ARSIP BULANAN : April 2014

Resensi Buku Ilmu Komunikasi

15 April 2014 02:55:39 Dibaca : 3347

Resensi Buku Ilmu Komunikasi

Penulis : Adianto Elvinaro dan Anees Q. Bambang.2007.

Penerbit : Simbiosa Rekatama Media, Bandung

NAMA : Elias

NIM : 291413014

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Gorontalo

PENDAHULUAN

Buku ini mencoba menyajikan Filsafat Illmu Komunikasi secara lebih memadai ketimbang buku-buku sejenis yang telah ada. dimulai dari pemahaman mengenai filsafat dan filsafat ilmu, sampai kepada penjelajahan sejumlah perspektif ilmu komunikasi: Positivisme, Post Positivisme, Interpretatif, Teori kritis, dan pengaruhnya dalam pembentukan ilmu komunikasi.

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku,novel,majalah,komik,film,kaset,CD,VCD,maupun DVD.

Tujuan dari resensi menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. dan dalam penyajian buku ini bermanfaat untuk kita dalam mengetahui bagaimana filsafat ilmu komunikasi.

Filsafat Ilmu Komunikasi sangat penting bagi mahasiswa atau sarjana komunikasi yang hendak melakukan pengembangan teori komunikasi melalui penelitian.dalam Praktik penelitian.

PEMBAHASAN

A. Perspektif teori-teori komunikasi.

Perspektif adalah suatu sudut pandang dan cara pandang terhadap sesuatu. Cara memandang atau pendekatan yang gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang diperoleh. Selain itu perspektif yang digunakan dalam menghampiri suatu peristiwa komunikasi akan menghasilkan perbedaan yang besar dalam jawaban dan makna yang deduksi. Perspektif juga selalu mendahului observasi manusia. Manusia bisa mengamati suatu persitiwa dengan pikiran yang terbuka dan netral, namun begitu harus mengobservasi suatu hal dan dapat melakukannya dengan cara tertentu.

Nilai perspektif tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau seberapa baik ia mencerminkan realitas yang ada. Semua perspektif yang dapat diperoleh adalah benar dan mencerminkan realitas. Istilah dari perspektif tidak dipilih asal saja. melainkan menggunakan istilah teori dan sudah tentu merupakan istilah yang tidak memadai dalam hal ini. teutama karena adanya perkembangan mutakhir di bidang komunikasi manusia begitu pesat.

Penggunaan perspektif mewajibkan untuk toleran pada perbedaan cara pandang juga arif dalam menggunakan berbagai metode singkatnya, memilih suatu perspektif sama artinya dengan memilih mengerjakan hal-hal menurut suatu cara pandang tertentu, tidak menurut satu cara yang lain, yang tidak sera merta berlaku universal.

Perspektif-perspektif ilmu komunikasi ontologi dan epistemologi terdiri dari Realisme, Nominalis, Konstruksionis.

B. Perspektif positivisme.

Model komunikasi linear atau komunikasi satu arah merupakan salah satu model yang paling banyak dikenal dan mudah dipahami. model ini adalah model komunikasi yang menggunakan perspektif mekanistis, sehingga metodologi ilmu-ilmu alam digunakan dalan merumuskan data,meneliti,dan menyimpullkan kebenaran tindakan komunikasi. model ini dapat dilihat dari pengaruh metode ilmu alam pada ilmu komunikasi.

Sejarah positivisme, positivisme dibidani oleh dua pemikir Prancis, Henry Sain Simon (1760-1825) dan muridnya Auguste Comte (1798-1857). Henry merupakan penggagas utama, sedang comte adalah penerus dan pengembang gagasan ini. Auguste comte membangun suatu studi ilmiah terhadap masyarakat atau sosiologi yang berdasarkan prinsip studi ilmu-ilmu alam.

Gagasan positivisme, positif berarti “apa yang berdasarkan fakta objektif” . secara tegas, yang “positif” berarti yang nyata, yang pasti, yang tepat, yang berguna, serta mengklaim memiliki kesahihan mutlak. Kebalikan dari yang positif adalah yang khayal (chimrique) , yang meragukan (indecision), yang kabur (vague), yang sia-sia (oiseux), dan yang mengklaim memiliki kesahihan relatif. Perbedaan ini harus dibaca dalam kerangka biner, bahwa yang satu lebih benar dan yang lainnya adalah salah.

Prinsip positivisme bersifat empiris-objektif, deduktif-nomologis, instrumental-bebas nilai, ketiga asumsi ini oleh Antony Gidden (F . Budi Hardiman, 2003:57) dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Prosedur-prosedur metodologis ilmu-imu alam dapat langsung diterapkan pada ilmu-ilmu sosial.

- Hasil-hasil riset dapat dirumuskan dalam bentuk “hukum-hukum” seperti dalam ilmu-ilmu alam.

- Ilmu-ilmu sosial itu harus bersifat teknis, yaitu menyediakan pengetahuan yang bersifat instrumental murni.

Setelah pengenalan prinsip positivisme, adapun beberapa ciri positivisme (Gahral Adian, 2002:68), yaitu bebas nilai, fenomenalisme, nominalisme reduksionisme, naturalisme, dan mekanisme.

Norma-norma metodologi positivisme adalah sebagai berikut :

- Semua pengetahuan harus terbukti lewat rasa-kepastian (sense of certainly) pengamatan sistematis yang terjamin secara intersubjektif.

- Kepastian metodis sama pentingnya dengan rasa kepastian. Kesahihan pengetahuan ilmiah dijamin oleh kestauan metode.

- Ketepatan pengetahuan dijamin hanya oleh bangunan teori-teori yang secara formal kokoh yang mengikuti deduksi hipotesis-hipotesis yang menyerupai hukum.

- Pengetahuan ilmiah harus dapat dipergunakan secara teknis.

- Pengetahuan pada prinsipnya tak pernah selesai dan relatif, sesuai dengan sifat relatif dan semangat positif. (F. Budi Hardiman, 2003:55).

Positivisme logis, ada beberapa prinsip dasar positivisme logis :

- Menolak perbedaan ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.

- Menganggap pernyataan-pernyataan yang ridak dapat diverifikasikan secara empiris (seperti etika, agama, metafisika) sebagai nonsense.

- Berusaha menyatukan semua ilmu pengetahuan di dalam satu bahasa ilmiah yang universal.

- Memandang tugas filsafat sebagai analisis atas kata-kata atau pernyataan-pernyataan (F. Budi Hardiman, 2003:56).

C. Perspektif post positivisme: kritik terhadap positivisme.

Post-positivisme, pada tahun 1970/1980-ana muncullah gugatan-gugatan mengenai kebenaran positivisme, pemikirannya dinamai post-positivisme. post-positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan kebenaran positivisme.

Berikut ini dikemukakan beberapa asumsi dasar post-positivisme, pertama, fakta tidak bebas melainkan bermuatan teori. Kedua, falibiltas teori.

Post-positivisme dalam penelitian sosial dan komunikasi, bila positivisme dalam bentuk dan logika klasiknya ditolak oleh post-positivisme, fondasi filosofis apakah yang akan digunakan post-positivisme sebagai kerangka kerja penilitian sosialnya. beberapa penilitian sosial berargumen bahwa kekurangan-kekurangan dari pemikiran positivisme pada dasarnya membutuhkan dasar filsafat ilmu yang berbeda, salah satunya adalah menolak dan mengganti prinsip-prinsip positivisme (seperti ontologi realisme,epistemologis objektif,dan aksiologi bebas-nilai) dengan bentuk pemikiran yang menghargai prinsip nominalisme, subjektivisme, dan nilai-nilai yang hadir dengan sendirinya (omnipresent).

Ontologi post-positivisme, perspektif post-positivisme merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. secara ontologis post-positivisme bersifat crittical realism. Crittival realism memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alama, tetapi suatu hal yang mustahil bila manusia (peneliti) dapat melihar realitas tersebut secara benar (apa adanya, sebagaimana, keyakinan positivisme).

Epistemolgi dan aksiologi, post-positivisme bagaimanapun terlihat sama dengan positivisme, walaupun ada beberapa perbedaan yang khas. seperti pada basis ontologi, semenatara positivisme menekankan realisme mutlak, post-positivisme memelih realisme kritis.

Struktur dan fungsi teori dalam perspektif post-positivisme terdiri dari :

- Struktur teori perspektif post-positivisme.

- Fungsi teori perspektif post-positivisme.

- Kriteria evaluasi dan perbandingan teori.

- Proses perkembangan teori.

D. Perspektif interpretif

Sejarah perspektif interpretif , pemetaan akar sejarah dapat dirujuk pada sejumlah gagasan abad pencerahan. khususnya posisi filosofis Rene Descrates (1596-1650) . pada 1644 , descrates mempublikasikan buku The Principles of Philosophy. Ia berpendapat bahwa semua penjelasan dapat didasarkan pada observasi terhadap benda dan gerak (Descrates 1963).

Pandangan dasar perspektif interpretif terdiri dari : fenomenologi, hermeuneutika. interaksionisme simbolik.

Dan ada teori interpretif dalam komunikasi terdapat : ontologi teori interpretif, epistemologi teori interpretif, aksiologi teori interpretif.

Struktur dan fungsi teori interpretif terbagi menjadi : teori interpretif umum (general interpretiv theories) , grounded theory, kriteria untuk evaluasi.

Komunikasi dalam perspektif interpretif terdiri dari : etnografi komunikasi , dramatisme dan narasi.

E. Perspektif konstruktivisme.

Konstruktivisme berpendapat bahwa semesta secara epistemologi merupakan hasil konstruksi sosial. pengetahuan manusia adalah konstruksi yang dibangun dari proses kognitif dengan interaksinya dengan dunia objek material. pengalaman manusia terdiri dari interprestasi bermakna terhadap kenyataan dan bukan reproduksi kenyataan.

Sejarah perspektif konstruktivisme, bila dirunut ke belakang konstruktivisme yang meyakini bahwa makna atau realitas bergantung pada konstruksi pikiran dapat dirunut pada teori Popper (1973).

Konstruktivisme dalam ilmu komunikasi, teori konstruktivis atau konstrukvisme adalah pendekatan secara teoretis untuk komunikasi yang dikembangkan tahun 1970-an oleh jesse della dan rekan-rekan sejawatnya (Miller, 2002) . konstrukvisme ini lebih berkaitan dengan program penelitian dalam komunikasi antarpersona.

Komunikasi berbasis “Diri” , fokus perspektif post-positivisme adalah proses produksi suatu pesan. Fokus ini dapat ditemukan pada komunikasi antarpersona. untuk dapat meninjau komunikasi antarpersona dapat merujuk pada teori sosiolinguistik bernstein. teori bernstein menyatakan bahwa individu dalam melakukan sesuatu dikonstruksi oleh orientasi kehidupannya sendiri, dan oleh orientasi posisi subjek itu dalam hidupnya.

Konstruk hubungan dalam komunikasi, faktor lain yang mempengaruhi proses komunikasi berbasis diri adalah konsep tentang tujuan, setiap individu dalam interaksinya selalu berusaha untuk memanajen tujuan.

Model desain pesan, konsep tentang tujuan ini berimplikasi pada adanya desain pesan dalam peristiwa komunikasi berbasis diri. desain pesan didasarkan pada kecenderungan seseorang dalam memanajamen tujuannya untuk kepentingan sampainya tujuan melalui pesan yang dipilihnya.

F. Perspektif teori kritis.

Teori kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional. teori kritis dapat dianggap sama dengan paradigma konstruktivisme dengan alasan sebagai berikut: (1). Teori kritis meyakini bahwa ilmu pengetahuan itu dikonstruksi atas dasar kepentingan manusiawi. (2). Dalam praksis penelitian (dari pemilihan masalah untuk penelitian, instrumen, dan metode analisis yang digunakan, interterprestasi, kesimpulan dan rekomendasi). Dibuat sangat bergantung pada pada nilai-nilai peneliti. (3). Standar penilaian ilmiah bukan ditentukan oleh prinsip verifikasi atau falsifikasi melainkan didasarkan konteks sosial historis serta kerangka pemikiran yang digunakan ilmuwan.

Sejarah perspektif kritis, teori ini dikembangkan oleh Mazhab Frankfurt. konsep kritik yang dipergunakan Mazhab Frankfurt memiliki kaitan sejarah dengan konsep kritik yang berkembang pada masa-masa setelah Renaissance.

Pengaruh Marxisme, Karl Marx (1818-1883) merupakan filsuf yang memiliki pengaruh yang mendalam dalam perkembangan ilmu pengetahuan sosial. Marx memandang bahwa teori kritik Hegel masih kabur dan membingungkan, karena Hegel memahami sejarah secara abstrak. Marx menegaskan bahwa yang dimaksud sejarah adalah sejarah perkembangan alat-alat produksi dan sejarah hubungan-hubungan produksi.

Mazhab Frankfurt, teori kritis dipengaruhi oleh Marxisme, namun dalam beberapa hal dinggap berbeda dengan Marxisme. Teori ini disebut juga Mazhab Frankfurt. Penyebutan ini didasarkan pada lembaga pertama yang mengembangkan teori kritis, yaitu institute fur sozialfarchung di frankfurt, Main di Jerman.

Pendekatan teori kritis pada komunikasi, kajian komunikasi mulanya mencakup retorika saja, lalu muncullah publisistik (ilmu persuratkabaran), maka berita terutama bagaimana cara menyampaikan gagasan atau pesan melalui tulisan menjadi objek komunikasi.

Cultural studies (studi-studi budaya), istilah cultural studies berasal dari centre for contemporary cultural studies (CCCS) di Universitas Birmingham, yang didirikan pada tahun 1964.

Studi-studi feminis, pencarian muatan ideologi di balik apa yang dianggap biasa atau wajar adalah pola utama perspektif kritis. Kehidupan ini dipenuhi oleh apa yang dianggap wajar atau lazim, bahkan kebenaran pun bertumpu pada kelaziman.

JENIS-JENIS FOTO

08 April 2014 01:18:15 Dibaca : 422

 

Makala:

 Jenis-Jenis Foto

Nama: Elias

Nim:201413014

 

Bab 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Karya foto pertama di dunia ini adalah foto sebuah pemandangan yang tampak dari jendela sebuah ruang kerja. Ini adalah sebuah awal, sebuah titik dimana era fotografi yang sekarang begitu luas dimulai. Setelah foto pertama yang yang dapat digolongkan ke fotografi panorama atau pemandangan, fotografi berkembang sebagai media dokumentasi. Lebih dari itu, fotografi berkembang lebih pesat lagi. Hingga saat ini, kita ketahui bahwa jenis-jenis foto sangat beragam.

Saat ini, peminat fotografi panorama tetap ada walaupun mungkin tidak banyak. Karena saat ini, kebanyakan orang yang berkecipung di dunia fotografi lebih memilih kategori foto yang banyak dibutuhkan dan dapat menghasilkan, hal ini tidak salah. Saat ini, foto panorama tetap memiliki penikmat yang cukup banyak, tapi sepertinya secara materi, foto panorama kalah pamor dibanding kategori foto lain yang lebih menghasilkan.

Walaupun seperti itu, foto pemandangan atau panorama ini tetap menyenangkan untuk dipelajari. Karena di dalam foto panorama kita bisa menikmati sekaligus mengagumi keindahan dari apa-apa saja yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, saya sebagai penyusun tertarik untuk membahas lebih lanjut tentang “Fotografi Panorama“ dan menggunakannya sebagai topik dalam penyusunan makalah ini.

B. Maksud dan Tujuan

a. Untuk membahas tentang Jenis-Jenis Foto

c. Untuk membahas tentang cara atau teknik membuat foto yang baik.

Bab 2

Pembahasan

A. Jenis-Jenis Foto

1. Foto Potrain

Foto Potrait Atau Foto wajah, sringkali kita hasilkan. Biasanya foto Jenis ini paling sering kita dapatkan dan mudah tersedia. Biasanya obyek foto Potret yaitu Foto Keluarga, Teman, Pacar dll. Misalnya foto keluarga misal di rumah saat membaca koran, dikantor saat bekerja dan saat santai, foto denga mesejajarkan lensa dengan mata mereka.

Tidak masalah jika kita tidak memiliki flash eksternal atau lighting yang canggih, jutsru kita bisa memaksimalkan pencahayaan alami, gunakan cahaya yang melewati jendela anda. Posisikan obyek foto disamping jendela sehingga cahaya dari jendela menerpa wajah darri arah samping, bukan tegak lurus ke wajah.

FotoPotrait

2. Human Interes

Kehidupan manusia dengan segala bentuk aktivitas keseharian dan kehidupan yang dilakukannya memang selalu menarik untuk dijadikan objek dalam foto. momen yang menarik tersebut bisa muncul karena dipicu oleh kegiatannya yang terasa unik dan tidak biasa. Baik itu aktivitas didalam adat budaya maupun aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang biasanya sangat berbeda dari kehidupan masyarakat Kota besar.

Human Interest dalam karya fotografi sendiri kalau dijabarkan adalah menggambarkan kehidupan pribadi manusia atau interaksi manusia serta ekspresi emosional yang memperlihatkan manusia dengan kehidupannya, kesemuanya itu membawa rasa ketertarikan dan rasa simpati bagi para orang yang foto tersebut.

Fotografi Human Interest mungkin sedikit berbeda dengan Jurnalistik, walaupun Foto human interest bisa dimasukan kedalam kategori jurnalistik juga. Foto Human Interest lebih banyak merekam suasana dan momen yang tidak biasa, semakin dramatis momen yang didapat semakin

sukses foto human interest tersebut. untuk fotografer yang sudah terbiasa memotret dan mengamati masalah-masalah sosial, maka objek yang berlatar belakang aktifitas manusia ini akan menjadi sebuah karya foto yang begitu menarik untuk dilihat dan tentunya tidak akan sulit untuk dilakukan. Namun masalahnya bagaimana sih memotret humant interest ini dengan baik apalagi buat kita yang baru belajar fotografi, memang memotret Human Interest terkadang tidak semudah yang kita bayangkan. Banyak problematika yang terjadi di lapangan seperti ada yang malu difoto, larangan, ataupun susah dalam mencari objek foto yang bagus.

Foto Human Interest Anak gembala dan kerbaunya ditengah sawah.

3. Foto Panggung

Foto panggug biasanya seperti pada saat acara Pernikahan, Pidato, Konser Musik, dll. Konser musik adalah obyek menarik untuk mengasah kemampuan fotografi kita, dari sifatnya yang dinamis sehingga memaksa kita harus cepat beradaptasi dalam membaca perubahan moodsampai dengan sifat pencahayaan yang menantang yang harus kita hadapi saat mengatur setting di kamera.

Foto Panggung, Konser Musik

4. Foto Alam

Memotret di alam bebas, adalah bentuk kegiatan positif yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri. Khususnya jika kita memotret wilayah hutan rimba ataupun gunung. Cuaca yang tak mudah di tebak dan medan yang di lalui juga tak mudah adalah kesulitan pertama bagi pecinta fotografi di alam bebas. Lalu, kita masih memikirkan perbekalan selama berkegiatan dan tehnik membawanya, tentu karena perjalanan yang tidak sebentar dan jauh, akan menimbulkan kelelahan tersendiri. Hasilnya, karena lelah maka saat kita memotret, hasilnya pun tak akan sempurna. Faktor ini juga yang membuat kita malas memotret, bahkan juga malas mengeluarkan kamera. Berikut adalah tips memotret di daerah gunung hutan rimba.

Perlu diketahui juga bahwa foto tentang alam bebas itu tidak selalu identik dengan foto yang harus diambil dengan menggunakan lensa sudut lebar untuk menangkap area yang luas. Melainkan bisa juga dengan lensa tele untuk detail dan sesuatu yang lebih khas. Bedanya, bila menggunakan lensa sudut lebar, pemotret harus bisa memastikan bahwa pemandangan alam bebas yang akan "dibingkainya" memiliki latar depan ( foreground ) yang menarik. Misalnya seperti ada bunga - bunga, bebatuan yang artistik, siluet sebuah benda ( refleksi ), bayangan pepohonan atau dedaunan untuk menciptakan kesan tiga dimensi yang kuat.

Foto Alam, Air Terjun kecil

5. Foto Landscape

Teknik foto landscape atau pemandangan adalah hobi dari banyak fotografer. Dengan dilengkapi dengan kamera digital SLR, kita dapat merekam keindahan ciptaan Tuhan dalam sekejab. Misalkan foto Sanset atau matahari terbenam mempunyai konotasi yang dalam dan romantis. Jika menambahkannya ke dalam foto pemandangan, maka pasti foto anda akan jauh berkesan di mata orang lain. Dan juga, beberapa saat sebelum dan sesudah sunset, matahari akan membiasi pemandangan anda dengan cahaya kuningnya yang hangat sehingga anda pasti akan menciptakan sebuah foto yang penuh dengan warna dan nuansa yang menarik. Cahaya matahari juga lebih soft/lembut pada saat “Golden Hour” ini, dan akan mempermudah mendapatkan exposure yang tepat di keseluruhan pemandangan tersebut.

Foto Landscape, Matahari Terbenam

6. Foto Still Life

Foto still life adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau obyek mati. Membuat gambar dari benda mati menjadi hal yang menarik dan tampak “hidup”, komunikatif, ekspresif dan mengandung pesan yang akan disampaikan merupakan bagian yang paling penting dalam penciptaan karya foto ini. subjek untuk fotografi still life tidak terbatas. Meskipun kepercayaan umum, fotografi still life tidak terbatas pada gambar hanya apel dan anggur. Bahkan sesuatu seperti gulungan benang dapat menarik dan menarik secara visual. Situs microstock seperti Shutterstock dan iStock yang melayani pengguna komersial memiliki permintaan yang tinggi untuk segala macam still life , sering benda yang sangat sederhana, seperti secangkir teh atau kunci.

Orang sering kali berpikir still life fotografi sebagai jauh lebih mudah daripada jenis lain fotografi seperti olahraga atau fotografi landscape. Dengan still life Anda memiliki kontrol penuh atas komposisi dan dapat mengatur benda mati persis bagaimana Anda inginkan mereka.Dan kadang-kadang, kualitas gambar still life yang baik bisa menjadi lebih menantang untuk foto. Itu karena mereka dekat sehingga mudah untuk melihat ketidaksempurnaan seperti noda pada sepotong buah yang biasanya akan berlalu tanpa diketahui.

Saat membuat foto still life , Anda perlu mengatur objek dalam komposisi menyenangkan. Anda harus mempertimbangkan menggunakan teknik komposisi klasik seperti "Rule of Thirds," "leading lines" atau "framing" untuk ide-ide tentang bagaimana menyusun terbaik gambar Anda. seni mengatur objek, dan gunakan imajinasi Anda. Misalnya, jika Anda mengambil gambar apel mencoba mengambil atau menggigit itu untuk memberikan beberapa bunga yang ditambahkan.

Foto Still Life, Pot Bunga

7. Foto Fauna

Foto fauna adalah jenis foto dengan berbagai jenis binatang sebagai obyek utama. Foto ini menampilkan daya tarik dunia binatang dalam aktifitas dan interaksinya. Memotret hewan merupakan Mahluk Hidup yang memiliki ekspresi dan keunikan tersendiri Sifat alami yang unik memmanjakan mata untuk dilihat. Memotret hewan memang umumnya diperlukan lensa tele (tele lens), terutama jika anda berada di alam liar. Begitu pula dengan di kebun binatang. Karena jika tidak, point of interest dan detail dari hewan tersebut tentunya tidak akan terlihat jelas. Kecuali jika anda memang niat untuk mengkomposisikan dengan alam naturalnya. Tebing, pohon, matahari tenggelam, bisa menjadi elemen yang menarik disamping hanya sekedar foto hewan ditengah-tengah frame.

Memotret hewan bukanlah hanya sekedar teknis. Hewan adalah makhluk hidup yang memiliki ekspresi dan keunikan tersendiri. Temukan sifat-sifat alami mereka yang unik. Foto singa mengaum garang, tentu lebih menarik ketimbang yang tengah terkantuk-kantuk dibawah pohon. Anjing yang tengah melompat menangkap frisbee, jauh lebih menarik ketimbang yang tengah melamun di depan kandangnya. Photography is a waiting game. Adakalanya seorang wildlife photographer harus menunggu berjam-jam atau berhari-hari untuk menunggu momen tertentu.

Pada saat Anda memotret Gunakan High Continuous Mode. Kita tidak akan pernah tau kapan momen terbaik dari hewan in motion akan kita dapatkan. Resikonya memang memory card akan cepat penuh, apalagi jika anda memakai format RAW.

Foto Fauna, Burung Maleo

8. Foto Arsitektur

Dalam memotret Arsitektur harus cukup cepat dalam menilai suatu kesempatan untuk memotret, artinya, jika melihat suatu moment, JEPRETLAH.. baik itu moment kegiatan manusia, apalagi dalam bidang arsitektur. Harus cukup tajam melihat Objek bangunan maupun abstrak bangunan untuk dijepret, karena dengan tajamnya penglihatan melihat moment tersebut, maka secara tidak langsung ide kreasi dalam foto akan muncul.

Cahaya sangat penting dalam foto arsitektur. Cahaya matahari maupun cahaya buatan (misalnya memakai flash, maupun senter) sangat menunjang efek shadow maupun arsitektural dari foto. Pada foto bangunan maupun cityscape kalian bisa menggunakan cahaya alami (matahari). Cahaya matahari yang baik digunakan dalam teknik lighting fotografi adalah pada jam 6-9 pagi dan jam 3-6 sore.

Pada foto arsitektur interior, biasanya menggunakan cahaya buatan, baik cahaya dari flash maupun cahaya yang berasal dari bangunan itu sendiri.

Penggunaan komposisi dan detail sangat penting di dalam bidang fotografi ini. Kalian dapat menggabungkan beberapa bentuk untuk lebih menonjolkan detail dari suatu abstrak bangunan. Sebaiknya foto jangan Over exposure, karena hal tersebut dapat menghilangkan detail bangunan dari foto.

Selain dari kesan warna-warninya, untuk lebih memberikan kesan dramatis pada foto, kalian bisa juga menggunakan multiple shoot penggabungan foto, memberikan efek mirror agar abstrak dari detail arsitektur terlihat, dan tentu saja dengan teknik pencahayaan yang tepat.Foto Arsitektur erat hubungannya dengan foto abstrak. Kalian dapat menciptakan imajinasi kalian hanya dengan melihat, mengamati objek dari arsitekur tersebut. Umumnya pada foto abstrak, sering dikaitkan dengan foto architecture details. Jadi, kalian dapat menciptakan dari foto sederhana menjadi FANTASTIC.

Foto Arsitektur, Menara Limboto

9. Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik adalah foto yang digunakan untuk kepentingan pers atau kepentingan informasi. Dalam penyampaian pesannya, harus terdapat caption (tulisan yang menerangkan isi foto) sebagai bagian dari penyajian jenis foto ini. Jenis foto ini sering kita jumpai dalam media massa (Koran, majalah, bulletin, dll).

Dalam foto jurnalistik dikenal metde EDFAT (Entire, Details, Frem, Angle, Time). Metode EDFAD yai sebagai berikut:

a. Entrie (Keseluruhan), Ambil gambar keseluruhan lingkungan termasuk Manusianya. Cara ini dianggab banyak Fotogerafe Jurnalistik baik untuk mengenal subyek foto dan lingkungannya kepada Pembaca.

b. Detail (Kerincian), Bergeraklah maju mendekati Obyek untuk melihat lebih Detail. ajak Subyek untuk Berinteraksi, perhatikan, mata, rambut, apa yang dia pakai. ambil virsual yg kuat sebagai ciri khusus dari suyek ndan atur komposisi yang bagus.

c. frem (Bingkai), Atur mulai Viewfinder komposisi yang enak dilihat dengan memperhatikan elemen disekeliling subyek baik backgraund maupun foregraund.

d. Angle (Sudut pengambilan), Atur sudut pengambilan Gambir bar Dari bebagai sudut, biasa dari atas, bawah, dekat atau jauh, samping kiri atau kanan subyek.

e. Time (Waktu), Ambil ksempatan secepatnya jangan menunda waktu karena bisa saja peristiwa tersebut tidak terulang kembali, atau kesempatan ini akan diambil orang lain. dalam bahasa fotografi momen in time yang tepat.

Dilihat dari beberapa as[ek di atas maka foto jurnalistik dapat disebut sebagai suatu sajian dalam bentuk foto akan sebuah peristiwa yang terjadi, di mana peristiea tersebut berkaitan dendan aspek kehidupan manusia dan disampaikan guna kepentingan manusia itu sendiri. Kepentingan manusia dalam hal ini berupa kebutuhan akan informasi atau juga beita yang terjadi di seluruh belahan bumi ini.

Syarat umum untuk membuat foto berita dengan baik adalah:

-Memiliki pengetahuan konspesional;mempersoalkan isi (picture content, news content)

-Memiliki keterampilan teknis: mempersoalkan penyajian teknis yang matang secara fotografi.

Foto Jurnalisti

10. Foto sport

Menangkap atau merekam gerakan dalam sebuah gambar merupakan satu hal yang menjadi pemikiran banyak fotografer ketika mereka memotret event olah raga atau obyek gerak cepat yang lain. Sport Photography memang menawarkan peluang untuk memotret gerakan dari pesertanya, dan hampir dari semua tipe fotografi bisa memanfaatkan keuntungan dari penekanan gerakan dalam sebuah foto, bahkan ketika gerakan tersebut sangat kecil ataupun lambat.

Ada Dua cara untuk mendapatkan gerakan blur di dalam foto kalian, membuat subyek Sobat bergerak atau kamera kalian yang bergerak (atau keduanya). Pada pembahasan tentang Shutter Speed yang lalu kita sudah banyak membahas tentang obyek gerak.

Pada tipe pemotretan seperti ini, sebisa mungkin menjaga kamera tetap diam, jika tidak maka akan terlihat seperti semua yang ada di dalam frame tampak bergerak yang diakibatkan oleh penggunaan shutter speed yang lama. Pastikan kamera kalian jauh dari potensi guncangan, entah itu dengan menggunakan Tripod atau meletakkannya di atas benda yang kokoh.

Salah satu pengaturan yang paling penting dalam dunia fotografi yang menekankan pada gerakan adalah Shutter Speed. Perubahan sekecil apapun akan memberikan dampak yang besar pada hasil foto kalian, jadi setidaknya Sobat harus memilih mode pemotretan yang memberikan kalian kendali penuh.

Pernyataan diatas berarti menggunakan pengaturan kamera pada mode Manual atau Shutter Priority. Mode Shutter Priority merupakan pengaturan yang memperbolehkan kalian untuk mengatur Shutter Speed dan kamera memilih pengaturan yang lain secara otomatis seperti Aperture guna mendapatkan Exposure yang pas. Mode pemotretan ini akan sangat mempermudah kalian untuk mendapatkan efek gerakan yang ingin didapatkan, dan tentunya dengan hasil eksposure yang tepat. Alternatif lain adalah dengan menggunakan mode pangaturan kamera secara Manual. Sobat bisa memilih mode Manual jika kalian yakin bisa mengatur keseimbangan Apertura atau Shutter Speed.

Foto Sport, Falentino Rossi

Bab 3

Penutup

1. Kesimpulan

Jenis-jenis Foto merupakan kategori foto yang menunjukkan keindahan foto. Cara dalam pengambilan foto. Ada beberapa jenis Foto yang Saya Bahas Dalam Makala ini, antara lain:

a. Fotografi Potrait

b. Fotografi Human Interes

c. Fotografi Panggung

d. Fotografi Sport

e. Fotografi Alam

f. Fotografi Fauna

g. Fotografi Landscape

h. Fotografi Arsitektur

i. Fotografi Still Life

j. Fotografi Jurnalistik

Sebelum melakukan pengambilan gambar alangkah baiknya jika direncanakan terlebih dahulu. Sehingga dapat dihasilkan foto yang baik sesuai keinginan.

Daftar Pustaka

A. Hamann, Horst. 2005. Paris Vertical. New York : TeNeues.B. 20Teknik%20Simpel%20untuk%20Foto%20Landscape%20_%20Teknik%20fotografi%20menggunakan%20Kamera%20Digital.htmC. Fotografi/leave a comment _ Thank you_ ---_.htmD. Teknik Fotografi Cara Membuat Foto Blur Pada Obyek Gerak.htm

Kategori

  • Masih Kosong

Blogroll

  • Masih Kosong