Promosi Kesehatan

07 May 2014 15:55:26 Dibaca : 19333

Tugas Dasar-dasar Promosi Kesehatan

RANGKUMAN MATERI

DASAR-DASAR PROMOSI KESEHATAN

DISUSUN OLEH

MAIMUN ABDULLAH

811413026

KELAS 2 B

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2014

A. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI

Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa suara atau bahasa lisan, maupun gerakan, tindakan atau simbol-simbol yang diharapkan dapat dimengerti oleh pihak lain dan pihak lain tersebut merespons atau beraksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus.

1. Unsur-unsur Komunikasi

Agar terjadi komunikasi yang efektif antara pihak satu dengan pihak yang lain, antara kelompok satu dengan yang lain atau seseorang dengan orang lain, diperlukan keterlibatan beberapa unsur komunikasi , yaitu :

a. Komunikator

Adalah orang atau sumber yang menyampaikan atau mengeluarkan stimulus antara lain dalam bentuk informasi atau lebih tepat disebut pesan yang harus disampaikan kepada pihak atau orang lain, dan diharapkan orang atau pihak lain tersebut memberikan respons atau jawaban. Apabila orang lain atau pihak lain tersebut tidak memberikan jawaban, berarti tidak terjadi komunikasi antara kedua variabel tersebut.

b. Komunikan

Komunikan adalah pihak yang menerima stimulus dan memberikan respons terhadap stimulus tersebut. Respons tersebut dapat bersifat pasif yakni memahami atau mengerti apa yang dimaksud oleh komunikan, atau dalam bentuk aktif yakni dalam bentuk ungkapan melalui bahsa lisan atau tulisan atau menggunakan simbil-simbil. Menerima stimulus saja tanpa memberikan respons belum terjadi proses komunikasi.

c. Pesan

Adalah isi stimulus yang dikeluarkan oleh komunikator kepada komunikan. Isi stimulus yang berupa pesan atau informasi ini dikeluarka oleh komunikan tidak sekedar diterima atau dimengerti oleh komunikan tetapi diharapkan agar direspons secara positif dan aktif berupa perilaku atau tindakan.

d. Saluran

Saluran atau lebih populer disebut media adalah alat atau sarana yang digunakan oleh komunikan dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Jenis dan bentuk saluran atau media komunikasi sangat bervariasi, mulai dari yang paling tradisional yakni melalui mulut, buni-bunian, tulisan, sampai elektronik yakni TV, dan internet.

B. KONSEP PROMOSI KESEHATAN1. Perubahan Perilaku dan Pendidikan Kesehatan

Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Oleh sebab itu, dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, intervensi atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis. Intervensi terhadap faktor perilaku secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Kedua upaya tersebut dilakukan melalui :

a. Paksaan (Coertion)

Upaya agar masyarakat mengubah perilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara-cara tekanan, paksaan. Upaya ini bisa secara tidak langusng dalam bentuk undang-undang atau peraturan, intruksi, dan secara lagnsung melalui tekanan, saksi, dan sebagainya. Pendekatan atau cara ini biasanya menimbulkan dampak yang lebih cepat terhadap perubahan perilaku. Tetapi pada umumnya perubahan atau perilaku baru ini tidak langgeng karena perubahan atau perialku yang dihasilkan dengan cara ini tidak di dasari oleh pengertian dan kesadaran yang tinggi terhadap tujuan perilaku tersebut dilaksanakan.

b. Pendidikan (Education)

Upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, imbauan, ajakana, memberikan informasi, memberikan kesadaran, dan sebagainya, melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau promosi kesehatan. Memang dampak yang timbul dari cara ini terhadap perubahan perilaku masyarakat, akan memakan waktu lama dibandingkan dengan cara koersi. Namun demikian, bila perilaku tersebut berhasil diadopsi masyarakat, maka akan langgeng, bahkan selama hidup dilakukan.

Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan masyarakat, tampaknya pendekatan adukasi lebih tepat dibandingkan dengan pendekatan koersi. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan atau promosi kesehatan adalah suatu bentuk intervensi atau upaya yang ditunjukan kepada perilaku, agar perilaku terebut kondusif untuk kesehatan. Dengan perkataan lain, promosi kesehatan mengupayakan agar perilaku individu, kelompok, atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan penignakatan kesehatan. Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, maka sebelum dilakukan intervensi perlu dilakukan diagnosis atau analisis terhadap masalah perilaku tersebut. Konsep umum yang digunakan untuk mengdiagnosis perilaku adalah konsep dari Lawrence (1980), menurut Green, perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor :

1) Faktor predisposisi

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Untuk perilaku kesehatan, misalnya pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil, diperlukan pengetahuan dan kesadaran bagi ibu hamil, diperlukan pengetahuan dan kesedaran ibu tersebut tentang manfaat periksa kehamilan baik bagi kesehatan ibunya maupun janinnya. Disamping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa kehamilan. Misalnya, orang hami tidak boleh disuntik termasuk memperoleh suntikan anti tetanus, karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor –faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.

2) Faktor pemungkin

Faktor ini mencakup ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, polikinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktik swasta, dan sebagainya. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan. Ibu hami yang mau periksa kehamilan tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa kehamilan melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa kehamilan, misalnya puskesmas, polindes, bidan praktik, ataupun rumah sakit. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pendukung , atau faktor pemungkin. Kemampuan ekonomi pun juga merupakan pendukung untuk berperilaku sehat.

3) Faktor penguat

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan, termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan, baik dari pusat maupun pemerintah daerah, yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan. Disamping itu, undang-undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa kehamilan, dan kemudahan memperoleh fasilitas periksa kehamilan. Juga diperlukan peraturan atau perundang-perundangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa kehamilan.

2. Peran Promosi Kesehatan Dalam Perubahan Perilaku

Promosi kesehatan dalam arti pendidikan, scara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur – unsur :

Input adalah sasaran pendidikan dan pendidik pelaku kesehatanProses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lainOutput adalah melakukan apa yang diharapkan atau pelaku.

Hasil output yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif. Perubahan perilaku yang belum atau tidak kondusif ke perilaku yang kondusif ini mengandung berbagai dimensi sebagai berikut :

C. DIMENSI PROMOSI KESEHATAN

Sampai saat ini, masih terjadi distorsi pemahaman Promosi Kesehatan. Promosi kesehatan masih dipahami semata-mata sebagai pengganti istilah pendidikan kesehatan. Secara institusional mungkin benar bahwa promosi kesehatan itu merupakan pengganti pendidikan atau penyuluhan kesehatan.

Peningkatan seperti halnya dalam ”five level of prevention” dari Leavels and Clark dimana pencegahan tingkat pertama adalah “health promotion”. Secara lengkap adalah :Promosi kesehatanPerlindungan khusus melalui imunisasiDiagnosis dini dan pengobatan segeraMembatasi atau mengurangi kecacatanPemulihanMemasarkan atau menjual, seperti yang berlaku di dunia bisnis, sehingga muncul istilah dalam fungsi “sales promotion girls” adalah seorang yang bertugas memasarkan dan atau menjual suatu produk tertentu. Bahkan suatu perusahaan menciptakan jabatan struktural “Manajer Promosi/ Pemasaran”Dalam literatur lama, dijumpai istilah “propoganda kesehatan” yang sebenarnya mempengaruhi orang lain atau masyarakat untuk melakukan hal-hal yang sehat misalnya, makan makanan yang bergizi , minum air yang direbus, buang air besar di jamban, dan sebaginya.Belakangan muncul dilapangan atau dalam praktisi promosi kesehatan, bahwa promosi kesehatan itu dilakukan dan identik dengan penyuluhan kesehatan.

D. VISI DAN MISI PROMOSI KESEHATAN

Promosi Kesehatan harus mempunyai visi yang jelas. Yang dimaksud visi dalam konteks ini adalah apa yang diinginkan oleh promosi kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang lain. Visi umum kesehatan tidak terlepas dari UU Kesehatan no. 36 tahun 2009, maupun WHO, yakni meningkatnya kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Promosi kesehatan di semua program kesehatan, baik pemberantasan penyaki menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya bermuara pada kemampuan pemeliharaan dan pningkatan kesehatan, baik kesehatan individu, kelompok, maupun masyarakat.

Untuk mencapai visi tersebut, perlu upaya-upaya yang harus dilakukan, dan inilah yang disebut dengan misi. Jadi yang dimaksud misi pendidikan kesehatan adalah upaya yang harus dilakukan untuk mencapai visi tersebut. Misi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Advokat (Advocate)

Melakukan kegiatan advokasi terhadap para pengambil keputusan diberbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya kesehatan. Melakukan advokasi berarti melakukan upaya-upaya agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan tersebut mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan politik.

2. Menjembatani (Mediate)

Menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerja sama dengan program lain dilingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait. Oleh sebab itu, dama mewujudkan kerja sama atau kemitraan ini peran promosi kesehatan diperlukan.

3. Memampukan (Enable)

Memberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secara mandiri. Hal ini berarti kepada masyarakat diberikan kemampuan atau keterampilan agar mereka mandiri dibidang kesehatan, termasuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Misalnya pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan cara-cara bertani, beternak, bertanam obat-obatan tradisional, koperasi, dan sebagainya dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga. Selanjutnya dengan ekonomi keluarga yang meningkat, maka kemampuan dalam pemeliharaan dan meningkatkan kesehatan keluarga juga meningkat.

E. STRATEGI PROMOSI KESEHATAN1. Strategi Global (Promosi Kesehatan) menurut WHO, 1984a. Advokasi

Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap publik. Tujuannya dalah agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan antara alain dalam bentuk peraturan, undang-undang, instruksi dan sebagainya yang menguntungkan kesehatan publik.

b. Dukungan sosial

Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun informal yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuan kegiatan ini adalah agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama.

c. Pemberdayaan masyarakat

Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer atau utama promosi kesehatan. Tujuannya adalah agar masayarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pembangunan masyarakat dalam bentuk, misalnya, koperasi dan pelatihan keterampilan dalam rangka peningkatan pendapatan keluarga.

2. Strategi Promosi Kesehatan Berdasarkan Piagam Ottawa a. Kebijakan berwawasan kesehatan

Kegiatan ini ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan , sehingga dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan. Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan kesehaatannya bagi masyarakat. Misalnya apabila orang akan mendirikan pabrik atau indsutri, maka sebelumnya harus dilakukan analisis dampak lingkungan, sejauh mana lingkungan akan tersemar oleh limah pabrik tersebut, yang akhirnya berdampak terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya.

b. Lingkungan yang mendukung

Kegiatan untuk mengembangkan jaringankemitraan dan suasana yang mendukung. Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola tempat-tempat umum. Kegiatan mereka diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan nonfisik yang mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.

c. Reorientasi

Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan, baik pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga masalah sendiri. Oleh sebab itu, penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan tanggung jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan dan pihak penerima pelayanan.

d. Keterampilan individu

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok, keluarga, dan individu. Oleh sebab itu, kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan kelompok kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatan indiviu terwujud.

e. Gerakan masyarakat

Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang ada dimasyarakat tersebut bergerak apabila unsur-unsru yang ada di masyarakat tersebut bergerak sama-sama. Dengan perkataan lain, meningkatkan kegiatan-kegiatan masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat.

F. SASARAN PROMOSI KESEHATAN

Telah disebutkan diatas bahawa tujuan akhir atau visi promosi kesehatan adalah kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Dan visi ini jelas bahwa yang menjadi sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat, khususnya lagi perilaku kesehatan masyarakat. Namun demikian, karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila upaya atau kegiatan promosi kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta itu, langsung dialamatkan kepada masyarakat. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi kesehatan. Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan ini, maka sasran dibagi menjadi 3 kelompok.

1. Sasaran Primer (Primary Target)

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.

2. Sasaran Sekunder (Secondary Target)

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujuakn kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strag=tegi dukungan sosial.

3. Sasaran Tersier (Tertiary Target)

Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah adalah sasaran tertier promosi kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku tokoh masyarakat dan juga kepada masyaraka umum. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tertier ini sejalan dengan strategi advokasi.

G. SUB BIDANG KEILMUAN PROMOSI KESEHATAN1. Komunikasi

Komunikasi diperlukan untk mengondisikan faktor-faktor predisposisi. Kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan serta penyakit, adanya tradisi, kepercayaan yang negatif tentang penyakit, makanan, lingkungan, dan sebaginya, mengakibatkan mereka tidak berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Untuk itu maka diperlukan komunikasi dan pemberian informasi kesehatan. Untuk dapat berkomunikasi dengan efektif, para petugas kesehatan perlu dibekali ilmu komunikasi, termasuk mdeia komunikasinya.

2. Dinamika kelompok

Dinamika kelompok adalah salah satu metode promosi kesehatan yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada sasaran pendidikan. Oleh sebab itu dinamika kelompok diperlukan dalam mengondisikan faktor-faktor predisposisi perilaku kesehatan, dan harus dikuasai oleh setiap petugas kesehatan.

3. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)

Untuk memperoleh perubahan perilaku yang efektif diperlukan faktor-faktor pendukung berupa sumber-sumber da fasilitas yang memadai. Sumber-sumber dan fasilitas-fasilitas tersebut sebagian harus digali dan dikembangkan dari maan ksyarakat. Masyarakat harus mampu mengorganiasasikan komunitasnya sendiri untuk berperan serta dalam penyediaan fasilitas.

4. Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa

PKMD pada dasarnya adalah bagian dari PPM. Bedanya, PKMD ini lebih mengarah kepada kesehatan. PKMD pada prinsipnya adalah wadah partisipasi masyarakat dalam bidang pengembangan kesehatan.

5. Pemasaran Sosial

Untuk memasyarakatkan produk kesehatan, baik yang berupa peralatan, fasilitas maupun jasa-jasa pelayanan diperulakn usaha pemasaran. Pemasaran jasa-jasa pelayanan ini menurut istilah promosi kesehatan disebut pemasaran sosial. Pemasaran sosial diperlukan untuk intervensi pada faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor pendorong dalam perubahan perilaku masyarakat.

6. Pengembangan Organisasi

Agar institusi kesehatan sebagai organisasi pelayaan kesehatan dan organisasi-organisasi masyarakat mampu berfungsi sebagai faktor pendukung dan pendorong perubahan perilaku kesehatan masyarakat, maka perlu dinamisasi dari organisasi-organisasi tersebut.

7. Pendidikan dan Pelatihan

Semua petugas kesehatan, baik dilihat dari jenis maupun tingkatnya, pada dasrnya adalah pendidik kesehatan. Ditengah-tengah msyarakat petugas kesehatan menjadi tokoh panutan dibidang kesehatan. Untuk itu maka petugas kesehatan harus mempunyai sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.

8. Pengembangan Media

Agar diperoleh hasil yang efektif dalam proses promosi kesehatan diperlukan alat bantu atau media pendidikan. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi atau pesan-pesan tentang kesehatan.

9. Perencanaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan

Untuk mencapai tujuan program dan kegiatan yang efektif dan efisien, diperlukan perencanaan dan evaluasi. Perencanaan dan evaluasi program promosi kesehatan mempunyai kekhususan, bila dibandingkan dengan evaluasi program kesehatan yang lain. Hal ini karena tujuan program pendidikan sebagai indikator keberhasilan program pendidikan kesehatan adalah perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku sasaran yang memerlukan pengukuran khususu. Oleh sebab itu evaluasi secara umum, mereka perlu diberikan perencanaan dan evaluasi promosi kesehatan.

10. Perilaku Kesehatan

Kegiata utama promosi kesehatan adalah berurusan dengan perilaku, utamanya perilaku kesehatan. Oleh sebab itu, pentingnya mempelajari perilaku dalam promosi kesehatan agar dalam melakukan kegiatan promosi atau pendidikan kesehatan memperoleh hasil yang optimum.

11. Antropologi Kesehatan

Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial-budaya. Untuk melakukan pendekatan perubahan perilaku kesehatan, petugas kesehatan harus menguasai berbagai macam latar belakang sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Oleh sebab itu petugas kesehatan harus menguasi antropologi kesehatan.

12. Sosiologi Kesehatan

Latar belakang sosial, struktur sosial dan ekonomi mempunyai pengaruh terhadap perilaku kesehatan masyarakat. Petugas kesehatan juga perlu mendalami aspek-aspek sosial masyarakat. Oleh karena itu mereka pun harus menguasai sosiologi kesehatan.

13. Psikologi Kesehatan

Psikologi merupakan dasar ilmu perilaku. Untuk memahami perilaku individu, kelompok atau masyarakat, orang harus mempelajari psikologi. Dalam memahami perilaku masyarakat, psikologi sosial sangat diperlukan. Oleh sebab itu semua petugas kesehatan harus meguasau psikologi sosial.

H. METODE PROMOSI KESEHATAN1. Metode individual

Metode yang bersifat individual digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi.

2. Metode kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus diingay besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dan sasaran. Untuk kelompok yang besar, etodenya akan lain dengan kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

a. Kemlompok besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini antara lain ceramah dan seminar.

1) Ceramah

Metode ini baik untuk yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah :

a) Persiapan

Ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi yang akan di ceramahkan. Untuk penceramah harus mempersiapkan diri dengan :

Mempelajari materi denga sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skemaMempersiapkan alat-alat bantu, misalnya makalah singkat, slide, transparan, sound sistem, dan sebgainya.

b) Pelaksanaan

Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk penceramah dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

Sikap dan penampilan yang meyakinkan , tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisahSuara hendaknya cukup keras dan jelasPandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramahBerdiri di depan. Tidak boleh duduk.Menggunakan alat bantu semaksimal mungkin.

2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok dengan pendidikan mengengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan ini kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.

1) Diskusi kelompok

Agar semua anggota kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta di atur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuklingkaran atau segi empat. Pemimpin diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka harus merasa berada dalam taraf yang sama, sehingga tiap anggota kelompok mempunyai kebebasan keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkan dan mengatur jalannya diskusi sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi dari salah seorang peserta.

2) Curah pendapat (Brain storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap anggota memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan. Tanggapan atau jawaban tersebut ditampung dan ditulis di papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh diberi komentar oleh siapa pun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.

3) Bola salju (Snow balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya.

4) Kelompok-kelompok kecil (Buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang kemudian diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan kembali dan dicari kesimpulannya.

5) Bermain peran (Role play)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk memainkan peanan, misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan, misalnya bagaimana interaksi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

6) Permainan simulasi (Simulation game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kem=lompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara memainkannya persis bermain monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco, selain beberan atau alat main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebian lagi berperan sebagai narasumber.

3. Metode massaCeramah umum (public speaking)

Pada cara-cara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

Berbincang-bincang (talk show) tentang kesehatan lelaui media elektronik, baik TV maupun radio, pada hakikatnya merupakan bentuk pendidikan kesehatan massaSimulasi, dialog pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau hakikatnya merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.Sinetron Dokter Sartika dalam acara TV pada tahunn 1990-an juga merupakan bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa.Tulisan – tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya jawab tentang kesehatan dan penyakit juga merupakan bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa.Billboard yang dipasang dipinggir jalan, spanduk, poster, dan sebagainya juga merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa.I. ALAT BANTU/ MEDIA KOMUNIKASI PROMOSI KESEHATAN1. Pengertian

Yang dimaksud dengan alat bantu pendidikan kesehatan adalah alat-alat yang digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan, materi, atau pesan kesehatan. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan memeragakan sesuatu didalam proses promosi kesehatan.

Alat peraga akan sangat membantu di dalam promosi kesehatan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih jelas, dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan tersebut dengan jelas dan tepat pula. Dengan alat peraga, orang dapat lebih mengerti fakta kesehatan yang dianggap rumit, sehingga meraka dapat menghargai betapa bernilainya kesehatan itu bagi kehidupan.

2. Manfaat alat bantu Menimbulkan minat sasaran pendidikanMencapai sasaran yang lebih banyakMembantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahamanMenstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lainMempermudah penyampaian bahan atau informasi kesehatanMempermudah penerimaaninformasi oleh sasaran.Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami, dan akhirnya mendapatkan pengertian yang lebih baik.Membantu menegakkan pengertian yang diperoleh.3. Macam-macam alat bantuAlat bantu lihat yang berguna dalam membantu menstimulasi indra mata pada waktu terjadinya proses penerimaan pesan.

1) Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip, dan sebagainya.

2) Alat bantu yang tidak diproyeksikan :

a) Dua dimensi, gambar peta, bagan, dan sebagainya

b) Tiga dimensi, misalnyb bola dunia, boneka dan sebaginya.

Alat bantu dengar yaitu alat yang dapat membantu untuk menstimulasikan indra pendengar pada waktu proses penyampaian bahan pendidikan/ pengajaran. Misalnya piringan hitam, radio, pita suara, kepingan CD, dan sebagainya.Alat bantu lihat dengar seperti televisi, video cassette, dan DVD. Alat-alat bantu pendidikan ini lebih dikenal dengan nama Audio Visual Aids (AVA).Alat peraga atau media yang rumit, seperti film, da sebagainya yang memerluka listrik dan proyektorAlat peraga yang sederhana, yang mudah diperolehJ. ADVOKASI DALAM PROMOSI KESEHATAN1. Tujuan AdvokasiKomitmen politik

Komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan ditingkat dan disektor manapun sangat diperlukan terhadap permasalahan kesehatan dan upaya pemecahan permasalahan kesehatan. Pembangunan nasional tidak terlepas dari pengaruh kekuasaan politik yang sedang berjalan. Oleh sebab itu pembangunan di sekotor kesehatan juga tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik pada saat ini.

Dukungan kebijakan

Dukungan konkret yang diberikan oleh para pemimpin institusi disemua tingkat dan disemua sektor yang terkait dalam rangka mewujudkan pembangunan disekotr kesehatan. Dukungan politik tidak akan berarti tanpa dikeluarkannya kebijakan yang konkret dari para pembuat keputusan tersebut. Oleh sebab itu, setelah adanya komitmen politik dari para eksekutif maka perlu ditindaklanjuti dengan advokasi laigi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung program yang telah memperoleh komitmen politik tersebut.

Dukungan masyarakat

Dukungan masyarakat berarti diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program kesehatan apa pun hendaknya memperoleh dukungan dari sasaran utama program tersebut yakni masyarakat, terutama tokoh masyarakat.

Dukungan sistem

Agar suatu program atau kegiatan berjalan dengan baik, perlu adanya sistem, mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas yang mendukungnya.

2. Kegiatan AdvokasiLobi politik

Lobi adalah berbincang – bincang secara informal dengan para pejabat untuk menginformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan yang akan dilaksanakan. Tahap pertama lobi ini adalah petugas kesehatan menyampaikan keseriusan masalah kesehatan yang dihadapi diwilayah kerjanya, dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat. Kemudian disampaikan alternatif terbaik untuk memecahkan atau menanggulangi masalah tersebut. Dalam lobi ini perlu dibawa atau ditunjukan data yang akurat tentang masalah kesehatan tersebut kepada pejabat yang berasngkutan.

Seminar dan atau presentasi

Seminar atau presentasi dihadiri oleh pejabat lintas program dan lintas sktoral. Petugas kesehatan menyajikan masalah kesehatan diwilayah kerjanya, lengkap dengan data dan ilustrasi yang menarik, serta rencana program pemecahannya. Kemudian masalah tersebut dibahas bersama-sama, yang akhirnya diharapkan akan diperoleh komitmen dan dukungan terhadap program yang akan dilaksanakan tersebut.

Media

Melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media, khususnya media massa. Melalui media cetak maupun media elektronik, permasalahan kesehatan disajikan baik dalam elektronik, permasalahan kesehatan disajikan baik dalam bentuk lisan, artikel, berita, diskusi, penyampaian pendapat, dan sebagainya.

Perkumpulan peminat

Perkumpulan orang-orang yang mempunyai minat atau keterkaitan terhadap masalah tertentu atau perkumpulan profesi adalah juga merupakan bentuk advokasi. Contoh kelompok masyarakat peduli AIDS adalah kumpulan orang-orang peduli terhadap masalah HIV/AIDS yang melanda masyarakat. Kemudian kelompok ini melakukan kegiatan-kegiatan untuk menanggulangi HIV/AIDS. Kegiatan-kegiatan ini, disamping ikut berpartisipasi dalam penanggulangan masalah tersebut, juga memberikan dampak terhadap kebijakan – kebijakan yang diambil para birokrat di bidang kesehatan dan para pejabat lain untuk peduli terhadap HIV/AIDS.

Argumentasi untuk Advokasi

Secara sederhana advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan para penentu kebijakan atau para pembuat keputusan sehingga mereka memberikan dukungn, baik kebijakan, fasilitas maupn dana terhadap program yang ditawarkan. Meyakinkan para pejabat terhadap pentingnya program kesehatan tidaklah mudah, tetapu memerlukan argumentasi-argumentasi yang kuat.

Dengan kata lian , berhasil tidaknya advokasi dipengaruhi oleh kuat atau tidaknya kita menyiapkan argumentasi. Dibawah ini ada beberapa hal yang dapat memperkuat argumentasi dalam melakukan kegiatan advokasi.

Meyakinkan

Program yang kita tawarkan atau ajukan itu harus meyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Agar program terebut dapat meyakinkan harus di dukung dengan data dan sumber yang dapat dipercaya. Hal ini berarti bahwa program yang di ajukan tersebut harus di dasari dengan permasalahan yang utama dan faktual, artinya masalah terebut memang ditemukan di lapangan dan penting untuk segera ditangani. Kalau tidak segera ditangani akan membawa dampak yang lebih besar bagi masyarakat. Oleh sebab itu, sebaiknya sebelum program itu diajukan harus dilakukan kajian lapangan, jangan hanya berdasarkan data atau laporan yang tersedia, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan lapangan. Survei adalah metode yang cepatdan tepat untuk memperleh data yang akurat sebagai dasar untuk menyusun program

Layak

Program yang diajukan tersebut, baik secara teknik, politik, maupun ekonomi, dimungkinkan atau layak. Layak secara teknik artinya program tersebut dapat dilaksanakan, petugas mempunyai kemampuan yang cukup, sarana dan prasarana pendukung tersedia. Layak secara politik artinya didukung oleh dana yang cukup, dan apabila program terebut adalah program pelayanan, masyarakat mampu membayarnya.

Relevan

Program yang diajukan tersebut paling tidak harus mencakup dua kriteria, yakni memenuhi kebutuhan masyarakat dan benar-benar dapt memecahkan masalah yang didasarkan masyarakat. Semua pejabat di semua sektor setuju bahwa tugas mereka adalah menyelenggarakan pelayanan masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Oleh sebab itu semua program yang benar-benar relevan, dalam arti dapat membantu pemecahan masalah dan memenuhi kebutuhan masyarkat sudah barang tentu akan di dukung.

Penting

Program yang diajukan tersebut harus mempunyai urgensi yang tinggi dan harus segera dilaksanakan, kalau tidak akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Oleh sebab itu program alternatif yang diajukan adalah yang paling baik antara altenatif yang lain.

Prioritas tinggi

Program yang diajukan tersebut harus mempunyai prioritas yang tinggi. Agar para pembuat keputusan atau penentu kebijakan menilai bahwa program tersebut mempunyai prioritas tinggi, diperlukan analisis yang cermat, baik terhadap masalahnya sendiri, maupun terhadap alternatif pemecahan msalah atau program yang diajukan. Hal ini terkait dengan argumentasi sebelumnya, yakni program mempunyai prioritas tinggi apabila baik secara teknis, politik, maupun ekonomi, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan mampu memecahkan permasalahan masyarakat.

Indikator Hasil Advokasi

Advokasi adalah suatu kegiatan yang diharapkan akan menghasilkan suatu produk, yakni adanya komitmen politik dan dukungan kebijakan dari penentu kebijakan atau pembuat keputusan. Advokasi sebgai suatu kegiatan, sudah barang tentu mempunyai masukan, proses, keluaran. Oleh seab itu apabila kita akan menilai keberhasilan advokasi, maka kita harus menilai tiga hal tersebut. Penilaian ketiga hal ini didasarkan pada indikator yang jelas.

Input adalah suatu kegiatan advokasi yang paling utama adalah orng orang akan melakukan advokasi dan bahan-bahan yakni data atau informasi yang membantu atau mendukung argumen dalam advokasi.Proses advokasi adalah kegiatan untuk melakukan advokasi . oleh sebab itu, evaluasi proses advokasi harus sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebutKeluaran atau output advokasi sektor kesehatan dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu output dalam bentuk perangkat lunak dan output dalam perangkat keras.

Soal Jawab

Intervensi terhadap faktor perilaku secara garis besar dapat dilakukan melalui dua upaya yang saling bertentangan. Kedua upaya tersebut dapat dilakukan melalui...a. Coertion dan educationPredisposisi dan enabling faktorsReinfactoring factorsOutput dan inputPromotion dan educationFaktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku dari beberapa tokoh yaitu...Tokoh relawanTokoh pembangunan di bidang kesehatanc. Tokoh agama dan tokoh masyarakatTokoh pembangunan IndonesiaCharles DarwinDibawah ini merupakan konsep lima tingkat pencegahan, kecuali...Promosi kesehatanPerlindungan khusus melalui imunisasiDiagnosis dini dan pengobatan segeraMembatasi atau mengurangi kecacatane. Pendidikan kesehatanMisi promosi kesehatan secara umum dapat dirumuskan menjadi tiga butir, diantaranya adalah advocate. Yang dimaksud dengan advocate adalah...a. Melakukan upaya-upaya agar paa pembuat keputusan kebijakan mempercayai dan meyakini bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu didukung melalui kebijakan-kebijakan atau keputusan-keputusan publikMemberikan kemampuan atau keterampilan kepada masyarakat agar mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri secra mandiri.Dalam melaksanakan program-program kesehatan perlu kerja sama dengan program lain di lingkungan kesehatan, maupun sektor lain yang terkait.Agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan.Pendidikan dan pelathan dalam rangka meningkatkan pendapatan keluarga.Strategi promosi kesehatan adalah...a. Cara untuk mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dn efisien.Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuatan atau penentu kebijakan di bidang kesehatanMasyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiriMengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.Setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya pabrik atau industriMasyarakat memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.Tujuan dari advokasi sebagai strategi global adalah...Agar kegiatan atau program kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari para tokoh masyarakat dan tokoh agama.Agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiric. Agar para pembuat keputusan mengeluarkan kebijakan-kebijakan, antara lain dalam bentuk peraturan, undang-undang, instruksi dan seagainya.Diharapkan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan nonfisik yang mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakatHal ini berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat.Di bawah ini yang termasuk dalam kelompok sasaran promosi kesehatan tingkat primer, kecuali :Kepala keluarga untuk masalah kesehatan umumIbu hamil masalah KTAIbu menyususi untuk masalah KTAd. Anak sekolah untuk kesehatan remajaTokoh masyarakat dan tokoh agamaBeberapa metode pendidikan atau promosi kesehatan adalah...a. Metode individual dan metode kelompokKelompok besar dan kecilBimbingan dan penyuluhanPersiapan dan pelaksanaanCeramah dan seminarKelompok dibagi dalam pasangan-pasangan kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya adalah metode...Role playSimulation gameBuzz groupd. Snow ballingBrain stormingDibawah ini yang termasuk dalam contoh metode untuk pendekatan massa, kecuali...Public speakingTalk showSimulasiBillboarde. Visual aidsMembantu menegakkan pengertian yang diperoleh berarti...a. Di dalam menerima sesuatu yang baru, misalnya mempunyai kecenderungan untuk melupakan atau lupa terhadap pengertian yang telah diterima.Orang yang melihat sesuatu yang memang diperlukan tentu akan menarik perhatiannya, dan apa yang dilihat dengan penuh perhatian akan memberikan pengertian baru baginya.Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran/ masyarakatMenstimulasi sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lainMembantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahamanTujuan yang ingin di capai dalam merencanakan dan menggunakan alat bantu/ media adalah...Sebagai alat bantu dalam latihan/ penataran/ pendidikanUntuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalahUntuk meningkatkan suatu pesan/ informasiUntuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, tindakan.e. Menanamkan pengetahuan/ pengertian, pendapat dan konsep-konsepDibawah ini merupakan unsur-unsur komunikasi, kecuali...KomunikatorKomunikanc. IntrapersonalKomunikanpesankomunikasi kesehatan adalah...a. usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi.Penggunaan media massa untuk menyampaikan pesan-pesan atau informasi kepada khalayakHarga barang atau produk semata-mata ditentukan oleh bearnya biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang tersebut.Interaksi manusia dalam semua bidangPenyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui videoWell being berarti...Keadaan kesehatan individu dalam batas-batas tertentu dapat diterima, namun ada penyimpangan ringan dari keadaanAktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan tanpa pengurangan, walaupun beberapa gejala mulai tampakAktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna karena adanya gangguan kesehatanIndividu tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-harinya, tetapi masih bisa bergerak bebas dalam masyarakate. Pada keadaan ini individu bebas gejala, keadaan kesehatannya sesuai dengan definisi sehat WHO, yaitu sehat fisik, mental, spiritual, sosial dan ekonomi.Yang tidak termasuk dalam sub bidang keilmuan promosi kesehatan adalah...KomuniasiDinamika kelompokPengembangan dan pengorganisasian masyarakatPemasaran sosiale. Rehabilitasi Dibawah ini merupakan hal-hal yang perlu dilakukan dalam merancang program komunikasi kesehatan, kecuali...a. TelaahMenentukan khalayak sasarnMenentukan tujuan secara spesifikMenentukan isi pesa dan mediaMenyusun rencana tindakanLobi politik merupakan...Kegiatan advokasi dengan menggunakan media, khususnya media massa.b. Berbincang-bincang secara informal dengan para pejabat untuk mengoinformasikan dan membahas masalah dan program kesehatan.Asosiasi atau perkumpulan orang-orang yang mempunyai minta atau keterkaitan terhadap masalah tertentu atau perkumpulan profesi adalah juga merupakan bentuk advokasi.Salah satu bentuk operasional komukinasi kesehatan.Pengembangan produk.Yang tidak termasuk dalam tujuan advokasi adalah...Political commitmentPolicy suportSocial aceptanceSystem supporte. Early diagnosis Advokasi media adalah...a. Melakukan kegiatan advokasi dengan menggunakan media, khususny media massa.Berbincang-bincangSolusi mencari kejelasan publikPraktik kesehatan mediaKegiatan meyakinkan.

Daftar Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong