KOMUNIKASI GENDER

07 February 2020 18:32:16 Dibaca : 1897

KOMUNIKASI GENDER

Ketidak adilan dalam genderPerbedaan peran dan fungsi antara laki-laki dan perempuan atau yang lebih tinggi dikenal dengan perbedaan gender yang terjadi di masyarakat tidak menjadi suatu permasalahan sepanjang perbedaan tersebut mengakibatkan diskriminasi atau ketidakadilan. Patokan atau ukuran sederhana yang dapat digunakan untuk mengukur apakah perbedaan gender itu menimbulkan ketidakadilan atau tidak.

Salah satu contoh peristiwa yang menggambarkan ketidak adilan dalam gender yaitu :

Stereotip (citra buruk)Pelabelan atau penandaan yang sering kali bersifat negatif secara umum selalu melahirkan ketidakadilan. Salah satu jenis stereotip yang melahirkan ketidakadilan dan diskriminasi bersumber dari pandangan gender karena menyangkut pelabelan atau penandaan terhadap salah satu jenis kelamin tertentu. Misalnya, pandangan terhadap perempuan bahwa tugas dan fungsinya hanya melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan kerumahtanggaan atau tugas domestik dan sebagai akibatnya ketika ia berada di ruang publik maka jenis pekerjaan, profesi atau kegiatannya di masyarakat bahkan di tingkat pemerintahan dan negara hanyalah merupakan perpanjangan peran domestiknya.

PenutupPada prinsipnya bahwa kesetaraan gender merupakan anggapan terhadap semua orang pada kedudukan yang sama dan sejajar (adil), baik itu laki-laki maupun perempuan. Dengan mempunyai kedudukan yang sama, maka setiap individu mempunyai hak-hak yang sama, menghargai fungsi dan tugas masing-masing, sehingga tidak ada salah satu pihak yang mereka berkuasa, merasa lebih baik atau lebih tinggi kedudukannya dari pihak lainnya.

 

Wajah sebagai instrumental komunikasi

17 September 2017 16:59:16 Dibaca : 1660

Wajah Sebagai Instrumental Komunikasi

Di Susun Oleh:
Moh. Adi Efendi Hasan
Hendra S. Didipu
Friska R. Monintja

Komunikasi antar Pribadi, seharusnya kita dapat memetik beberapa makna dalam ekspresi wajah, sebab hal ini mampu kita jadikan sebagai tolak ukur dalam memahami lawan bicara kita, sehingganya kita tidak mudah binggung, bertanya-tanya maksud dari lawan bicara kita, sebab hal ini masi saja banyak dari kita yang tidak memahai dan tanpa sadar hal ini sering terjadi di lingkungan kita, oleh sebab itu saya mengangkat materi ini dengan judul Wajah Sebagai Instrumental Komunikasi, menurut saya hal ini nantinya sangat membantu untuk kita memahami komunikasi Nonverbal dan makna dari ekspresi wajah dalam dunia komunikasi. Sebab topik ini sanggat lah menarik, karena isi dari topik ini bisa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam isi artikel ini ada bebrapa hal yang perlu kita bahas, diantarnya adalah bagaimana cara kita memahami eksperesi wajah dari lawan bicara kita dan apa arti dari ekspresi yang di tunjukan dari lawan bicara kita.

Dalam artikel kita di ajarkan bagaimana cara kita memahai tentang ekspresi wajah dari lawan bicara kita, dan makna yang terkandung di dalamnya, sehingga terkait isi artikel ini ada Tiga hal yang menarik untuk kita bahas, diantaranya adalah,Pertama ekspresi makro. Ekspresi makro yaitu ekspresi mimik wajah yang dapat dengan mudah kita mengamatinya dan membedakan. Misalkan saja, tersenyum atau menangis. Kedua adalah ekspresi mikro, Sedangkan ekpresi mikro yaitu ekspresi yang tak disadari dan terjadinya biasanya cendrung dalam waktu relative yang singkat. Itu sebabnya ekspresi mikro lebih sulit untuk di amati.Ketiga adalah kontak mata, orang Korea percaya bahwa mata adalah jawaban “sebenarnya” mengenai apa yang dirasakan dan dipikirkan seseorang. Di Amerika, seorang pria yang memandang lama pria lainnya, hampir bisa dipastikan seorang homoseksual. Pandang memangdng antara pria dan wanita pada dasar memiliki banyak arti akan tetapi dari kajian ilmu sikologis, manusia itu sendiri mengangap bahwa hal tersebut merupakan sebuah kebutuhan untuk mengenal, melihat, dan mencari tau segalal sesuatu yang ada di lingkungan kita.

Akhirnya dari apa yang telah di tuliskan diatas kesimpulanya adalah, bahwa memaknai ekspresi wajah dari lawan biacara kita itu sangat penting, sebab di situ terkandung makna dan arti dalam bentuk nonverbal, yang seharusnya mampu kita mengerti. Dari Tiga hal yang sudah dibahas di atas, menunjukan bahwa betapa pentingnya tiga hal tersebut, sebab dasar dari tiga hal tersebut adalah tolak ukur bagi kita untuk mengetahui simbol, makna, dan arti penting dalam ekspresi wajah. Untuk menutup artikel ini, saya mengharapkan bisah jadi tolak ukur dan pembanding untuk memahami konteks komunikasi antar pribadi khususnya dalam memahami ekspresi wajah.

Anak yang ingin berusaha

14 December 2016 11:25:03 Dibaca : 1834

Seorang anak yang terlahir dari keluarga berkecukupan yang ingin merasakan bagaimana dimasa kecilnya sekarang bisa bermain seperti anak anak seumurannya, tetapi baginya semua itu hanyalah mimpi yang sulit terwujud, karena ia menyadari bahwa ia harus bekerja membantu ayahnya berdagang sayur.
Namanya Firman, seorang anak yang saya perkirakan umurnya sekarang 13 tahun yang ditinggalkan ibunya sejak ia masih berumur 9 tahun, sedangkan ayahnya sudah menikah lagi, dimasa kecil ia tinggal bersama ayah dan ibu tirinya, seakan ibu tirinya tak menganggap ia bagian dari keluarga suaminya, ia akan diberi makan setelah ia bekerja membantu ayahnya berdagang.
Namun ia hanya bisa bersabar menghadapi ibu tirinya yang tak mau menganggap bahwa ia anakknya, kadang ketika malam datang ia akan diajak oleh teman - teman sekolah bermain PS di komplek rumah, dengan berat hati Firmanpun bertanya kepada Ibu tirinya bahwa mana ia minta izin sebentar keluar dengan teman-temannya , tapi ibu tirinya tak menanggapinya dan hanya cuek saja.
Setelah beberapa saat ia bermain karena takut ibu tirinya marah, ia bergegas meninggalkan teman-temannya yang lagi asik bermain, tapi hal yang tak disangka oleh Firman pintu rumahnya sudah di kunci, karena suasana malam itu sudah mulai larut ia memutuskan untuk menginap dirumah temannya.
Ke esokan harinya dirumah temannya ia masih ragu untuk kembali kerumahnya takut dimarahi lagi oleh ibu tirinya, tapi karena niatnya ingin bersekolah, ia sudah tak pusingkan lagi akan marah ibu tirinya lagi dan ia berangkat kesekolah tanpa uang jajan sepeserpun.
Firman bersekolah di SMPN 11 Gorontalo, disekolah ia paling jago menggambar, seperti cita-citanya ia ingin sekali menjadi seorang arsitek, karena dengan keterbatasannya, alat untuk ia menggambar hanya meminjam dari temannya, tapi ia tak mau meminjam terus terusan pada temannya, Firmanpun mencari cara bagaimana bisa mendapatkan uang tanpa meminta kepada orang tuanya
Setelah pulang sekolah, ia mencari cara bagaimana bisa mendapatkan uang untuk membeli peralatan gambar itu, dan diingatlah ada salah satu teman yang ayahnya memelihara kambing, tapi kambing-kambing itu selalu kekurangan makanan, akhirnya ia memutuskan setiap sore mencari makanan kambing dilahan kosong yang hanya di tumbuhi oleh pepohonan dan rerumputan yang hanya memodalkan sebuah pisau yang berbentuk sabit, dengan upah 5 ribu rupiah perharinya
Dengan pekerjaan tambahan ini selain membantu ayahnya berdagang sayur dipasar ia bisa menabung uangnya untuk membeli peralatan gambar tersebut, agar tidak lagi meminjam ketemannya dan bisa mengasa kemampuannya untuk bergambar, dan menyelesaikan sekolah, bagi Firman sekolah lebih penting, ia tidak melihat kondisi keluarganya mempunyai kekurangan, maka dari itu ia mencari cara supaya bisa bersekolah dan mengasah bakatnya menggambar.

DIKILI

12 December 2016 21:50:10 Dibaca : 1806

Dari terbenamnya mentari hingga matahari terbit, semua warga laki-laki maupun perempuan sambil duduk bersila membacakan zikir dengan lantang dan semangat, padahal dikili ini di gelar selama semalam dari selepas sholat isya sampai besoknya pagi meskipun menahan kantuk.
Dikili ini merupakan salah satu adat daerah gorontalo yang dimana merupakan bagian dari kitab berjanji ala daerah Gorontalo, kata dikili tersebut diambil dari kata zikir atau mengingat yang terdiri dari 13 bagian yang dibacakan semalam di masjid-masjid setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam.
Dikili ini sendiri di tulis dengan tiga huruf yaitu huruf Arab, Melayu dan Gorontalo yang isinya dimana mengisahkan tentang sikap sifat keteladanan, kemuliaan kehidupan sang Rasul, pembawa ajaran islam, dikili ini juga dibacakan dengan cara yang khas ala daerah Gorontalo, sebagaimana ketika kita mendengar seakan yang membacanya itu sedang berteriak tapi mempunyai nada seperti nyanyian.
Di Gorontalo perayaan Maulid Nabi jauh lebih meriah ketimbang daerah-daerah lain di Indonesia, bahkan kita bisa merasakan keramahan-keramahan warga, setiap masing-masing rumah terbuka lebar, siap menyambut siapapun yang datang.
Momen sekali setahun ini bisa dipadati oleh banyak pengunjung dari daerah lain yang ingin melihat langsung proses dari kegiatan, bahkan sampai-sampai jalanan desa yang tak terlalu lebarpun sering macet karena kenderaan pengunjung yang ingin melihat kegiatan dikili ini berdesakan.
Dalam pergelaran adat dikili di Gorontalo ada juga namanya Walima, Walima adalah sebuah wadah yang terbuat dari belahan sebuah bambu yang dibentuk menyerupai kubah masjid yang dihiasi dengan berbagai macam jenis kue tradisional Gorontalo, salah satu kue khas yang disukai oleh masyarakat Gorontalo yakni “Kolombengi”, semacam kue bolu kering yang rasanya manis dan gurih, dalam satu wadah walima biasanya diisi dengan puluhan bahkan ratusan kue tradisional tergantung dengan ukuran besar kecilnya walima yang dibuat.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong