ARSIP BULANAN : April 2021

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM ISLAM

09 April 2021 09:37:16 Dibaca : 219

Nama: Rahmat Putra Lasena

Kelas: 2B PGSD

Nim: 151420045

Mata Kuliah: Penulisan Karya Ilmiah

Dosen Pengampuh: Bapak Muhammad Sarlin S.Pd.,M.Pd

A.Latar Belakang

Pendidikan karakter merupakan suatu keniscayaan dalam upaya menghadapi berbagai tantangan pergeseran karakter yang dihadapi saat ini. Pendidikan karakter bertujuan   mengembangkan kemampuan seseorang untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehar-hari dengan sepenuh hati (Koesoema, 2007; Muslich, 2011; dan Zainal, 2011). Karena pendidikan karakter merupakan suatu habit, maka pembentukan karakter seseorang itu memerlukan communities of character atau “komunitas masyarakat yang bisa membentuk karakter” (Kevin & Karen, 1999; Asmani, 2011; dan Priyambodo, 2017).

Saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada permasalahan melemahnya karakter bangsa.(Anwar and Salim 2018) Karakter mulia, kesopanan dan religiusitas yang dipertahankan dan menjadi budaya Indonesia selama ini terasa asing dan jarang ditemukan tengah-tengah masyarakat.(Ainiyah 2013) Dalam perkembangannya, pembentukan karakter pada generasi penerus bangsa sudah diupayakan dengan berbagai bentuk dan usaha, namun hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal.(Anam 2014) Karakter merupakan suatu ciri khas yang membedakan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Karakter adalah hal dasar yang dimiliki oleh setiap manusia. Pada masa sekarang, banyak kasus kemerosotan karakter yang terjadi di Indonesia. Salah saatunya adalah krisis dalam dunia pendidikan. Banyak peserta didik yang sering membolos, menjamurnya budaya menyontek, kasus tawuran antar pelajar, dan sebagainya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya penanaman karakter sejak dini yang dapat dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.(Wahyu Suryanti and Dwi Widayanti 2018).

Dalam konteks ini, peran sekolah sebagai communities of character dalam pendidikan karakter sangat penting. Sekolah mengembangkan proses pendidikan karakter melalui proses pembelajaran, habituasi, kegiatan ekstra-kurikuler, dan bekerja sama dengan keluarga dan masyarakat dalam pengembangannya (Kemendiknas RI, 2010a dan 2010b; Barnawi & Arifin, 2012; dan Ningsih, 2015).

Menurut Azwar (2017), upaya pemerintah dalam mewujudkan pendidikan karakter melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental, yaitu perubahan cara berpikir, bersikap dan bertindak menjadi lebih baik (Azwar, 2017). PPK merupakan lanjutan dari program sebelumnya sebagai solusi terhadap turunnya moral anak bangsa, karena salah satu urgensi PPK adalah “Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan siswa guna mewujudkan keunggulan bersaing Generasi Emas 2045: Kualitas Karakter, Literasi Dasar, Kompetensi 4 C (Critical Thinking an Problem Solving, Creativity, Communication Skills, dan Ability to Work Collaboratively)” (Kemendikbud, 2017). Dengan program tersebut, kemampuan anak baik dalam kepribadian maupun life skills-nya akan berkembang baik seiring dengan berkembangnya teknologi yang ada dan tentunya dapat mengurangi dampak buruknya.Beberapa sekolah telah menerapkan dan mengimplementasikan program di atas sesuai dengan kebutuhan sekolah melalui kegiatan pembiasaan dan lain sebagainya.

Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah program yang sangat penting untuk dilaksanakan dengan tujuan memperkuat pendidikan karakter yang dilaksanakan. Selain lingkungan keluarga dan sosial, lingkungan sekolah merupakan institusi nomer dua yang berperan penting dalam pembentukan pribadi anak. Penguatan Pendidikan Karakter merupakan kelanjutan dan revitalisasi gerakan nasional pendidikan karakter yang telah dimulai pada 2010. Penguatan pendidikan karakter (character education) atau pendidikan moral (moral education) dalam masa ini perlu diimplementasikan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda negeri ini. Krisis tersebut antara lain adalah pergaulan bebas yang semakin meningkat, seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang (narkoba) dan pornografi. Selain dua kasus tersebut, saat ini juga marak terjadi kekerasan terhadap anak dan remaja, pencurian, kebiasaan menyontek, serta tawuran yang sudah menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas.(Atik Maisaro, Bambang Budi Wiyono 2018).

Pembentukan karakter dapat diwujudkan melalui sistem pendidikan. Diharapkan di masa depan, dapat mencetak lulusan yang dapat membangun bangsa tanpa meninggalkan nilai-nilai karakter yang mulia. Menurut Asmani (2011), jenis karakter yang diterapkan dalam proses pendidikan ada empat, yaitu: 1) Pendidikan karakter berbasis nilai religius; 2) Pendidikan karakter berbasis nilai budaya; 3) Pendidikan karakter berbasis lingkungan; dan 4) Pendidikan karakter berbasis potensi diri. Penanaman nilai-nilai karakter yang pertama dapat dimulai melalui pendidikan karakter berbasis nilai religius.

Sahlan (2010: 77) menjelaskan bahwa dalam penguatan karakter religius dapat dilakukan melalui: peraturan kepala sekolah, implementasi kegiatan belajar mengajar, kegiatan ektrakurikuler, budaya dan perilaku yang dilaksanakan semua warga sekolah secara terus-menerus. Sehingga penguatan karakter berbasis religius dapat tercapai sesuai yang diharapkan oleh sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kegiatan tersebut adalah mencontohkan keteladanaan, menciptakan lingkungan yang kondusif, dan ikut berperan aktif.

Situasi dan kondisi tempat model serta penerapan nilai yang menjadi dasar penanaman religius, yaitu: 1) Menciptakan budaya religius (karakter religius) yang bersifat vertikal dapat diterapkanbmelalui kegiatan peningkatkan hubungan dengan Allah SWT baik secara kualitas atau kuantitasnya. Pelaksanaan kegiatan religius di sekolah yang bersifat ibadah, diantaranya sholat berjamaah, membaca ayat suci Al-Qur’an, berdoa bersama dan lain sebagainya. 2) Menciptakan budaya religius (karakter religius) yang bersifat horizontal yaitu lebih menempatkan sekolah sebagai institusi sosial yang berbasis religius dengan menciptakan hubungan antar sosial yang baik. Jenis hubungan sosial antar manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: (a) hubungan antara atasan dan bawahan, (b) hubungan profesional, (c) hubungan sederajat atau sukarela berdasarkan nilai-nilai religius, seperti persaudaraan, kedermawanan, kejujuran, saling menghormati dan sebagainya (Muhaimin, 1996: 61-62).

Program-program kegiatan religius di sekolah harus dilaksanakan secara kontinyu dan berkesinambungan. Sebagai upaya penguatan pendidikan karakter peserta didik dimasa sekarang ini. Dalam hal ini, budaya dan kultur masing-masing sekolah sangat mempengaruhi sistem manajemen sekolah yang akan membentuk visi, misi, dan tujuan sekolah itu sendiri. Sehingga lulusan yang akan dihasilkan dari masing-masing sekolah juga akan membawa pengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Harapan pemerintah, semua Lembaga Pendidikan bisa mewujudkan tujuan pendidikan secara maksimal.

B.Rumusan Masalah

1.Apa itu pendidikan karakter?

2.Apa tujuan dari pendidikan karakter?

3.Apa saja masalah yang di alami akibat melemahnya pendidikan karakter?

4.Apa saja gerakan-gerakan yang dilakukan pemerintah dalam penguatan pendidikan karakter?

5.Apa saja upaya yang harus dilakukan sekolah untuk menigkatkan penguatan karakter siswa?

C.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui apa pengertian dari pendidikan karakter

2.Untuk mengetahui apa tujuan dari pendidikan karakter

3.Untuk mengetahui apa saja masalah yang di alami akibat melemahnya pendidikan karakter

4.Untuk mengetahui gerakan-gerakan apa saja yang dilakukan pemerintah dalam penguatan pendidikan karakter

5.Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa.

 

Daftar Pustaka :

Zulaikhah, S. (2019). Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam Di Smpn 3 Bandar Lampung. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 10(1), 83-93.

Komara, E. (2018). Penguatan pendidikan karakter dan pembelajaran abad 21. Sipatahoenan, 4(1).

Suryanti, E. W., & Widayanti, F. D. (2018, October). Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Religius. In Conference on Innovation and Application of Science and Technology (CIASTECH) (Vol. 1, No. 1, pp. 254-262).

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong