tanpa pupuk
8
44
37
50
tanpa pupuk
9
32
41
27
tanpa pupuk
10
39
39
50
tanpa pupuk
Daftar pustaka
https://www.google.com/#psj=1&q=tanaman+kangkung+darat
http://tipspetani.blogspot.com/2012/12/cara-bercocok-tanam-kangkung-darat.html
https://www.google.com/#psj=1&q=pupuk+petrobio
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik
Kategori
- Masih Kosong
Blogroll
- Masih Kosong