Budidaya Lele Metode Bioflok
A. Proses Budidaya
Kegiatan budidaya ikan lele dilakukan dengan menggunakan metode bioflok. Metode bioflok diawali dengan pembuatan kolam yang berbentuk bundar dengan diameternya 2 meter dengan volume kolam sebesar 2,51 m3 dalam kolam tersebut ditembar bibit ikan lele sebanyak 4000 ekor ikan Bagian atas kolam terbuka sehingga sinar matahari langsung menyinari kolam yang bermanfaat bagi pertumbuhan bioflok. Setelah kontruksi kolam selesai, kolam disikan air setinggi seperlima dari kolamKolam bioflok yang telah di isi dengan air tidak bisa langsung digunakan dalam budidaya ikan lele, terlebih dahulu air yang ada dikolam dibentuk dulu menjadi flok flok sebagai bahan pakan ikan lele. Dalam proses pembuatan bioflok dilakukan proses fermentasi selama lima hari bahan-bahan yang terdiri dari air kelapa, gula merah, nenas, probiotik, tempe, molase, ragi, yakult, tepung. Bahan-bahan tersebut dicampurkan dan diblender, selanjutnya dilakukan feremntasi selama lima hari. Media bioflok ditambahkan dedak kemudian dimasukkan kedalam kolam yang telah diisikan air. Dicampur dengan dedak dan kemudia dimasukkan kedalam kolam, Dilakukan proses fermentasi selama 15 (lima belas) hari. Dalam proses feremntasi ini media bioflok yang mengandung probiotik terbentuklah flok-flok yang dapat berfungsi sebagai pakan ternak pemberian media bioflok ke dalam kolam budidaya ikan lele kolam yang telah mengandung flok-f lok selanjutnya ditebarkan bibit ikan lele. dapat dilihat bahwa, air kolam yang telah dilakukan proses fermentasi selama 15 (lima belas) hari menghasilkan warna yang hijau, dan agak berbau. Ini merupakan ciri-ciri dari adanya flok-flok yang dapat dimanfaatkan oleh ikan lele. Bioflok yang terbentuk merupkan hasil dari bahan probiotik. Bahan probiotik sangat baik dan relatif lebih ideal dalam budidaya ikan lele Media bioflok yang dihasilkan juga dapat membrikan pertumbuhan ikan lele lebih
B. Hasil dari kolam bioflok
Dengan menggunakan metode bioflok, ikan lele yang dihasilkan lebih banyak, sehat dan penggunaan air lebih sedikit dari pada budidaya ikan lele dengan menggunakan metode konvesional. Pada metode bioflok yang dilakukan tebar bibit sekitar 4000 ekor yang dihasilkan setelah pembesaran selama 2,5 bulan menghasilkan ikan lele sekitar 3000 ekor.Penggunaan air setiap 1 m3 dengan kepadatan ikan sekitar 700 -1500 kg, sedangkan secara konvesional hanya 100 ekor pada penggunaan air dalam 1 m³.didapatkan hasil dari penggunaan metode bioflok untuk ikan lele pada peternak lele.Pembudidayaan ikan lele dengan menggunakan metode bioflok memberikan keuntungan yang lebih banyak dari metode konvesional. Dapat dilihat dari kapasitas tebar bibit lele yang lebih banyak 20 kali dari konvensional . Dengan kematian yang cukup kecil sebesar 18, 75 % pada kegiatan ini. Selain itu, ikan yang dihasilkan lebih sehat dan baik dengan penyerapan nutrisi sebesar 25% dari metode konvesional.