ARSIP BULANAN : September 2012

Isi Otak Bisa Pengaruhi Sikap Duduk

25 September 2012 21:47:10 Dibaca : 83

 

 


 

Isi Otak Bisa Pengaruhi Sikap Duduk

INFOPENTING.com - Disadari atau tidak, pikiran atau isi otak bisa mempengaruhi sikap dan pembawaan termasuk posisi duduk. Hanya dengan melihat posisi duduknya miring ke kiri atau ke kanan, isi otak khususnya yang berhubungan dengan angka bisa ditebak.

Sejak belajar garis bilangan di sekolah dasar, urutan angka dari yang paling kecil ke yang lebih besar selalu berjalan dari kiri ke kanan. Kecenderungan ini juga terbawa sampai dewasa, bahkan ketika sudah lama tidak bersentuhan dengan pelajaran matematika.

Anita Eerland, seorang psikolog dari Erasmus University Rotterdam membuktikan bahwa ketika seseorang memikirkan angka maka postur tubuhnya bisa terpengaruh. Saat duduk maupun berdiri, kemiringannya bisa memperkirakan angka yang dipikirkannya.

"Kemampuan kognitif merupakan integrasi dari beragam sumber informasi yakni memori, bayangan visual dan juga informasi tubuh misalnya postur," tulis Eerland dalam jurnal Psychological Science seperti dikutip dari Medicalnewstoday, Jumat (11/11/2011).

Hal itu dibuktikan Eerland dengan meminta 33 mahasiswa untuk memperkirakan ukuran suatu benda misalnya tinggi menara Eiffel. Eerland kemudian menampilkan sebuah angka di layar, lalu meminta partisipan menilai apakah angka itu lebih besar atau lebih kecil dari jawaban yang sedang dipikirkan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ketika memperkirakan angka yang lebih besar dari yang ditampilkan di layar, partisipan cenderung miring ke kanan. Sebaliknya ketika para partisipan memikirkan angka yang lebih kecil maka posisi duduknya cenderung miring ke kiri.

Eerland menegaskan bahwa penelitian ini tidak membuktikan bahwa sikap atau postur tubuh menentukan pikiran, namun ada hubungan bahwa pikiran bisa mempengaruhi postur. Artinya seseorang tidak akan mengubah pikirannya hanya karena postur atau sikapnya berubah.

motivasi 02

20 September 2012 23:01:50 Dibaca : 108

Kebiasaan Pemuda Produktif

  • JUJUR

Kejujuran adalah harga mati sebuah kehidupan, dengan kejujuran seorang ibu dicintai secara tulus, seorang ayah di hormati dengan baik, seorang pemimpin diteladani, seorang guru dimuliakan. Namun, kejujuran ini seperti sebuah prasasti yang tertimbun oleh keegoan dan kepentingan dunia yang semu. Tidak sedikit kita saksikan hanya sekadar ingin mencpai nilai yang memuaskan seorang siswa berani mencontek agar lulus UN, seorang mahasiswa berani untuk melihat pekerjaan temannya saat UAS berlangsung, seorang pemimpin berani menipu dan mengkhianati pengikutnya, seorang guru berani membodohi anak didiknya, seorang bisnisman berani menipu kliennya. Lalu dimana kita dapat menemukan kejujuran sejati ? Kejujuran sejati adalah sikap terus terang apa adanya. Tidak ada yang ditambah-tambah atau dikurangi, bersikap proporsional. Kejujuranlah yang pertama kali melekat dalam diri pribadi mulia, Rasulullah saw, yang sebelum menjadi nabi telah dikenal oleh seluruh penduduk Mekkah dengan sebutan Al-Amin, yang dapat dipercaya. Sebuah gelar yang belum pernah ada sebelumnya dan boleh jadi tidak akan ada lagi orang yang mendapat gelar yang sama sesudahnya.

Namun nilai kejujuran adalah ‘paspor keberuntungan’ dimanapun kita berada. Karyawan yang jujur sudah tentu cepat direkomendasikan untuk naik jabatan. Pengusaha yang jujur sudah tentu banyak klien yang jatuh hati dan menjadi pelanggan setianya. Seorang mahasiswa yang jujur bukan hanya disayangi dan dihargai teman sekelasnya, namun diperhitungkan pula dalam memori setiapdosen. Berusahalah untuk terus jujur kepada diri sendiri dan kepada siapapun juga, karena disanalah sumber ketenangan, kebahagian dan kesuksesan sejati.

  • KOMITMEN

Banyak orang yang mudah berjanji, tapi sering mengingkari, mudah berkata namun tidak pernah diperbuat. Dalam ajaran Islam orang yang seperti ini biasa disebut orang munafik. Orang modern biasa menyebut orang seperti ini sebagai orang yang tidak mempunyai integritas, yaitu orang yang antara pikiran, ucapan dan perbuatannya tidak selaras.

Lebih lanjut, Allah swt, mengancam orang munafik ini dengan firmannya dalam Quran Surat As-Shaf :3

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (Q.S.As-Shaf :3)

Lalu bagaimana mengembangkan sikap komitmen yang diperintahkan itu? Komitmen berlandaskan  pada  jiwa yang ingin terus menerus bertanggung jawab dan amanah. Komitmen mengisyaratkan sebuah tekad bulat untuk pantang mengingkari janji yang telah dibuat, pantang mencabut kata-kata yang telah terlontar, dan mengeluarkan semua daya dan usaha untuk mempertanggungjawabkan semua  yang telah dikatakan atau dijanjikannya. Komitmen sebagai seorang muslim terlihat dari keseriusannya dalam menjaga amalan wajib, amalan sunnah dan berbuat baik dimanapun berada.

Komitmen ibarat beton yang menegakkan sebuah rangka bangunan, batang yang membuat pohon tampak kokoh menjulang, serta gunung yang menyangga bumi.

 

 

Jatuh cinta atau Bangun Cinta ?

Bismillahirrahmanirrahim,
Ba’da tahmid dan sholawat,

“Wanita SEJUTA pesona, Karunia dari Sang Maha Pencipta ……. Namun, wanita tidak diciptakan dari tulang kepala, karenanya ia tercipta bukan tuk disanjung dan dipuja …. Wanita pun tidak dicipta dari tulang jemari, sehingga ia tercipta bukan tuk disuruh dan didoktrinasi, Bukan pula dari tulang kaki , maka hidupnya bukan untuk diinjak dan diintimidasi. Wanita tercipta dari tulang rusuk sebelah kiri, dekat kehati untuk dilindungi dan meneguhkan jihad suami” (Inspirasi dari buku abangku, Hendi Kurnia “Wanita 1000 Pesona”)

Sahabat,
Begitu mulianya peranan seorang wanita dimuka bumi ini, kita semua mengetahui, bagaimana ketabahan dan kesabaran seorang Siti Hajar yang herus ditinggal pergi suami tercinta di tanah yang tandus dan kekurangan air, tidak cukup sampai itu, ia pun harus mengikhlaskan anak yang sudah lama ia nantikan untuk dikorbankan demi Tuhannya. Kita pun tentu tidak dapat melupakan bagaimana pengorbanan Siti Khodijah yang mendukung harta, jiwa dan raga demi perjuangan suami tercinta, Muhammad saw.
Sahabat, lalu bagaimanakah sikap seorang muslim saat bertemu cinta ? Ia dihadapkan pada dua pilihan, jatuh cinta atau bangun cinta ? Dalam sebuah analogi sederhana , Saat seseorang terjatuh, ada yang dapat bangkit kembali atau bahkan mati dengan sakit yang diderita, namun alangkah indahnya saat kita memilih pilihan kedua, yaitu membangun cinta, agar cinta terajut dan kekal hingga ke syurga. Seperti lantunan syair dari Edcoustic ini

Di matamu tersimpan cinta yang suci
Terbangun dalam pernikahan dari beda dunia
Meski kau terbiasa hidup tanpa peri
Namun kau ikhlas hidup bersahaja ….. namun bahagia….

Duhai pendampingku
Akhlakmu permata bagiku
Buat aku makin cinta
Tetapkan selalu janji awal kita bersatu …. bahagia sampai ke syurga …..

Sahabatku,
Jika ada seorang lelaki yang berkata “Aku mencintaimu maukah kau menjadi pacarku ?”
Sebenarnya ia sedang berkata “Aku ingin menjinahimu, maukah kau mendekati zinah denganku?”
Sahabat, ingatlah dengan psikologi lelaki dan wanita yang didesain berbeda. Lelaki lebih mengedepankan logika dibandingkan perasaan. Maka sebenarnya saat seorang leleaki merayu dan memuji wanita yang belum halal baginya, sangat jarang itu keluar dari hatinya, namun lebih tepatnya dari nafsu yang dikemas oleh logikanya. Namun berbeda dengan wanita yang lebih sering mengandalkan perasaanya, saat seorang lelaki memujinya, seakan dirinya melayang ke kahyangan, apalagi jika lelaki yang memuji itu adalah lelaki yang sangat ia kagumi. Disinilah kaum Adam menang satu poin dari kaum Hawa.

Ukhti (Saudara perempuan),
Akankah kau gadaikan kesucianmu kepada lelaki yang belum tentu akan menjadi suamimu ?
Akankah parasmu yang indah itu kau halalkan untuk direbus dalam neraka yang menyala hanya karena kau mengumbar kecantikanmu sehingga beribu lelaki bermaksiat setelah melihatmu ?
Tidakkah kau malu kepada Dia yang telah menciptakanmu dengan seindah-indah bentuk, bukan untuk pamer namun untuk mengabdi kepadaNya dengan ketundukan yang utuh ?
Bangunlah cinta dengan kesejatian diri, jadilah orang yang layak untuk dicintainya dan dicintaiNya. Hingga cinta itupun kekal hingga syurga.
Wallahua’lam

motivasi

20 September 2012 22:58:02 Dibaca : 93

Motivasi Dahsyat

 

 

Keraslah pada nafsumu, maka dunia akan tunduk padamu. Lunaklah dengan nafsumu, maka dunia akan memperbudakmu

 

Jika Sukses adalah sebuah perjalanan, maka VISI adalah tujuan akhirnya. MISI adalah rutenya.TEKAD adalah kendaraannya, KEYAKINAN adalah bahan bakarnya, dan ANTUSIASME adalah pelumas yang mempercepat laju

 

Jika parameter SUKSES adalah apa persepsi orang, MAKA jika orang sudah tiada, dimana makna SUKSES? Jika SUKSES berarti pujian dan sanjungan, apalah artinya karya tanpa yang memuji ??

 

 

Hukum-hukum Kehidupan

 

 

  1. Hukum bola pejal kehidupan

 

Seperti halnya sebuah bola pejal  yang diberikan tekanan dalam kadar tertentu  yang menyebabkan reaksi balik yang diberikan bola pejal terhadap titik tekan begitu juga dengan diri kita. Ada minimal  tiga kondisi alternatif yang akan terjadi pada bola pejal,

 

  • Bila tekanan yang diberikan terlalu kecil, bola pejal sulit untuk memantul dan meberikan titik tolak
  • Bila tekanan yang diberikan melewati ambang batas kemampuan bola untuk menahan, maka bola dapat sewaktu-waktu hancur
  • Bila tekanan yang diberikan tepat, maka bola dapat memantul dengan baik dan sempurna

 

Begitu juga dengan diri kita. Dalam setiap permasalahan hidup yang kita jalani, ada banyak tekanan-tekanan baik dari luar maupun dalam diri yang secara sadar maupun tidak memberikan dampak bagi mental kita untuk keluar dari permasalahan tersebut. Jika kondisi mental seimbang dengan problem yang terjadi, jiwa cenderung dapat mengendalikannya dan pikiran  mencari 1001 cara untuk menyelesaikannya, apalagi jika persoalan yang dihadapi dianggap mudah oleh jiwa dan pikiran. Persoalannya adalah jika permasalahan yang melanda dianggap terlalu berat oleh jiwa dan diambang batas kemampuan otak untuk berpikir, maka yang terjadi adalah stress. Stres yang berkepanjangan sangat mengganggu mental dan dapat mengubah karakter baik yang sudah dibangun sejak dulu. Mungkin kita pernah mendengar ada seorang ibu yang tega membunuh anaknya hanya gara-gara menganggap sudah tidak sanggup lagi memberi makan anak-anaknya. Ada juga seorang ibu yang tega menggugurkan kandungan hasil perbuatan zinanya dengan lelaki yang tidak bertanggung jawab. Di dunia bisnis, tidak jarang kita pun  mendengar ada seorang direktur atau manajer di sebuah perusahaan terkenal bunuh diri dari lantai 5 kantornya hanya karena terlalu stres dengan pekerjaan kantor atau desakan dari atasannya. Di dunia pendidikan, ada seorang siswa yang rela mengakhiri hidupnya hanya gara-gara tidak lulus UN, diputuskan pacar, sampai karena tidak dibelikan motor  oleh orang tuanya. Atau fenomena tawuran antar-mahasiswa dua universitas di Jakarta, yang setelah dislidiki permasalahan utamanya hanya karena memperebutkan seorang wanita. Inilah yang dianalogikan dengan bola pejal yang terlalu kuat ditekan dan tidak sanggup menahan tekanan sehingga pecah berkeping-keping.

 

Lalu bagaimana agar setiap permasalahan hidup yang menjadi fitrah hidup dan kehidupan tidak membuat diri kita lemah, berputus asa dari rahmatNya ?

 

Ada sebuah cerita yang dapat kita petik hikmahnya.

 

Di sebuah kerajaan antah barantah yang masih sangat tradisional, tersebutlah seorang raja yang tersohor di zamannya. Sang Raja mempunyai kekayaan yang berlimpah dan anak buah yang sangat patuh kepadanya.

 

Suatu ketika, sang raja berkata kepada para pengawalnya untuk mepersiapkan segala sesuatunya untuk perjalanan sang raja berburu esok hari. Para pengawal pun menganggukkan badan tanda siap dan hormat sambil keluar mempersiapkan segalanya.

 

Singkat cerita keesokan harinya,saat Raja berangkat dari kerajaan dengan para pengawal dan prajurit, di sebuah tempat, karena pada saat itu belum mengenal alas kaki, kaki sang raja yang jarang bepergianpun menginjak sebuah duri, sontak darak keluar dari kakinya yang bersih itu. Raja pu geram, dan dengan emosi memerintahkan kepada semua anak buahnya untuk melapisi seluruh jalan dngan kulit sapi. Karena takut dengan murka raja, maka seluruh prajurit pun melaksanakan titah raja bersama-sama, tidak dapat dibayangkan berapa banyak dana yang harus dikeluarkan untuk melapisi seluruh jalan yang masuk ke dalam daerah kekuasaan raja, tak terhitung waktu yang dibutuhkan untuk merampungkan ide gila itu. Seluruh ahli  dikumpulkan, dan semua sepakat untuk menyembelih seluruh saai kepunyaan penduduk untuk menunaikan titah raja, dan menggunakan kulitnya untuk melapisi jalan di seluruh daerah. Hingga, dari kampung terpencil, menghadaplah seorang anak tampan dan cerdas menghadap raja tersebut. Setelah memberi salam dengan penuh hormat, sang anak yang dikenal dengan nama Setia tersebut memberikan sebuah hadiah untuk baginda raja, sebuah alas kaki terbuat dari kulit yang bagus dan terlihat kuat. Lalu sang anak pun berkata “Paduka Raja, Paduka tidak perlu khawatir untuk bepergian kemanapun yang baginda inginkan, Baginda pun tidak perlu mengeluarkan ratusan keeping emas untuk melapisi seluruh permukaan jalan dengan kulit sapi. PAduka tinggal memakai sandal eksklusif ini kemanapun baginda mau, dan saya jamin Paduka idak akan merasa sakit atau tertusuk duri di jalanlagi, karena sandal ini didesain untuk melindungi alas kaki dan memberikan kenyamanan bagi yang memakainya”. Baginda nampak senang dan tertarik. Lalu tanpa berpikir panjag, sang Raja berkata kepada seluruh pasukannya “Mulai sekarang, hentikan pembuatan jalan memeakai kulit sapi, semua rakyat dan prajuit wajib memakai sandal yang dibuat anak cerdas ini, berapa keping emas yang kau butuhkan unttuk membuat pabrik sandal ini nak ?”

 

Kisah di atas menggambarkan pentingnya mengubah mindset dan persepsi kita mengenai setiap masalah yang pasti menghampiri. Tidak ada yang salah dengan masalah, yang menjadi masalah adalah sikap dan cara pandang kita terhadap masalah. Banyak orang yang justru bersyukur dengan masalah, karena artinya mereka sedang belajar untuk menjadi lebih baik, sehingga jika ada masalah serupa sudah lebih siap dan mengeahui solusi terbaik. Namun, tidak sedikit pula orang yang akhirnya menyerah dan putus asa dengan masalah yang seakan bertubi-tubi menghampirinya setiap waktu. Seorang motivator pernah mengatakan bahwa jika kita ingin seluruh pemandangan yang kita lihat tampak hijau, maka tak perlu mengecat atau memodifikasi seluruh benda yang kita jumpai dengan warna hijau, cukup membeli sebuah kacamata yang berlensa hijau, akalau tidak ada, tinggal kita celup sendiri kedalam sebuah cat, pakailah kaca mata itu, dan semuanya akan tampak hijau berseri.

 

 
 
Kita tidak dapat mengendalikan arah angin, namun kita dapat mengarahkan layar menuju tempat yang kita tuju

 

Lelah sudah kita berharap dengan semua kondisi yang tidak sesuai dengan harapan, dengan sikap manusia yang menguji kesabaran, dengan setiap asa yang belum menjadi kenyataan, namun, jika kita mempunyai rumus untuk mengarungi setiap permasalahan  apapun, maka kita akan menjadi orang yang bahagia dimanapun berada.

 

Rumus yang dapat kita amalkan yaitu :

 

  • Siap

 

Hidup adalah rangkaian masalah, orang hidup pasti punya masalah, jangankan yang masih hidup, hanya untuk sekedar matipun butuh kesiapan, dimana akan dikuburkan, sudah melunasi seluruh hutangkah, bagaimana dengan tanggungan yang ditinggalkan seperti anak dan istri, bagaimana membayar tempat pekuburan, ambulan dan lain-lain. Maka, sungguh sangat naif jika ada orang yang berpendapat bahwa mengakhiri hidup adalah solusi terbaik untuk keluar dari permasalahan hidup yang melanda. Ingatkah dengan sebuah keterangan hadis yang mengambarkan bahwa orang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di neraka akan melakukan hal serupa berulang kali, mati, dihidupkan lagi, mati dihidupkan lagi. Begitu seterusnya. Na’udzubillahimindzalik.

 

Kesiapan kita untuk menghadapi setiap masalah  adalah sebuah bentuk keyakinan yang nyata akan janji Allah terhadap takdir kehidupan kita

 

 

 

Yang menjadikan  mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Q.S. Al-Mulk:2)

 

 

Ingin Gemuk? Ini Rahasianya

20 September 2012 22:33:50 Dibaca : 59

Ingin Gemuk? Ini Rahasianya!

 

Penting Itu Relatif » Dipublikasikan Oleh Majalah Online Indonesia → Rabu, September 12, 2012

 

Ingin Gemuk? Ini Rahasianya!

INFOPENTING.com - Memiliki tubuh kurus memang tak enak. Tak heran jika urusan penambahan berat badan memang bikin frustasi bagi sebagian orang.

Sudah mengatur pola makan hingga tiga kali sehari, ditambah ngemil hingga susu penambah berat badan. Namun, hasilnya masih saja jauh dari harapan.

Dr. Samuel Oentoro, ahli gizi klinis dari MRCC Siloam Hospital Semanggi, menyatakan bahwa sama seperti halnya untuk menurunkan berat badan, menambah berat badan juga harus dilakukan dengan cara sehat. Jangan asal sikat semua makanan tanpa memerhatikan kandungan gizinya.

1. Gizi seimbang
Yang pertama perlu diperhatikan adalah pemilihan makanannya. Pilihlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, sayuran dan buah. Menghindari lemak jenuh, seperti kolesterol dan lemak. Memperbanyak konsumsi buah dan sayur untuk mendapatkan asupan vitamin dan mineral, serta menambah makanan kaya protein, seperti susu, telur, ikan, ayam dan lain-lain. "Makanlah tiga kali sehari, porsinya boleh ditambah. Ngemil juga diperbolehkan tapi tetap harus makanan sehat dan jauhi makanan serba digoreng dan junk food," tegasnya.

2. Olahraga
Olahraga sering dihindari bagi mereka yang ingin gemuk. Padahal olahraga yang dilakukan secara tepat dapat membantu menambah massa otot bahkan menjadi cara alami penambah nafsu makan. "Lakukan maksimal 3-4 kali seminggu dan sebaiknya jangan lebih dari 30 menit," tambahnya.

3. Susu sebelum tidur
Susu membantu menambah kalori. Jadi, segelas susu hangat sebelum tidur menjadi cara termudah untuk menambah berat badan. Selain itu, minum susu sebelum tidur juga membantu menenangkan kembali sistem saraf Anda. Bonusnya, Anda akan merasa rileks, merangsang rasa kantuk sehingga dapat tertidur pulas.

Rasakan Kebahagiaan Dalam Memberi

20 September 2012 22:31:21 Dibaca : 61

Rasakan Kebahagiaan Dalam Memberi

 

Penting Itu Relatif » Dipublikasikan Oleh Majalah Online Indonesia → Rabu, September 19, 2012

 

Rasakan Kebahagiaan Dalam Memberi

INFOPENTING.com - Suatu sore, seorang mahasiswa berjalan bersama rekannya. Ketika mereka melihat sepasang sepatu butut di tepi jalan. Mereka yakin sepatu tersebut milik seorang pekerja rendahan yang bekerja di hutan.

Sang mahasiswa berpaling pada rekannya seraya berkata, "Bagaimana kalau kita sembunyikan sepatunya, lalu kita bersembunyi dibalik semak-semak dan melihat apa yang terjadi kemudian."

Rekannya itu menjawab, "Sobatku, kita tidak seharusnya bersenang2 dengan mengorbankan orang miskin.

Engkau dapat melakukan sesuatu yang lebih baik, dan itu akan mendatangkan kesenangan besar dalam dirimu. Caranya adalah memasukkan uang ke dalam kedua sepatu bututnya. Setelah itu kita bersembunyi untuk melihat reaksi orang tersebut."

Mahasiswa itu pun melakukan apa yang dikatakan rekannya, lalu mereka bersembunyi dibalik semak-semak. Tak lama kemudian, si empunya sepatu keluar dari hutan dan bergegas mengambil sepatunya. Ketika memasukkan salah satu kakinya, ia merasakan ada benda yg mengganjal. Ia pun merogoh ke dalam sepatu. Ia nampak terkejut dan terheran karena ada uang dalam sepatunya. Ia memegang sambil menatap uang tersebut, lalu melihat ke sekeliling apakah ada orang di sekitarnya. Tapi, ia tidak melihat seorangpun di sana. Lalu ia memasukkan uang tersebut kekantongnya, sambil memasang sepatu lainnya.

Tapi, lagi-lagi ia terkejut karena ada uang dalam sepatunya yang satu lagi. Perasaan haru menguasainya, ia jatuh tersungkur dan menengadah ke atas. Doa ucapan syukur terdengar jelas dari mulutnya.

Ia berbicara mengenai istrinya yang sakit, serta anaknya yang kelaparan karena tak ada uang. Ia bersyukur atas kemurahan yang Tuhan berikan melalui orang yang ia tidak ketahui.

Melihat hal itu, sang mahasiswa meneteskan airmata dan sangat terharu.

Ia berpaling pada rekannya seraya berkata, "kau telah memberiku pelajaran yang tak kan kulupakan. Kini aku mengerti bahwa lebih berbahagia memberi daripada menerima".

Kategori

Blogroll

  • Masih Kosong