ARSIP BULANAN : November 2012

normalisasi database beserta contohnya

20 November 2012 19:57:00 Dibaca : 279

Definisi Normalisasi

     Istilah Normalisasi berasal dari E. F.Codd, salah seorang perintis teknologi basis data. selain dipakai sebagai metodologi tersendiri untuk menciptakan struktur tabel 9relasi) dalam basis data (dengan tujuan utnuk mengurangi kemubaziran data)  , normalisasi terkadang hanya diipakai sebagai perangkat verifikasi terhadap tabel-tabel yang dihasilkan oleh metodologi lain ( misalnya E-R). Normalisasi memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang untuk mencegah penciptaan struktur tabel yang kurang fleksibel atau mengurangi keflekxibelan.

 

Kroenke mendefinisikan normalisasi sbagai proses untuk mengubah suatu relasi yang memiliki masalah tertentu ke dalam dua buah relasi atau lebih yang tida memiliki masalah tersebut. Masalah yang dimaksud olej kroenke ini sering disebut dengan istilah anomali.

 

( Pada beberapa literatur, istilah relasi yang digunakan pada bab ini terkadang digantikan dengan tabel. Istilah relasi digunakan pada bab ini dikarenakan definisi tentang normalisasi memang menggunakan istilah relasi).

Tujuan normalisasi

 

  • Untuk menghilangkan kerangkapan data
  • Untuk mengurangi kompleksitas
  • Untuk mempermudah pemodifikasian data

Syarat perlunyya normalisasi:

 

  • Fleksibilitas

 

Struktur database harus menunjang semua cara untuk menampilan data, sehingga ketika user menjalankan aplikasi dan meminta sesuatu dalam datbase, database harus dapat berjlan memenuhi permintaan user.

 

  • integritas data

 

 

Semua data dalam database yang berkaitan harus terhubung dalam suatu relationship. Sehingga ketika suatu data berubah,maka semua data yang berkaitan dengan data tersebut harus dapat berubah secara otomatis.

 

  • Efficiency

 

Pada database, ukuran suatu database merupakan hal yang penting. Maka dalam database, kita harus mengurangi redudansi data yang bisa menyebabkan ukuran databse membengkak.

 

  • Menghindari modification anomaly

 

Desain database yang baik menyajikan suatu keyakinan bahwa ketika user melakukan perubahan dalam database, maka tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

 

          1. Unnormalized
 
Pada tahap ini, kita mengambil seluruh data yang ada dan diperlukan dalam database itu sendiri. Misalnya pada contoh bon faktur di bawah ini,
 
Kita ambil data-data yang diperlukan pada database nantinya, sperti * Nama Supplier * Alamat Supplier * No. Telp. * No. Nota * Tanggal Transaksi * Kode Barang * Nama Barang * Harga * Quantity * Total * Subtotal * Pemberi * Penerima
 
2. Normal Satu
 
Pada tahap ini, kita bagi seluruh data yang diperlukan menjadi beberapa bagian berdasarkan jenis data tersebut,
 
Supplier * Nama Supplier * Alamat * No. Telp.
 
Transaksi * No. Nota * Kode Barang * Tanggal Transaksi * Nama Barang * Harga Barang * Satuan * Quantity * Total * Sub Total

      3. Normal Dua

 

Pada tahap ini, kita bagi berdasarkan jenis dan memberikan primary key pada masing-masing tabel,

 

Supplier * Kode Supplier * Nama Supplier * Alamat * No. Telp.

 

Master Barang * Kode Barang * Nama Barang * Harga * Satuan

 

Transaksi * No. Nota * Tanggal Transaksi * Kode Barang * Nama Barang * Harga * Satuan * Quantity * Pemberi * Penerima 

 

 

 

            4. Normal Tiga

 

Pada tahap ini, kita bagi menjadi lebih terperinci untuk menghindari terjadinya redudancy,Supplier * Tetap Master Barang * Tetap Transaksi Dibagi menjadi: Header Transaksi * No. Nota * Tanggal Transaksi * KodeSupplier * Pemberi * Penerimaan Detail Transaksi * No. Nota * Kode Barang * Quantity