Efek Domino

01 October 2014 16:07:51 Dibaca : 2004

Tahukan bahwa manusia itu saling mempengaruhi satu sama lain. Percaya atau tidak? Segala tindak-tanduk kita, entah itu hal-hal kecil maupun hal yang besar sedikit banyaknya mempengaruhi orang-orang yang berada disekitar kita. Baik itu teman, keluarga sampai orang asing sekalipun. Sifat pengaruh dan mempengaruhi itu menurut saya seperti efek domino. Tahukan artinya efek domino? Ketika ada seseorang yang berbuat A, yang lain secara sadar maupun tidak sadar ikut melakukan perbuatan A. Mungkin lebih tepatnya kita mengekor alias ikut-ikutan bin jadi bebek buat figur yang bersangkutan. Ini jelas dapat dilakukan oleh kita secara sadar ataupun tidak sadar. Istilah lain mungkin sudah terjadi interaksi sosial antara kita.
Interaksi sosial dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Contohnya: kawan kerja atau kawan kuliah kita yang sedang berada tak jauh dari kita, kemudian ia melantunkan satu bait lagu yang enak didengar. Tebak apa yang terjadi pada kita, secara sadar ataupun tidak pasti entar kita bakal melantunkan lagu yang sama dengan kawan kita. Lama atau tidaknya tergantung dari seberapa kuat pikiran kita untuk dipengaruhi. Setidaknya itu yang terjadi sama saya dan melihat gejala yang serupa pada kawan-kawan saya. Tapi memang faktanya bahwa interaksi sosial antar sesama ini tidak bisa dihindarin. Kecuali kalau kita seorang yang mengalami gangguan psikologis penyendiri atau anti-sosial.
Ingin tahu proses interaksi sosial itu bersumber dari mana saja? Berdasarkan yang saya kutip dari belajar psikologi bahwa proses interaksi sosial dalam masyarakat itu berasal dari:
• Imitasi -> suatu tindakan sosial seseorang untuk meniru sikap, tindakan, atau tingkah laku dan penampilan fisik seseorang.
• Sugesti -> rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain sehingga ia melaksanakan apa yang disugestikan tanpa berfikir rasional.
• Simpati -> suatu sikap seseorang yang merasa tertarik kepada orang lain karena penampilan,kebijaksanaan atau pola pikirnya sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
• Identifikasi -> keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya)
• Empati -> proses ikut serta merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain. Proses empati biasanya ikut serta merasakan penderitaan orang lain.
Nah, sekarang coba kita sama-sama korelasikan antara efek-domino dengan interaksi sosial. Apakah kita mau jadi korban efek-domino yang negatif atau jadi kawan efek domino yang positif? Atau bahkan kita mampu untuk jadi tokoh utama dari efek-domino tersebut?
Semuanya tinggal kita yang memilihnya. Mudah bukan, tapi ingat juga Hukum Karma berlaku lho. Mudah-mudahan tulisan yang sedikit ngawur ini bermanfaat.

pulpen menyebabkan kematian

19 September 2014 15:50:40 Dibaca : 1960

Hilang pulpen itu sangat berbahaya bagi anak Kuliahan, simak di bawah ini

 

Hilang pulpen = Ga ada pulpen


Ga ada pulpen = Ga ada catatan


Ga ada catatan = Ga belajar


Ga belajar = Ga lulus


Ga lulus = Ga ada ijazah


Ga ada ijazah = Ga kerja


Ga kerja = Ga ada uang


Ga ada uang = Ga ada makanan


Ga ada makanan = Jadi kurus


Jadi kurus = Jadi jelek


Jadi jelek = Ga ada cinta


Ga ada cinta = Ga menikah


Ga menikah = Ga ada anak


Ga ada anak = Sendiri


Sendiri = Depresi


Depresi = Bunuh Diri


Bunuh Diri = Ber Dosa


Berdosa = Masuk Neraka.

 

JAGA SELALU PULPEN ANDA, KEHILANGAN
PULPEN BISA MENYEBABKAN KEMATIAN!!!

Manajemen Pemasaran

19 September 2014 15:14:27 Dibaca : 1058

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta & Handoko, 1982).

Secara definisi, Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980).

Perusahaan yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan falsafah baru yang terlibat di dalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut "Konsep Pemasaran".

Sumber

Sistem informasi akuntansi

17 September 2014 09:52:14 Dibaca : 1605

Brain

16 September 2014 08:35:56 Dibaca : 1672

The brain is an organ that serves as the center of the nervous system in all vertebrate and most invertebrate animals—only a few invertebrates such as sponges, jellyfish, adult sea squirts and starfish do not have a brain, even if diffuse neural tissue is present. It is located in the head, usually close to the primary sensory organs for such senses as vision, hearing, balance, taste, and smell. The brain is the most complex organ in a vertebrate's body. In a typical human, the cerebral cortex (the largest part) is estimated to contain 15–33 billion neurons,[1] each connected by synapses to several thousand other neurons. These neurons communicate with one another by means of long protoplasmic fibers called axons, which carry trains of signal pulses called action potentials to distant parts of the brain or body targeting specific recipient cells.

Physiologically, the function of the brain is to exert centralized control over the other organs of the body. The brain acts on the rest of the body both by generating patterns of muscle activity and by driving the secretion of chemicals called hormones. This centralized control allows rapid and coordinated responses to changes in the environment. Some basic types of responsiveness such as reflexes can be mediated by the spinal cord or peripheral ganglia, but sophisticated purposeful control of behavior based on complex sensory input requires the information integrating capabilities of a centralized brain.

From a philosophical point of view, what makes the brain special in comparison to other organs is that it forms the physical structure associated with the mind. As Hippocrates put it: "Men ought to know that from nothing else but the brain come joys, delights, laughter and sports, and sorrows, griefs, despondency, and lamentations."[2] Through much of history, the mind was thought to be separate from the brain. Even for present-day neuroscience, the mechanisms by which brain activity gives rise to consciousness and thought remain very challenging to understand: despite rapid scientific progress, much about how the brain works remains a mystery.[3] The operations of individual brain cells are now understood in considerable detail, but the way they cooperate in ensembles of millions has yet to be solved. The most promising approaches treat the brain as a biological computer, very different in mechanism from an electronic computer, but similar in the sense that it acquires information from the surrounding world, stores it, and processes it in a variety of ways, analogous to the central processing unit (CPU) in a computer.

This article compares the properties of brains across the entire range of animal species, with the greatest attention to vertebrates. It deals with the human brain insofar as it shares the properties of other brains. The ways in which the human brain differs from other brains are covered in the human brain article. Several topics that might be covered here are instead covered there because much more can be said about them in a human context. The most important is brain disease and the effects of brain damage, covered in the human brain article because the most common diseases of the human brain either do not show up in other species, or else manifest themselves in different ways.

Sumber