ARSIP BULANAN : February 2013

Pelacuran dan Seks Bebas di Bumi Pertiwi

22 February 2013 08:26:09 Dibaca : 379

Pelacuran dan seks bebas di negara kita ini ibarat penyakit kanker yang sudah mencapai stadium yang benar-benar gawat. Ini terbukti dengan terbongkarnya jaringan Pelacuran Online yang menjajakan ABG di kawasan Bogor yang pearilakunya adalah seorang mahasiswa PTN di kota tersebut.

Pelacuran dan seks bebas ini makin hari makin meningkat dan memprihatinkan sekali. Bisa dikatakan pemerintah kita gagal membangun mental bangsa. Ini terlihat dari meningkatnya jumlah pelacuran di tanah air. Pada tahun 2008, menurut Koalisi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Anak (EKSA), sekurangnya 150.000 anak Indonesia menjadi korban pelacuran dan pornografi tiap tahun. Amgka itu meningkat 100% lebih dari statistik badn PBB, Unicef pada tahun 1998 yang mencatat sekitar 70.000 anak Indonesia menjadi korban pelacuran dan pornografi (kompas.com, 14/10/2008).

Koordinator EKSA, Ahmad Sofian, menjelaskan 70% anak yang menjadi korban berusia antara 14 tahun dan 16 tahun. Jumlah lebih kecil dari kenyataan karena pelacuran anak merupakan fenomena gunung es.

Meningkatnya jumlah PSK berarti menunjukan meningkatnya jumlah pria yang gemar berzina. berdasarkan data kementrian kesehatan, diperkirakan ada 6,7 juta laki-laki yang membeli seks pada tahun 2012. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya 3,2 juta (kompas.com, 3/12/2012).

Lebih parahnya lagi banyak para pejabat Negara yang sudah lama menikmati jasa haram ini. Sudah jadi rahasia umum, tak sedikit pejabat yang mendapat gratifikasi seksual berupa pelayanan pelacur. Ironinya, sampai saat ini belum ada undang-undang yang dapat menjeratnya.

Inilah permasalahan yang harus diselesaikan oleh Negara ini. Namun, dalam kenyataan yang pada saat ini, Negara tidak bisa berbuat banyak untuk kemaslahatan publiknya. Karena system pemerintahan yang ada sampai sekarang ini masih dalam era kepemimpinan kapitalisme.

Sebenarnya, jika kita memahami betul system yang sedang digunakan Negara kita ini, kita akan sadara kalau sebenarnya system ini hanya membawa kita kepada kesengsaraan bukan kepada kemaslahatan.

Dalam kenyataan ini, sebenarnya kita msih dijajah oleh para penjajah. Namun bentuknya bukanlah secara fisik, tapi secara pemikiran dan budaya.

Sumber :

AL ISLAM (Hizbut Tahrir Indonesia)

Kompas.com

Pelacuran dan seks bebas di negara kita ini ibarat penyakit kanker yang sudah mencapai stadium yang benar-benar gawat. Ini terbukti dengan terbongkarnya jaringan Pelacuran Online yang menjajakan ABG di kawasan Bogor yang pearilakunya adalah seorang mahasiswa PTN di kota tersebut.

Pelacuran dan seks bebas ini makin hari makin meningkat dan memprihatinkan sekali. Bisa dikatakan pemerintah kita gagal membangun mental bangsa. Ini terlihat dari meningkatnya jumlah pelacuran di tanah air. Pada tahun 2008, menurut Koalisi Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual Anak (EKSA), sekurangnya 150.000 anak Indonesia menjadi korban pelacuran dan pornografi tiap tahun. Amgka itu meningkat 100% lebih dari statistik badn PBB, Unicef pada tahun 1998 yang mencatat sekitar 70.000 anak Indonesia menjadi korban pelacuran dan pornografi (kompas.com, 14/10/2008).

Koordinator EKSA, Ahmad Sofian, menjelaskan 70% anak yang menjadi korban berusia antara 14 tahun dan 16 tahun. Jumlah lebih kecil dari kenyataan karena pelacuran anak merupakan fenomena gunung es.

Meningkatnya jumlah PSK berarti menunjukan meningkatnya jumlah pria yang gemar berzina. berdasarkan data kementrian kesehatan, diperkirakan ada 6,7 juta laki-laki yang membeli seks pada tahun 2012. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya 3,2 juta (kompas.com, 3/12/2012).

Lebih parahnya lagi banyak para pejabat Negara yang sudah lama menikmati jasa haram ini. Sudah jadi rahasia umum, tak sedikit pejabat yang mendapat gratifikasi seksual berupa pelayanan pelacur. Ironinya, sampai saat ini belum ada undang-undang yang dapat menjeratnya.

Inilah permasalahan yang harus diselesaikan oleh Negara ini. Namun, dalam kenyataan yang pada saat ini, Negara tidak bisa berbuat banyak untuk kemaslahatan publiknya. Karena system pemerintahan yang ada sampai sekarang ini masih dalam era kepemimpinan kapitalisme.

Sebenarnya, jika kita memahami betul system yang sedang digunakan Negara kita ini, kita akan sadara kalau sebenarnya system ini hanya membawa kita kepada kesengsaraan bukan kepada kemaslahatan.

Dalam kenyataan ini, sebenarnya kita msih dijajah oleh para penjajah. Namun bentuknya bukanlah secara fisik, tapi secara pemikiran dan budaya.

Sumber :

AL ISLAM (Hizbut Tahrir Indonesia)

Kompas.com

Tradisi Mandi Syafar di Atinggola

08 February 2013 09:25:52 Dibaca : 154

Tradisi jika didefinisikan merupakan sebuah kebiasaan yang menjadi suatu yang sangat skral yang lahir secara turun temurun.

Menyangkut dengan hal ini, di daerah Gorontalo Utara tepatnya di Kecamatan Atinggola. Terdapat sebuah tradisi yang biasa orang-orang menyebutnya sebagai tradisi Mandi Syafar. Tradisis atau kebiasaan ini biasa dilakukan pada bulan syafar yaitu menurut perhitungan waktu secara islam.

Menurut orang-orang yang tinggal di daerah ini, mandi syafar di ibaratkan sebagai suatu ritual yang sakral yang terbalut dalam sebuah tradisi. Mereka yakin dan percaya bahwa tradisi ini jika tidak dilakukan akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup mereka.

Banyak dari orang-orang yang ada di daerah ini mengatakan bahwa tradisi mandi syafar itu sebagai ritual dalam "Tolak Bala" yang artinya menolak semua keburukan yang mungkin akan terjadi.

Bertolak dari pengamatan yang saya lakukan selama ini, ritual itu sendiri dilakukan pada saat bulan syafar dengan cara berdoa dan mandi. Kegiatan atau tradisi ini biasa dilakukan ditempat-tempat pemandian seperti pantai, sungai, dan lain sebagainya. Ini dimaksudkan untuk menghanyutkan segala keburukan baik itu penyakit maupun hal-hal buruk yang lainnya yang bisa menimpa warga sekitar.

Setiap kegiatan ini dilakukan pasti di pantai maupun di tempat-tempat pemandian yang lainnya selalu penuh dengan warga yang datng berkunjung. Ada yang datang hanya untuk menikmati atau menganggap hal itu sebagai hiburan belaka, ada juga yang datang karena ingin menghilangkan keburukan yang mungkin akan terjadi didalam hidupnya.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll