Cita-cita. Aku bisa jadi Apa Saja?
Berbircara tentang cita-cita!! 1 kata yang mudah diidamkan namun butuh pengorbanan besar dan proses panjang untuk menggapainya. Sedari SD, SMP, SMA bahkan sampai perguruan tinggi tak lepas dari pertanyaan tentang cita-cita. Semua orang punya cita-cita, tetapi hanya sebagian orang bisa menggapainya sesusai dengan yang diharapkan.
Menjadi seorang apoteker adalah cita-cita yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Namun sebagai seorang yang melanjutkan studi di prodi S1-Farmasi UNG tentu tujuan akhirnya adalah menjadi seorang Farmasis atau Apoteker. Harapan besar dan dukungan kedua orang tua yang membawa saya menekuni bidang ini. Selain Dokter, dengan profesi ini bisa bermanfaat dan membantu banyak masyarkat dan bisa berkontribusi di dunia kesehatan. Namun jika Tuhan berkehendak lain apapun itu profesinya nanti semoga bisa bermanfaat bagi banyak kalangan masyarakat.
Visi Hidup Untuk Mengukir Masa Depan
Visi adalah pandangan hidup tentang akhir yang kita inginkan seperti apa, starting with the ending. Sebagian orang menganggap visi hidup sangat perlu agar masa depannya memiliki tujuan dan arah yang jelas. Ada sebagian juga yang menganggap itu tidak terlalu penting. Bukan berati juga orang yang tidak memiliki visi hidup tidak memiliki masa depan.
Namun, bagi saya visi hidup itu perlu. Kenapa? karena jika kita tahu tujuan hidup, kita akan teguh, akan mudah memahami suatu nilai sehingga tidak akan mudah putus asa dan juga agar detail-detail rencana kedepan lebih teratur dan terarah. Saya sebagai seorang muslim tentu tujuan akhirnya bukan hanya keberhasilan dunia tapi juga keberhasilan akhirat. Menjadi pribadi yang beriman dan berilmu luas terutama pengetahuan dalam bidang keagamaan menjadi salah satu visi saya. karena semakin orang berilmu maka mindset atau pola pikirnya akan semakin panjang pula. Dengan adanya visi hidup seseorang, akan menggambarkan sikap dan juga tingkah lakunya.
UNG, Kampus Milenial Menjunjung Nilai Kearifan Lokal
Hi sobat, Seringkah mendengar kata Milenial?. Tentu yang pertama kali ada dibenak pikiranmu adalah sebuah kelompok anak generasi muda zaman sekarang atau yang dikenal dengan generasi setelah x. Saking merasa hidup ditengah kemajuan teknologi, tak sedikit yang menganggap gaya hidup menjadi sebuah tuntutan kebutuhan yang utama. Demikian pun soal memilih kampus untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi. Banyak dari kaum milenial ini yang menginginkan kampus yang memenuhi gaya hidup kaum milenial. Ngomongin soal kampus Milenial, tentu janganlah ragu dan sulit mencari kampus milenial di Gorontalo. Sebab UNG solusinya, kampus bagi kaum milenial.
UNG pertama kali berdiri hingga saat ini terus bertransformasi sebagai kampus peradaban dengan tersedia 10 fakultas dan 49 Prodi serta 16 prodi pascasarjana. Semua jurusannya mengikuti perkembangan zaman dan tentu sesuai dengan selera kaum milenial. Meski milenial, bukan berarti menyampingkan kearifan lokal. Buktinya banyak kok. Mulai dari logo kampus yang menggunakan topi adat pria berwarna hitam dengan hiasan kuning emas yang menjadi nilai luhur adat dan tradisi budaya. Dan walaupun kampus ini tidak berfokus pada pembelajaran agama Islam, mayoritas mahasiswi UNG berhijab dan berpakaian yang tertutup. Bukti lain UNG menjunjung nilai kearifan lokal yakni, banyak dosen dan tenaga pengajar yang masih menggunakan dialek daerah sebagai sarana komunikasi saat mengajar sehingga mudah dipahami dan dimengerti mahasiswa. Bagian sekecil itu pun masih dipertimbangkan sebagai cermin menjunjung kearifan lokal. Tidak hanya itu saja masih banyak contoh lain yang membuat UNG adalah kampus Milenial yang menjunjung tinggi nilai kearifan lokal. So, sobat gak usah ragu lagi datanglah mendaftar sebagai insan akademis kampus peradaban ini.