tugas etika dan filsafat komunikasi
Tugas
MERISENSI BUKU
(PERSPEKTIF TEORI-TEORI KOMUNIKASI)
Penulis : Adianto Elvinaro dan Anees Q. Bambang.2007.
Penerbit : Simbiosa Rekatama Media,Bandung
DI SUSUN
NAMA : SMART DRIANTO MOODUTO
NIM : 291413026
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
Syukur Alhamdulillah pembuat panjatkan kehadirat Allah swt, karena hanya berkat izin dan rahmatnya sehingga tugas mata kuliah filsafat dan etika komunikasi selesai. Tugas ini di buat untuk kepentingan MK.
Saya menyadari dalam tugas ini masih terdapat kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritikan dari pembaca yang sifatnya membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat membantu teman-teman dalam memahami setiap materi dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
(RESENSI BUKU)
Perspektif teori-teori komunikasi
Perspektif adalah suatu pandang terhadap sesuatu. Cara kita memandang sesuatu atau pendekatan yang kita gunakan dalam mengamati kenyataan akan menentukan pengetahuan yang kita peroleh. Contohnya pengetahuan kita tentang mobil dari perspektif ekonomi berbeda dari perpektif artistic, social, dan sebagainya. Perspektif pada satu sisi menyerap benda itu sekaligus makna dari pengetahuan tentang benda itu dalam kerangka epistemologis.
Perspektif adalah cara memandang atau cara kita menentukan sudut pandang ketika mengamati sesuatu. Perspektif pada buku ini, memberikan sejenis skema atau petunjuk mengenai sudut pandang mana yang akan kita gunakan untuk meneliti kebenaran peristiwa komunikasi.
Nilai perspektif kita tidak terletak dalam nilai kebenarannya atau berapa baik iamencerminkan realitas yang ada. Konsekuensi dari penggunaan perspektif adalah kearifan untuk menyatakan bahwa apa yang kita ketahui sekarang bukanlah mutlak, melainkan adanya pemahaman yang di ciptakan manusia.
Konsekuensi lain adalah bahwa kita sebenarnya tidak menemukan realitas, melainkan menciptakan realitas.
Konsekuensi lain adalah bahwa tidak sebenarnya tidak menemukan realitas, melainkan “menciptakan” realitas. Penggunaan perspektif mewajibkan kita untuk toleran pada perbedaan cara pandang, juga arif dalam menggunakan berbagai metode.
Perspektif-perspektif ilmu komunikasi
1. Realisme
Realisme beranggapan bahwa benda-benda atau objek yang diamati sebagai apa adanya, telah berdiri disana secara benar, tanpa Campur tangan ide manusia. Misalnya, pengetahuan seorang bahwa “burung itu putih”adalah benar-benar bila dalam kenyataanya memang burung itu putih dan tidak berwarna lain.
2. Nominalis
Nominalis adalah eksternal pada persepsi individu, tersusun tidak lebih dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk membuat struktur realitas.
3. Konstruksional
Konstruktivisme tidak bertujuan mengerti realita, tetapi lebih hendak melihat bagaimana kita menjadi tahu akan sesuatu.
Terakhir adalah teori kritis. Teori ini m,encoba membongkar kepentingan atau ideology yang berdiri di balik fenomena social. Karna itu teori ini tidak sekedar melakukan observasi, melainkan juga memberikan kritik terhadap terhadap phenomena social.
Semua perspektif dan teori ini memiliki kelemahan dan kelebihannya. Itulah sebabnya panggunaan nama perspektif dipilih. Teori stuktural fungsional dapat menjelaskan kategri-kategori umum dan hubungan diantara variabel dalam system social.
Teori interpretif kuat dalam menampilkan makna-makna ekspresif individual teks dan struktur social. Teori kritis menekankan nilai-nilai atau kepentingan dari satu peristwa.
Positivisme adalah aliran positvisme yang lebih memfokuskan diri pada logika dan bahasa ilmiah. Prinsip yang diyakini oleh kaum positivisme adalah prinsip isomorfi. Yaotu adanya hubungan mutlak antara bahasa dan dunia nyata.
Positif berarti apa yang berdasarkan fakta objektif. Secarah tegas, yang fositif berarti yang nyata, yang pasti, yang tepat, yang berguna, serta yang mengklaim memiliki kesahihan mutlak. Sedangkan kebalikan dari positif adalah yang khayal, yang meragukan, yang kabur, yang sia-sia dan yang mengklaim memiliki kesahihan relative.
Positivisme adalah aliran filsafat ilmu yang didasarkan atas keyakinan atau asumsi-asumsi dasar: 1. Realisme 2. Dulisme 3. Eksperimental.
Positivisme logis memiliki pengaruh yang cukup penting pada perkembangan ilmu komunikasi. Pernyataan yang dapat diverifikasikan/ diklasifikasikan adalah pernyataan yang menggambarkan kenyatan, bila suatu pernyataan sesuai dengan kenyataan maka ia benar dan sebaliknya.jenis yang terakhir adalah ucapan yang tidak bermakna, yaitu ucapan atau pernyataan yang tidak bisa dicarikan buktinya dalam kenyataan.
Model yang dikembangkan dari perspektif ini adalah model komunikasi linear dan model peluru. Teori ini mengandaikan bahwa pesan itu seperti peluru, yang ketika di tembak oleh si pengirim pesan, penerimanya tidak dapat mengelak dan karenanya secara serta merta menghasilkan efek langsung.
Perspektif Post Possitivisme: Kritik terhadap Positivisme
Post-Positivisme
Post-Positivisme merupakan pemikiran yang menggugat asumsi dan kebenaran-kebenaran positif.
Post-positivisme dalam penelitian social dan komunikasi
Post-positivisme dalam penelitian social dan komunikasi lebih meletakkan penolakannya pada gagasan tentang keyakinan positivisme mengenai kebenaran absolut, tentang landasan mutlak sebuah observasi, dan asumsi tentang akumulasi pengetahuan yang tak berubah.
Struktur dan fungsi teori dalam perspektif post-positivisme
Struktur teori perspektif post-positivismeteori yang digunakan dalam penelitian adalah teori yang telah dikonstruksikan sedemikian rupa, bukan diterima sedemikian rupa.
Fungsi teori perspektif post-positivisme fungsi teori dalam kebanyakan pemikiran kalangan post-positivisme adalah menentukan beberapa keteraturan atas pengalaman yang tak teratur.
Kriteria evaluasi dan perbandingan teori kriteria-kriteria fungsi ini bukan merupakan aturan yang menetapkan pilihan, tetapi merupakan nilai-nilai yang memengaruhinya.
Proses perkembangan teori metode ilmiah berbeda dengan metode naïf. Metode naïf yang dimaksud adalah cara-cara kita meneliti suatu masalah yang hanya berdasarkan kebiasaan, atau tanpa metode yang jelas.
Manusia bukanlah benda yang ketika diteliti hanya menyajikan efek yang sama, manusia itu hidup dan dapat mengonstruksi tanggapan tertentu ketika menelti.
Perspektif interpretif
Sudut pandang teori-teori ini tidak mereflesikan diri yang lengkap dari pemikir interprentif hingga sekarang, sudut pandang tersebut cukup mewakili dan memberikan gambaran mengenai perspektif interpretif.
Pandangan dasar pembentukan perspektif interprektif . yaitu hermeneutika, fenemologi, dan interpretif. Tiga pandangan ini mendasari metodeilmu social yang khas.
Pemikiran fenomenologi bukan merupakan sebuah gerakan pemikiran yang koheren.
Hermeuneutika
Hemeneutika mengajukan metode pemahaman terhadap dunia kehidupan. Hemeneutika mengegaskan bahwa fenomena khas manusia adalah bahasa.
Interaksionisme Simbolik
Teori interaksionisme simbolik berorientasi pada prinsip bahwa orang-orang merespons makna yang mereka bangun sejauh mereka berinteraksisatu sama lain.
Teori interpratif dalam komunikasi
Prinsip-prinsipn mereka menjadi inti dari sudut pandang teori interpretif. Prinsip-prinsip itu adalah pentingya (1) pengalaman subjektif, (2) kreasi intersubjektif dalam makna, (3) pemahaman sebagai tujuan akhir dalam riset social, dan (4) ketidakpisahan antara yang tahu dan tidak diketahui.
Struktur dan fungsi teori interpretif
General interpretive theories mencoba untuk menciptakan pemahaman mengenai proses dimana komunikasi berfungsi dalam interaksi intersubjektif.
Pentingnya pengalaman dalam proses pengetahuan ini membuat proses konstruksi membutuhkan beberapa kemampuan sebagai berikut: - kemamuan mengigat dan mengungkapkan kembali pengalaman. – kemampuan membandingkan, mengambil keputusan, mengenai persamaan dan perbedaan. – kemampuan untuk lebih menyukai pengalaman yang satu dengan lainnya.
Teori konstruksivis atau konstrukvisme adalah pendekatan secara teoritis. Teori konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut kategori dari pikiran.
Ilmu komunikasi dalam perspektif konstruktivisme hanya mulai mempertimbangkan konstruksi namun juga menyediakan cara penelitian yang lebih khas.
Prespektif teori kritis
Krtik saya di ajukan pada dogmatism saja, yaitu pengandaian bhwa kemungkinan membuat suatu kemajuan dengan pengetahuan filofis yang terdiri atas konsep-konsep yang diaarahkan oleh prinsip-prinsip.
Pendekatan teori kritis pada kominikasi
Perspektif teori kritis melihat masayarat sebagai satu system kelas. Masyarakat dipandang sebagai suatu system nominasi, dan media adalah salah satu bagian dari system nominasi tersebut.
Media bagi teori perspektif teori kritis terdapat ideolgi yang terembunyi, karena itu riset atas tidak bisa menyingkirkan prasangkan melainkan harus sadar kepentingan tertentu.
Perspektif teori kritis adalah upaya membongkar ideology dominan yang menindas. Ideology dalam hal ini dapat dipahami sebagai relasi kekuasaan yang ada di luar suatu kelas.
Melalui perspektif kritis ini tidak menemukan ilmu komunikasi yang lebih berwarna lagi. Tidak hanya ditentukan oleh konstruksi budaya, atau kognis seseorang, komunukasi ternyata mengandung ideologi tertentu.
BAB III
PENUTUP
Kemunculan televisi atau internet misalnya merupakan perubahan social yang berpengaruh pada perubahan studi tentang pesan dan pengaruhnya. Ada beberapa perubahan lain yang mendorong perkembangan studi komunikasi. Misalnya penemuan teori meme (memetika).
Semoga dengan apa yang saya tuliskan ini bermanfaat, setidaknya menambah pengetahuan mengenai jenis-jenis fotondan tehnik pemotretan meski sedikit yang kami cantumkan pada makalah kami. Semoga dapat membantu bagi yang membutuhkan. Amiin.
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto Elvinano dan Anees Q. Bambang.2007. filsafat ilmu komunikasi. Simbiosa rekatama media, bandung.
Kategori
- Masih Kosong
Arsip
Blogroll
- Masih Kosong