POSYANDU
PELAYANAN KESEHATAN
POS PELAYANAN TERPADU ( POSYANDU )
Posyandu merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan masyarakat dan merupakan bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang di kelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi. Berkembangnya program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana (Posyandu) ini merupakan peningkatan dari tanggung jawab Puskesmas pada tahun 1984. (Soekidjo, 2007).
Selama ini kebanyakan masyarakat awam memahami bahwa kegiatan di Posyandu cuma kegiatan penimbangan balita saja, ternyata banyak kegiatan pelayanan yang bisa di dapatkan lewat Posandu. Pelayanan yang diberikan di Posyandu bersifat terpadu. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di Posyandu tersebut masyarakat dapat memperoleh pelayanan lengkap pada waktu dan tempat yang sama. (Depkes RI, 1990)
Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara koordinatif dan intergratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di Posyandu sesuai dengan situasi/ kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat.
Ada pertanyaan besar yang harus kita kaji bersama, bagaimana pelayanan Posyandu terhadap masyarakat sehingga bisa menciptakan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, utamanya bayi baru lahir, bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, ibu nifas dan Pasangan Usia Subur (PUS).
Jika di tinjau dari definisi Posyandu itu sendiri, ada beberapa tujuan di selenggarakannya Posyandu. Diantaranya yaitu menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera). Disamping itu Posyandu bertujuan untuk meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera. Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta aktif meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu bayi, balita, dan keluarga, serta mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita. (Depkes RI,2006)
Dengan adanya Posyandu dapat mendukung perilaku, keadaan gizi, dan kesehatan keluarga, sehingga keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya, memberikan ASI eksklusif, dan memberikan makanan pendamping ASI. Dalam pelayanan Posyandu, para kader memberikan 1 kapsul vitamin A warna biru pada bayi 6-11 bulan, dan warna merah pada anak 12-59 bulan/6 bulan. Memberikan imunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali, dan campak 1 kali pada bayi 0-11 bulan. (Kemenkes RI, 2011)
Posyandu juga dapat mendukung perilaku hidup bersih dan sehat sehingga timbulnya kesadaran keluarga untuk buang air kecil /besar menggunakan jamban, memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari, tidak merokok dalam rumah, mencuci tangan pakai sabun, membebaskan rumah dari jentik nyamuk, jika bersalin ditolong oleh bidan, serta makan buah dan sayur setiap hari.
Diadakannya Posyandu juga dapat mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga tidak menderita diare, ISPA, DBD, malaria, hepatitis, TBC, polio, difteri, batuk rejan, tetanus, dan campak.
Posyandu juga mendukung pelayanan Keluarga Berencana (KB), mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma sehingga keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah, ikan, dan ternak, serta mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai ketersediaan pangan lokal dengan pemanfaatan pekarangan rumah.
Pada persiapan pelaksanaan Posyandu (H-1), kader menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui pertemuan warga setempat, mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu dan mempersiapkan sarana Posyandu berupa KMS/buku KIA, alat timbang, (dacin, sarung, pita LILA), obat gizi, (kapsul vitamin A, tablet tambah darah, dan oralit), alat bantu penyuluhan, buku pencatatan, dan pelaporan. Melakukan pembagian tugas antar kader sesuai dengan kegiatan yang dilakukan di Posyandu seperti pendaftaran, penimbangan, pencatatan, penyuluhan, dan pelayanan yang dilakukan oleh kader, kader harus berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya. Sebelum pelaksanaan kegiatan di Posyandu, kader harus berkoordinasi terkait dengan sasaran, tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya, dan rencana kegiatan berikutnya. Serta kader membuat PMT penyuluhan dengan bahan makanan yang diperoleh dari daerah setempat, beraneka ragam, dan bergizi.
Pelayanan Posyandu dilaksanakan oleh kader Posyandu itu sendiri. Pelayanan Posyandu di kenal dengan nama “sistem 5 meja”, dimana kegiatan di masing-masing meja mempunyai pelayanan khusus. Sistem 5 meja bukan berarti bahwa Posyandu harus memiliki 5 buah meja untuk pelaksanaannya, tetapi pelayanan Posyandu mencakup 5 pokok kegiatan. (Kemenkes RI, 2011)
Pelayanan pada meja 1 yaitu pendaftaran balita, ibu hamil, dan Pasangan Usia Subur (PUS) yang dilayani oleh kader kesehatan. Balita di daftar dalam pencatatan balita kemudian memeriksa KMS/buku KIA yang sesuai dengan jenis kelamin. Untuk pendaftaran ibu hamil, di daftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, kemudian melakukan penimbangan pada meja 2, begitu pula dengan pendaftaran PUS didaftar dalam formulir catatan dan namanya ditulis kemudian dilanjutkan ke tempat penyuluhan dengan penapisan status TT oleh petugas kesehatan
Pelayanan pada meja 2 yaitu penimbangan bayi, balita, dan ibu hamil. Setelah itu dilanjutkan ke meja 3 pencatatan dan hasil penimbangan dari meja 2 di dalam KMS.
Pada meja 4 di lakukan penyuluhan kepada ibu bayi/balita dan ibu hamil. Penyuluhan merupakan penyampaian informasi dari sumber informasi kepada seseorang atau kelompok orang mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan suatu program. Di posyandu, penyuluhan diberikan biasanya berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan penyuluhan diberikan melalui diskusi kelompok terarah, simulasi, demonstrasi, dll.
Meja 5 pemberian imunisasi, pemasangan alat kontrasepsi, atau pengobatan bagi memerlukan, dan periksa hami, yang dilayani oleh kader kesehatan. Bila ada kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk ke Puskesmas.
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil yaitu penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader kesehatan. Untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, harus dilakukan penyuluhan tanda bahaya pada ibu hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB, dan gizi. Memberikan penyuluhan tentang perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan pola makan ibu hamil, peragaan perawatan bayi baru lahir, serta senam ibu hamil.
Petugas Posyandu juga memberikan penyuluhan kesehatan KB, ASI, dan gizi ibu nifas, perawatan, kebersihan jalan lahir, pemberian vitamin A dan tablet besi, perawatan payudara, senam ibu nifas.
Pelayanan KB di Posyandu adalah pemberian kondom dan pil ulangan, melakukan suntikan KB, dan konseling KB. Tak hanya itu, pelayanan gizi di Posyandu juga di berikan dengan menimbang berat badan, deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian vitamin A, dan pemberian sirup Fe. Khusus ibu hamil dan ibu nifas di tambah dengan pemberian tablet besi serta kapsul Yodium untuk yang bertempat tinggal di daerah gondok endemik.
Pencegahan penyakit diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan, pemberian larutan gula garam, serta membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ).
Materi yang diberikan untuk penyuluhan kesehatan balita yaitu penyuluhan pemanfaatan dan pemberian ASI ekslusif. Umunya bnyak ibu yang beranggapan kalau anaknya kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan. System pencernaan pada bayi yang diberikan MP-ASI sebelum waktunya harus bekerja lebih keras untuk mengolah dan memecah makanan.
Memberikan penyuluhan tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) juga dilakukan oleh kader Posyandu. MP-ASI adalah makanan atau minumn yang mengandung gizi diberikan kepada bayi atau anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.. Memberikan penyuluhan tentang penyakit yang sering di derita balita serta Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). penyakit yang sering di jumpai pada anak-anak dan balita antara lain demam, diare, batuk, pilek, dan muntah. Selain itu, anak-anak juga rentan cedera, misalnya terjatuh. Oleh karena itu, obat-obatan yang wajib di sediakan di rumah untuk keadaan darurat biasanya obat-obat untuk mengatasi penyakit atau gangguan-gangguan tersebut. Serta memberikan penyuluhan tentang stimulus tumbuh kembang. (Sulistyorini, Cahyo. 2010)
Imunisasi juga merupakan salah satu program utama pelayanan Posyandu, yang berarti memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, seperti tetanus, batuk rejan, campak, polio, dan TBC.
Pada bayi di berikan imunisasi lengkap yaitu imuniasi BCG 1, DPT 3x, poli 3x, dan campak 1x. Pada anak sekolah dasar diberikan imunisasi DT, dan TT, serta pada ibu hamil dan Pasangan Usia Subur (PUS) diberikan imunisasi TT 2x.
Pelayanan Posyandu juga melibatkan kegiatan di luar hari buka Posyandu (H+), yaitu dengan melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari H, gizi kurang, dan gizi buruk rawat jalan. Menggerakkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan Posyandu termasuk penggalangan dana. Memfasilitasi masyarakat untuk memanfaatkaan pekarangan untuk meningkatkan gizi keluarga, sertaa membantu dalam pendataan, penyuluhan, dan peragaan keterampilan dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat.
Salah satu bentuk pelayanan Posyandu terhadap masyarakat adalah dengan melakukan pemantauan. Pemantauan harus dilakukan oleh semua petugas baik pimpinan program, supervisior, dan petugas vaksinasi. Tujuan pemantauan untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan kerja, mengetahui permasalahan yang ada, hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki program, serta pengamatan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Pemantauan juga dilakukan untuk memantau apakah vaksin yang diberikan sudah cukup atau tidak, pengecekan lemari es setiap hari dan mencatat temperaturnya, membandingkan hasil imunisasi dengan sasaran yang telah ditentukan, memeriksa aman dan sterilnya peralatan yang dilakukan untuk penyuntikan. (Notoatmodjo, 2007)
Pelayanan Posyandu juga meliputi pembiayaan. Kader Posyandu harus mengumpulkan dana untuk pembiayaan operasional Posyandu, biaya penyediaan PMT, pengganti biaya perjalanan dokter, modal usaha KUB, serta bantuan untuk biaya rujukan. Pengelolaan dana dilakukan oleh petugas Posyandu. Dana yang harus dikumpulkan oleh petugas kesehatan itu berasal ari iuran pengunjung Posyandu, iuran masyarakat umum dalam bentuk dana sehat, sumbangan/donatur dari perorangan atau kelompok masyarakat, serta dari dana sosial keagamaan, misalnya zakat dan infaq.
Pelayanan Posyandu dapat dilihat dari jenis Posyandu itu sendiri. Posyandu Pratama (warna merah), atau Posyandu tingkat pertama adalah Posyandu yang masih belum mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan, dan kader aktifnya terbatas. Posyandu Madya (warna kuning), adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali/tahun dengan jumlah rata-rata kader 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
Posyandu Purnama ( warna hijau ), adalah Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali/tahun, rata-rata kader 5 orang atau lebih dan cakupan program uatamnya lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan sudah ada dana sehat yang masih sederhana. Sedangkan Posyandu Mandiri (warna biru), adalah Posyandu yang telah melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali/tahun dengan jumlah kader 5 orang atau lebih dimana cakupan kegiatan utamanya lebih dari 50% dan dapat melaksanakan sumber dana dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat.
Pelayanan Posyandu juga diberikan melalui kegiatan tambahan diantaranya Bina Keluarga Balita (BKB), Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KP-KIA), penemuan dini dan pengamatan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB), Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD), Usaha Kesehatan Gizi Masyarakat Desa (UKGMD), Penyediaan air bersih dan Penyehatan Pemukiman (PAB-PLP), Pos Malaria Desa (PMD), Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), dan Tabungan Masyarakat (Tabumas).
Posyandu tidak hanya mencakup bayi baru lahir, bayi, balita, ibu menyusui, ibu nifas dan PUS, tetapi juga melaksanakan Posyandu Lanjut Usia (Lansia). Posyandu lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut, yang dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yang menitikberatkan pada pelayanan promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Kegiatan pelayanannya adalah pemeriksaan kesehatan secara berkala, peningkatan olahraga, pengembangan keterampilan, bimbingan pendalaman agam, dan pengolahan dana sehat.
Posyandu lansia memiliki 5 program pokok yaitu kesejahteraan sosial dan jaminan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penghidupan dan kehidupan para lanjut usia dengan memelihara dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosial mereka serta melembagakan taraf kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memelihara, memberi perlindungan, dan meningkatkan taraf kesejahteraan para lanjut usia.
Berbagai pelayanan di berikan kepada para lansia untuk mensejahterakan hidup mereka, dengan melakukan penyuluhan dan bimbingan usaha kesejahteraan sosial, menyediakan bantuan sosial bagi lansia terlantar, pengembangan sistem jaminan sosial hari tua, pengembangan sistem asuransi tenaga kerja lansia, perlindungan kesejahteraan tenaga kerja lansia dari penganiayaan dan perlakuan salah, serta peningkatan pengembangan pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lansia yang bebasis masyarakat.
Program kedua yaitu peningkatan sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan para lansia dengan menanamkan pola hidup sehat. Program pokok kesehatan bagi lansia di prioritaskan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan taanpa mengabaikan upaya pengobatan dan upaya penyembuhan. Pelayanan kesehatan bagi para lansia yang tergolong miskin dan tidak mampu di upayakan untuk dapat diberikan secara subsidi melalui prosedur yang berlaku.
Program ketiga yaitu penguatan dukungan keluarga dan masyarakat yang bertujuan untuk menggalakkan, membina, dan meningkatkan peran keluarga untuk semakin membudayakan dan melembagakan kegiatan sehari-hari anggota keluarga dalam memberikan pelayanan pembinaan kualitas, dan peningkatan kesejahteraan kepada anggota keluarganya yang berusia lanjut. Disamping itu juga memelihara, memperkuat dan memasyarakatkan nilai-nilai budaya bangsa yang menghormati, menghargai, dan memberikan pperhatian terhadap para lansia dalam kehidupan sehari-hari.
Program ke empat, yaitu peningkatan kualitas hidup lansia yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilannya, baik untuk berkarya lebih lanjut atau pun untuk pengembangan hobi mereka melalui lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan formal maupun nonformal. Memberikan kesempatan dengan memberdayakan para lansia yang potensial dan produktif untuk berkarya sesuai dengan kemampuan, pengetahuan, dan pengalamannya, serta meningkatkan dan memantapkan iman dan ketakwaan para lansia sesuai agamanya dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa juga memandu pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Program ke lima, yaitu peningkatan sarana dan fasilitas khusus bagi lansia yang bertujuan untuk mewujudkan apa yang dikehendaki oleh UUD dan sebagai pernyataan rasa hormat dan penghargaan kepada para lansia dengan memberikan kemudahan khusus bagi para lansia untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari maupun dalam melaksanakan kerja dan melakukan perjalanan.
Strategi dan program pokok untuk meningkatkan kesejahteraan lansia ini dimaksudkan agar para lansia di masa depan dapat hidup dengan sehat, produktif, mandiri, dan sejahtera lahir batin. Implementasi dari strategi dan program tersebut sangat diperlukan. Dengan demikian, ketergantungan lansia pada penduduk usia produktif dapat diminimalkan.
Mengingat fisik lansia yang lemah sehingga mereka tidak dapat leluasa menggunakan berbagai sarana dan prasarana maka upaya pemantapa kesehatan lainnya adalah penyediaan sarana dan fasilitas khusus bagi lansia. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan lansia melakukan aktivitas-aktivitasnya dan sebagai bentuk penghormatan kepada generasi tua yang telah banyak berkorban ketika masih muda. Upaya itu antara lain, menyediakan sarana dan fasilitas khusus bagi lansia yang di prioritaskan dan disesuaikan dengan kebutuhan lansia, penyediaan sarana dan fasilitas khusus bagi lansia dengan melibatkan peran serta masyarakat dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2007).
Semua pelayanan yang dilaksanakan oleh Posyandu harusnya mendapatkan respon yang positif dari semua lapisan masyarakat. Apakah kita hanya akan tinggal diam melihatan banyaknya kematian bayi, ibu dan anak, para lansia? Melihat cukup banyak pelayanan yang ada di Posyandu, maka peran sert masyarakat melalui kerja sama terpadu dengan kader kesehatan dan petugas Puskesmas, sangat menentukan keberhasilan kesinambungan kegiatan di Posyandu. Segera kita mendukung program-program pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh petugas kesehatan. Lakukan perubahan mulai dari hal yang paling kecil.
Daftar Pustaka
Anonim. 2013. 5 Meja Posyandu. http://kebidananfull.blogspot.com/2013/04/5-meja-posyandu.html (diakses pada tanggal 29 Oktober 2013)
BkkbN. 2012. Pembinaan Posyandu Melalui Program Kependudukan dan KB. Jakarta : BkkbN
Departemen Kesehatan .1990. Posyandu Kesehatan . www.rajawana.com/artikel/kesehatan/436-posyandu.html. diakses pada tanggal 29 Oktober 2013.
Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Diah. 2012. Posyandu dan KMS. http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/bab-i-pendahuluan-latar-belakang.html (diakses pada tanggal 29 Oktober 2013)
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Kader Posyandu. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI
Kementrian Kesehatan RI. 2012. Ayo ke Posyandu Setiap Bulan. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Muninjaya, A.A.Gde, 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta.
Sulistyorini, Cahyo Ismawati., Pebriyanti, Sandra., Proverawati, Atikah. 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta : Nuha Medika
ESSAI
PELAYANAN KESEHATAN
POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)
OLEH
MAIMUN ABDULLAH
NIM 811413026
KELAS I B
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013