Menjadi Mahasiswa Baru Dimasa Pandemi
Pada faktanya, tidak semua harapan yang telah disimpan sejak jauh-jauh hari oleh para mahasiswa baru kini dapat direalisasikan dengan utuh. Beberapa harapan skala kecil terpaksa harus ditarik dan dipendam dalam-dalam untuk sementara waktu. Covid-19 dan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Indonesia saat ini seolah meluluhlantakkan terealisasinya harapan-harapan tersebut.
Sebab, Menyikapi kondisi pandemi Covid-19 saat ini maka pembelajaran di tahun ajaran baru 2021/2022 bersifat dinamis mengacu pada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masing-masing daerah, dan Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
Hal tersebut diutarakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, saat menghadiri gelar wicara di televisi swasta, Selasa (27/7). Menurutnya, satuan pendidikan harus memperhatikan zona wilayahnya dalam menentukan aktivitas pembelajaran. Untuk Level 1 dan 2 dapat memulai pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas, dengan mengutamakan kehati-hatian, keselamatan, dan kesehatan warga sekolah. Sementara untuk daerah yang berada di Level 3 dan 4, masih harus menggelar pembelajaran secara jarak jauh (PJJ).Terutama aktivitas di perguruan tinggi.
Hal ini disusul dengan pernyataan resmi yang dipaparkan Nadiem, “Karena keselamatan adalah yang nomor satu, saat ini semua perguruan tinggi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara online untuk sementara waktu sampai kebijakan akan berubah. Tapi untuk saat ini belum berubah, jadi masih melakukan (aktivitas pembelajaran) secara daring,”
Jadi mau tidak mau, mahasiswa baru tahun akademik 2021/2022 ini harus melalui kegiatan masa orientasi atau pengenalan kehidupan kampus seperti PKKMB, OSPEK, atau PBAK hingga kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media daring seperti Zoom, YouTube, Google Meet, Microsoft Teams, atau media lain yang relevan. Ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah bagi mahasiswa baru untuk mengikuti kegiatan masa orientasi dan pembelajaran secara daring atau online.
Tak hanya, keadaan tersebut membuat tak sedikit mahasiswa baru yang mengeluh. Mereka kecewa karena tidak merasakan sensasi menginjakkan kaki di lantai kampus dan menatap wajah-wajah baru secara langsung untuk pertama kalinya pada awal semester satu.
Tak hanya itu, perkuliahan daring juga menuntut mahasiswa baik itu mahasiswa baru maupun mahasiswa senior untuk memiliki media penunjang pembelajaran yang lengkap dan sinyal yang kuat. Sebab, dua hal inilah yang dapat mengoptimalkan aktivitas pembelajaran daring. Akan tetapi, tidak semua mahasiswa berada dalam situasi dan kondisi yang sama serta memungkinkan untuk mengikuti pembelajaran dengan maksimal.
Dalam sebuah perguruan tinggi umumnya terdaftar ratusan hingga ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah yang berbeda kota, provinsi, bahkan berbeda pulau dengan jangkauan kualitas jaringan yang berbeda-beda pula. Ada banyak sekali mahasiswa yang berasal dari daerah pelosok yang umumnya belum mendapatkan jangkauan sinyal yang memadai. Kondisi ini memaksa mereka untuk mencari daerah dengan deteksi sinyal yang kuat supaya tetap dapat mengikuti aktivitas pembelajaran.
Ada lagi, banyak mahasiswa baru yang tak jarang menemui kesulitan dalam menggali dan mengenali karakter dosen yang mengajar di kelas virtualnya, hal ini pun berdampak pada komunikasi yang mereka jalin bersama. Umumnya adalah terjadi kasus salah tangkap informasi atau miskomunikasi antara mahasiswa dengan dosen yang bersangkutan hingga membuat keduanya menaruh pandangan yang negatif terhadap satu sama lain. Ini bisa berdampak pada sistem penilaian yang diberikan dosen kepada mahasiswa terkait, sehingga dapat mempengaruhi kelulusan mata kuliah yang diajarkan.
UNG dikatakan Kampus Peradaban
Universitas Negeri Gorontalo disingkat UNG, adalah perguruan tinggi negeri di Gorontalo, Indonesia, yang berdiri pada 1 September 1963. Mulanya Universitas ini diberi nama Junior College, dan menjadi bagian dari FKIP UNSULUTENG. Tahun 1964 statusnya berubah menjadi Cabang FKIP IKIP Yogyakarta Cabang Manado, tahun 1965 bergabung dengan IKIP Manado Cabang Gorontalo.
Tahun 1982 lembaga ini menjadi salah satu Fakultas dari Universitas Sam Ratulangi Manado dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsrat Manado di Gorontalo. Lembaga ini resmi berdiri sendiri berdasarkan Keppres RI Nomor 9 Tahun 1993 tanggal 16 Januari 1993, dengan nama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Gorontalo.
Tahun 2001 berdasarkan Keppres RI Nomor 19 Tahun 2001 tanggal 5 Februari 2001 status lembaga ini ditingkatkan menjadi IKIP Negeri Gorontalo dengan 5 Fakultas dan 25 Program Studi. Dan akhirnya, pada tanggal 23 Juni 2004 PresidenMegawati meresmikan menjadi Universitas Negeri Gorontalo dengan Keputusan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2004, tanggal 23 Juni 2004.
Universitas Negeri Gorontalo membuka pintu selebar-lebarnya bagi segala upaya pengembangan martabat manusia melalui riset-riset. Paradigma piramida terbalik yang didorong oleh Rektor Prof. Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd sangat mengutamakan program-program yang bisa lebih mendorong jurusan/prodi untuk bisa lebih mandiri, kreatif dan inovatif.
Mengapa UNG dikatakan sebagai Kampus Peradaban? Peradaban atau tamadun memiliki arti yaitu perkembangan. Dapat kita lihat pada paragraf di atas bahwasanya dalam waktu singkat Universitas Negeri Gorontalo dari tahun ke tahun berkembang, ini menandakan bahwa UNG memiliki peradaban atau perkembangan siklus yang begitu cepat sehingga dikatakan sebagai Kampus peradaban. Dapat dilihat juga dari pengertian Peradaban itu sendiri yaitu, kumpulan identitas-identitas manusia. Di UNG sendiri bukan hanya orang gorontalo saja yang berkuliah disana, ada banyak dari luar daerah gorontalo yang berkuliah di UNG, ini juga yang membuat UNG dikatakan sebagai kampus Peradaban.
Kemarin juga Universitas Negeri Gorontalo merayakan Dies Natalies yang Ke-57, dalam artian kampus Universitas Negeri Gorontalo 57 tahun sudah melahirkan generasi-generasi yang, berdaya saing, siap, unggul, kreatif, inovatif, beradab, berpikir kritis dan mampu berkembang sesuai zaman.
Sepintas Tentang Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan
Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan. Ketika kamu mendengar nama jurusan itu, kira-kira jurusan tersebut belajar tentang apa ya? Tentang makanan? Betul, tetapi bukan itu saja! Jurusan ini mempelajari segala aspek mengenai makanan, mulai dari proses produksi hingga siap dikonsumsi. Adapun poin utama yang akan kita pelajari sebagai mahasiswa jurusan Teknologi Pangan.
1. Proses produksi makanan
Dari pertama kali makanan diolah, mahasiswa jurusan ini akan memastikan apakah makanan aman untuk dikonsumsi dan sudah memenuhi kebutuhan gizi konsumen. Lalu, mereka juga akan mempelajari proses pengawetan, pengemasan, distribusi, dan penyimpanan makanan.
2. Efek sosial makanan yang dikonsumsi
Makanan yang dikonsumsi akan memengaruhi beberapa aspek dalam kehidupan manusia, seperti ekonomi, psikologi, dan kebudayaan. Nah, pengaruh tersebut akan dikaji oleh mahasiswa jurusan Teknologi Pangan, Di jurusan teknologi pangan, kamu akan belajar tentang proses produksi hingga siap disajikan.
Melihat hal-hal yang dipelajari di jurusan ini, kalian akan sering bertemu dengan mata kuliah yang berkaitan dengan Kimia, Biologi, Matematika, dan Fisika pada semester-semester awal. Sebab, mata kuliah tersebut akan membuat kamu memahami pengaruh komponen kimiawi dan biologis dalam makanan bagi tubuh manusia. Pada semester berikutnya, kamu akan memperoleh mata kuliah dengan ilmu yang lebih spesifik, seperti Bioteknologi (mempelajari soal bagaimana menggunakan proses biologi untuk menghasilkan produk yang bisa dikonsumsi) dan Manajemen Industri (mempelajari soal pengemasan dan distribusi).
Nah, lulusan jurusan Teknologi Pangan sedang sangat dibutuhkan lho, Masyarakat kini semakin sadar dan peduli akan kesehatan mereka dan makanan yang mereka konsumsi. Jadi, jurusan ini bisa jadi peluang kerja yang baik buat kamu. Setelah lulus, kamu bisa melamar kerja di bagian quality assurance (memastikan mutu bahan baku, alat, dan hasil pangan yang diproduksi) dan product development (melahirkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada). Kamu bisa pula bekerja di pemerintahan (Kementerian Pertanian, BPOM, LIPI, dan lain-lain) atau menjadi konsultan gizi bagi industri produk makanan.