Mengatasi Bahaya Tomcat

27 March 2013 17:24:33 Dibaca : 1021

MENGATASI BAHAYA TOMCAT

tomcat

Tomcat adalah serangga yang cukup beracun. Serangga ini hidup di daerah yang lembab. Selama ada pepohonan, tambak dan semak-semak, tomcat bisa hidup di sana. Racun yang terdapat pada serangga ini bisa menimbulkan efek yang cukup menyakitkan di kulit meskipun tidak mematikan. Simak baik-baik ciri-ciri penyakit tomcat beserta cara mengatasinya berikut ini:

Ciri-ciri kulit yang terkena gigitan Tomcat:

1. Timbul warna kemerah-merahan pada kulit

2. Kulit akan terasa gatal

3. Terjadi iritasi atau peradangan pada kulit

4. Kulit akan tampak melepuh akibat adanya iritasi

5. Apabila parah, maka akan timbul nanah pada kulit Untuk mengatasinya,

kita juga telah menyiapkan caranya:

1. Hindari kontak langsung dengan hewan ini. Kontak langsung dengan hewan ini sama saja dengan menempelkan kulit pada racun. Biasanya kulit akan terasa panas disusul dengan munculnya bintik-bintik gatal, berair dan juga bekas hitam di kulit. Bila kamu ingin menyingkirkannya, gunakan kertas atau meniupnya, jangan langsung memegangnya dengan tangan.

2. Bilas dengan air mengalir dan sabun jike bersentuhan Segera letakkan kulit yang kontak dengan tomcat di bawah kran air dan cuci bersih menggunakan sabun. Jika terasa seperti luka bakar, segera kompres kulit dengan antiseptik dingin dan pastikan serangga tomcat sudah tidak ada lagi.

3. Pasang kasa nyamuk dan juga tutup jendela dan pintu Untuk mencegah masuknya kumbang ini, pastikan tidak ada celah baginya. Apalagi jika daerah kamu memiliki riwayat wabah tomcat.

4. Jangan menggosok kulit atau mata jika bersentuhan dengan tomcat Racun yang ada pada kulitnya bisa menginfeksi daerah lain yang kamu sentuh. Cuci bersih tangan kamu sebelum menyentuh bagian tubuh yang lain.

5. Pastikan kebersihan lingkungan rumah Buang tanaman yang tidak terawat dan pastikan kebersihan taman kamu sehingga hewan ini tidak akan bersarang di sana. Inilah cara-cara yang ampuh untuk menanggulangi penyakit tomcat. Mencegah lebih baik dari pada mengobati oleh karena itu pastikan rumah kamu bersih dan nyaman sehingga kamu terganggu dari gangguan tomcat. Meskipun serangga ini berguna bagi petani, kita juga harus tetap waspada.

 

sumber :

http://www.jeligamat.info/2012/03/22/obat/bahaya-tomcat/

Peristiwa Kesurupan dalam Pandangan Islam

27 March 2013 17:21:27 Dibaca : 3516

Fenomena kesurupan masih mengundang perdebatan hingga saat ini. Kalangan yang menolak, (lagi-lagi) masih menggunakan alasan klasik yakni “tidak bisa diterima akal”. Semoga, kajian berikut bisa membuka kesadaran kita bahwa syariat Islam sejatinya dibangun di atas dalil, bukan penilaian pribadi atau logika orang per orang.

Muqaddimah
Peristiwa masuknya jin ke dalam tubuh manusia masih menjadi teka-teki bagi sebagian orang. Peristiwa yang lebih dikenal dengan istilah kesurupan atau kerasukan jin (baca: setan) ini acap kali menjadi polemik di tengah masyarakat kita yang heterogen. Sehingga sekian persepsi bahkan kontroversi sikap pun meruak dan bermunculan ke permukaan. Ada yang membenarkan dan ada pula yang mengingkari. Bahkan ada pula yang menganggapnya sebagai perkara dusta dan termasuk dari kesyirikan.
Para pembaca yang mulia, sebagai muslim sejati yang berupaya meniti jejak Rasulullah n dan para shahabatnya, tentunya prinsip ‘berpegang teguh dan merujuk kepada Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah n dalam berbeda pendapat’ haruslah selalu dikedepankan. Sebagaimana bimbingan Allah I dalam kalam-Nya nan suci:

“Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.” (Ali ‘Imran: 103)
Al-Imam Al-Qurthubi berkata: “Allah I mewajibkan kepada kita agar berpegang teguh dengan Kitab-Nya (Al-Qur'an) dan Sunnah Nabi-Nya, serta merujuk kepada keduanya ketika terjadi perselisihan. Ia (juga) memerintahkan kepada kita agar bersatu di atas Al-Qur'an dan As-Sunnah secara keyakinan dan amalan…” (Tafsir Al-Qurthubi, 4/105)
Demikianlah timbangan adil yang dijunjung tinggi oleh Islam. Berangkat dari sini, maka kami bermaksud menyajikan –di tengah-tengah anda– beberapa sajian ilmiah berupa keterangan atau fatwa dari Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz t dan Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin t seputar permasalahan kesurupan atau kerasukan jin ini. Dengan harapan, ini bisa menjadi pelita dalam gelapnya permasalahan dan pem-buka bagi cakrawala berpikir kita semua. Amiin ya Rabbal ‘Alamin…

Penjelasan Asy-Syaikh Abdul Aziz
bin Abdullah bin Baz t
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz t berkata:
“Segala puji hanyalah milik Allah I semata. Shalawat dan salam semoga tercurahkan keharibaan Rasulullah n, keluarganya, para shahabatnya, dan orang-orang yang haus akan petunjuknya. Amma ba’du:
Pada bulan Sya’ban tahun 1407 H, sejumlah surat kabar lokal dan nasional telah memuat berita –ada yang ringkas dan ada yang detail– tentang masuk Islamnya sejumlah jin di hadapanku di kota Riyadh, yang sedang merasuki tubuh salah seorang wanita muslimah. Sebelumnya, jin tersebut telah mengumumkan keislamannya di hadapan saudara Abdullah bin Musyarraf Al-‘Amri, seorang penduduk kota Riyadh. Setelah dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada wanita yang kerasukan itu dan berdialog dengan jin itu serta mengingatkan bahwa perbuatannya itu merupakan dosa besar dan kedzaliman yang diharamkan, saudara Abdullah pun menyuruhnya agar keluar dari tubuh si wanita. Jin itu pun patuh, kemudian menyatakan keislamannya di hadapan saudara Abdullah ini.
Abdullah dan para wali wanita itu ingin membawa si wanita kepadaku, agar aku turut menyaksikan keislaman jin tersebut. Mereka pun datang kepadaku.
Aku menanyai jin tersebut tentang sebab-sebab dia masuk ke dalam tubuh si wanita. Dia pun menceritakan kepadaku beberapa faktor penyebabnya. Dia berbicara melalui mulut si wanita itu, akan tetapi suaranya adalah suara seorang laki-laki dan bukan suara wanita yang ketika itu sedang duduk di kursi bersama-sama dengan saudara laki-lakinya, saudara perempuan-nya, dan Abdullah bin Musyarraf yang tidak jauh dari tempat dudukku.
Sebagian masyayikh (para ulama ) pun menyaksikan kejadian ini dan mendengarkan secara langsung ucapan jin tersebut yang telah menyatakan keislamannya. Dia menjelaskan bahwa asalnya dari India dan beragama Budha. Aku pun menasehatinya dan berwasiat kepadanya agar bertakwa kepada Allah I, dan memintanya keluar dari tubuh si wanita serta tidak menzalimi-nya. Dia pun menyambut ajakanku itu seraya mengatakan: “Aku merasa puas dengan agama Islam.”
Aku wasiatkan pula kepadanya agar mengajak kaumnya untuk masuk Islam setelah Allah I memberinya hidayah. Dia menjanjikan hal itu, lalu ia pun keluar dari tubuh si wanita. Ucapan terakhir yang dia katakan ketika itu: “Assalamu’alaikum”. Setelah itu, barulah si wanita mulai berbicara dengan suara aslinya dan benar-benar merasakan kesembuhan serta kebugaran pada tubuhnya.
Selang sebulan atau lebih, si wanita ini datang kembali kepadaku bersama dua saudara laki-laki, paman, dan saudarinya. Dia mengabarkan bahwa keadaannya sehat wal afiat dan syukur alhamdulillah jin itu tidak mendatanginya lagi. Aku bertanya kepada wanita tersebut tentang kondisinya saat kemasukan jin. Dia menjawab bahwa saat itu merasa selalu dihantui oleh pikiran-pikiran kotor yang bertentangan dengan syariat. Pikirannya selalu condong kepada agama Budha serta antusias untuk mempelajari buku-buku agama tersebut. Kini, setelah Allah I menyelamatkannya dari gangguan jin tersebut, sirnalah berbagai pikiran yang menyimpang itu.
Kemudian sampailah berita kepadaku bahwa Asy-Syaikh ‘Ali Ath-Thanthawi mengingkari peristiwa ini seraya menyatakan bahwa ini adalah penipuan dan kedustaan. Bisa jadi itu rekayasa rekaman yang dibawa oleh si wanita dan bukan dari ucapan jin sama sekali. (Seketika itu juga –pen.), kuminta kaset rekaman tentang dialogku dengan jin tersebut. Setelah kudengarkan secara seksama, aku pun yakin bahwa suara itu adalah suara jin. Sungguh aku sangat heran dengan pernyataan yang dilontarkan Asy-Syaikh ‘Ali Ath-Thanthawi, bahwa itu adalah rekayasa rekaman belaka. Karena aku berulang kali mengajukan pertanyaan kepada jin tersebut dan dia pun selalu menjawabnya. Bagaimana mungkin akal sehat bisa membenarkan adanya sebuah tape/alat rekam yang bisa ditanya dan bisa menjawab?! Sungguh ini merupakan kesalahan fatal dan statement yang sulit untuk diterima.
Asy-Syaikh ‘Ali Ath-Thanthawi juga menyatakan bahwa masuk Islamnya se-orang jin oleh seorang manusia bertentangan dengan firman Allah I tentang Nabi Sulaiman u:

“Dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku.” (Shad: 35)
Tidak diragukan lagi, pernyataan di atas merupakan kesalahan dan pemahaman yang keliru, semoga Allah I memberinya hidayah.
Masuk Islamnya seorang jin oleh manusia tidaklah menyelisihi doa Nabi Sulaiman (di atas). Karena sungguh telah banyak jin yang masuk Islam (dalam jumlah besar) melalui Nabi Muhammad n. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah I dalam surat Al-Ahqaf dan Al-Jin. Demikian pula telah disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim dari hadits Abu Hurairah z dari Nabi e, beliau bersabda:

“Sesungguhnya setan telah menam-pakkan diri di hadapanku untuk memutus shalatku. Namun Allah I memberikan kekuatan kepadaku untuk menghadapinya (baca: mengalahkannya), sehingga aku dapat mendorongnya dengan kuat. Sungguh, sebenarnya aku ingin mengikatnya di sebuah tiang hingga kalian dapat menontonnya di pagi harinya. Tapi aku teringat akan ucapan saudaraku Nabi Sulaiman u: ‘Ya Rabbi, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku’. Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina.” Demikianlah lafadz yang diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari. Adapun lafadz Al-Imam Muslim adalah sebagai berikut:

“Sesungguhnya ‘Ifrit dari kalangan jin telah menampakkan diri di hadapanku tadi malam untuk memutus shalatku. Namun Allah I memberikan kekuatan kepadaku untuk menghadapinya (baca: mengalah-kannya), sehingga aku dapat mendorongnya dengan kuat. Sungguh, sebenarnya aku ingin mengikatnya di salah satu tiang masjid hingga kalian semua dapat menontonnya di pagi harinya. Tapi aku teringat akan ucapan saudaraku Nabi Sulaiman u: ‘Ya Rabbi, anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku’. Maka Allah mengusirnya dalam keadaan hina.”
Para pembaca yang budiman, peris-tiwa masuknya jin ke dalam tubuh manusia hingga membuatnya kesurupan, telah ada keterangannya di dalam Kitabullah (Al-Qur'an), Sunnah Rasulullah n, dan ijma’ (kesepakatan) umat ini. Maka tidak bisa dibenarkan bagi orang yang tergolong intelek (berpendidikan) untuk mengingkarinya tanpa berlandaskan ilmu dan petunjuk ilahi. Bahkan karena semata-mata taqlid kepada sebagian ahli bid’ah yang berseberangan dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Wallahul musta’an walaa haula walaa quwwata illa billah. Akan aku sajikan untuk anda –wahai pembaca– beberapa perkataan ahlul ilmi tentang masalah ini, insya Allah.
Berikut ini pernyataan para mufassir (ahli tafsir) berkenaan dengan firman Allah I:

“Orang-orang yang makan riba itu tidaklah berdiri (bangkit dari kuburnya) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275)
q Al-Imam Abu Ja’far Ibnu Jarir Ath-Thabari berkata: “Yang dimaksud dengan ayat tersebut adalah orang yang kesurupan di dunia, yang mana setan merasukinya hingga menjadi gila (rusak akalnya).”
q Al-Imam Al-Baghawi berkata tentang makna al-massu: “Yaitu gila/hilang akal. Seseorang disebut (gila/hilang akal) jika dia menjadi gila atau rusak akalnya.”
qAl-Imam Ibnu Katsir berkata: “Orang-orang pemakan riba itu tidaklah dibangkitkan dari kubur mereka di hari kiamat melainkan seperti bangkitnya orang yang kesurupan saat setan merasukinya, yaitu berdiri dalam keadaan sempoyongan. Shahabat Abdullah bin ‘Abbas c berkata: ‘Seorang pemakan riba akan dibangkitkan (dari kuburnya) di hari kiamat dalam keadaan gila (rusak akalnya).’ (Diriwayatkan oleh Al-Imam Ibnu Abi Hatim). Seperti itu pula yang diriwayatkannya dari Auf bin Malik, Sa’id bin Jubair, As-Suddi, Rabi’ bin Anas, Qatadah, dan Muqatil bin Hayyan (tentang ayat tersebut).”
q Al-Imam Al-Qurthubi berkata: “Di dalam ayat ini terdapat argumen tentang rusaknya pendapat orang yang mengingkari adanya kesurupan jin. Juga argumen tentang rusaknya anggapan bahwa itu hanyalah proses alamiah yang terjadi pada tubuh manusia, serta rusaknya anggapan bahwa setan tidak dapat merasuki tubuh manusia.”
Perkataan para ahli tafsir yang semak-na dengan ini cukup banyak. Barangsiapa yang mencari, insya Allah akan mendapat-kannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t dalam kitabnya Idhah Ad-Dilalah Fi ‘Umumir Risalah Lits-tsaqalain yang terdapat dalam Majmu’ Fatawa (19/9-65), –setelah berbicara beberapa hal– berkata: “Oleh karena itu, sekelompok orang dari kalangan Mu’tazilah semacam Al-Jubba’i, Abu Bakr Ar-Razi, dan yang semisalnya, mengingkari peristiwa masuknya jin ke dalam tubuh orang yang kesurupan, namun tidak mengingkari adanya jin. Hal itu (menurut mereka) karena dalil dari Rasulullah n tentang peristiwa masuknya jin ke dalam tubuh orang yang kesurupan tidak sejelas dalil yang menunjukkan tentang adanya jin, walaupun sesungguhnya (pendapat) mereka itu keliru. Karena itu, Al-Imam Abul Hasan Al-Asy’ari menyebutkan dalam Maqalat Ahlis Sunnah Wal Jama’ah bahwasanya mereka (yakni Ahlus Sunnah) menyatakan: “Sesungguhnya jin itu dapat masuk ke dalam tubuh orang yang kesurupan, sebagaimana firman Allah I:

“Orang-orang yang makan riba itu tidaklah berdiri (bangkit dari kuburnya) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275)
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal t berkata: “Aku pernah berkata pada ayahku: ‘Sesungguhnya ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa jin itu tidak dapat masuk ke dalam tubuh manusia.’ Maka ayahku berkata: ‘Wahai anakku, mereka itu berdusta. Bahkan jin dapat berbicara melalui mulut orang yang kesurupan.’ Permasalahan ini telah dijelaskan secara panjang lebar pada tempatnya.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t dalam Majmu’ Fatawa ( 24/276-277 ) juga mengatakan: “Keberadaan jin merupakan perkara yang benar menurut Kitabullah dan Sunnah Rasulullah n serta kesepakatan salaful ummah (para pendahulu umat ini) dan para ulamanya. Demikian pula masuknya jin ke dalam tubuh manusia, juga merupakan perkara yang benar sesuai dengan kesepakatan para imam Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Allah I berfirman:

“Orang-orang yang makan riba itu tidaklah dapat berdiri (bangkit dari kuburnya) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275)
Di dalam kitab Ash-Shahih dari Nabi e, beliau bersabda:

“Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no. 7171 dan Muslim, Kitab As-Salam no. 2175)
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal t berkata: “Aku pernah berkata pada ayahku: ‘Sesungguhnya ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa jin itu tidak dapat masuk ke dalam tubuh manusia.’ Maka ayahku berkata: ‘Wahai anakku, mereka itu berdusta. Bahkan jin dapat berbicara melalui mulut orang yang kesurupan.’
Apa yang Al-Imam Ahmad katakan ini adalah perkara yang masyhur. Sangat mungkin seseorang yang mengalami kesurupan berbicara dengan sesuatu yang tidak dipahaminya. Ketika tubuhnya dipukul dengan keras pun ia tidak merasakannya. Padahal bila pukulan itu ditimpakan kepada unta jantan, niscaya akan kesakitan. Seba-gaimana ia tidak menyadari pula apa yang diucapkannya. Seorang yang kesurupan, terkadang dapat menarik tubuh orang lain yang sehat. Dia juga dapat menarik alas duduk yang didudukinya, serta dapat memindahkan berbagai macam benda dari satu tempat ke tempat yang lain, dsb. Siapa saja yang menyaksikannya, niscaya meya-kini bahwa yang berbicara melalui mulut orang yang kesurupan itu dan yang menggerakkan benda-benda tadi bukanlah diri orang yang kesurupan tersebut. Tidak ada para imam yang mengingkari masuknya jin ke dalam tubuh orang yang kesurupan. Barangsiapa mengklaim bahwa syariat ini telah mendustakan peristiwa tersebut berarti dia telah berdusta atas nama syariat. Dan sesungguhnya tidak ada dalil-dalil syar’i yang menafikannya.”-sekian nukilan dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah-
Al-Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad Fi Hadyi Khairil ‘Ibad (4/66-69) berkata: “Kesurupan ada dua macam:
1. Kesurupan yang disebabkan oleh gangguan roh jahat yang ada di muka bumi ini.
2. Kesurupan yang disebabkan oleh gangguan fisik yang amat buruk.
Jenis kedua inilah yang dibahas oleh para dokter, berikut faktor penyebab dan cara pengobatannya.
Adapun kesurupan yang disebabkan oleh gangguan roh jahat (di antaranya jin/setan, -pen), para pemuka dan ahli kedokteran juga mengakui eksistensinya. Menurut mereka, pengobatannya harus dengan roh-roh yang mulia lagi baik agar dapat melawan roh-roh yang jahat lagi jelek itu. Sehingga dapat mengatasi pengaruh-pengaruh buruknya, bahkan dapat memba-talkan tindak kejahatannya.
Keyakinan semacam ini telah dinyatakan oleh Buqrath (Hipocrates) dalam beberapa bukunya, berikut beberapa jenis pengobatan untuk kesurupan. Buqrath mengatakan: ‘Pengobatan ini hanya ber-fungsi untuk kesurupan yang disebabkan oleh gangguan fisik dan masuknya zat-zat tertentu ke dalam tubuh. Sedangkan kesurupan yang disebabkan oleh gangguan roh-roh jahat (termasuk jin/setan), maka pengobatan di atas tidaklah bermanfaat.’
Adapun sebagian dokter yang bodoh dan rendah –terlebih yang mengagungkan paham zandaqah (zindiq/kafir, tidak percaya pada Allah I)– mengingkari kesurupan. Mereka juga tidak mengakui adanya efek buruk roh-roh tersebut terhadap tubuh orang yang kesurupan. Mereka sesungguhnya telah dikuasai oleh kebodohan. Sebab menurut ilmu kedokteran sendiri, jenis kesurupan semacam ini benar-benar ada dan tidak ada alasan untuk mengingkarinya. Terlebih bila keberadaannya dapat dibuktikan pula oleh panca indra dan realita.
Berkenaan dengan klaim para dokter tersebut bahwa kesurupan itu diakibatkan oleh gangguan fisik, memang bisa dibenarkan. Namun hal ini berlaku pada sebagian jenis kesurupan saja dan tidak secara keseluruhan.” –Hingga perkataan beliau–: “Kemudian datanglah para dokter dari kalangan zanadiqah yang tidak mengakui adanya kesurupan kecuali yang diakibatkan oleh gangguan fisik saja. Orang yang berakal dan mengetahui (hal ihwal) roh berikut gangguannya, akan tertawa melihat kebodohan dan lemahnya akal mereka (para dokter) itu.
Untuk mengobati kesurupan jenis ini, perlu memperhatikan dua hal:
1. Berkaitan dengan diri orang yang kesurupan itu sendiri.
2. Berkaitan dengan orang yang mengobatinya.
Adapun yang berkaitan dengan diri orang yang kesurupan itu sendiri, maka dengan kekuatan jiwanya dan kemantapan-nya dalam menghadap Pencipta roh-roh tersebut (yakni Allah I) serta kesungguhan-nya dalam meminta perlindungan kepada Allah I, yang berpadu antara hati dan lisannya. Karena kondisinya ibarat pertem-puran, yang mana seseorang tidak akan mampu menundukkan musuhnya dengan senjata yang dimilikinya kecuali bila terpenuhi dua hal: senjatanya benar-benar tajam, dan ayunan tangannya benar-benar kuat. Di saat kurang salah satunya, maka senjata itu pun kurang berfungsi. Lalu bagaimana jika tidak didapati kedua hal tersebut?! Di mana hatinya kosong dari tauhid, tawakkal, takwa, dan kemantapan dalam menghadap Allah I. Tentu lebih dari itu, yakni dia tidak memiliki senjata.”
Sedangkan yang berkaitan dengan orang yang mengobati, dia pun harus memiliki dua hal yang telah disebutkan di atas. Sampai;bekam-sampai (ketika kedua hal tersebut telah terpenuhi, -pent.) di antara orang yang mengobati itu ada yang cukup mengatakan (kepada jin/setan tersebut): ‘Keluarlah darinya!’ atau ‘Bismillah’ atau ‘Laahaula wala quwwata illa billah.’ Nabi n pun pernah mengatakan: ‘Keluarlah wahai musuh Allah I! Aku adalah Rasulullah n.’
Aku (Ibnul Qayyim, -pent.) pernah menyaksikan Syaikh kami (yakni Ibnu Taimiyyah, -pent.) mengutus seseorang kepada orang yang sedang kesurupan, untuk menyampaikan kepada roh (jin) yang ada pada diri orang yang kesurupan itu: “Syaikh menyuruhmu untuk keluar (dari tubuh orang ini), karena perbuatan itu tidak halal bagimu!” Seketika itu sadarlah orang yang kesurupan tersebut. Dan terkadang beliau menanganinya sendiri. Ada kalanya roh itu jahat, sehingga untuk mengusirnya pun harus dengan pukulan. Ketika orang yang kesurupan itu tersadar, dia tidak merasakan rasa sakit akibat pukulan tersebut.
Sungguh kami dan yang lainnya sering kali menyaksikan beliau t melakukan pengobatan semacam itu.” –Hingga perkataan beliau–: “Secara garis besar, kesurupan jenis ini berikut pengobatannya tidaklah diingkari kecuali oleh orang yang minim ilmu, akal, dan pengetahuannya.
Kebanyakan masuknya roh-roh jahat ini ke dalam tubuh seseorang disebabkan minimnya agama dan kosongnya hati serta lisan dari hakekat dzikir, permintaan perlin-dungan kepada Allah I, serta pemben-tengan keimanan yang diajarkan oleh Rasulullah n. Sehingga ketika ia tidak lagi memiliki senjata dan kosong sama sekali dari pembentengan diri, masuklah roh-roh jahat itu kepadanya.” -sekian nukilan dari Ibnul Qayyim-
Dari beberapa dalil syar’i yang telah kami sebutkan dan juga ijma’ ahlul ilmi dari kalangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah tentang kemungkinan masuknya jin ke dalam tubuh manusia (kesurupan), maka menjadi jelaslah bagi para pembaca akan batilnya pernyataan orang-orang yang mengingkari permasalahan ini. Menjadi jelas pula kekeliruan Asy-Syaikh ‘Ali Ath-Thanthawi dalam pengingkarannya tersebut. Dia berjanji untuk rujuk kepada kebenaran kapan pun tampak baginya. Maka dari itu, hendaknya dia kembali kepada kebenaran setelah membaca keterangan kami. Semoga Allah I mengaruniakan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua.” (Dikutip dan diterjemahkan dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah fil Masa'il Al-‘Ashriyyah min Fatawa ‘Ulama Al-Balad Al-Haram, hal. 1586-1595)

Penjelasan Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin t
Suatu hari Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin t ditanya: “Adakah dalil yang menunjukkan bahwa jin dapat masuk ke dalam tubuh manusia?”
Beliau menjawab: “Ya. Ada dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang menunjuk-kan bahwa jin dapat masuk ke dalam tubuh manusia.
Dari Al-Qur'anul Karim, adalah firman Allah I:

“Orang-orang yang makan riba itu tidaklah dapat berdiri (bangkit dari kuburnya) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (Al-Baqarah: 275)
Al-Imam Ibnu Katsir t berkata: “Orang-orang pemakan riba itu tidaklah dibangkitkan dari kubur mereka di hari kiamat melainkan seperti bangkitnya orang yang kesurupan saat setan merasukinya.”
Sedangkan dalil dari As-Sunnah adalah sabda Nabi n:

“Sesungguhnya setan itu dapat berjalan pada tubuh anak cucu Adam melalui aliran darah.” (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Ahkam no.7171 dan Muslim, Kitab As-Salam no. 2175)
Abul Hasan Al-Asy’ari t dalam Maqalat Ahlis Sunnah Wal Jama’ah berkata: “Bahwasanya mereka –yakni Ahlus Sunnah– menyatakan: ‘Sesungguhnya jin dapat masuk ke dalam tubuh orang yang kesurupan’.” Beliau berdalil dengan ayat (275 dari surat Al-Baqarah) di atas.
Abdullah bin Al-Imam Ahmad t berkata: “Aku pernah berkata pada ayahku: ‘Sesungguhnya ada sekelompok orang yang mengatakan bahwa jin itu tidak dapat masuk ke dalam tubuh manusia.’ Maka ayahku berkata: ‘Wahai anakku, mereka itu berdusta. Bahkan jin dapat berbicara melalui mulut orang yang kesurupan.’
Ada beberapa hadits dari Rasulullah e yang diriwayatkan Al-Imam Ahmad dan Al-Baihaqi: “Bahwasanya seorang bocah gila didatangkan di hadapan Nabi n, lalu beliau n berkata (kepada jin yang merasukinya, -pent) :Keluarlah wahai musuh Allah! Aku adalah Rasulullah.’ Maka sembuhlah bocah tersebut.” (Al-Musnad, no. 17098, 1713)
Dari sini engkau dapat mengetahui bahwa permasalahan masuknya jin ke dalam tubuh manusia ada dalilnya dari Al-Qur'anul Karim dan juga dua dalil dari As-Sunnah.
Inilah sesungguhnya pendapat Ahlus Sunnah Wal Jamaah dan para imam dari kalangan as-salafush shalih. Realita pun membuktikannya. Walaupun demikian kami tidak mengingkari adanya penyebab lain bagi penyakit gila seperti lemahnya syaraf atau rusaknya jaringan otak, dll.” (Dikutip dan diterjemahkan dari kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah fil Masa'il Al-‘Ashriyyah Min Fatawa ‘Ulama Al-Balad Al-Haram, hal. 1563-1564)

Penutup
Pembaca yang budiman, demikianlah sajian ilmu dari dua ulama besar Ahlus Sunnah Wal Jamaah jaman ini seputar permasalahan kesurupan atau kerasukan jin (baca: setan), yang berpijak di atas dalil dari Al-Qur'an, As-Sunnah, dan ijma’ para ulama terpercaya umat Islam. Adapun kesimpulannya, sebagai berikut:
1. Keberadaan jin merupakan perkara yang benar menurut Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah n serta kesepakatan salaful ummah dan para ulamanya.
2. Masuknya jin ke dalam tubuh manusia (kesurupan/ kerasukan setan), benar pula adanya menurut Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah n,,,, , kesepakatan salaful ummah dan para ulamanya serta realita pun membuktikannya.
3. Para pemuka dan ahli kedokteran pun mengakui adanya peristiwa kesurupan jin, sebagaimana keterangan Al-Imam Ibnul Qayyim di atas. Sehingga, barangsiapa mengklaim bahwasanya syariat ini telah mendustakan adanya kesurupan jin berarti dia telah berdusta atas nama syariat itu sendiri.
4. Masuk Islamnya jin melalui seorang manusia, diperbolehkan dalam syariat Islam. Hal ini sama sekali tidak bertentangan dengan doa Nabi Sulaiman u:

“Dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki seorang pun sesudahku.”
Wallahu a’lam.

 

sumber :

http://asysyariah.com/kesurupan-dalam-timbangan-islam.html

 

BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)

27 March 2013 17:15:35 Dibaca : 1349

Bobot bayi saat lahir terlalu ringan? Tak perlu kuatir jika Anda tahu cara merawat dan mengasuh bayi dengan berat badan lahir rendah.

Kapan bayi dikatakan memiliki berat lahir rendah? Jika berat bayi kurang dari 2500 gram, karena normalnya berat bayi baru lahir minimal 2500 gram. Dalam kondisi seperti ini, bayi perlu mendapat perhatian lebih.

Pentingnya perhatian ekstra. Dari penampilannya, bayi yang lahir dengan berat badan rendah umumnya terlihat sangat kecil. Selain itu, kulit bayi baru lahir seringkali keriput, dan diselimuti bulu-bulu halus. Beberapa alasan yang mengharuskan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) mendapatkan perhatian dan perawatan ekstra adalah:

Kondisi bayi dengan berat lahir rendah lemah, dan mudah kedinginan (karena lapisan lemak di bawah kulitnya sangat tipis).Bayi dengan berat lahir rendah biasanya cepat lelah, dan sering tersedak ketika mengisap ASI. Akibatnya, bayi jadi malas minum. Padahal, tubuhnya membutuhkan banyak ASI agar beratnya segera normal.Bayi dengan berat lahir rendah rentan terhadap infeksi kuman penyakit. Bayi dengan berat lahir rendah mudah mengalami gangguan pernapasan. Itu sebabnya, kadang-kadang bayi dengan berat lahir rendah membutuhkan alat bantu pernapasan.

Perlakuan khusus. Selama di rumah sakit, bayi akan diletakkan di inkubator agar suhu tubuhnya tetap hangat. Nah, setibanya di rumah Anda bisa melakukan beberapa tindakan berikut.

Jaga agar tubuh bayi tetap hangat. Dengan demikian diharapkan beratnya segera normal, dan lebih kuat menghadapi kondisi di luar rahim. Caranya:Letakkan botol berisi air hangat di dekat bayi, sementara bayi dibungkus dengan kain bersih yang lembut dan kepalanya ditutup topi agar tetap hangat.Periksa popoknya secara rutin, dan segera ganti jika basah, agar tidak kedinginan. Pemeriksaan popok harus sering dilakukan, karena bayi dengan berat lahir rendah jarang menangis sekalipun popoknya basah, sementara pakaian luarnya mungkin masih tampak kering.Rawat dengan metode kangaroo care (ayah atau bunda memeluk bayi setiap saat dengan kulit bayi terkena kulit ayah atau bundanya, lalu tubuh keduanya diselimuti dengan pakaian tebal dan lembut). Cara ini dilakukan agar panas tubuh ayah atau bunda mengalir ke tubuh bayi. Penelitian membuktikan, cara ini efektif bukan saja untuk meningkatkan berat badan bayi, tetapi juga membantu tumbuh kembang bayi. Mengapa? Selain menghangatkan tubuh bayi, kegiatan ini memberikan sentuhan kasih sayang yang sangat membantu memulihkan kondisi bayi.

Berikan ASI segera setelah bayi lahir. ASI diberikan sedikit-sedikit, tapi sesering mungkin, sesuai dengan kemampuan bayi. Jika bayi belum bisa mengisap, ASI dapat diperah dan diberikan sedikit sedikit dengan pipet atau sendok kecil.Bersihkan bekas luka tali pusat bayi dengan teliti dan teratur, agar tetap steril.Jauhkan bayi dari orang sakit, karena bayi mudah tertular penyakit. Kalaupun bundanya pilek, pakailah kain penutup hidung ketika menyusui, agar kesehatan bayi tetap terjaga.

 

 

 

sumber :

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/berat.badan.lahir.bayi.rendah/001/001/270/1

SAHABAT untuk NOAH

12 February 2013 14:27:30 Dibaca : 633

Mungkin sudah banyak yang mengenal band bernama Noah. Tak sulit sebenarnya untuk band ini menaikkan namanya di belantika musik Indonesia, sebab band yang mempunyai personil Ariel, Uki, Lukman, Reza , dan seorang personil lagi yang bergabung ditahun 2008 David ini sebelumnya sudah sangat dikenal banyak orang dengan nama Peterpan. Namun band ini kini mengusung musik yang berbeda dari pada waktu mereka masih dengan nama Peterpan. Single Separuh aku ciptaan sang personil baru David lah yang mengawali awal karir band yang sudah lama ditunggu oleh para penggemarnya yang menamakan diri Sahabat Peterpan. Seperti halnya Noah yang telah berganti Nama, para penggemar pun kini menamakan dirinya Sahabat Noah. Band yang sempat vakum karena ada sebuah kasus yang membelit sang vokalis ini tak pernah sepi job sejak mengeluarkan single perdananya. Sudah ada beberapa gebrakan yang dilakukan oleh band asal Bandung ini. Diantaranya konser di 2 benua 5 Negara yaitu Australia, Hongkong, Malaysia, Singapore dan Indonesia dalam sehari. Hal itu membuat band kenamaan negeri ini mampu memecahkan rekor. Selain itu, konser di 25 kota diIndonesia juga langsung dilakoni band ini pada akhir tahun 2012. Band yang meresmikan nama barunya pada tanggal 2 Agustus 2012 ini kini sering menampilkan konser trilogi dibeberapa kota besar diIndonesia yang salah satunya diadakan di kota Malang pada hari Minggu 11 Februari kemarin. Band ini mengawali karirnya sebagai Noah melalui album yang bernama Seperti Seharusnya dengan lagu yang terdiri dari Raja Negeriku, Jika Engkau, Separuh Aku, Hidup Untukmu Mati Tanpamu, Ini Cinta, Terbangun Sendiri, Sendiri Lagi, Demi Kita, Tak Lagi Sama, dan Puisi Adinda. Yang paling menarik dari membicarakan band ini adalah kesetiaan mereka satu sama lain. Kita sudah sering melihat ada beberapa band yang mengganti para vokalisnya karena terlibat kasus seperti yang terjadi pada Sammy mantan personil Kerispatih dan Andika mantan personil Kangen Band. Namun itu tidak terjadi dengan band yang sangat dicintai oleh para penggemarnya ini. Dengan penuh doa dan dukungan baik managemen, personil maupun fans dengan setia menunggu kebebasan sang Vokalis Ariel. Tak ada yang bisa menampik kharisma sang vokalis satu ini. Ini terbukti meski ia terlibat kasus asusila dia tak kehilangan penggemar. Ayah 1 anak ini hanyalah manusia biasa yang sangat mungkin untuk melakukan kesalahan, itulah yang ada dibenak para penggemar. Meski tak sedikit yang mencaci dan mencibir bahkan mengecam dirinya tak membuat pria tampan ini kekurangan kreativitas. Terbukti dengan sebuah Single yang berjudul Dara yang dirilisnya sewaktu ia masih menjadi tahanan. Kelima personil NOAH kini sedang sibuk-sibuknya melakoni konser-konser mereka baik on air maupun off air. Dan yang pasti untuk para Sahabat terus saksikan konser-konsernya yah.

Kalian luar biasa,, lanjuuuut..

Siapa Namamu??

08 February 2013 09:45:04 Dibaca : 1336

Hari itu aku sedang berdiri didepan sekolahku, menunggu kawan yang hendak menjemputku untuk pergi menjenguk adiknya dirumah sakit. Matahari begitu semangat bersinar, sampai-sampai aku merasa sangat gerah. Di depan sekolahku disaat jam pulang sekolah, sangat ramai dengan siswa-siswa yang hendak kembali kerumah dan juga tak ketinggalan para pedagang kaki lima. Saat- saat ramai seperti itulah para pedagang menawarkan dagangannya. Dan dikeramaian itu, aku tak sengaja memalingkan pandanganku pada seorang anak laki-laki yang mungkin usianya tak jauh berbeda denganku. Ia mengenakan pakaian yang serba hitam dengan celana sobek dibagian lutut dan mengenakan topi berwarna merah. Ia menengok kesekelilingnya seperti hendak mencari sesuatu.

Dan tak berapa lama kemudian dia berteriak ditengah kerumunan “Ada yang melihat seorang wanita tua yang biasa menjual jamu didepan sekolah ini ??” tapi tak ada satupun yang menjawab pertanyaannya. Sekedar menghiraukannya pun tak ada. Ia pun segera pergi ketempat lain, yah mungkin untuk mencari wanita tua tersebut.

Akhirnya dari kejauhan, terlihat mobil kawanku. Mobil itu menghampiriku dan aku segera naik dan pergi bersama kawanku kerumah sakit. Sesampainya dirumah sakit, kami langsung menuju ruangan Syifa, adik dari kawanku Dinda yang berada dilantai 3 rumah sakit “Tirtayasa”. Syifa langsung tersenyum melihat kedatangan kami.

“akh,, ke betulan nih, ada kak Dinda. Aku mau makan nih,, tapi aku maunya makan disuapin.” Begitulah gaya Syifa ketika hendak makan. Kalau bukan ibunya, kakaknya yang disuruh untuk nyuapin menyuapinya.

Dinda pun memandang kearahku dan menjawab

“ bagaimana kalau kak Kiran yang nyuapin ??”

“boleh sih,, kalau kak Kiran nggak keberatan. Hehehehe” jawab Syifa kmbali.

Aku pun segera mengiyakan permintaan kawan dan adiknya yang sudah ku anggap seperti adikku sendiri itu.

“Iya,, sini kaka Kiran suapin. Tapi kamu janji,, makanannya harus kamu makan sampai habis.”

Setelah menyuapinya dan berbincang-bincang sebentar dengan Syifa, kami pamit pulang dan meminta suster pribadinya untuk menjaga Syifa sementara waktu sampai orangtuanya kembali dari kantor. Kami pun turun ke lantai dasar. Ketika masih ditangga dinda berkata

“Ki,, aku lupa bilang sama susternya Syifa untuk nelpon mama untuk ngabarin perkembangan kesehatan Syifa. Aku balik keatas sebentar yah,, kalo kamu capek naik lagi tunggu aja aku dibawah.”

Aku menganggukkuan kepalaku dan turun kebawah saat Dinda mulai kembali kekamar Syifa.

Di depan pintu masuk rumah sakit, aku melihat seseorang yang sepertinya sudah pernah kulihat sebelumnya. Seorang anak laki-laki yang memopong seorang wanita tua. Aku pun langsung teringat lagi bahwa anak itu yang mencari keberadaan seorang wanita tua yang biasa berjualan didepan sekolahku. Dengan sedikit panik ia cepat- cepat membawa wanita tua itu kedalam. Dan saat ku memperhatikan anak itu dan wanita tua yang sepertinya adalah neneknya, Dinda menepuk punggungku dan alhasil aku sangat terkejut.

“Eh copot.. Dinda,, apa-apaan sih ?? kamu bikin aku kaget aja.”

“Ikh,, kamu lagi liatin syapa sih?? Kok serius banget??” Dinda sedikit menggodaku. “Ikh,, ngaak lagi ngeliatin syapa-syapa kok.. aku Cuma kasian aja liat wanita tua itu sepertinya lagi sakit. Itu loh,, wanita tua yang biasa jualan jamu didepan sekolahku.” Aku menjawab ledekannya.

Dinda tak diam saja, “Ya iyalah,, ini kan rumah sakit.. yang dibawa kesini udah pasti orang-orang yang sakit lah. Ngeliatin wanita tua itu atau cucunya??”

Aku langsung bergegas masuk kemobil tanpa membalas ucapan Dinda.

Entah apa yang ada dibenakku,, tiba-tiba aku merasa penasaran dengan anak laki-laki itu. Beberapa minggu sebelumnya saat sopir menjemputku,, ia sempat membeli jamu dari wanita tua itu dan mereka sedikit terlibat pembicaraan. Aku juga kurang mengerti dengan apa yang mereka bicarakan,, sebab mereka menggunakan bahasa Sunda. Tapi,, sopirku sempat mengatakan

“ Kasihan nenek itu Dek.”

“ Kenapa pak??”

“ Sudah tua tapi masih harus berjualan jamu.”

“Kenapa nggak anak atau cucunya aja yang gantiin nenek tua itu jualan?”

“ Nenek itu hidup sebatang kara dek. Boro-boro anak atau cucu,, suami aja dia nggak punya. Dia nggak punya anak,, dan suaminya sudah meninggal 2 tahun setelah mereka menikah.”

“Ikh,, bapak tau aja.. lagi PDKT yah sama si nenek.” Candaanku ketika mendengar ucapan sopirku.

Hal itu sedikit membingungkan aku.. sempat timbul dibenakku beberapa pertanyaan :

“Siapa laki-laki itu??,, apa hubungannya dengan nenek itu??,, mungkinkah dia cucunya??.

Hhmmmmppppp.... aku mulai merasa ada yang aneh dengan diriku sendiri. Aku pun mencoba melupakan semuanya.

Seperti biasa,, saat pulang sekolah aku suka mampir ke toko buku di dekat rumahku. Hendak melihat kalau-kalau ada novel baru yang menarik untuk kubaca. Setelah mencari cukup lama,, tiba- tiba seorang anak laki-laki muncul dihadapanku sambil menyodorkan sebuah Novel berjudul “Siapakah Namamu?”. Akupun memandanginya dari bawah sampai atas. Dan dengan sedikit terkejut,, ternyata dia adalah anak laki-laki yang sebelumnya kulihat didepan sekolah dan dirumah sakit. Dengan suara seikit berbisik,, dia berkata

“ Baca novel ini deh.. seru ceritanya.” Dia pun langsung berbalik dan pergi begitu saja. “Dasar aneh,, datang tak dijemput pulangpun tak mau diantar” kataku dalam hati.

Aku pun tertarik untuk membaca novel itu. Akhirnya kuputuskan untuk membelinya dan membacanya setelah sampai dirumah. Saat ku buka halaman depan dari Novel itu,, ku sedikit heran. Dibawah dari judul novel “Siapakah Namamu?”, tertulis dengan tinta yang mungkin ditulis dengan pulpen kata Namaku Zian. Dengan sedikit bingung aku mencoba tak menghiraukan tulisan itu. Tapi di bagian belakang Novel itu,, kembali tertulis Aku Zian,, Izinkan aku untuk lebih mengenalmu. Jika kau berkenan,, ku tunggu kau di taman dekat sekolahmu se usai jam pulang sekolah. Aku mulai tambah bingung. Aku tak tau kata- kata itu ditujukan untuk siapa dan mengapa sampai bisa ada di bagian depan dan belakang dari novel itu. Aku kembali untuk mencoba menghiraukannya.

Keesokan harinya,, aku di ajak Dinda ke taman dekat sekolah. Aku menolaknya dengan alasan aku harus harus belajar untuk persiapan Lomba Pidato Bahasa Inggris yang tinggal beberapa minggu lagi akan kuikuti. Dinda pun tak kehabisan akal untuk membujukku.

“Ayolah Ki,, selama hampir 3 tahun kamu bersekolah disini kamu juga belum pernah ke taman itu kan? Temani aku yah...”

“Tapi Din,, aku harus latihan berpidato.”

“Latihannya kan bisa di taman itu,, sekalian aku mau ketemuan ama Iqbal”

“ Ya ampun Din,, kenapa harus ketemuan di taman coba. Dirumah kamu atau di sekolah aku kan bisa.”

“ Ya ampun sahabat ku,, kamu kan tau aku belum diperbolehkan pacaran sama orang tuaku. Masa aku minta Iqbal datang kerumah. Terus kalo janjiannya di sekolah kamu,, nanti di liat sama Pak Kasim guru Matematikamu itu,, bisa-bisa aku dilaporin ke papaku lagi. Mereka kan sahabatan dari SMP. Jadi,, tempat yang paling mungkin untuk kita ketemuan yah ditaman. Dekat sama sekolah kalian. Terus,, kalaupun sampe diliat sama pak Kasim bilang aja aku lagi nemenin kamu latihan Berpidato di luar ruangan. Udah gitu rumahnya Iqbal didepan taman.”

“ Iya deh bawel.” Dengan sedikit memaksakan diri,, ku ikuti kemauan sahabatku itu.

Tanpa kusadari, kedatanganku ke taman juga berarti aku berkenan untuk bertemu dengan orang yang menuliskan namanya di Novel yang kubaca kemarin. Sesampainya di taman, ternyata laki-laki yang sudah 3 kali kulihat itu duduk dibawah pohon tepat disamping tempat Iqbal menunggu kedatangan kami. Aku pun mencoba mengacuhkannya. Namun setelah beberapa menit aku mulai merasa bahwa Dinda maupun Iqbal perlu waktu untuk saling berbincang-bincang. Mengingat mereka sangat sulit untuk bertemu. Awalnya ku memutuskan untuk menunggu Dinda di tempat makan Batagor yang terletak dibelakang tempat kami duduk. Namun ketika aku baru berjalan beberapa langkah, laki-laki yang sebelumnya duduk tepat disamping kami itu menghampiriku. Dia pun menanyakan

“Mau kemana??”

Dengan sedikit ragu untuk menengok, aku hanya pergi berlalu tanpa mau menjawab pertanyaannya itu. Dia pun mengikutiku. Dan kami pun terlibat percakapan.

“ Kamu udah baca Novel yang kemarin yah?? Gimana ceritanya?? Terus udah baca tulisan yang ada didepan sama dibelakang novel itu nggak??”

Dengan menghentikan langkahku, aku pun menjawab

“sudah sih. Ceritanya bagus juga. Kamu yah yang nulis nama dibagian depan sama belakang novel itu ?”

“ Iya.. makasih ya udah mau datang kesini.”

Mendegar ucapannya itu, aku pun langsung menepisnya.

“ Aku datang kesini tuh Cuma mau nemenin temanku untuk nemuin pacarnya. aku sebenarnya harus latihan untuk pidato bahasa inggris, tapi aku nggak bisa nolak permintaan dari sahabatku itu.”

“ Oh, hebat dong. Kamu ikut lomba pidato bahasa inggris. Berarti kamu pintar berbahasa inggris. Hmmp,, jadi aku mau memperkenalkan diri secara langsung. Namaku Zian. Kalo kamu?”

“ehhh,, kalo aku.. emmm aku,,......”

“ Ya?? Nama kamu siapa?”

“ aku..... ekh maksudku namaku Kiran.”

“ Oh,, Kiran ya? Kamu anak yang tinggal di ujung jalan depan toko buku itu kan?”

“ Iya. Kok kamu tau ?”

“ Hmmpp,, aku pernah lewat depan rumah kamu dan aku liat kamu lagi duduk di depan rumah sambil ngobrol-ngobrol sama seorang ibu-ibu yang ciri-cirinya berambut panjang, kulitnya sawo matang terus pake kacamata. Itu mama kamu ya?”

“ oh,, gitu yah. Iya, itu mama ku.”

“ Maaf nih sebelumnya,, nama mama kamu siapa ?”

“ Emangnya kenapa sama mama aku? kamu kenal yah ?”

“ Nggak ada apa-apa sih. Cuma pengen tau aja.”

“ Mamaku namanya Dita,, lengkapnya sih Andita Rahma.”

“ ekh,, Kiran..”

“ Iya,, kenapa?”

“ Ekh,, nggak jadi deh.”

“ Aneh deh kamu. Ekh,, aku pernah liat kamu didepan sekolahku sambil nyari-nyari nenek yang biasa jual jamu didepan sekolahku. Terus juga kamu bawa nenek itu kerumah sakit. Itu nenek kamu yah?”

“ Oh mbah Lelo. Beliau bukan nenekku. Cuma aku khawatir aja kalo terjadi sesuatu sama mbah lelo beberapa hari yang lalu. Soalnya pagi sebelum aku nyariin si mbah aku liat si mbah sedikit pucat. Jalannya juga nggak sekuat sebelumnya.”

“ Bukan nenek kamu tapi segitu perhatiannya?”

“ Beliau itu suka kasih aku jamu secara gratis sejak aku ke sini tau,, nah karena itu aku jadi anak yang kebal terhadap berbagai macam penyakit. Hehehehehe ”

“ Bisa aja. Terus gimana keadaan si mbah?”

“ udah membaik sih,, tadi pagi udah aku jemput dari rumah sakit.”

Saking asiknya ngobrol, aku sampai nggak tau kalo Dinda sama Iqbal udah selesai ketemuan. Dinda pun menghampiri kami yang berdiri di dekat jalan.

“ ehhmmm... maaf nih ya udah ganggu. Udah sore banget nih Ki, pulang yuk.”

“ Oh,, udah selesai yah kalian ketemunya. Udah puas ngobrol-ngobrolnya ? jangan sampe nih ya,, malam-malam Dinda nelpon aku Cuma untuk bilang kalo dia nyesel nggak puas-puasin ngobrol sama kamu Iqbal.”

“Ikh,, apaan sih Ki. Aku balik duluan ya Iqbal. Yuk Ki.”

“ Bal,, Zian kita balik pulang duluan.”

Iqbal dan Zian pun menjawab “Iya,, hati-hati yah.”

Dalam perjalanan pulang pun, Dinda kembali menggodaku dengan beberapa pertanyaan.

“Katanya bukan siapa-siapa,, tapi kok sampe janjian ketemuan. Udah gitu sok-sok nggak mau aku ajak ketaman lagi awalnya.”

Dengan sedikit tersenyum aku menjawab

“ Ikh,, emang aku nggak kenal kok awalnya. Tadi aja baru kenalan.”

Dinda pun hanya tersenyum sambil menggelitikku.

Malamnya, setelah aku latihan pidato dalam bahasa inggris, aku melanjutkan membaca novel yang Zian tawarkan padaku yang belum selesai ku baca. Setelah membaca novel tersebut sampai selesai, aku langsung teringat soal Zian. Terutama tentang keingintahuannya tentang mamaku. Dia mengaku nggak kenal tapi nanyain soal nama mamaku. Hal itu menambah rasa penasaran aku terhadap Zian. Namun, setelah aku pikir-pikir, ternyata Zian walaupun dengan penampilannya yang agak ekstrim itu juga punya rasa simpati sama orang lain. Tapi masih banyak yang belum aku tau tentang dia. Mulai dari sekolahnya dimana, rumahnya dimana, bahkan sampai dia tau aku dari mana juga masih jadi tanda tanya untukku.

Setelah pertemuan kami itu, Zian tak pernah terlihat lagi. Si mbah Lelo juga udah nggak berjualan jamu didepan sekolahku sejak masuk rumah sakit. Sedikit aneh, orang yang ingin tau banyak hal tentang aku, bahkan tentang mamaku tak terlihat lagi. Aku sedikit berharap dapat bertemu lagi dengannya.

Setelah pengumuman kelulusan sekolah, aku diajak mama makan siang disebuah restoran yang biasa kami kunjungi. Sekedar untuk sedikit merayakan kelulusanku. Aku dan mama juga mengajak Dinda, karena kedua orang tua Dinda sedang berada di Luar Negeri untuk membawa Syifa berobat. Dinda juga sudah 2 minggu terakhir menginap dirumahku, Karena dia takut sendirian dirumahnya. Setelah makan, aku dan Dinda tanpa sengaja berpapasan dengan Zian. Awalnya Zian tersenyum melihatku dan Dinda. Namun ketika Zian hendak menghampiriku, tiba-tiba pandangannya tertuju kepada seseorang yang ada dibelakangku. Aku pun sempat menengok kebelakang. Dan ternyata yang berada dibelakangku adalah mama. Aku kembali menengok kearaah Zian. Ekspresi Zian berubah dan terlihat seperti sangat terkejut. Ekspresi itu jugalah yang kulihat ketika ku mengatakan nama mamaku saat kami bertemu ditaman. Zian pun segera berbalik arah dan berlari menjauh dariku. Aku dan Dinda pun terkejut. Aku sempat hendak mengejar Zian. Namun mama menghentikan langkahku. Mama berkata.

“ De’ ,, Dinda,,kalian mau kemana ?”

“ Tunggu sebentar ma, aku mau nemuin teman.”

“ teman kamu siapa?”

“ Yang tadi tuh ma,, yang mau nyamperin aku. tapi pas liat mama dia malah pergi.”

“ siapa?”

“ Namanya Zian ma.”

Mendengar nama itu kusebut mama langsung terlihat pucat dan mendadak mengajak kami pulang. Dalam perjalanan pulang, mama pun sempat menanyakan tentang idetitas diri Zian kepada aku dan Dinda. Kami pun tak dapat berkata banyak ke mama sebab aku hanya sebatas tau tentang namanya. Tapi aku juga mengatakan kepada mama kalo waktu aku ngobrol sama Zian, dia pernah tanya soal mama. Mama pun makin terlihat cemas bahkan kepalanya menadak pusing. Aku makin nggak mengerti sama apa yang telah terjadi. Zian mendadak pergi begitu aja ketika melihat mama dan mama mendadak pucat ketika mendengar nama Zian kusebut. Dinda juga ikut bingung dengan semuanya. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepada mama mengapa ia mendadak pusing dan terlihat cemas. Mama pun menjawabku :

“ De’,, mama boleh minta tolong sama kalian berdua ?”

“ Minta tolong apa Ma ?” aku dan Dinda kompak menjawab.

“ Mama ingin bertemu dengan teman kalian yang bernama Zian. Kalian tolong cari keberadaan Zian dan bawa dia untuk bertemu mama.”

Dengan masih penuh tanya, aku dan Dinda mengiyakan.

Aku dan Dinda berhari-hari mencari keberadaan Zian. Sampai akhirnya kami bertemu Zian di depan kantor Mama saat kami hendak mengajak mama makan siang. Kami pun mengajak Zian untuk masuk dan menemui mama. Zian juga mengatakan kedatangannya juga untuk bertemu dengan mama. Aku menahan rasa ingin tau ku tentang apa yang sebenarnya terjadi atau apa yang sedang mama dan Zian sembunyikan dariku. Sampai akhirnya kami masuk keruangan mama.

“ Kamu yang bernama Zian?” tanya mama sambil mendekati Zian.

“ Iya, saya Zian.”

Mama mendekat dan memeluk Zian.

“ Alhamdulillah nak,, kamu baik-baik saja. Mama sudah sangat merindukanmu.”

“ Apa? Mama rindu sama aku? Apa aku nggak salah dengar? Lalu kemana mama selama ini?”

“maafkan mama nak, mama sudah berupaya untuk dapat bertemu bahkan tinggal bersama kamu.”

Aku pun memotong pembicaraan mereka yang sangat membingungkanku itu.

“ Apa maksudnya ini semua ma?”

“ De’ ,, Zian ini adalah kakak kandung kamu.”

“ Kakak ? aku dari kecil Cuma punya mama doang. Kakak dari mana?”

“ Zian ini tinggal sama papa kamu. Saat kamu berusia 4 bulan, mama dan papa bercerai. Papa membawa Zian pergi. Saat itu Zian baru berusia kurang dari 2 tahun. Dan sejak saat itu bertahun-tahun mama sempat mencarinya dan tak pernah bertemu dengan kakakmu dan papa lagi.”

“ Terus papa dimana ?”

Zian pun menerangkan kepadaku.

“ Papa sudah meninggal sejak 6 tahun yang lalu. Papa memberi tau kakak kalo kakak masih punya mama dan seorang adik. Papa memberi tau alamat rumah kamu dan mama. Barulah setelah lulus sekolah kakak berusaha mencari keberadaan kalian.”

Aku pun langsung memeluk Zian yang ternyata adalah kakakku. Kini aku mengerti kenapa Zian begitu tertarik dengan identitas mama. Dan mengapa mama terlihat kaget ketika melihat Zian. Dinda pun kembali menggodaku.

“ Kamu juga punya kakak kan ternyata. Jadi nggak kesepian lagi dirumah kalo mama lagi diluar kota.”

“ Iya,, kalau begitu kakak kuliahnya bareng aku sama Dinda ya. Kakak harus tinggal bareng aku dan mama juga disini.”

“Iya de’ kakak pasti akan nemenin kamu sama mama disini. hanya kalian yang kakak punya. Dan kalianlah yang selama ini kakak rindukan.”

Sejak hari itu, aku mulai meraskan hal yang berbeda. Punya saudara yang bisa menjadi tempat berbagi suka dan duka. Mama juga lebih tenang ninggalin aku dirumah saat bekerja keluar kota karena ada kakak yang siap menjagaku. Tapi ada hal yang juga membuatku sedih. Kini aku sudah benar-benar tak punya papa. Dulu meskipun terasa tak mungkin, aku selalu bermimpi bisa melihat papa walau hanya sekali saja. Namun kenyataannya papa telah meninggal dan aku tak akan pernah bertemu dengannya. Selain itu, ada cerita lain dari Dinda. Saat aku merasakan indahnya punya saudara, Dinda yang kini kehilangan saudara. Syifa divonis hidupnya tak akan bisa bertahan lama karena ia menderita penyakit Leukimia yang sudah stadium akhir. Meski Syifa tak pernah menampakkan kesakitannya, namun kondisinya kian menurun. Beberapa hari sebelum ia menghembuskan nafas terakhir, Syifa mulai kehilangan kesadaran. Dan dihari ia meninggalkan kami semua, aku, kakak dan Dinda masih dalam perjalanan menuju Singapura untuk menjenguknya. Itulah yang disesali Dinda. Dia tidak bisa mendampingi adik satu-satunya dan yang sangat dia cintai itu. Keadaan itu membuat Dinda sangat terpukul. Dan sejak saat itu Dinda mulai berubah. Dia yang awalnya adalah orang yang sangat ceria, kini menjadi pribadi yang sangat pendian. Bahkan dia menjadi sangat tertutup. Iqbal dan aku pun selalu berusaha mengembalikan keceriaannya. Dan aku mencoba mengerti posisinya saat ini. Karena pastinya tak mudah untuk menerima keanyataan ketika kita terpisah dari orang yang sangat kita cintai. Namun,, kini semuanya kembali normal. Dinda sudah kembali ceria.

THE END...................

Nantikan kisah lainnya.. :D

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong