ARSIP BULANAN : April 2021

PENTINGNYA GURU MEMAHAMI GAYA BELAJAR SISWA

08 April 2021 17:48:37 Dibaca : 1561

 

NAMA                                  : LITAMI CAHYANI MAIDA

NIM                                      : 151420039

KELA                                   : 2B PGSD

DOSEN PENGAMPUH       : MUHAMMAD SARLIN, S,Pd., M.Pd

 

A. Latar Belakang

Pendidikan dimasa lalu dan masa sekarang termasuk di era globalisasi, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki kemampuan dalam keilmuan dan keimanan. Harapan tersebut sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I pasal 3 menyatakan bahwa : “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Gaya belajar merupakan cara belajar dari bagaimana siswa menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi yang di dapat dari proses pembelajaran. Proses belajar mengajar pada hakikat adalah proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain atau pun penulis buku dan produser media. Salurannya adalah media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pembelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosial cultural, dan pengalaman pendidikan. Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran pada saat proses belajar sudah pasti berbeda tingkatnya, ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Perbedaan kecekatan, cara bekerja, kecenderungan terhadap soal-soal intelektual dan terhadap hal-hal yang estetis. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

Gaya belajar siswa atau modalitas belajar, penting dipahami oleh guru. Setiap siswa mempunyai kelebihan dan kekurangan, serta preferensi bagaimana sebuah informasi diproses berbeda pada setiap siswa. Mengetahui gaya belajar siswa, akan mempermudah guru untuk menyediakan lingkungan yang mendukung dan mempermudah siswa menyerap informasi secara maksimal. Setiap siswa mempunyai cara yang paling mudah untuk belajar dan untuk menyerap informasi. Tugas guru adalah memaksimalkan gaya belajar siswa yang paling menonjol dan memperkenalkan gaya belajar lainnya agar siswa belajar secara maksimal. Ada tiga jenis gaya belajar (De Porter, 2000), yaitu: (1) gaya belajar visual; (2) gaya belajar auditorial; dan (3) gaya belajar kinestetik. Siswa dengan gaya belajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, siswa auditorial belajar melalui apa yang mereka dengar dan siswa kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.

Salah satu karakteristik siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah gaya belajar. Gaya belajar merupakan suatu tindakan yang dirasakan menarik oleh siswa dalam melakukan aktivitas belajar, baik ketika sedang sendiri atau dalam kelompok belajar bersama-sama teman sekolah (Sopiatin dan Sahrani, 2011 : 36). Gaya belajar merupakan modalitas belajar yang sangat penting. Menurut Hasrul (2009 : 2) ”Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata tetapi juga aspek pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri dan otak kanan. Aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret). ”Upaya meningkatkan hasil belajar siswa hendaknya dibutuhkan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif seharusnya pendidik mampu mengenali siswa secara psikologis dan pendidik akan lebih mudah dalam menyampaikan materi. Pengaruh yang timbul dari hal tersebut yaitu meningkatkan prestasi belajar. Seorang pendidik harus mengetahui bagaimana gaya belajar anak didiknya, bagaimana kecenderungan mereka untuk menerima informasi, sehingga dalam proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan efektif bagi setiap siswa. Sehingga hasil belajar siswa dapat lebih maksimal.

 Bagi siswa, dengan mengetahui gaya belajarnya, mereka diharapkan dapat menyerap informasi secara maksimal bergantung pada pembelajaran berlangsung sesuai gaya belajarnya. Sedangkan  bagi guru, agar ia dapat memfasilitasi pembelajaran di kelasnya sesuai dengan gaya belajar yang disukai siswa. Maksudnya, setiap guru mata pelajaran harus memahami bahwa informasi sering muncul dalam bentuk verbal dan visual, dan sebagian besar informasi akan hilang pada seseorang yang tidak memfungsikan kedua keterampilan ini dengan baik. Dalam konteks pembelajaran di kelas, jika guru mengajar dengan gaya yang kurang diminati siswa, siswa akan merasakan ketidaknyamanan. Di sisi lain, jika guru hanya mengajar dengan menggunakan gaya belajar tertentu yang hanya disukai siswa, dapat berakibat para siswa ini mungkin tidak mengembangkan kecekatan mental yang mereka perlukan untuk berprestasi di kelas atau mencapai potensi sebagai profesional (siswa dewasa: mahasiswa S2/guru, yang telah berkarir secara profesional). Oleh karena itu, tujuan pendidikan, seharusnya membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan mereka, baik dalam gaya belajar yang disukai maupun yang kurang disukai. Berbagai gaya belajar yang digunakan akan memberikan kerangka yang baik dalam merancang pengajaran dengan perspektif yang luas. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan belajar para siswa dalam tiap kategori gaya belajar dapat terpenuhi, setidaknya untuk sebagian waktu pembelajaran di kelas. Hal ini disebut sebagai “teaching around the cycle".

C. Rumus Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: "Apakah guru dapat memahami setiap gaya belajar siswa yang berbeda hasil belajar antara gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik?."

 D. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut  maka tujuan yang inggin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Agar guru dapat memahami setiap gaya belajar siswa yang berbeda hasil belajar antara gaya belajar visual, gaya belajar asuditorial dan gaya belajar kinestetik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Belajar, G., Kelas, S., Smp, V., & Ambon, N. (2016). Jurnal matematika dan pembelajarannya 2016. Matematika Dan Pembelajaranyaatematika Dan Pembelajaranya, 2(1), 105–126.

Kurniati, A., Fransiska, & Wika, A. (2019). Analisis Gaya Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V. Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa, 5(1), 87–103.

Mar’ah, A. (2015). Gaya Belajar dan Faktor Pengaruhnya Terhadap Pencapaian Prestasi Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII MTS Sultan Fatah Gaji Guntur Demak Tahun Pelajaran 2015/2016. Jurnal Empati, 1(1), 1–146. http://eprints.walisongo.ac.id/5170/1/113811022.pdf

Pedartiangesti, W. (2018). Pentingnya Memahami Gaya Belajar. Seri Manual Gls Pentingnya Memahami Gaya Belajar, 28.

Widayanti, F. D. (2013). Pentingnya Mengetahui Gaya Belajar Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas. Erudio Journal of Educational Innovation, 2(1). https://doi.org/10.18551/erudio.2-1.

 

 

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong