ARSIP BULANAN : December 2016

1000 Guru Gorontalo di Pekan Raya Gorontalo

13 December 2016 09:21:08 Dibaca : 141

1000 guru Gorontalo adalah sebuah organisasi maupun komunitas non-profit yang bergerak di bidang pendidikan daerah terdalam dan tertinggal. Saat penulis berkunjung ke stand mereka di Pekan Raya Gorontalo, nampak terlihat beberapa pengujung sedang mengobrol serius dengan kakak – kakak penjanga stand tersebut. Pengunjung stand 1000 Guru Gorontalo memang tidak sebanyak dan seramai stand-stand lain yang pengunjungnya datang silih berganti. Namun, hampir setiap pengunjung yang datang kesini selalu terlihat membawa rasa ingin tahu. Awalnya mereka hanya sekedar lewat dan melihat sesaat, namun apa yang mereka lihat nampaknya membuat mereka tertarik untuk melihatnya menjadi lebih dekat. Stand 1000 Guru Gorontalo menayangkan video jurnalis yang ditayangkan oleh NET. TV yang berisi sebuah tayangan anak-anak berseragam sekolah berwarna coklat. Satu diantara mereka saat menghadap kamera lebih dekat, ia terlihat meneteskan air dari kedua matanya yang bulat. Kalau tak salah lihtat, anak itu mengatakan bahwa ia ingin melanutkan sekolah seperti anak-anak yang lain ke tingkat SMP, namun di daerahnya belum ada SMP.
Video itulah yang nampaknya dijadikan 1000 Guru Gorontalo sebagai daya tarik mereka untuk menarik simpati pengunjung Pekan Raya Gorontalo 2016. Ini adalah kali pertama 1000 Guru Gorontalo mengikuti pameran. Sehingga, pameran ini merupakan salah satu cara agar 1000 Guru Gorontalo lebih dikenal oleh berbagai stake holder yang menjadi sasaran mereka, khususnya mereka yang memiliki rasa simpati kepada pendidikan tertinggal dan terdalam. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan, salah satu kakak yang sedang menjaga stand mengatakan bahwa di Pekan Raya Gorontalo 2016 ini, mereka mendapatkan stand gratis tanpa perlu membayar saperti stand-stand yang lain. Hal ini tentu saja karena, mengingat 1000 Guru Gorontalo bukanlah organisasi maupun komunitas yang profit. Komunitas 1000 Guru awalnya di bentuk oleh seorang Jemi Ngadiono pada 22 Agustus 2012 dan semakin banyak berdiri di berbagai regional, tak terkecuali Gorontalo yang baru terbentuk sejak awal tahun 2016. Awalnya, aksi 1000 Guru ini menurut Jemi Ngadiono sendiri murapakan aksi balas dendam kepada dunia pendidikan yang begitu sulit dirasakannya dahulu.
1000 Guru Gorontalo menerapkan sistem relawan kepada siapa saja yang ingin bergabung bersama mereka untuk bergerak di bidang jasa untuk urusan berbagi dan menebar motivasi kepada anak-anak di daerah pedalaman yang belum terjamah oleh akses pendidikan yang masih jauh dari kata nyaman. Mereka memang tidak mengajarkan pendidikan formal, tetapi mereka lebih memberikan pembelajaran dari segi motivasi kepada anak-anak yang mereka kunjungi untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan menjaga semangat mereka untuk menjadi seperti yang mereka cita-citakan. Hal ini dilakukan dengan cara membuat pohon impian/cita-cita setiap kali tim 1000 Guru Gorontalo melaksanakan program ‘traveling and teaching’.
Traveling and Teaching (TnT) sendiri adalah program unggulan yang gagas oleh komunitas 1000 Guru Gorontalo. Dimana, kepada para relawan yang telah mendaftar untuk mengikuti program tersebut akan mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan seusai menjadi guru atau mengajar. Sehingganya, lokasi pedalaman tempat untuk program TnT selalu dipilih dengan lokasi yang berdekatan dengan tempat wisata.
1000 Guru Gorontalo memang bukan komunitas pencari profit. Namun, dalam stand mereka, terdapat t-shirt bergambar dan bertuliskan 1000 Guru Gorontalo yang dijual dengan harga seratus ribu ribuah. Namun ternyata, hasil penjualan tersebut ialah untuk didonasikan kepada anak-anak di pedalaman. Donasi dalam bentuk uang tersebut nantinya akan dibelanjakan dan diberikan kepada anak-anak pedalaman dalam bentuk tas, seragam sekolah dan sepatu serta makanan sehat dan bergizi untuk mereka.

Selain produk berupa t-shirt 1000 Guru Gorontalo yang dijual, ada juga foto-foto dokumentasi kegiatan TnT 1000 Guru Gorontalo yang dicetak dengan menggunakan frame Instagram dan dipajang memenuhi bagian kanan dan kiri dekorasi stand. Tidak hanya itu saja, stand 1000 Guru Gorontalo juga dilengkapi dengan papan tulis lengkap dengan kapur tulisnya, juga meja dan kursi belajar serta pohon impian. Sehingga, stand itu layaknya menyerupai sebuah ruang kelas yang lantainya memprihatikan karena terbuat dari papan. Hal itulah yang rupakan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi stand ini, dimana hal ini sejalan dengan Pengertian Pameran menurut Smith yang merupakan kegiatan pemasaran yang unik, dimana produk yang juga meliputi barang dan jasa dipertontonkan, didemonstrasikan, diuji dengan kontak tatap muka serta dilakukan dengan banyak sehingga sehingga membuat keputusan yang relevan dalam periode waktu yang pendek.


Hal tersebut dapat penulis liat dari pengunjung yang akhirnya memutuskan untuk membeli t-shirt yang dijual sebagai donasi. Dan juga banyaknya pengunjung yang berfoto di stand tersebut dan mengunggahnya ke instragram dengan menggunakan hastag #1000gurugorontalochallege yang juga digagas oleh komunitas 1000 Guru Gorontalo. Serta pengunjung pun tak lupa meninggalkan notes mereka pada pohon impian yang tersedia di stand tersebut.
Tidak sedikit juga pengunjung yang diakhir obrolannya yang cukup intenst dengan kakak-kakak penjaga stand mengatakan bahwa mereka ingin menjadi relawan dalam komunitas 1000 Guru Gorontalo apabila mereka akan mengadakan program TnT lagi kedepan. Sehingga, dapat penulis simpulkan bahwa hal ini membuktikan keberhasilan stand 1000 Guru Gorontalo dalam mengikuti pameran di Pekan Raya Gorontalo.