Kondisi Pertanian Indonesia saat ini Berdasarkan Pandangan Mahasiswa Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam strukturpembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkanperhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredithingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-programpembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor inipada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampungluapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkanhasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya padapendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhanpembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian diIndonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar danberagam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadapekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini,perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besardari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwapemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektorpertanian keseluruhan.
MERDEKA BELAJAR DI TENGAH PANDEMI
Program "Merdeka Belajar" Jika dihubungkan dengan Program Merdeka Belajar gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ini merupakan pilihan bebas yang dapat diberikan kepada murid agar sesuai dengan minat dan karakter mereka. Sebagian pengajar menerapkan metode pengajaran konservatif. Mereka memberikan instruksi step-bystep sehingga baik siswa maupun mahasiswa bagaikan disuap dengan sendok. Padahal, setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Pandemi covid-19 telah mampu melumpuhkan berbagai sektor. Salah satu yang terdampak adalah sektor pendidikan. Kedatangan corona telah menyebabkan dunia pendidikan diliburkan. Sekolah libur, kampus juga libur. Sebagai gantinya, aktifitas pendidikan dilakukan di rumah. Work From Home (WFH) menjadi solusi terbaik agar aktifitas pendidikan terus berjalan.
TRANSFORMASI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 PADA MAHASISWA UNG
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya pendidikan. Dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya. Pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah. Solusinya, pendidik dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online). Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran. Dengan demikian, pendidik dapat memastikan peserta didik mengi-kuti pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Pendidik pun dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang disampaikan kepada mahasiswa. Tapi, kasus yang banyak terjadi ketika penerapan sistem pembelajaran online terutama pada kampus UNG ini di antaranya, tidak meratanya siswa dan orang tua siswa yang pandai mengoperasikan media online, tidak semua orang tua siswa mampu membeli kouta internet, sinyal internet di rumah siswa tidak terjangkau, sebagian besar orangtua murid yang kondisi ekonominya pas-pasan, juga tidak memiliki ponsel pintar atau smartphone sebagai sarana belajar secara online untuk anak mereka.dan kurang terkontrol disebabkan tidak langsung tatap muka.