HAMA TANAMAN

24 May 2014 11:59:16 Dibaca : 69378 Kategori : Makalah Perlintan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri, atau jamur). Hewan dapat disebut hama karena mereka menganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman.

Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tumbuhan hingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian. Untuk membasmi hama dan penyakit, sering kali manusia menggunakan obat-obatan anti hama. Pestisida merupakan nama umum untuk obat anti hama. Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut insektisida. Adapun pestisida yang digunakan untuk membasmi jamur disebut fungisida.

Pembasmian hama dan penyakit menggunakan pestisida dan obat harus secara hati-hati dan tepat guna. Penggunaan pestisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat menimbulkan kekebalan pada hama dan penyakit. Oleh karena itu penggunaan obat-obatan anti hama dan penyakit hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak mungkin. Secara alamiah, sesungguhnya hama mempunyai musuh yang dapat mengendalikannya. Namun, karena ulah manusia, sering kali musuh alamiah hama hilang.

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hama

Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati.

2.2 Ciri-Ciri Hama

Ciri-ciri hama antara lain :
§ Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
§ Umumnya berasal dari golongan hewan ( tikus, serangga, ulat, dan lain-lain)
§ Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehinggatanaman menjadi mati atau tetap hidup tetap tidak banyak memberikan hasil
§ Organisme hama biasanya lebih mudah diatasi karena hama tampak oleh mata dan dapat dilihat secara langsung

2.3 Macam-Macam Hama

Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
• Kelompok hewan menyusui (Mamalia), seperti tikus
• Kelompok serangga (Insekta), seperti belalang
• Kelompok burung (Aves), seperti burung pipit

Berikut adalah macam-macam hewan yang berpotensi sebagai hama di Indonesia :

TIKUS (Rattus Norvegicus)

Tikus merupakan hama yang sering kali membuat pusing para petani. Di Purwakarta, Hama tikus adalah urutan pertama penyerang padi. Hal ini disebabkan tikus sulit dikendalikan karena memiliki daya adaptasi, mobilitas, dan kemampuan untuk berkembang biak yang sangat tinggi. Masa reproduksi yang relatif singkat menyebabkan tikus cepat bertambah banyak. Potensi perkembang biakan tikus sangat tergantung dari makanan yang tersedia. Tikus sangat aktif di malam hari.

Tikus menyerang berbagai tumbuhan. Bagian tumbuhan yang diserang tidak hanya biji-bijian tetapi juga batang tumbuhan muda. Yang membuat para tikus kuat memakan biji-bijian sehingga merugikan para petani adalah gigi serinya yang kuat dan tajam, sehingga tikus mudah unuk memakan biji-bijian. Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak-semak. Apabila keadaan sawah itu rusak berarti sawah tersebut di serang tikus.

Gejala serangan :
- Tikus menyerang berbagai tumbuhan
- Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, dan tempat penyimpanan
- Bagian tumbuhan yang diserang tidak hanya biji-bijian, tetapi juga batang tumbuhan muda
- Tikus membuat lubang-lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak-semak

Pengendalian :
- Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya
- Pengendalin Hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular
- Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang sama pula sehingga tidak ada kesempatan bagi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen
- Pengendalian Kimia, yaitu dengan menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukan sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati-hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.

2. WERENG COKLAT (Nilaparvata Lugens)

Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang-lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya ,mati.
Hama wereng dibagi menjadi dua, yaitu:

Hama Wereng Coklat

Nama latin dari hama wereng coklat adalah Nilapervata lungens. Hama ini selalu menghisap cairan dan air dari batang padi muda atau bulir-bulir buah padi yang masih lunak. Hama wereng hidup di habitat yang lembab, gelap dan teduh. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida dan membasmi bibit-bibit wereng dengan membakarnya
2. Hama Wereng Hijau

Hama yang memiliki nama latin Nephotettix apocalis ini merusak kelopak dan urat-urat pada tanaman padi. Hama wereng hijau mempunyai alat penghisap yang kuat pada moncongnya.

Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat insektisida, rotasi tanaman, pembunuhan hama dan perangkap lampu jebak.

3. WALANG SANGIT (Leptocorixa acuta)

Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hemiptera
famili : Alydidae
Genus : Leptocorisa
Spesies : Leptocorisa acuta

Walang sangit merupakan salah satu hama yang juga meresahkan petani. Hewan ini jika diganggu, akan meloncat dan tebang sambil mengeluarkan bau. Serangga ini berwarna kemerah-merahan. Walang sangit menghisap butir-butir padi yang masih cair. Biji yang sudah dihisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat. Kulit biji itu akan berwarna kehitam-hitaman.

Faktor-faktor yang mendukung populasi walang sangit :
- Sawah sangat dekat dengan perhutanan
- Populasi gulma disekitar sawah cukup tinggi
- Penanaman tidak serentak

Pengendalian terhadap hama walang sangit :
- Menanam secara serentak
- Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
- Menangkap walang sangit pada pagi hari menggunakan jala penangkap.
- Penangkapan menggunakan umpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga
- Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan musuh alami walang sangit
- Menyemprot insektisida pada saat gabah masak susu pada umur 70-80 hari setelah tanam

4. TUNGAU

Tungau (kutu kecil) biasanya terdapat di bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut. Hama ini banyak terdapat pada musim kemarau. Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur. Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.

5. ULAT KUPU-KUPU

Kupu-kupu merupakan serangga yang memiliki sayap yang indah dan benareka ragam. Kupu-kupu meletakkan telurnya dibawah daun dan jika menetas menjadi larva. Kita bisa sebut larva kupu -kupu sebagai ulat. Pada fase ini, ulat aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari. Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.

Upaya pemberantasan dapat dilakukan sebagai berikut :
- Membuang telur-telur kupu-kupu yang melekat pada bagian bawah daun
- Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
- Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida

6. ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)

Gejala serangan: Salah satu gejala awal serangan ulat grayak ialah daun – daun cabe yang meranggas dan berlubang-lubang. Ulat grayak mulai memakan daun dari bagian tepi kemudian ke bagian atas maupun bawah daun. Pada tingkat serangan yang parah daun hanya tertinggal epidermisnya saja. Sehingga daun menjadi tidak berfungsi sebagai tempat fotosintesis, akibatnya pertumbuhan tanaman yang diserangnya menjadi terhambat dan menurun. Tanaman yang sering diserang oleh Ulat grayak salah satunya adalah tanaman cabe

7. ULAT BUAH (Dacus ferrugineus Coquillet atau Dacus Dorsalis Hend)

Gejala serangan

Lalat ini menusuk pangkal buah sehingga terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan telur. Buah yang terserang akan menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, dan berlobang. Setelah telur menetas menjadi larva (belatung) dan hidup di dalam buah sampai buah rontok dan membusuk larva akan keluar ke tanah dan seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.

8. HAMA PENGGEREK UMBI KENTANG

Umbi kentang yang terkena hama penggerak umbi kentang menunjukkan gejala – gejala yakni pada kuit umbi nterdapat kumpulan kotoran ulat berwarna coklat tua. Jika umbi dibelah, didalamnya terdapat alur – alur. Warna daun merah tua dan terdapat jalinan benang yang meliputi ulat.

Hama penggerek disebut Phthorimaea operculella, yakni berupa ulat berwarna kelabu dengan panjang tubuhnya 1 cm. Ulat ini akan tumbuh menjadi ngengat berwarna kelabu dengan sayap berumbai – rumbai.

Pengendalian yang harus dilakukan pada hama tersebut adalah dengan bakteri (disterilkan) sebelum digunakan.

9. HAMA PEMAKAN DAUN KUBIS

Hama pemakan daun kubis ini disebut Plutella xylostella, atau biasa disebut hama putih dengan ciri – cirinya: ulat berwarna hijau muda, berbulu hitam, kepala kekuningan dengan bercak – bercak gelap, dan ukuran tubuhnya 9 mm.
Daun kubis yang terserang hama menunjukan gejala – gejala sebagai berikut.
- Hama (ulat) memakan daun kubis tanpa epidermisnya (kulit arinya) sehingga daun “berjendela” dan tampak memutih bahkan jika serangan hamanya berat,
- Daun akan tampak berlubang – lubang dan hanya tinggal tulang daunnya saja.

Cara pengendalian terhadap hama pemakan daun kubis diantaranya sebagai berikut.
- Melakukan pergiliran tanaman selama 3 – 4 bulan. Langkah ini dilakukan dengan cara menanam tanaman yang bukan se-famili dengan kubis – kubisan pada lahan yang akan ditanami kubis. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan siklus hama.
- Secara biologis dengan menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis.
- Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.
- Secara mekanik dengan melakukan penjebakan dengan menggunakan lampu dan cawan berisi air.

10. HAMA THRIPS PADA CABAI / KEMREKI

Hama ini berukuran sangat kecil dan lembut. Ketika muda berwarna kuning dan dewasa kecokelatan dengan kepala hitam. Hama ini berupa serangga Thrips sp. dengan ciri – cirinya tubuh berwarna kunimg hingga cokelat kehitaman dan ukuran tubuhnya 1 mm.

Didaun yang terkena hama thrips terdapat titik-titik putih keperakan bekas tusukan, kemudian berubah menjadi kecokelatan. Daun yang cairannya diisap menjadi keriput dan melengkung ke atas. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. Sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapat satu hamparan.

Cabai yang terkena hama Thrips menunjukkan gejala – gejala, yakni daun cabai yang terserang hama berubah menjadi keriting. Bila serangannya berat, daun mengerut dan lapisannya berkurang, sehingga daun yang baru menyempit. Permukaan bawah daun yang terserang hama berwarna putih keperakan. Buah yang terserang berubah bentuk dan terlihat jaringan seperti kalus berwarna cokelat muda di kulit buah.

Pengendalian hama Thrips dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan melakukan penyemprotan insektisida.

11. HAMA PADA BAWANG PUTIH

Bawang putih yang terkena hama, daunnya berlubang dengan meninggalkan bekas gigitan berwarna putih, atau daun menjadi berselaput tipis dan layu.
Hama pada bawang putih ini berupa ulat Spedoptera exigua berwarna hijau atau cokelat tua dengan garis kekuningan dan ukuran tubuhnya mencapai 25 mm.

Pengendalian hama pada bawang putih ini dilakukan dengan menggenangi lahan sebelum ditanami, pembersihan lahan dari gulma, pengendalian secara biologis dengan menggunakan bakteri Baccillus thuringiensis, dan pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan insektisida.

12. HAMA PENGGEREK BUAH TOMAT

Buah tomat yang terkena hama penggerak menunjuukkan gejala – gejala, seperti bagian ujung atau dekat ujung buah berlubang dan didekat lubang terdapat kotoran hama. Jumlah lubangnya bisa lebih dari satu.Hama pada buah tomat ini berupa ulat Helicoverpa armigera, dengan ciri – ciri: warna tubuh pada ulat dewasa bervariasi dari hijau kekuningan, hijau kecoklatan atau kehitaman.

Tubuh berbulu dan ukuran tubuh mencapai 34,5 mm.
Pengendalian hama penggerek buah tomat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman dengan tanaman terhadap hama tersebut. Pengendalian hama juga dapat dilakukan secara biologis dengan menggunakan musuh alaminya yaitu Microptilis manilae untuk kepompong dan ulat, Diadegma argentiopilosa untuk ulat, atau Trichogramma nana untuk telurnya.

13. HAMA PENGGEREK POLONG BUNCIS

Polong buncis yang terserang hama menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada polong terdapat lubang gerakan berwarna cokelat tua. Daerah seitar lubang menjadi cokelat kehitaman. Jika polong dibuka, akan tampak ulat (hama) dan kotorannya.

Hama pada polong buncis ini berupa ulat Etiella zinckenella. Larva muda berwarna hijau pucat, kemudian berubah menjadi kemerahan, kepala berwarna hitam, dan tubuh berukuran 15 mm.

Pengendalian hama penggerek polong buncis dilakukan dengan membuang tanaman orok – orok disekitar tanaman buncis tersebut atau dengan meakukan penyemprotan insektisida.

14. HAMA PENGGEREK BUAH MANGGA

Buah mangga yang terserang hama menunjukkan gejala –gejala, yaitu buah berlubang – lubang dan sekitarnya terdapat kotoran yang meleleh dari dalam. Lubang tersebut menembus sampai ke biji. Jika buah tersebut dibelah, bagian dalamnya sudah rusak dan busuk.

Hama pada buah mangga ada dua jenis, yaitu:
- Ulat dengan warna tubuh berselang – selang merah dan putih, panjangnya kurang lebih 2 cm, besarnya hampir seukuran pangkal lidi dan merupakan larva dari kupu – kupu Noorda albizonalia.
- Ulat dengan warna tubuh cokelat kehitaman, panjangnya kira – kira 1 cm, beasrnya menyamai lidi yang kecil, dan merupakan larva dari kupu – kupu Philotroctis eutraphera.

Penanggulangan hama penggerek pada buah mangga dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida pada buah mangga yang masih muda atau dengan membungkus buah muda satu persatu sebelum kupu – kupu Noorda albizonalia dan Philotroctis eutraphera sempat bertelur pada buah mangga tersebut.

15. TUPAI (CALLOSCIURUS NOTATUS )

Tanaman yang diserang : buah kelapa buah kakao
Gejala : merusak buah yang hampir masak, sehingga buah menjadi rontok.
Pengendalian : penjagaan di kebun, dan memasang perangkap,

16. BURUNG GEREJA ( PASSER MONTANUS , OATES )
Menyerang : padi dan biji rumput-ruputan lainnya

17. CODOT ( CYNOPTERUS SPHINX , VAHL )
Menyerang : buah dan sari bunga

18. KEPIK HIJAU ( NESARA VIRIDULA .L) / LEMBING HIJAU

Lembing hijau memiliki nama latin Nezara viridula dan berkembang di daerah beriklim tropis. Hama lembing hijau hidup dengan berkoloni. Serangan hama ini tidak sampai menghampakan padi, namun dampaknya membuat kualitas padi menjadi jelek. Hama ini dapat dibasmi dengan menggunakan insektisida sesuai aturan.

Gejala serangan: Serangannya mengisap cairan,tetapi tidak sampai menghampa padi, tetapi menghasilakan padi berkualitas jelek (goresan-goresan membujur pada kulit gabah dan pecah apabila dilakukan penggilinga/penumbukan)

19. KUMBANG CULA / KUMBANG PENJEPIT / KUMBANG CATUT / KUMBANG KAKATUA ( XYLOTRUPES GIDEON . L)

Kumbang ini banyak terdapat di Indonesia, Malaysia, dan Filiphina, dan lain-lain. Kumbang betina mengebor pucuk kelapa seperti kumbang badak. Kumbang ini sering memakan bagian pelepah daun tengah sehingga daunnya patah. Akibatnya adalah bentuk mahkota daun menjadi jelek. Sementara itu kumbang jantan seringkali terdapat pada mayang (bunga) yang baru saja membuka. Selain menyerang kelapa, hama ini juga menyerang flamboyan, jeruk, akasia, dan tanaman lainnya.

Pengendalian terhadap kumbang ini antara lain yaitu
- Membersihkan sampah-sampah disekitar pertanaman
- Penyemprotan insektisida sistemik
- Penaburan insektisida butiran ; dan
- Pelepasan parasit

20. KUMBANG BADAK / WANGWUNG KELAPA (ORYCTES RHINOCEROS, L)
Klasifikasi:
Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo :Coleoptera
Famili :Scarabaeidae
Genus :Oryctes
Spesies :Oryctes rhinoceros L.

Gejala serangan: pucuk batang atau Daun yang belum terbuka dirusak, sehingga pada saat daun membuka, terlihat bekas potongan yang simetris berbentuk segitiga atau seperti huruf V. Akibatnya mahkota daun tampak compang – camping, semrawut dan tidak teratur.

Kumbang badak O. rhinoceros menyebabkan kerusakan dengan cara melubangi tanaman, begitu juga menurut Loring (2007) tanda serangan terlihat pada bekas lubang gerekan pada pangkal batang, selanjutnya mengakibatkan pelepah daun muda putus dan membusuk kering. Sedangkan Prawirosukarto dkk. (2003) mengatakan, dengan dilakukannya pemberian mulsa tandan kelapa sawit menyebabkan masalah. Hama ini sekarang juga dijumpai pada areal tanaman yang menghasilkan. O. rhinoceros ini dapat merusak pertumbuhan tanaman dan dapat mengakibatkan tanaman mati.

21. PENGGEREK BATANG JAGUNG (PYRAUSTA NUBILALIS , HUBNER)
menyerang batang dan biji jagung

22. HAMA GANJUR (PACHYDIPLOSIS ORYZAE)

Hama yang memiliki nama latin Pachydiplosis oryzae berkembang di daerah persawahan di China, India, dan Asia Tenggara. Hama ganjur menyerang tanaman padi yang penanamnya terlambat, sekitar bulan Februari dan April.

Hama ini meletakkan telur-telurnya pada kelopak daun padi. Telur-telur tersebut nantinya akan menjadi larva yang bergerak menuju dan memasuki batang padi. Hama tersebut menyerang padi dengan membuat daun menjadi selongsong dan lama-lama padi akan mati dikarenakan tidak dapat berfotosintesis.

Cara untuk mengatasinya adalah dengan mengatur pengairan jangan sampai padi terendam dan disinari dengan lampu petromak. Untuk pembasmian hama ganjur dapat disemprot menggunakan pestisida dengan dosis tepat secara teratur.

23. HAMA SUNDEP

Hama dengan nama latin Scirpophaga innotata berkembang di daerah pantai dan pedalaman yang memiliki ketinggian 200 meter di atas permukaan laut. Hama ini muncul dari telur-telur yang dibawa oleh kupu-kupu kecil bewarna putih. Kupu-kupu tersebut melakukan invasi ketika musim hujan yang terjadi pada bulan Oktober-November. Telur-telur itu menetas menjadi ulat yang merusak padi.

Hama ini menyerang daun padi muda yang menyebabkan daun menguning dan lama-lama akan mati. Untuk membasmi hama ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut:
- Menghancurkan dan memberantas telur sebelum menetas.
- Disemprot dengan obat pestisida.