ARSIP BULANAN : March 2014

 

“KARYA FILSUF MUSLIM DAN DASAR FILSAFATNYA”

Nama : Rahmat A. Kaharu

Nim : 291413001

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

2013/2014

ABSTRAK

Filsafat adalah kata majemuk yang berasal dari bahasa Yunani, yakni philosophos. Philo, berarti cinta, sedangkan Sophia atau sophos, berarti pengetahuan atau kebijaksanaan. Jadi, filsafat secara sederhana berarti cinta pada pengetahuan atau kebijaksanaan. Pengertian cinta yang dimaksudkan di sini adalah dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan dengan rasa keinginan itulah ia berusaha mencapai atau mendalami hal yang diinginkan. Dalam perkembangan filsafat, ada yang disebut dengan Filsafat Islam yang lahir dari tokoh-tokoh muslim.

Filsafat islam merupakan hasil pemikiran ummat Islam secara keseluruhan. Pemikiran ummat Islam inilah merupakan buah dari dorongan ajaran Al-Quran dan Hadits.

Para filsuf muslim tidak hanya mampu menguasai filsafat dan sains, tetapi mereka juga mampu mengembangkan dan menambahkan hasil observasi mereka ke dalam sains dan hasil pemikiran mereka kedalam tataran filsafat. Ini dibuktikan dengan banyaknya karya yang mereka hasilkan. Pada tataran inilah penulis menguraikan beberapa filsuf muslim beserta karya dan dasar filsafatnya.

BAB I

PENDAHULUAN

Kehadiran filsafat Yunani banyak memotivasi pengembangan filsafat Islam Waupun hal ini tidak berarti bahwa para pemikir Islam sepenuhnya mengikuti ide-ide orang Yunani. Justru pemikir Islam menerapkan pemikiran Yunani sebagai metedologi untuk menelaah subjek-subjek keislaman, dan dalam tataran tertentu mereka mengembangkan pula metodologi-metodologi baru sehingga membuahkan gagasan cemerlang yang belum pernah ada sebelumnya di negeri Yunani. Dalam dunia Islam, filsafat bisa dikatakan berkembang pesat. Fakta tersebut dapat dilihat dengan terus bermunculan para filsuf Muslim dan karya-karya besar mereka hingga era kontemporer dewasa ini

Tokoh-tokoh filsuf muslim ini merupakan sampel figur intelektual dan cendekiawan besar yang pemikiran mereka masih saja dikaji dan member inspirasi bagi para pemikir hari ini. Sehingga dalam perbincangan filsafat menjadi tidak sempurna apabila tidak mendiskusikan gagasan-gagasan cemerlang dari fisuf Muslim tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

KARYA FILSUF MUSLIM DAN DASAR FILSAFATNYA

1. Abu Ali Al-Husein Ibn Abdullah Ibn Sina (Ibnu Sina)

A. Hasil Karya

Ibnu Sina walaupun sibuk bekerja dalam pemerintahan, namun ia adalah seorang penulis yang tidak sedikit meninggalkan karya tulis yang sangat berpengaruh kepada generasi sesudahnya, baik di dunia Barat maupun di dunia Timur. Di antaranya adalah:

Al-Syifa’, berisikan uraian tentang filsafat yang terdiri atas empat bagian: ketuhanan, fisika, matematika dan logika.Al-Najar, berisikan keringkasan dari kitab al-syifa’. Karya tulis ini ditujukannya khusus untuk kelompok terpelajar yang ingin mengetahui dasar-dasar ilmu hikmah secara lengkap.Al-Qanun fi al-Thabib, berisiskan ilmu kedokteran yang terbagi atas lima kitab dalam berbagai ilmu dan berjenis-jenis penyakit dan lain-lainnya.Al-Isyarat wa al-Tanbihat, isinya mengandung uaraian tentang logika dan hikmah.

B. Dasar pemikirana. Al-Tawfiq (Rekonsiliasi) antara Agama dan Filsafat

Ibnu Sina mengusahakan pemaduan (keronsiliasi) antara agama dan filsafat. Menurutnya nabi dan filosof menerima kebenaran dari sumber yang sama, yakni Malaikat jibril yang juga disebut Akal kesepulih atau Akal aktif. Perbedaannya hanya pada cara memperolehnya, bagi nabi terjadinya hubungan dengan Malaikat Jibril melalui akal materiil yang disebut hands (kekuatan suci,qudsiyyat), sedangkan filosof melalui Akal Mustafad.

b. Ketuhanan

Ibnu Sina dalam membuktikan adanya Tuhan (isbat wujud Allah) dengan dalil wajib al-wujud dan mumkin al-wujud mengesankan duplikat Al-Farabi. Seperti tidak ada tambahan sama sekali. Akan tetapi, dalam filsafat wujudnya, bahwa segala yang ada ia bagi pada tiga tingkatan dipandang memiliki daya kreasi tersendiri sebagai berikut; Wajib al-wujud, Mukmin al-wujud dan Mumtani al-wujud.

c. Emanasi

Ibnu sina dalam menjelaskan banyak terjadinya banyak sifat materi (alam) dari Yang Esa, untuk itu untuk memecahkan masalah ini, ia juga mengemukakan penciptaan secara emanasi. Telah disebutkan bahwa filsafat emanasi ini bukan hasil renungan Ibnu sina, tetapi berasal dari “ramuan Plotinus” yang menyatakan bahwa alam ini terjadi karena pancaran dari Yang Esa.

d. Jiwa

Harus diakui bahwa keistimewaan pemikiran Ibnu Sina terletak pada filsafat jiwa. Secara garis besar pembahasan Ibnu Sina tentang jiwa terbagi pada dua bagian:

- Fisika, membicarakan tentang jiwa tumbuh-tumbuhan,hewan dan manusia.

1). Jiwa tumbuh-tumbuhan mempunyai tiga daya: makan,tumbuh dan berkembang biak.

2). Jiwa binatang mempunyai dua daya: gerak (al-mutaharrikat) dan menangkap (al-mudrikat)

2. Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakaria Ibnu Yahya Al-RaziA. Hasil Karya

Di bidang medis, Al-Razi mencurahkan segala pikirannya untuk mendiaknosa penyakit cacar , Al-Razi memberikan sebuah informasi yang sangat menarik perhatian para peneliti, yaitu dengan small-pax (penyakit cacar). Sehubungan dengan itu, ia pun dianggap sebagai dokter pertama yang meneliti tentang penyakit cacar tersebut. Al-Razi membedakan penyakit cacar menjadi cacar air (variola) dan cacar merah (rougella). Selain itu juga ia diduga juga sebagai dokter pertama yang mendiagnosa penyakit tekanan darah tinggi. Al-razi mengungkapkan tentang cara pengobatan yang hampir sama dengan pengobatan akupuntur.

Ia memanfaatkan pengetahuannya tentang titik-titik penting pada tubuh manusia untuk memperlancar pengobatan. Ia juga menulis buku mengenai penyakit yang sering diderita oleh anak-anak. Selama hidupnya, Al-Razi telah mengarang sekitar 200 buku ilmiah Salah satu diantaranya adalah al-Hawi (buku menyeluruh) yang terdiri dari 20 jilid. Buku karya Al-Razi lainnya adalah sebuah ensiklopedia kedokteran yang terdiri dari 10 jilid. 9 jilid diantaranya diterbitkan bersama al-Qanun fit-Thabib Selain karya diatas, Al-Razi juga menghasilkan beberapa karya, seperti al-Thibbur Ruhani (pengobatan ruhani), Sirrul Asrar (rahasia segala rahasia), nafis fi hisbah wal jadari (pengobatan campak dan cacar), man la yahdhuruhuth (pengobatan alternatif ketika tidak ada doter). Selain menulis buku, ar-Rozi juga menciptakan berbagai jenis obat. Ia juga berhasil menemukan cara membuat alkohol. Sebagian karya tulisnya di kumpulkan menjadi satu kitab yang bernama al-Rasa’il Falsafiyyat.

B. Dasar Pemikirana. Lima Kekal (Kadim)

Filsafat Al-Razi terkenal dengan ajarannya Lima yang kekal, yakni al-Bary Ta’ala (Allah Ta’ala), al-Nafs al-Kulliyyat (jiwa universal), al-Hayula al-Ula (Materi Pertama), al-Makan al-Muthlaq (Tempat/ruang absolut) dan al-Zaman al-Muthlaq (masa absolut). Menurut Al-Razi dua dari lima yang kekal itu hidup dan aktif: Allah dan roh. Satu diantaranya tidak hidup dan pasif, yakni materi. Dua lainnya tidak hidup, tidak aktif, dan tidak pula pasif,yakni ruang dan masa. Menurut Al-Razi Allah Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam in. Alam di ciptakan Allah bukan dari tidak ada, tetapi dari bahan yang telah ada. Oleh karena itu, menurutnya alam semesta tidak kadim, baharu, meskipun meskipun materi asalnya kadim, sebab penciptaan disini dalam arti disusun dari bahan yang telah ada . penciptaan dari tiada, bagi Al-Razi, tidak dapat dipertahankan secara logis. Pasalnya, dari satu sisi bahan alam yang tersusun dari tanah, udara, air, api, dan benda-benda langit berasal dari materi pertama yang telah ada sejak azali.

3. Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Yaqub Ibnu Maskawaih (Ibnu Miskawaih)A. Hasil Karya

Ibnu Miskawaih tidak hanya terkenal sebagai seorang pemikir (filosof), tetapi ia juga seorang penulis yang produktif. Dalam bukunya The History of the Muslim Philosophy disebutkan beberapa karya tulisnya, yaitu; Al-Fauz al-Akbar, Al-Fauz al-Asghar, Tajarib al-Umam, Uns al-Farid, Tartib al-Sa’adat, Al-Mustaufa, Jawidan Khirad, Al-Jami, Al-Siyab, On the Simple Drugs, Kitab al-Ashribah, Tahzib al-Akhlaq, Risalah fi al-Lazzat wa al-Alam fi Jauhar al-Nafs, Ajwibat wa As’ilat fi al-Nafs wa al-Aql,Al-Jawab fi al-Masa’il al-Salas, Risalat fi Jawab fi Su’al Ali ibn Muhammad Abu Hayyan al-Shufi fi Haqiqat al-Aql, Thaharat al-Nafs.

B. Dasar Pemikiran Konsep manusia

Ibnu Miskawaih memandang manusia adalah makhluk yang memiliki keistimewaan karena dalam kenyataannya manusia memiliki daya pikir dan manusia juga sebagai mahkluk yang memiliki macam-macam daya.

Konsep akhlak

Pemikiran Ibn Miskawaih dalam bidang akhlak termasuk salah satu yang mendasari konsepnya dalam bidang pendidikan. Konsep akhlak yang ditawarkannya berdasar pada doktrin jalan tengah.

Konsep Pendidikan

Ibnu Miskawaih membangun konsep pendidikan yang bertumpu pada pendidikan akhlak. Karena dasar pendidikan Ibnu Miskawaih dalam bidang akhlak, maka konsep pendidikan yang dibangunnya pun adalah pendidikan akhlak.

4. Abu Walid Muhammad Ibnu Ahmad (Ibnu Rusyd)Hasil KaryaFashl al-Maqal fi ma bain al-Hikmat wa al-Syari’ah min al-Ittishal, berisikan kolerasi antara agama dan filsafat.Al-Kaysf’an Manahij al-Adillat fi ‘Aqa’id al-Millat, berisikan titik terhadap metode para ahli ilmu kalam dan sufi.Tahafut al-Tahafut, berisikan kritik terhadap karya Al-Ghazali yang berjudul Tahafut al-Falasifat.Bidayat al-Mujtahid wa Nihayat al-Muqtashid, berisikan uraian-uraian di bidang fiqih.

B. Dasar Pemikirana. Agama dan Filsafat

Ibnu Rusyd adalah tokoh yang ingin mengharmoniskan agama dan filsafat. Menurutnya, Agama adalah bagi setiap orang, sedangkan filsafat hanya bagi mereka yang memiliki kemampuan-kemampuan intelektual yang memadai.

b. Tingkat Kemampuan manusia

Dalam hal ini Ibnu Rusyd membuat perbedaan tingkat kapasitas dan kemampuan manusia dalam menerima kebenaran menjadi tiga kelompok. Mereka adalah kelompok yang menggunakan metode retorik (khathabi), metode dialektik (jadali) dan metode demonstratif (burhani). Metode yang pertama dan kedua dipakai oleh manusia awam, sedangkan metode yang ketiga merupakan pengkhususan yang diperuntukkan bagi kelompok manusia yang tingkat intelektual dan daya kemampuan berfikirnya tinggi.

c. Kebahagiaan

Ibnu Rusyd percaya bahwa konsep kebahagiaan hanya dapat dicapai melalui akal aktual dan ilmu pengetahuan. Ia berpendapat bahwa sejak bayi dilahirkan, ia sudah membawa kesiapan untuk menerima pengetahuan-pengetahuan umum sehingga jika ia mulai belajar, maka kesiapan ini berubah menjadi akal aktual.

d. Akal dan Jiwa Manusia

Perasaan adalah gambaran khusus yang dapat diperoleh dengan pengalaman yang berasal dari materi. Ibnu Rusyd memberi perbedaan antara perasaan dan akal. Akal sendiri dibagi menjadi dua jenis, yang pertama disebut akal praktis dan yang kedua adalah akal teoritis. Akal praktis memiliki fungsi sensasi, di mana akal ini dimiliki oleh semua manusia.

5. Muhammad IqbalA. Hasil Karya

Bang-i-dara (Genta Lonceng), Payam-i-Mashriq (Pesan Dari Timur), Asrar-i-Khudi (Rahasia-rahasia Diri), Rumuz-i-Bekhudi (Rahasia-rahasia Peniadaan Diri), Jawaid Nama (Kitab Keabadian), Zarb-i-Kalim (Pukulan Tongkat Nabi Musa), Pas Cheh Bayad Kard Aye Aqwam-i-Sharq (Apakah Yang Akan Kau Lakukan Wahai Rakyat Timur?), Musafir Nama, Bal-i-Jibril (Sayap Jibril), Armughan-i-Hejaz (Hadiah Dari Hijaz), Devlopment of Metaphyiscs in Persia, Lectures on the Reconstruction of Religius Thought in Islam Ilm al Iqtishad, , A Contibution to the History of Muslim Philosopy, Zabur-i-'Ajam (Taman Rahasia Baru), Khusal Khan Khattak, dan Rumuz-i-Bekhudi (Rahasia Peniadaan Diri).

B. Dasar Pemikiran

Muhammad Iqbal memiliki pemikiran yang fundamental yaitu, intuisi, diri, dunia dan Tuhan. Selain itu, Muhammad Iqbal pemikiran dalam politik. Pemikiran dan aktivitas Iqbal untuk mewujudkan Negara Islam ia tunjukkan sejak terpilih menjadi Presidaen Liga Muslimin tahun 1930. Ia memandang bahwa tidaklah mungkin umat Islam dapat bersatu dengan penuh persaudaraan dengan warga India yang memiliki keyakinan berbeda. Bagi Iqbal, budaya Barat adalah budaya imperialisme, materialisme, anti spiritual dan jauh dari norma insani.

6. Muhammad Arqoun

A. Hasil Karya

La pensee arabe (dunia perkembangan arab) Paris 1937Ouvertures sura I’islam (catatan-catatan untuk memahami islam)Contribution attitude de islam humannisme arabae au IV/X siece: miskawaih philosiphe historien (sumbangan pada pembahasan humanisme arab pada IV/X Miskawaih sebagai filsuf dan sejarawan) Paris Grancher virin 1989Essais sur la pensce Islamique (esai-esai tentang pemikiran islam) Paris virin 1973Lectures de coran (tokoh tentang Al-Qur’an) Paris 1982Pour une critique de la raison islamique (demi kritik nalar islam) Paris 1984B. Dasar PemikiranArkoun memperlihatkan posisi pembacaan kritisnya yang sangat tajam. Pendekatan ilmu-ilmu modern, seperti antropologi, sosiologi dan linguistik digunakan untuk membedah konsep wahyu yang telah mapan dalam keyakinan umat Islam.Kritik terhadap konsep wahyu dilatarbelakangi oleh kegelisahan Arkoun terhadap sistem epistemologi Islam. Selama berabad-abad lamanya, umat Islam menurut Arkoun mengalami problem sistem epistemologi. Persoalan mendasar ini, baginya menjadi faktor utama keterbelakangan dunia Islam. Sistem pemikiran yang disebut Arkoun sebagai ortodoksi Islam menghambat gerak laju nalar untuk maju dalam mengejar ketertinggalannya dari Barat.Maka tugas utama pemikir Islam menurut Arkoun adalah membongkar epistemologi Islam tradisional karena dianggap telah membentuk ortodoksi Islam yang telah mengendap lama dalam nalar umat Islam. Sumber utama sistem ortodoksi yang rigid itu menurutnya adalah posisi al-Qur’an.

BAB III

PENUTUP

Filsafat secara singkat merupakan usaha mencari kebenaran yang seluas-luasnya. Sehingga filsafat menjadi dasar seluruh ilmu pengetahuan. Dalam perkembangannya, filsafat juga lahir dari tokoh-tokoh muslim seperti Ibnu Sina, Al-Razi, Ibnu Miskawaih, Ibnu Rusyd, Muhammad Iqbal, dan Muhammad Arqoun. Seperti pada pembahasan sebelumnnya kita sudah mengetahui bahwa Ummat Islam juga mampu bersaing dalam bidang Intelektual, hal itu telah dibuktikan oleh tokoh-tokoh pemikir muslim yang mampu menciptakan banyak karya.

DAFTAR PUSTAKA

Zaprulkhan, Filsafat Islam.PT RajaGrapindo Persada, Jakarta, Januari 2014.

Zar, Sirajuddin.Filsafat Islam, Filosof dan Filsafatnnya. PT RajaGrapindo Persada, Jakarta, Mei 2012.

Gharawiyan, Mohsen. Pengantar Memahami Buku Dasar Filsafat Islam. Sandra Press, Februari 2012.

http://www.stidnatsir.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=143:pemikiran-muhammad-iqbal&catid=29:artikel&Itemid=86.

http://inpasonline.com/new/jejak-postmodernisme-dalam-pemikiran-mohammed-arkoun-tentang-wahyu/.

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong