ARSIP BULANAN : December 2015

MATERI SURVIVAL

22 December 2015 12:38:15 Dibaca : 3293

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aktivitas Alam Terbuka ( Outdoor Activity ) seperti kegiatan Gunung Hutan atau mendaki gunung dan penjelajahan hutan, adalah suatu kegiatan petualangan yang penuh tantangan dan beresiko tinggi. Kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi, dan untuk menghadapi kegiatan petualangan yang mempunyai resiko tinggi, seseorang harus betul-betul mempersiapkan dirinya seoptimal mungkin. Bahaya dan tantangan yang seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan petualangan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk dapat menyatu dengan alam. Didalam kegiatan petualangan Gunung Hutan ada dua factor bahaya yang mengancam keselamatan jiwa, yaitu; bahaya yang datang dari diri sendiri atau (Objetive Danger) dan bahaya yang tidak dapat diramalkan yang datang dari alam itu sendiri (Subjective Danger).
Di Indonesia sebagian besar daratannya merupakan hamparan dari gunung-gunung dan hutan ( walaupun telah banyak terjadi kerusakan ). Ketika kita mulai berfikir untuk melakukan kegiatan petualangan, penjelajahan hutan dan pendakian gunung serta mungkin kegiatan petualangan lainnya, yang perlu dipersiapkan dari diri kita adalah kesiapan fisik, mental dan pengetahuan/skill.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat di simpulkan bahwa yang menjadi inti permasalahan adalah “Bagaimana cara mengaplikasikan ilmu tentang gunung hutan?

1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah maka yang menjadi dari tujuan penulisan adalah Memahami segala ilmu tentang gunung hutan khususnya “cara bertahan hidup(survive) di hutan apabila terjadi musibah atau kondisi yang mengancam keselamatan” sebelum melakukan petualang.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gunung Hutan
Pendakian gunung sebenarnya telah dilakukan oleh para nenek moyang kita yang dimulai dari jaman nabi yaitu Nabi Adam AS yang menjelajahi bukit tursina untuk mencari cintanya Siti Hawa.
Siti Hajar yang telah lintas dari bukit marwah ke bukit Safa ditemani dengan sherpa Jibril untuk mencari air bagi ismail yang lagi kehausan. Dan pendakian demi pendakian hingga saat ini masih terus berlangsung.
Di Indonesia sebagian besar daratannya merupakan hamparan dari gunung-gunung dan hutan (walaupun telah banyak terjadi kerusakan). Ketika kita mulai berfikir untuk melakukan kegiatan petualangan, penjelajahan hutan dan pendakian gunung serta mungkin kegiatan petualangan lainnya, yang perlu dipersiapkan dari diri kita adalah kesiapan fisik, mental dan pengetahuan / skill.
• Kemampuan fisik, kegiatan petualangan pendakian gunung dan penjelajahan hutan ini merupakan aktivitas fisik, maka sepatutnya kesiapan fisik harus benar-benar dipersiapkan dengan baik, karena berhasil dan tidaknya suatu kegiatan pendakian maupun penjelajahan hutan bergantung pada kekuatan fisik.
• Kesiapan mental, Menjadi penting karena secara sadar akan menghadapi hal-hal yang mungkin tidak kita perhitungkan sebelumnya, hal tersebut akan berpengaruh pada sikap mental kita dalam menghadapi dan menyelesaikannya.
Kesiapan penguasaan pengetahuan dan keterampilan (skill), merupakan kesiapan yang memerlukan waktu untuk menguasainya. Bagi para pelaku kegiatan di alam terbuka, pengetahuan teknik hidup di alam terbuka dan penguasaan keterampilan atau skill sangat mutlak di butuhkan. Hanya dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan inilah kita dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu kegiatan dan juga menentukan suatu tujuan perjalanan. Dengan berpatokan pada kesiapan fisik, mental dan penguasaan keterampilan, sedikitnya kita akan bisa memperkecil resiko kecelakaan.
Gunung hutan Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Sedangkan mountaineering adalah kegiatan mendaki gunung yang terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :
- Hill Walking: Merupakan perjalan pendakian bukit-bukit yang landai tidak mempergunakan peralatan dan teknis khusus pendakian.
- Scrambling: Merupakan pendakian pada tebing batu yang tidak terlalu terjal. Tangan hanya digunakan sebagai keseimbanan.
-Climbing: Merupakan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik pendakian, bentuk pendakian.
-Rock Climbing: yaitu pendakian pada tebing batu Snow Ice Climbing, yaitu pendakian pada es dan batu.
Di sini kita diajarkan materi-materi tentang kegununghutanan, meliputi ; Navigasi, Survival, SAR dan PPGD dan etika sebagai seorang mapala. kita harus mempunyai prinsip dasar yaitu : Take nothing but picture, Leave nothing but footprint, Kill nothing but time Dan materi-materi ini harus di kuasai oleh sesorang yang ingin menjadi anggota Aldakawanaseta. Yang tentunya ada syarat utama yaitu Pendidikan Dasar. Tak hanya itu Gunung hutan juga menjadi Prasyarat kita menjadi anggota penuh. Yaitu kita harus melakoni Pengembaraan 3 Divisi salah satunya Gunung Hutan.

2.2 Survival
Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Banyak orang menganggap, membawa benda-benda untuk alat bertahan hidup di alam bebas (Survival Kit) sewaktu bepergian, rasanya ribet atau bikin repot. Tapi bagi kita yang mempunyai hobi di alam bebas sebagai penggiat pecinta alam, harus dapat mengantisipasi suatu keadaan darurat sampai hal yang kecil sekalipun sangat diperlukan. Telah banyak kejadian yang membuktikan pada peristiwa kecelakaan di laut dan udara,korban yang kebetulan selamat kebanyakan tidak siap bertahan hidup. Padahal upaya penyelamatan oleh tim SAR atau polisi belum tentu datang segera. Tak ada pilihan, korban harus bertahan hidup di alam yang sama sekali asing. Jika tanpa persiapan, ditambah kelelahan mental dan fisik, nyawa bisa jadi taruhannya.Hal ini secara tidak langsung dan juga tidak dapat kita duga dapat terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Bagaiman jika mimpi buruk tersebut terjadi pada kita ? Apa yang dapat kita lakukan dan kita perbuat jika kita berada dalam keadaan tersebut.
Persiapan menghadapi situasi buruk sebenarnya sederhana. Sebelum perjalanan, paling tidak semua perlengkapan penyelamatan diri yang standar bisa disiapkan. Misalnya, jika akan berperahu melintasi sungai atau laut, siapkan pelampung yang memadai. ” jangan menyepelekan alat-alat standar! Karena inilah gantungan hidup kita kalau terjadi sesuatu”. Dalam melakukan perjalanan kita harus mempersiapkan bekal pribadi, terutama peralatan bertahan hidup (Survival Kit), juga harus memadai. Barang-barang kecil yang amat vital harus tersedia seperti lampu senter, korek api, pisau lipat kecil, peralatan jahit, pluit, tisu basah, perlengkapan P3K, obat-obatan, dan lain sebagainya. Meski perjalanan dirasa tidak terlalu jauh, biasakan juga selalu membawa makanan dan minuman cadangan. Setelah semuanya siap, tempatkan peralatan dan perlengkapan tadi kedalam sebuah wadah atau tas yang memenuhi syarat, seperti cukup ringan, kuat dan tahan air. Buat perbedaan antara wadah tadi dengan tas atau barang-barang lain, agar mudah dikenali. Tempatkan juga di runag yang mudah terjangkau, jangan sampai kita bingung harus memprioritaskan barang mana yang harus diselamatkan saat kecelakaan.

2.2.1 Langkah-langkah Survival
Seseorang yang tidak di ketahui namanya telah menyusun kalimat-kalimat dalam bahasa inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kalimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip ataupun langkah-langkah yang harus di lakukan oleh seorang survivor, yaitu:
1. S : (Size Up the Situation), pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar selamat.
2. U : (Undue Haste Make Taste), jangan tergesa-gesa, biar lambat asal selamat.
3. R : (Remember Where You Are), Ingat dimana kamu berada. Baik posisi harfiah yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.
4. V : (Vanquish fear and panic), Kuasai diri dari rasa takut dan panik yang dapat menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
5. I : (Improvise), Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.
6. V : (Value living), Hargailah kehidupan. Jangan siasakan hidup dengan mengambil keputusan yang ceroboh.
7. A : (Act like the native), Sesuaikan diri dengan penduduk setempat, sesuaikan dirimu dengan lingkungan disekitarmu.
8. L: (Learn basic skill), Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah kemampuan di alam bebas.
Kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi survivor dengan masyarakat umum. Dilihat dari kondisi alam Indonesia maka pengetahuan survival ini harus disesuaikan, juga dengan iklim tropis yang ada di negara kita. Di Indonesia daerah yang akan ditemui adalah : hutan belantara, rawa, sungai, padang ilalang, gunung berapai dan lain sebagainya.Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu masalah / bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam menghadapi survival:
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan,bosan, putus asa dll. Pengaruh psikologis yang disebabkan karena perasaan terasing
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.Pengaruh Fisikologis yang disebabkan karena kelelahan, dan kurang tidur
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll.
Pada proses survival terdapat dua macam pengelompokannya yaitu, survival individu dan survival kelompok.
1. Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
2. Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok. Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;
1. Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi milik bersama.
2. Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
3. Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok. Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar pasti dalam setiap mengambil keputusan.

2.2.2 komponen pokok survival
Sikap mental berupa hati yang kuat bertahan hidup, mengutamakan akal sehat, berpikir jernih, optimis dan berikut adalah komponen pokok survival
• kondisi fisik yang fit dan kuat
• tingkat pengetahuan dan keterampilan
• pengalaman dan latihan
• perlengkapan berupa survival kit

2.2.3 kebutuhan dasar Survival
adapun yang menjadi kebutuhan dasar dalam survival adalah sebagai berikut :
a. Air
Dalam keadaan survival maka air merupakan faktor terpenting dan lebih penting dari faktor lainnya. Manusia dapat hidup dengan air saja hingga ± 3 minggu. Tapi manusia hanya bisa bertahan hidup tanpa air 3-5 hari. Air dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Air yang tidak perlu dimurnikan Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan tidak berbau. Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan daun-daun yang lebar.
2. Air yang perlu dimurnikan Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah sungai yang kering, air dari batang pohon pisang.
b. Makanan
Saat sumber makanan yang dibawa semakin berkurang, kita dapat memanfaatkan sumber makanan dari alam berupa flora ( tumbuhan ) dan fauna ( hewan ). Bagian tumbuhan yang dapat dimakan adalah buah, batang, daun, dan akar ( umbi ). Hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tumbuhan:
• hindari tumbuhan berwarna mencolok
• hindari tumbuhan bergetah putih, kecuali yang sudah dikenal aman dimakan
• mencoba mencicipi sedikit atau mengoleskan ke kulit.. biasanya tumbuhan yang berbahaya akan menimbulkan efek gatal, merah dan panas pada tubuh
• -variasikan makanan yang dimakan untuk menghindari akumulasi zat yang mungkin buruk bagi kesehatan
• jangan memakan tumbuhan yang meragukan untuk dimakan. Hampir semua unggas dan ikan dapat dijadikan sumber makanan, begitu juga dengan beberapa serangga, reptil, dan mamalia. Kendala utama untuk mendapatkan hewan - hewan liar tersebut adalah cara menangkapnya. Oleh karena itu perlu membuat perangkap ( trap ) untuk mempermudah menangkap hewan liar tersebut.

c. Shelter / Bivak
Shelter adalah tempat perlindungan sementara yang dapat memberikan kenyamanan dan melindungi dari panas, dingin, hujan dan angin. Shelter dapat menggunakan alam seperti gua, lubang pohon dan celah di batu besar. Selain itu dapat dibuat dari tenda, plastik dan ponco atau menggunakan bahan dari alam seperti daun - daunan atau ranting. hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan shelter / bivak :
• Usahakan dirikan bivak di daerah yang datar
• Perhatikan arah mata angin
• Bagian yang berlubang pada bivak letakan dalam posisi bersilang dengan arah mata angin
• Jangan mendirikan bivak di daerah yang cekungJangan mendirikan bivak di dekat aliran sungai, tapi harus dekat dengan sumber air.
• Jangan dirikan bivak di dekat pohon yang sudah mati walaupun ia masih berdiri tegak
• Bivak jangan sampai bocor
• Jangan telalu merusak alam sekitar
• Terlindung langsung dari angin
• Bukan berada dilintasan binatang buas ada beberapa macam bahan pembuatan bivak. Secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu,
1. bivak alam : pohon (pucuk), daun-daun, gua (lubang)

2. bivak moderen (ponco)

Jenis-jenis bivak yang dapat dibuat :
1. Bivak standart adalah bivak yang dengan tali diikat dan di rentangkan antara dua pohon pada sisisnya kemudian di atasnya ditaruh parasut.
2. Bivak sisi terbuka yaitu dengan cara meronpakkan batang-batang kayu dan daun-daun pada sisinya yang masih terbuka di atasnya. Daun-daun, ranting-ranting kecil di gunakan agar bivak hangat.

d. Api
“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll. Bila mempunyai bahan membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata. Teknik membuat api tampa korek api.

Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya. Bila mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata. Membuat perapian merupakan salah satu teknik hidup di alam bebas yang sangat penting terutama dalam kondisi survival. Selain itu perapian juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman jika berada di dekatnya. Namun semakin besar perapian, pengawasannya juga harus lebih ketat karena kemungkinan terjadi kebakaran menjadi semakin besar juga. Selain itu kita dituntut untuk sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan. Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar dan udara. Setelah ketiga hal ini terpenuhi maka unsur penyusunan bahan bakar perapian menjadi hal yang sangat penting. Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting yang agak besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.
• teknik membuat api, yaitu:
1. Dengan lensa / Kaca pembesarFokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu. Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar.
3. Busur dan gurdi. Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren.
Dalam menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan tipe bahan sebagai berikut;
1. Tinder (penyala), material kering yang akan menyala dengan panas atau suatu percikan api.
2. Kindling (pemancing), material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang akan ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
3. Fuel (bahan bakar), material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru dibutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.
Untuk daerah yang lembab (hutan hujan tropis) seperti kebanyakan hutan di Indonesia cara efisien dan efiktif adalah menggunakan korek api dan lilin agar tidak cepat mati. Akan tetapi apabila tidak korek api, ada beberapa cara yang dapat dicoba. Tetapi ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran. Oleh karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan. Setelah dapat membuat api maka pengetahuan memasak dalam survival juga perlu untuk dipelajari. Memasak dalam survival adalah memberikan perlakuan terhadap bahan yang tersedia di alam untuk dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari memasak diantaranya; mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah dicerna, menambah kenikmatan, dan lain-lain.Apabila kita membawa peralatan memasak lengkap tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi apabila peralatan kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan masak kita bisa menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana. Cara memasak tersebut diantaranya:
1. Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan kita gunakan bersih.
2. Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih muda / masih hidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan dalam lubang bambu kalau perlu tambah air. Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.
3. Memasak dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya lalu daun tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang bisa menahan air. Masukkan beras yang telah di cuci dan direndam beberapa saat ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kita sediakan, selanjutnya tutup kembali dengan tanah. Buat api unggun diatasnya yang tidak terlalu besar tetapi menyala dengan konstan. Tunggu beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
4. Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda. Lalu kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan beras yang kita cuci kedalam buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang telah diisi beras tersebut kedalam bara api, tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang. Banyak fasilitas dari alam yang dapat kita gunakan sebagai sarana memasak. Hal ini tergantung pada kreatifitas dari survivor
“Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menanam pohon”.

e. Jebakan ( Trap )
Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit. Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik. Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut ;
• Tali,
adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.

• Pisau,
dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan.

• Memancing,
untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang.

• Racun
. Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.•
Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
namun ada hal yang harus diperhatikan dalam membuat jebakan dan berikut adalah aturan-aturan dalam membuat jebakan/perankap:
1. hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan tanda-tanda pernah berada di sana.
2. hilangkan segala bau-bauan, peganglah perangkap sesdikit mungkin, jika bisa gunakan sarung tangan. Hilangkan bau manusia pada perangkap dengan cara mengasapi bahan-bahan perangkap dengan asap api.
3. kamuflase, samarkan bekas potongan yang baru pada kayu yang digunakan sebagai perangkap dengan lumpur. Tutupi tali atau kawat perangkap yang di tanah agar terlihat lebih alami.
4. buatlah dengan kuat, binatang yang terperangkap akan berjuang untuk hidupnya. Setiap bagian yang lemah dari perangkap akan segera rusak.
Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergantung kepada kreasi survivor.

2.2.4 Survival Kit
Survival Kit adalah satu set peralatan atau suatu kotak/tas peralatan survival yang umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gunung, hutan, padang pasir dan pantai serta laut. Perlengkapan yang harus ada dan di siapkan dalam Survival Kit adalah :
• Korek Api
• Lilin
• Batu api
• Kaca pembesar
• Jarum dan benang
• Kail dan senar
• Kompas
• Senter kecil
• Kawat jerat
• Kawat gergaji
• Pisau set
• Tali.
• Obat – obatananti biotik

Peralatan Survival Kit Obat-obatan yang harus di persiapkan dalam survival kit diantaranya yaitu:
• Analgetik ; Ponstan, Antalgin, Metancuron, Naspro, Aspirin dll.
• Anti Mencret ; motilex, Lodya, Entrostop, dll.
• Anti Gatal ; CTM, benadryl tab/inj, Insidal, dll.
• Anti Malaria
• Anti Biotik ; Ampicilin Dll.
• Plester ; Plester Kupu-kupu, handiplas, dll. Gambar Obat-ObatanII.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan mendaki merupakan kegiatan yang tergolong extrem karena membutuhkan daya terampil tinggi serta kesiapan fisik yang memadai. Dan setelah semua kita sudah rasa cukup, maka kita dapat menyiapkan perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin dan juga buatkan daftar barang yang harus dibawa lakukan pengecekan sebelum dan sesudah perjalanan. selain itu peralatan dan perlengkapan yang layak dan lengkap adalah pendukung keberhasilan dan sekaligus sebagai tolok ukur seorang Mountaineer yang profesional. Tak kalah pentingnya keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh ilmu pengetahuan/skill. Pada dasarnya banyak ilmu pengetahuan tentang gunung hutan yang menjadi pokok utama diantara : manajemen perjalanan, survival, konservasi, climbing, serta navigasi darat.

3.2 Saran
Saran penulis semoga karya tulis sederhana ini bisa menjadi pegangan ketika kita berpetualangan di alam bebas karena segala sesuatunya itu bergantung pada kesiapan serta kemampuan baik itu fisik dan mental maupun ilmu pengetahuan/skill yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?q=survival+kit&es_sm=93&biw=1366&bih=633&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAYQ_AUoAWoVChMI3oD8x-bVyAIVVwqOCh3Hywjt
https://www.google.co.id/search?q=survival+kit&es_sm=93&biw=1366&bih=633&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAYQ_AUoAWoVChMI3oD8x-bVyAIVVwqOCh3Hywjt#tbm=isch&q=bivak+survival
https://www.google.co.id/search?q=survival+kit&es_sm=93&biw=1366&bih=633&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAYQ_AUoAWoVChMI3oD8x-bVyAIVVwqOCh3Hywjt#tbm=isch&q=survival+perapian
http://smasapalablitar.blogspot.co.id/2010/08/tanaman-survival-makanan.html
http://mahasiswa-pecinta.blogspot.co.id/2011/12/gunung-hutan.html
http://vetpagama.fkh.ugm.ac.id/96-2
https://www.google.co.id/search?q=gunung+hutan&es_sm=93&biw=1366&bih=633&source=lnms&sa=X&ved=0CAUQ_AUoAGoVChMIgqCInuzVyAIV0MSOCh3e9g7A&dpr=1#q=gunung+hutan+adalah
https://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi
https://www.google.co.id/search?q=gunung+hutan&es_sm=93&biw=1366&bih=633&source=lnms&sa=X&ved=0CAUQ_AUoAGoVChMIgqCInuzVyAIV0MSOCh3e9g7A&dpr=1#q=gambar+tanaman

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Informasi adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan di era Globalisasi sekarang ini.Khususnya, Informasi akuntansi manajemen sangat dibutuhkan untuk organisasi dalam mengatasi ketidakpastian.Kondisi ini membawa organisasi dan manajemennya untuk melakukan restrukturisasi, rekapitalisasi serta reorganisasi dalam setiap kegiatan agar kompeten, efektif, dan efesien.Dibutuhkan suatu sistem perencanaan dan pengawasan yang terpadu. Segala sesuatu akan berjalan lebih baik apabila direncanakan dengan prinsip kehatihatian dan kematangan. Sebelum melaksanakan aktivitas, sebaiknya perusahaan terlebih dahulu membuat perencanaan kegiatan yang hendak dilaksanakan agar perusahaan mempunyai pedoman kerja dan dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Salah satu tujuan perusahaan yang berorientasi profit motive adalah laba. Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan merupakan tolak ukur kinerja manajemen.Manajemen harus mampu mengambil keputusan (decision making) yang akurat dan up to date.Di dalam pengambilan keputusan, manajemenmerupakan final decider. Manajemen dalam mengambil keputusan memerlukan suatu sistem pelaporan intern yang memadai, sehingga penyelewengan ataupun pemborosan dalam proses produksi dapat segera diatasi. Akuntansi manajemen merupakan akuntansi penghubung yang sistematis dan menyajikan informasi yang berguna serta dapat dipercaya untuk dapat membantu manajemen sebagai final decider. Akuntansi manajemen merupakan tools of management, yaitu suatu alat yang ampuh bagi manajemen dalam melaksanakan tugasnya. Investasi merupakan penanaman modal di luar perusahaan yang dapat berupa surat berharga atau aktifitas lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktivitas perusahaan. Investasi jangka panjang sering disebut juga investasi permanen dan biasanya dilaporkan di neraca dalam perkiraan aktiva tidak lancar. Investasi jangka panjang merupakan sebagian dana yang ditanamkan dalam aktiva di luar kegiatan usaha pokok perusahaan, dengan tujuan memperoleh pendapatan terus menerus dalam jangka panjang. Manajemen puncak sering menghadapi masalah penambahan mesin-mesin baru untuk memenuhi bertambahnya permintaan terhadap produk perusahaan, dan masalah penggantian aktiva tetap yang sudah tidak ekonomis lagi pemakaiannya, serta masalah-masalah lain yang berhubungan dengan investasi. Pada PT. Cakra Buana Megah sebagai perusahaan konstruksi yang dimana pengadaan aktiva berpengaruh sangat signifikan pada keberhasilan produksi perusahaan yang dimana sangat mengandung ketidakpastian.Untuk itu manajemen perusahaan harus mendapat informasi yang tepat dan akurat, Pengambilan keputusan selalu berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya dalam pemilihan alternatif tindakan tersebut.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah untuk memberikan gambaran secara nyata tentang peranan akuntansi manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan jangka panjang mengenai investasi aktiva tetap perusahaan pada PT. Cakra Buana Megah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen
Mulyadi (2001:11) informasi merupakan suatu fakta ,data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan. Hariadi (2002:3) Akuntansi manajemen merupakan identifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, pencatatan, interpretasi, dan pelaporan kejadian-kejadian ekonomi suatu badan usaha yang dimaksudkan agar manajemen dapat menjalankan fungsi perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.Sedangkan menurut Rudianto (2006:4) Akuntansi manajemen merupakan sistem alat, yakni jenis yang informasi dihasilkannya ditujukan kepada pihak- pihak internal organisasi, seperti manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran dan sebagainya guna pengambilan keputusan internal organisasi.Jadi, Akuntansi Manajemen adalah informasi akuntansi yang dilakukan intern perusahaan untuk merencanakan, mengindentifikasi, pengendalian, evaluasi dan pengambilan keputusan.
1. Hubungan Akuntansi Manajemen dengan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya
Perbedaan pokok antara akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan dinyatakan Halim dan Supomo (2005:11) yaitu: 1. Pemakai Informasi 2. Dasar Penyajian Informasi 3. Fokus Informasi 4. Orientasi Informasi 5. Tipe Informasi 6. Ketetapan Informasi
2. Jenis-Jenis Investasi
Mulyadi (2001:284) mengemukakan Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Investasi menurut RA Supriyono (2001:424) adalah Pemilihan sumber-sumber dalam jangka panjang yang bermanfaat pada beberapa periode akuntansi yang akan datang, sehingga pemilihan atau komitmen tersebut harus didasarkan pada tujuan perusahaan serta akibat- akibat ekonomisnya terhadap laba perusahaan dalam jangka panjang.
Mulyadi (2001:284) investasi dapat dibagi menjadi empat jenis berikut ini : 1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment) 2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non measureable profit investment) 3. Investasi dalam penggantian equipment (replacement investment) 4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment).
3. Pengambilan Keputusan
Winardi (2001:112) mendefenisikan pengambilan Keputusan merupakan pilihan yang didasarkan atas kriteria tertentu mengenai alternatif kelakuan tertentu dari pada 2 buah alternatif atau lebih. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan Mulyadi (2001:115) menyatakan langkah- langkah dalam pengambilan keputusan meliputi, antara lain :
1. Pengakuan dan perumusan atau peluang
2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasian konsekuensi setiap tindakan alternative
3. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif yang memuaskan
4. Implementasi dan penindaklanjutan
Menurut Mulyadi (2001:293) ada empat metode untuk menilai suatu usulan investasi, yaitu;
1. Payback Period
2. Average Return on investment
3. Present value
4. Discount Cash Flows
4. Jenis Informasi Akuntansi Manajemen Jenis informasi akuntansi manajemen yang dikemukakan oleh Halim dan Supomo (2005:7) adalah sebagai berikut:
1. Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information)
2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting)
3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility Accounting)
5 Informasi Akuntansi Manajemen dalam Proses Pengambilan Keputusan Investasi
Penyusunan program merupakan proses perencanaan jangka panjang yang didalamnya manajemen merencanakan alokasi sumber daya (resources) kepada berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk pelaksanaan strategi dalam pencapaian tujuan perusahaan. Di antara berbagai informasi yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi, informasi akuntansi manajemen, yang berupa aktiva diferensial pendapatan diferensial, dan atau biaya diferensial merupakan informasi penting untuk menilai kelayakan ekonomis suatu rencana investasi.
Informasi aktiva diferensial memberikan ukuran berapa jumlah dana tambahan yang akan ditanamkan pada penggantian aktiva tetap tertentu, sedangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial memberikan ukuran kenaikan produktivitas yang diperoleh dengan adanya penggantian aktiva tetap yang direncanakan tersebut. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan , biaya diperhitungkan berdasarkan azas waktu (accural basis), namun dalam perhitungan kriteria pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
Informasi akuntansi diferensial hanya digunakan untuk memilih salah satu alternatif dari 2(dua) atau lebih alternatif untuk menjadi keputusan pada masa-masa akan datang. Dengan kata lain, informasi yang digunakan dalam differential accounting adalah informasi mendatang (future estimate), dan informasi tersebut merupakan informasi mengenai perbedaan antara alternatif yang dihadapi pada pembuat keputusan (decision maker). Informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu bermanfaat untuk menganalisis prestasi masingmasing manajer pusat pertanggung jawaban.
Untuk tujuan analisis prestasi tipe informasi ini dari pada informasi akuntansi biaya penuh, karena prestasi masing-masing manajer dapat lebih diidentifikasikan sesuai dengan pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Disamping itu, informasi akuntansi pertanggungjawaban masa lalu dapat membantu membangkitkan motivasi para manajer pusat pertanggungjawaban. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang menyangkut masa yang akan datang digunakan dalam kegiatan perencanaan, khususnya perencanaan tahunan, yang dikenal dengan nama anggaran (budget).PT. Cakra Buana Megah, peranan informasi akuntansi manajemen dalam proses pengambilan keputusan jangka panjang mengenai investasi aktiva tetap yaitu memutuskan untuk membeli atau menyewakan aktiva tetap yang didasarkan pada penghematan biaya.
Hasil penelitian Tilaar (2015) mengenai Analisis biaya diferensial dalam pengambilan keputusan membeli atau memproduksi sendiri bahan baku daging ayam olahan pada UD. Adi Paslah Manado menunjukan penggunaan informasi biaya diferensial membantu pengambil keputusan untuk memutusakan membeli dari luar daerah karena pendapatan diferensial lebih besar dari biaya diferensial dan dapat meningkatkan laba. Informasi aktiva diferensial memberikan ukuran berapa jumlah dana tambahan yang ditanamkan pada aktiva tetap tertentu, sedangkan pendapatan differensial memberikan ukuran kenaikan produktivitas yang diperoleh dengan adanya penghematan biaya aktiva tetap yang direncanakan tersebut.Peranan informasi akuntansi manajemen dalam pengambilan keputusan investasi di PT. Cakra Buana Megah dalam mengambil keputusan untuk membeli atau menyewa aktiva tetap adalah tipe akuntansi differensial.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam penulisan ini yaitu: PT. Cakra Buana Megah munggunakan informasi akuntansi differensial dalam pengambilan keputusan mengenai investasi apakah membeli atau menyewa aktiva tetap dimana informasi akuntansi manajemen digunakan untuk memilih salah satu alternatif investasi aktiva tetap yang ada, seperti pada saat pengambilan keputusan membeli atau menyewa excavator. PT. Cakra Buana Megah menggunakan konsep biaya relevan (relevant cost) dalam proses pengambilan keputusan jangka panjang mengenai investasi aktiva tetap.Prediksi biaya yang dibuat tidak tepat maka akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Kesalahan menetapkan jumlah sumber ekonomi yang akan dialokasikan kepada program-program tertentu pada masa yang akan datang dapat mengakibatkan pemilihan program yang akan dilaksanakan tidak tepat.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan yaitu: Penentuan biaya relevan harus didasarkan pada prediksi biaya masa depan dan informasi masa lalu untuk mengambil keputusan investasi aktiva tetap. Dalam proses perencanaan jangka panjang dimana manajemen merencanakan alokasi sumber daya maka manajemen memerlukan informasi akuntansi differensial untuk melakukan pemilihan program yang secara ekonomis terbaik bagi perusahaan diantara berbagai alternatif program yang mungkin dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen.Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga. Salemba Empat, Jakarta.
Hariadi Bambang. 2002. Akuntansi Manajemen.Edisi 1, Cetakan Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Sunarto, 2004.Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. AMU S, Yogyakarta.

TEORI PORTOFOLIO DAN SINGLE INDEKS MODEL

22 December 2015 12:34:12 Dibaca : 3686

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini dengan adanya prinsip pasar bebas, investasi dalam bentuk kepemilikan aset finansial mulai diminati oleh masyarakat di Indonesia. Investasi pada saham menawarkan tingkat pertumbuhan keuntungan yang cepat dengan risiko yang juga sebanding. Untuk memperoleh tingkat return yang tinggi, maka investor harus berani menanggung risiko yang tinggi juga. Oleh karena itu, pemodal harus berhati-hati dalam menentukan saham mana yang akan dipilihnya untuk berinvestasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, hendaknya seorang investor melakukan analisis terhadap semua saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang dianggap aman serta mampu menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Salah satu cara untuk meminimumkan risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau menyebar investasinya dengan membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa saham
Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali dicetuskan oleh Harry M. Marko- witz (1952). Pemilihan portofolio membahas tentang permasalahan bagaimana meng-alokasikan penanaman modal agar dapat membawa keuntungan terbanyak namun dengan resiko yang terkecil. Pembentukan portofolio menyangkut identikasi saham- saham mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Pemilihan portofolio dari banyak sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang ditanggung. Teori optimisasi sangat aplikatif pada permasalahan-permasalahan yang menyangkut pengoptimalan. Banyak metode- metode optimasi yang berkembang digunakan untuk merumuskan berbagai masalah misalnya dalam transportasi, manufaktur, penjadwalan kru maskapai penerbangan dan investasi.
Dalam membentuk suatu portofolio, akan timbul suatu masalah. Permasalahannya adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencpai jumlah yang tidak terbatas. Kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas resiko dalam pembentukan portofolio. Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas maka akan timbul pertanyaan portofolio mana yng akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang optimal.
Portofolio optimal dapat ditentukan dengan model Markowitz atau dengan model Indeks Tunggal. Untuk menentukan porofolio yang optimal dengan model-model ini yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien. Untuk model-model ini semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien, karena tiap-tiap investor mempunyai kurva berbeda yang tidak sama, portofolio optimal akan berbeda untuk masing-masing investor. Investor yang lebih menyukai resiko akan memilih portofolio dengan return yang lebih tinggi dengan membayar resiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai resiko. Jika aktiva tidak berisiko dipertimbangkan, aktiva ini dapat merubah portofolio optimal yang mungkin sudah dipilih investor.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah teori portopolio tersebut
2. Seperti apakah indekx model tersebut

1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat menjelaskan mengenai teori portopolio
2. Dapat menjelaskan mengenai index model

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Portopolio

A. Pengertian Teori Portopolio
Arti harfiah dari portofolio adalah sekumpulan surat-surat. Teori ini disebut sebagai teori portofolio yang mempelajari bagaimana investasi pada surat-surat berharga. Pada umumnya investor pada surat-surat berharga ( saham, obligasi dan sebagainya) memilih untuk memiliki berbagai jenis surat berharga sehingga mereka dikatakan membentuk portofolio.
Harry M. Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Markowitz menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Pada tahun 1952 teori tersebut dipublikasi secara luas pada Journal of Finance.
Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (ratarata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai mean-Varian Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi return (mean) dan meminimumkan ketidakpastian/risiko (varian) untuk memilih dan menyusun portofolio optimal. Markowitz mengembangkan Index Model sebagai penyederhanaan dari Mean-Varian Model, yang berusaha untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Dari sekian banyak kombinasi yang mungkin dipilih, investor rasional pasti akan memilih portofolio optimal (efficient set).
Untuk menentukan penyusunan portofolio optimal dengan menggunakan Index Model, yang terutama dibutuhkan adalah penentuan portofolio yang efisien, sebab pada dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal. Pada perkembangan berikutnya pada tahun 1963 William F. Sharpe mengembangkan Single Index Model (Model Indeks Tunggal) yang merupakan penyederhanaan Index model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. Model Indeks Tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika dibandingkan dengan metode perhitungan markowitz. Pendekatan alternatif ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan dalam penyusunan portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh markowitz, yaitu menentukan efficient set dari suatu portofolio, maka dalam Model indeks Tunggal ini membutuhkan perhitungan yang lebih sedikit.
B. Menentukan Portopolio yang Efisien
Portofolio yang efisien (efficient portfolio) didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan resiko yang sudah tertentu atau memberikan resiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang sudah tertentu. Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan resikonya atau menentukan tingkat resiko tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau resiko portofolio.
Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan porofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi n-aktiva yang tersedia disebut dengan opportunity set atau attainable set. Semua titik di attainable set menyediakan semua kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Akan tetapi investor yang rasional tidak akan memilih portofolio yang tidak efisien. Rasional investor hanya tertarik dengan porofolio yang efisien. Kumpulan (set) dari portofolio yang efisien ini disebut dengan efficient set atau efficient frontier.
Dua aktiva yang membentuk portofolio dapat berkorelasi antara lain :
• Korelasi Positif Sempurna : Dua buah aktiva A dan B, yaitu = +1
• Tidak Ada Korelasi Antara Sekuritas : Dua Aktiva A dan B, yaitu = 0
• Korelasi Negatif Sempurna : Dua Buah Aktiva A dan B, yaitu = -1

C. Pemilihan Portofolio Optimal
Portofolio optimal merupakan pilihan dari berbagai sekuritas dari portofolio efisien. Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio optimal ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio.
Dalam memilih portofolio yang optimal ada beberapa pendekatan yaitu:
a) Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor
Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio secara implisist yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility yang sama atau berada pada titik persinggungan utiliti investor dengan effiicient set. (Jogiyanto, 2000: 193).
Tiap investor mempunyai tanggapan risiko yang berbeda-beda. Investor yang mempunyai tanggapan kurang menyukai risiko mungkin akan memilih portofolio di titik B. Tapi, investor lainnya mungkin mempunyai tanggapan risiko berbeda, sehingga mereka memilih portofolio yang lainnya selama portofolio tersebut merupakan portofolio efisien yang masih berada di efficient set. Portofolio mana yang akan dipilih investor tergantung dari fungsi utilitinya masing-masing.
Untuk investor ke-1, portofolio optimal adalah berada di titik C1 yang memberikan kepuasan kepada investor ini sebesar U2. jika investor ini rasional, dia tidak akan memilih portofolio D1 karena walaupun portofolio ini tersedia dan dapat dipilih yang berada di attainable set, tapi bukan portofolio yang efisien, sehingga akan memberikan kepuasan sebesar U1 yang lebih rendah dibandingkan dengan kepuasan sebesar U2. Investor akan memilih portofolio yang memberikan kepuasan yang tertinggi.
b) Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz
Dalam pendekatan ini pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi mereka terhadap return yang diharapkan dan risiko masing-masing pilihan portofolio, kontribusi yang sangat pentinga bagi investor adalah bagaimana seharusnya melakukan deversifikasi secara optimal. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari model markowitz menurut yaitu; (Tandelilin,2001: 79)
• Semua titik portofolio yang ada dalam permukaan efisien mempunyai kedudukan yang sama antara satu dengan lainnya.
• Model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh meminjam dana untuk membiayai portofolio pada aset yang berisiko dan Model Markowitz juga belum memperhitungkan kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset bebas risiko.
• Dalam kenyataanya, investor yang berbeda-beda akan mengestimasi imput yang berbeda pula ke dalam model Markowitz, sehingga garis pemukaan efisien yang dihasilkan juga berbeda-beda bagi masing-masing investor.

c) Portofolio optimal dengan adanya simpanan dan pinjaman bebas risiko.
Aktiva bebas risiko adalah aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu dengan varian return (risiko) yang sama dengan nol, karena variannya sama dengan nol, maka kovarian antara bebas resiko juga sama dengan nol. Aktiva bebas risiko misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), karena variannya (deviasi standar ) = 0 kovarian antara bebas aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko yang lainnya akan menjadi sama dengan nol sebagai berikut; (jogiyanto, 2000: 195)
sBRi = rBRi . sBR . si
Dari pernyataan di atas, maka aset bebas risiko merupaka aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini karena ditunjukkan oleh varians yang sama dengan nol.
d) Portofolio optimal berdasarkan model Indeks Tunggal
Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model ini merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Model ini dikembangkan oleh William Sharpe (1963) yang disebut dengan (single-index model), yang dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio.(Jogiyanto, 2000: 203)
Model indeks tunggal didasarka pada pengamatan bahwa harga dari suatu skuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar dan memepunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor atau indeks harga saham gabungan (IHSG), karena return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat ditulis sebagai berikut; (Halim, 2003: 78)
Ri = ai +bi . RM + ei
Ri = return sekuritas ke-i
ai = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar
bi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari perubahan RM
RM = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel Acak
ei = kesalahan residual yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspektasinya sama dengan nol atau E(ei) = 0
e) Portofolio optimal berdasarkan model Indeks Ganda
Model indeks ganda menganggap ada faktor lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek. dalam upaya mengestimasi ekspekted return, standar deviasi dan kovarian efek secara akurat model indeks ganda lebih berpotensi sebab actual return efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG atau ada faktor lain yang mungkin mempengaruhi return efek, seperti tingkat bunga bebas risiko. (Halim, 2003: 82). Dalam bentuk persamaan, model indek berganda untuk saham individual.

D. Aktiva Berisiko Versus Aktiva Bebas Risiko
Aktiva berisiko, merupakan aktiva dimana pengembalian yang akan diterima di masa depan bersifat tidak pasti. Sebagai contoh, seorang investor membeli saham GM hari ini dan bermaksud untuk memegang saham tersebut hingga 1 tahun. Pada saat dilakukan pembelian saham, investor tidak mengetahui besar pengembalian yang akan diterimanya. Pengembalian yang diterima akan tergantung dari harga saham GM satu tahun mendatang dan pendapatan yang diperoleh investor selama 1 tahun. Maka, dapat disimpulkan saham merupakan aktiva berisiko. Bahkan sekuritas yang diterbitkan oleh pemerintah (obligasi) merupakan aktiva berisiko. Contohnya, obligasi yang jatuh tempo 30 tahun, investor tidak mengetahui berapa besar pengembalian yang diterimanya jika obligasi ini hanya disimpan selama 1 tahun. Hal ini terjadi karena perubahan suku bunga akan mempengaruhi pengembalian investasi pada obligasi tersebut selama satu tahun.
Aktiva bebas risiko, aktiva yang pengembalian masa depannya dapat diketahui dengan pasti. Aktiva bebas risiko umumnya merupakan kewajiban jangka pendek dari pemerintah. Sebagai contoh, jika investor membeli sekuritas pemerintah dengan jangka jatuh tempo 1 tahun dan berniat untuk menyimpan sekuritas tersebut hingga saat jatuh temponya, maka besar pengembalian satu tahun mendatang akan diketahui dengan pasti.
E. Mengukur Pengembalian Diharapkan dari Suatu Portofolio
Investor seringkali dihadapkan pada pilihan antara aktiva berisiko. Di sini akan dilihat cara pengukuran pengembalian yang diharapkan dari aktiva berisiko dan dari portofolio aktiva berisiko. Pengembalian actual dari suatu portofolio aktiva sepanjang periode tertentu secara langsung dapat diperhitungkan sebagai berikut:

dimana:
Rp = tingkat pengembalian portofolio selama periode berjalan
Rg = tingkat pengembalian aktiva g selama periode berjalan
Wg = bobot aaktiva g pada portofolio (yaitu aktiva g sebagai bagian dari nilai pasar keseluruhanportofolio)
G = jumlah aktiva pada portofolio Secara ringkas,
Persamaan (1) dapat dinyatakan sebagai berikut:

....2
Persamaan (2) menunjukkan bahwa pengembalian atas portofolio dari aktiva G (Rp) sama dengan jumlah berat aktiva individual dalam portofolio dikalikan pengembaliannya bagi setiap aktiva g. pengembalian portofolio Rp seringkali disebut ( pengembalian selama periode penyimpanan (ex post return). Sebagai contoh, berikut ini adalah portofolio yang terdiri dari tiga aktiva:

Nilai total pasar portofolio adalah $25juta,maka:
R1 = 12% dan w1 = $6 juta/$25 juta = 0,24 atau24%
R2 = 10% dan w2 = $8 juta/$25 juta = 0,32 atau 32%
R3 = 5% dan w3 = $11 juta/$25 juta = 0,44 atau 44%
Perhatikan bahwa jumlah dari bobot aktiva sama dengan 1. Apabila dimasukkan pada Persamaan (1) diperoleh:Rp = 0,24 (12%) + 0,32 (10%) + 0,44 (5%) = 8,28%
Pengembalian Diharapkan dari Portofolio Aktiva Berisiko
Persamaan (1) menunjukkan cara perhitungan pengembalian actual dan portofolio selama periode waktu tertentu. Dalam pengelolaan portofolio, investor juga ingin mengetahui pengembalian yang diharapkan dari portofolio aktiva berisiko. Pengembalian yang diharapkan dari portofolio adalah rata-rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan dari setiap aktiva pada portofolio. Nilai yang diberikan kepada pengembalian yang diharapkan dari setiap aktiva merupakan persentase dari nilai pasar aktiva terhadap nilai nilai pasar total portofolio,yaitu:
..3

E(….) menunjukkan harapan, dan E (Rp) terkadang disebut pengembalian exante atau pengembalian diharapkan dari portofolio sepanjang periode waktu tertentu.
Pengembalian yang diharapkan dari aktiva berisiko dihitung sebagai berikut:
• Harus diketahui distribusi probabilitas bagi tingkat pengembalian yang mungkin dapat yang dihasilkan. Distribusi probabilitas merupakan fungsi yang menghubungkan peluang terjadinya suatu peristiwa dengan penghasilan yang mungkin dihasilkan bagi varia belacak.
• Setelah distribusi probabilita diketahui, kemudian dicari nilai yang diharapkan dari variabel acak yang merupakan rata-rata tertimbang penghasilan yang mungkin, dimana bobot/timbangan merupakan probabilita yang berhubungan dengan penghasilan yang mungkin.
Nilai diharapkan dari pengembalian aktiva, seterusnya digunakan istilah pengembalian diharapkan. Secara matematis, pengembalian yang diharapkan dinyatakan sebagaiberikut:
….4
Dimana:
rn = tingkat pengembalian ke-n yang mungkin bagi aktiva i.
pn = probabilita memperoleh tingkat pengembalian n bagi aktiva i.
h penghasilan yang mungkin bagi tingkat pengembalian.
Diasumsikan seseorang ingin melakukan investasi, saham XYZ, yang memiliki distribusi probabilita bagi tingkat pengembalian selama periode waktu tertentu, ditunjukkan Tabel 3-1. Dalam praktiknya, distribusi probabilita didasarkan pada pengembalian historis.

Tabel 1. Distribusi probabilita Tingkat Pengembalian Bagi Saham XYZ

Dimasukkan ke dalam Persamaan (4) akan diperoleh:
E(RXYZ) = 0,50 (15%) + 0,30 (10% + 0,13 (5%) + 0,05 (0%) + 0,02 (-5%) = 11%

Maka, 11% merupakan nilai atau rata-rata hitung (mean) yang diharapkan dari distribusi probabilita bagi tingkat pengembalian saham XYZ..

2.2 Model Indeks Tunggal (Index Model)
William Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal (single-index model). Model ini dapat digunakan untuk menyederhankan perhitungan. disamping itu, model indeks tunggal dapat juga digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan resiko portofolio.
1. Model Indeks Tunggal dan Komponen Returnnya
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Dengan dasar ini, return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan :
Ri = ai + βi.Rm
Keterangan :
Ri = return sekuritas i,
ai = adalah bagian dari keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar. Variabel ini merupakan variable yang acak
βi = adalah beta, yaitu parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri jika terjadi perubahan pada Rm.
Rm = adalah tingkat keuntungan indeks pasar. Variable ini merupakan variable yang acak.

Parameter ai menunjukkan komponen tingkat keuntungan yang tidak terpengaruh oleh perubahan indeks pasar. Parameter ini bisa dipecah menjadi dua yaitu αi (alpha) yang menunjukkan nilai pengharapan dari ai dan ei yang menunjukkan elemen acak dari ai. Dengan demikian maka :
ai = αi + ei
Subtitusikan persamaan diatas kedalam rumus sebelumnya, maka didapatkan persamaan model indeks tunggal sebagi berikut :
Ri = αi + βi . RM + ei
Keterangan :
αi = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar,
ei = kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspektasinya sama
dengan nol atau E (ei)=0.
Persamaan tersebut hanyalah memecah tingkat keuntungan suatu saham menjadi dua bagian, yaitu yang independen dari perubahan pasar dan yang dipengaruhi pasar. βi menunjukkan kepekaan tingkat keuntungan suatu saham terhadap tingkat keuntungan indeks pasar. βi sebesar 2 menunjukkan bahwa kalau terjadi kenaikan (penurunan) tingkat keuntungan indeks pasar sebesar 10% maka akan terjadi kenaikan (penurunan) Ri sebesar 20%.
Bentuk return ekspektasi (expected return). Return ekspektasi dari model ini dapat diderivasi dari model sebagai berikut :
E(Ri)= E (αi + βi . RM + ei)
Nilai ekspektasi dari suatu konstanta adalah bernilai konstanta itu sendiri, mak E(αi) = αi dan (βi.RM) = βi.E(RM) dan secara konstruktif nilai E(ei) = 0, maka return ekspektasi model indeks tunggal, deviasi tingkat keuntungan dan covariance dapat dinyatakan sebagai :
• Tingkat keuntungan yang diharapkan : E(Ri) = αi + βi . E(RM)
• Variance tingkat keuntungan : σi2 = βi2 . σm2 + σei2
• Covariance tingkat keuntungan sekuritas i dan j : σij = βi .βj .σm2
2. Asumsi-Asumsi
Asumsi-asumsi utama dari model indeks tunggal adalah kesalahan residu dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan residu sekuritas ke-j. Asumsi model indeks tunggal dapat dirumuskan
E(ei. [RM . E(RM)])= 0
Asumsi-asumsi dari model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek pasar melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar. Asumsi-asumsi ini digunakan untuk menyederhanakan masalah.

3. Varian Return Sekuritas Model Indeks Tunggal
Secara umum, varian return dari suatu sekuritas dapat dinyatakan sebagai berikut:
σi2 = βi2 . σm2 + σei2
Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model ini terdiri dari dua bagian: risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu βi2 . σm2 dan risiko unik masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu σei2

4. Kovarian Return Antara Sekuritas Model Indeks Tunggal
Secara umum, kovarian return antara dua sekuritas i dan j dapat dirumuskan:
σij= βi. Βi. σM2
5. Parameter-Parameter input untuk Model Markowitz
Model indeks tunggal dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasian (E(R)) , varian dari sekuritas σei2 dan kovarian anatar sekuritas (σij) yang merupakan parameter-parameter input untuk analisis portofolio menggunakan model Markowitz. Model Markowitz ini digunakan untuk menghitung return ekspektasian dan risiko portofolio dengan menggunakan hasil indeks tunggal sebagai input perhitungan Model Markowitz.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (ratarata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai mean-Varian Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi return (mean) dan meminimumkan ketidakpastian/risiko (varian) untuk memilih dan menyusun portofolio optimal.
Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya juga benar, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/trisnadi16983/model-indeks-tunggal
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/10/teori-portofolio-definisi-dan-evaluasi.html

 

ASAS - ASAS HUKUM PERPAJAKAN

22 December 2015 12:32:49 Dibaca : 1040

ASAS – ASAS HUKUM PERPAJAKAN

1. PENDAHULUAN
Dalam tiap-tiap masyarakat, ada hubungan antara manusia dengan manusia, dan selalu ada peraturan yang mengikatnya yaitu hukum. Hukum mengatur tentang hak dan kewajiban manusia. Hak untuk memperoleh gaji / upah dari pekerjaan membawa kewajiban untuk menghasilkan atau untuk bekerja.
Demikian juga dengan pajak, hak untuk mencari dan memperoleh penghasilan sebanyak-banyaknya membawa kewajiban menyerahkan sebagian kepada negara dalam bentuk untuk membantu negara dalam meninggikan kesejahteraan umum. Begitu pula hak untuk memperoleh dan memiliki gedung, mobil dan barang lain membawa kewajiban untuk menyumbang kepada negara.
Cort Van der Linden berpendapat bahwa pajak adalah kewajiban penduduk negara untuk dapat menetap serta berusaha dalam negara itu dan memperoleh perlindungan. Jadi penduduk negara berhak untuk memperoleh perlindungan (hukum dan sosial ekonomi). Untuk itu penduduk negara berkewajiban membayar pajak kepada negara.

2. PERMASALAHAN
a) Pengertian Pajak
Adapun yang dimaksudkan dengan pajak ialah iuran kepada negara yang terhutang oleh yang wajib membayrnya (wajib pajak) berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat prestasi (balas jasa) kembali yang langsung.[2] Sedangkan menurut Prof. Dr. MJH, Smeeth, pajak yaitu prestasi pemerintah yang terhutang melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan,
Dari definisi-definisi di atas, ternyata terdapat istilah “yang dapat dipaksakan” atau istilah wajib yang mengandung pengertian bahwa kalau wajib pajak itu tidak mau membayar pajak yang dibebankan kepadanya, maka hutang pajak itu dapat ditagih secara paksa, misalnya dengan penyitaan.
Manfaat atau guna pajak itu sendiri ialah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum sehubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat. Jadi hasil atau imbalan yang kita peroleh dari pembayaran pajak ini tidak dapat kita peroleh secara langusng. Karena prestasi yang diberikan oleh pemerintah ini merupakan sarana dan prasarana untuk kepentingan umum yang manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat, seperti sekolah-sekolah negeri dan sebagainya. Dengan memenuhi kewajiban membayar pajak, seorang wajib pajak sebagai warga negara yang baik telah membantu pemerintah dalam membiayai rumah tangga negara dan pembangunan negara.
Ciri-ciri pajak :
1) Pajak dipungut berdasar peraturan perundangan yang berlaku
2) Pajak dipungut oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah
3) Pajak tidak menimbulkan adanya kontra prestasi dari pemerintah secara langsung
4) Pajak dipungut untuk membiayai pengeluaran pemerintah
5) Pajak berfungsi sebagai pengatur anggaran negara.[5]
Sehubungan dengan adanya ciri-ciri di atas, maka pajak berbeda dengan retribusi. Pada retribusi pembayaran tersebut memang ditujukan semata-mata oleh si pembayar untuk memperoleh suatu prestasi tertentu dari pemerintah, misalnya pembayaran karena pemberian suatu izin oleh pemerintah.
b) Macam-macam Pajak
Pajak dapat dibagi dua golongan, yaitu :
- Pajak langsung ialah pajak yang harus dipikul sendiri oleh si wajib pajak dan tidak dilimpahkan kepada orang lain.
Misalnya : pajak seorang pengusaha dibayar dari pendapatan atau labanya sendiri sehingga pada dasarnya pajak ini tidak menaikkan harga barang yang diproduksi oleh pengusaha itu.
Contoh pajak langsung : pajak penghasilan, pajak kekayaan, pajak rumah tangga, pajak perseroan, pajak bumi dan bangunan dan sebagainya.
- Pajak tidak langsung ialah pajak yang dibayar oleh si wajib pajak tetapi oleh wajib pajak ini dibebankan kepada orang lain yang membeli barang-barang yang dihasilkan olehnya.
Pajak ini akhirnya dapat menaikkan harga, karena dibebankan kepada pembeli dan karena itu hanya dibayar kalau terjadi transaksi yang menimbulkan pajak tersebut.
Misalnya : pajak penjualan, pajak pembangunan, bea materai, bea balik nama dan sebagainya.
c) Pengertian Hukum Pajak
Hukum pajak ialah hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan para wajib pajak, yang antara lain menerangkan :
• Siapa-siapa wajib pajak
• Obyek-obyek apa yang dikenakan pajak
• Kewajiban wajib pajak terhadap pemerintah
• Timbul dan hapusnya hutang pajak.
• Cara penagihan pajak
• Cara mengajukan keberatan dan banding pada peradilan pajak.
Dalam penyusunan peraturan perpajakan ini harus diperhatikan banyak hal, antara lain kemampuan wajib pajak, keadilan dalam pembebanan pajak, keadaan keuangan negara, keadaan ekonomi masyarakat dan cara-cara pelaksanaannya.
d) Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
Kewajiban pajak itu timbul setelah memenuhi dua syarat, yaitu :
1) kewajiban pajak subyektif ialah kewajiban pajak yang melihat orangnya. Misalnya : semua orang atau badan hukum yang berdomisili di Indonesia memenuhi kewajiban pajak subyektif.
2) Kewajiban pajak obyektif ialah kewajiban pajak yang melihat pada hal-hal yang dikenakan pajak. Misalnya : orang atau badan hukum yang memenuhi kewajiban pajak kekayaan adalah orang yang punya kekayaan tertentu, yang memenuhi kewajiban pajak kendaraan ialah orang yang punya kendaraan bermotor dan sebagainya.[10]
Kewajiban wajib pajak
Dalam menghitung jumlah yang dipakai untuk dasar pengenaan pajak, diperlukan bantuan dari wajib pajak dengan cara mengisi dan memasukkan Surat Pemberitahuan (SPT). Setiap orang yang telah menerima SPT pajak dari inspeksi pajak mempunyai kewajiban :
a. Mengisi SPT pajak itu menurut keadaan yang sebenarnya
b. Menandatangani sendiri SPT itu
c. Mengembalikan SPT pajak kepada inspeksi pajak dalam jangka waktu yang telah ditentukan.[11]
Wajib pajak harus memenuhi kewajibannya membayar pajak yang telah ditetapkan, pada waktu yang telah ditentukan pula. Terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya membayar pajak, dapat diadakan paksaan yang bersifat langsung, yaitu penyitaan atau pelelangan barang-barang milik wajib pajak.
Hak-hak Wajib Pajak
Wajib pajak mempunyai hak-hak sebagai berikut :
1. Mengajukan permintaan untuk membetulkan, mengurangi atau membebaskan diri dari ketetapan pajak, apabila ada kesalahan tulis, kesalahan menghitung tarip atau kesalahan dalam menentukan dasar penetapan pajak.
2. Mengajukan keberatan kepada kepala inspeksi pajak setempat terhadap ketentuan pajak yang dianggap terlalu berat.
3. Mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak, apabila keberatan yang diajukan kepada kepala inspeksi tidak dipenuhi.
4. Meminta mengembalikan pajak (retribusi), meminta pemindah bukuan setoran pajak ke pajak lainnya, atau setoran tahun berikutnya.
5. Mengajukan gugatan perdata atau tuntutan pidana kalau ada petugas pajak yang menimbulkan kerugian atau membocorkan rahasia perusahaan / pembukuan sehingga menimbulkan kerugian pada wajib pajak.
3. KESIMPULAN
Pajak ialah iuran wajib kepada negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat prestasi (balas jasa) kembali secara langsung, manfaat atau guna pajak yaitu untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum sehubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat. Pajak dibagi dalam dua macam yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung, disamping itu wajib pajak pun mempunyai kewajiban dan hak-hak sebagai seorang wajib pajak. Hukum pajak ialah hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dan wajib pajak.

DAFTAR PUSTAKA
H. Bohari, SH., M.S., Pengantar Hukum Pajak, Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada, 2002.
Drs. C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989.
Prof. H. A. M. Effendy, SH., Pengantar Tata Hukum Indonesia, Semarang : 1994.
H. Bohari, SH., M.S., Pengantar Hukum Pajak, Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada, 2002, hlm. 21-22
Drs. C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989, hlm. 324
H. Bohari, SH., M.S., op.cit., hlm. 23-24
Prof. H. A. M. Effendy, SH., Pengantar Tata Hukum Indonesia, Semarang : 1994, hlm.93
Ibid., hlm. 93-94